Anda di halaman 1dari 15

ACARA I

OSILOSKOP

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Memperoleh pengetahuan praktis tentang bagaimana menggunakan
osiloskop.
b. Mengukur tegangan DC (yang tidak berubah terhadap waktu) dan
tegangan AC (yang berubah terhadap waktu, gelombang sinus,
gergaji dan kotak).
2. Waktu Praktikum
Kamis, 11 Mei 2023
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat -alat Praktikum

a. Function Generator (1 buah)


b. Multimeter Digital (1 buah)
c. Osiloskop (1 buah)
d. Power Supply (1 buah)
2. Bahan -bahan Praktikum

a. Baterai 1 ,5 volt (2 buah)


b. BNC – Aligator (1 buah)
c. Kabel Banana-banana 30 cm (biru) (1 buah)
d. Kabel Banana-banana 30 cm (merah) (1 buah)
e. Kabel Banana-banana 30 cm (hitam) (1 buah)
f. Kabel Multimeter (2 buah)
g. Passive Probe 100 Mhz (1 buah)
C. LANDASAN TEORI
Dalam suatu system pengukuran ataupun analisis gelombang,
osiloskop merupakan salah satu instruen yag dapat membaca frekuensi dan
periode tegangan suatu sinyal yang nantinya ditampilkan dalam bentuk
gelombang. Osiloskop dapat diatur sedemikian rupa sehingga kita dapat
menentukan beda fase antara sinyal masukan dan sinyal keluar.Osiloskop
lumrah digunakan untuk menampilkan gelombang listrik, dengan rentang uji
yang terbatas menyebabkan hasil pengkorversi suatu besar listrik dengan alat
ukur listrik tertentu tetapakurat. Osiloskop dapat membuat sinyal sinusoida
yang berbentuk atau dalam bentuk pola lissajous (Agun dkk, 2022 : 28-29).
Pada osiloskop kapasitas tegangan listrik ditampilkan pada sumbu
vertikal, kapasitas arus listrik ditampilkan pada sumbu vertikal. Adapun
periode gelombang tegangan listrik, gelombang arus listrik dtempatkan pada
sumbu horizontal. Osiloskop berdasarkan layarnya dibagi menjadi tiga yaitu
osiloskop tabung vakum, osiloskop LCD, dan osiloskop LED.Secara umum
bagian-bagian osiloskop adalah catu daya, papan rangkaian utama, masukan,
keluaran dan bagian kontrol. Osiloskop terbagi menjadi duajenis jika dilihat
dari pengolahan datanya yaitu osiloskop analog dan osiloskop digital (Wayan,
2019: 155).
Layar osilpskop memetakan sinyal yang dipersentasikan oleh sumbu
Y dan sumbu X dimana sumbu X dan Y memiliki variabel tertentu.Layar
osiloskop dibagi menjadi 8 jotak skala besar dalam dalam arah vertikal dan
10 kotak dalam arah horizontal, Kotak yang dimaksud juga disebut
divisi.Tiap kotak dibuat skala yang lebih kcil dalam bentuk strim, dimana
setiap kotak terbagi dalam 5 strip, sehingga strip-strip besarnya 0,2.
Osiloskop duas trace dapat mempragakan dua buah sinyal sekaligus pada
saat yang sama. Cara ini bisa digunakanuntuk membandingkn sinyal masukan
dan keluaran dari sebuah penguat mengukur beda fase dan lain-lain
(Sumarna, 2018: 9).

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kalibrasi Penguat X dan Y Osiloskop
a. Power Cord osiloskop dihubungkan ke stop kontak jala-jala listrik
220 V .
b. Osiloskop dihidupkan dengan menekan tombol power.
c. Passive Probe dipasang pada CH1 (X ) input.
d. 2 V p− p (peak to peak) sinyal gelombang kotak (pin 1) dihubungkan
ke CH1 (X ) input menggunakan passive probe.
e. Variabel volts/¿ CAL diputar secara penuh searah jarum jam.
f. Sweep variabel diputar secara penuh searah jarum jam.
g. Variabel volts/¿ diatur ke posisi 2 V /¿. Defleksi sinar menjadi 1 cm¿
.
h. Variabel volts/¿ diatur ke posisi 1 V /¿. Defleksi sinar menjadi
2 cm ¿.
i. Berkas sinar digambarkan/foto yang anda lihat di layar.
j. Langkah (1 s.d. 6) diulangi dengan menghubungkan sinyal
gelombang kotak (pin 1) ke CH2 (Y ) input.
2. Mengukur Tegangan Arus Searah (DC)
a. Passive Probe dipasang pada CH1 (X ) input.
b. Tombol AC-GND-DC diatur ke posisi DC.
c. Tombol Volts /¿ diatur pada posisi 0 , 5 V /¿.
d. Vertikal position diatur agar berkas sinar pada layar tepat di tengah-
tengah skala horizontal.
e. Baterai yang sudah disiapkan diukur dengan menempatkan ujung
positif passive probe di kutub positif dan ground passive probe di
kutub negative baterai.
f. Nilai dicatat dan digambarkan/foto bentuk gelombang yang teramati
pada layer osiloskop.
g. Pengukuran juga dilakukan dengan multimeter.
h. Langkah e – g diulangi dengan membalik kutub-kutub baterai, yaitu
ujung positif passive probe di kutub negatif baterai dan ground di
kutub positif baterai.
i. Langkah e – h diulangi untuk hubungan seri dan paralel dari baterai.
3. Mengukur Tegangan Arus Bolak Balik (AC)
a. Power cord generator fungsi dihubungkan ke stop kontal jala-jala
listrik 220 V .
b. Generator fungsi dihidupkan dengan menekan tombol power.
c. Bentuk gelombang sinus Atur tombol AMPL dipilih pada posisi
minimum. Dan atur frekuensi sebesar 1 KHz.
d. Probe generator fungsi dipasang pada port output 50 ..
e. Passive probe dipasang pada CH1 (X ) input.
f. Tombol AC-GND-DC diatur ke posisi AC.
g. Tombol Volts /¿ diatur pada posisi 0 , 5 V /¿.
h. Tombol Time /¿ diatur pada posisi 1 ms/¿.
i. Vertikal position agar berkas sinar diatur pada layar tepat di tengah-
tengah skala horizontal.
j. Passive probe dihubungkan dengan probe generator fungsi.
k. Nilai skala vertikal dicatat dan digambarkan/foto bentuk gelombang
yang teramati pada layar osiloskop.
l. Pengukuran juga dilakukan dengan multimeter.
m. Langkah di atas diulangi untuk nilai amplitude yang berbeda.
4. Mengukur Frekuensi
a. Power cord generator fungsi dihubungkan ke stop kontal jala-jala
listrik 220 V .
b. Generator fungsi dihidupkan dengan menekan tombol power.
c. Bentuk gelombang sinus Atur tombol AMPL dipilih pada posisi
minimum. Dan Atur frekuensi sebesar 1 KHz.
d. Probe generator fungsi dipasang pada port output 50.
e. Passive probe dipasang pada CH1 (X ) input.
f. Tombol AC-GND-DC diatur ke posisi AC.
g. Tombol Volts /¿ diatur pada posisi 0 , 5 V /¿.
h. Tombol Time /¿diatur pada posisi 1 ms/¿.
i. Vertikal position agar berkas sinar diatur pada layar tepat di tengah-
tengah skala horizontal.
j. Passive probe dihubungkan dengan probe generator fungsi.
k. Nilai skala horizontal dicatat dan digambarkan/foto bentuk
gelombang yang teramati pada layar osiloskop.
l. Langkah di atas diulangi untuk nilai frekuensi yang lebih tinggi.
5. Menentukan Frekuensi Suatu Sumber dengan metode Lissajous.
a. Pembangkit sinyal dan sebuah sebuah power supply AC digunakan
sebagai input pagi kedua channel pada osiloskop
b. Sinyal diatur sehingga diperoleh sinyal sinusoidal dengan frekuensi
50 Hz dan amplitudo 1 V .
c. Knop time/¿ diatur pada posisi XY .
d. Tegangan keluaran power supplay AC diatur sebesar 1 volt .
e. Signal generator digunakan sebagai input channel 1 (fx) dan power
supply AC sebagai input channel 2(fy).
f. Atur frekuensi pada function generator sehingga diperoleh
perbandingan fx dan fy : (1 :1) , (1 :2) , (1 :3), (1 :4) .
g. Dihasilkan foto lukisan Lissajous.
h. Frekuensi sumber power supply AC ditentukan.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Kalibrasi Osiloskop

Gambar 1.4 output channel Gambar 1.5 output channel 1


2 dan 2
2. Pengaturan tegangan DC (Arus searah)
Tabel 1.1 Hasil pengamatan sumber DC (arus searah)

Sumbe V p (osiloskop) V eff


N
r skal (multimete Gambar
O v /¿
(Volt ) a r volt )
1. 1 ,5 2,8 0,5 1,4

2. 3,5 −3 , 0 0,5 −1 , 4

3. 3 3,0 1 2,4

4. −3 −3 , 0 1 −2 , 4

5. 1 ,5 1,2 1 1,4
3. Pengaturan tegangan AC (Arus bolak-balik)
Tabel 1.2 Hasil pengamatan sumber AC (arus bolak-balik)

Sumbe V p (osiloskop) V eff


NO r (multimeter Gambar
Skala v /¿
(KHz ) volt )
1. 1 3,6 2 1,4

2. 2 3,8 2 1,4

3. 3 3,8 2 1,4

4. 4 3,8 2 1,4

5. 5 3,8 2 1,4
4. Frekuensi
Tabel 1.3 Hasil pengamatan frekuensi

Sum Skala horizontal Periode Frekuensi


N
ber (T ) (f =2/T ) Gambar
O Skala time/¿
(KHz )
1 1 0,8 1,0 0 , 001 1 000

2 2 1,0 0,5 0 , 002 2000

3 3 1,6 0,2 0 , 003 3000

4. 4 1,2 0,2 0 , 004 4 000

5. 5 1,0 0,2 0,005 5000


5. Kurva lissajouse
Tabel 1.4 Hasil pengamatan kurva lissajouse

N Frekuensi function Frekuensi power


X :Y Gambar
O generator (fx)(Hz) supply (fy)(Hz)
1 1 :1 50 50

2 2 :1 100 50

3 3 :1 150 50

4. 4 :1 200 50

F. ANALISIS DATA
1. Mengukur Tegangan Arus Searah (DC)
a. Baterai 1 buah
Dik: y ¿ 2 , 8÷¿
V /¿ ¿ 0 , 5 V /¿
V pp ¿ y × volt /¿
¿ 2 , , 8÷× 0 ,5 volt /¿
¿ 1 , 4 volt .
2. Sumber Tegangan Arus searah (DC)
a. Baterai 1 Buah
Dik : y ¿−3 , 0÷¿
V /¿ ¿ 0 , 5 V /¿
V pp ¿ y × volt /¿
¿−3 , 0÷× 0 ,5 volt /¿
¿−1 ,5 volt .
b. Rangkaian seri 2 Buah Baterai
Dik : y ¿ 3 , 0÷¿
V /¿ ¿ 1 V /¿
V pp ¿ y × volt /¿
¿ 3 , 0÷× 1 volt /¿
¿ 3 , 0 volt .
c. Rangkaian Paralel 2 Buah Baterai
Dik : y ¿ 1 ,2÷¿
V /¿ ¿ 1 V /¿
V pp ¿ y × volt /¿
¿ 1 ,2÷×1 volt /¿
¿ 1 ,2 volt .
Sumber tegangan arus searah (DC) untuk perulangan 2-5 termuat pada
lampiran perhitungan.

Tabel 1.5 Perbandingan hasil pengamatan sumber tegangan arus searah


(DC) Osiloskop dengan multimeter.
N
Sumber Osiloskop Multimeter
O
1 1 Baterai 1 , 4 volt 1 , 4 volt
2 1 Baterai −1 ,5 volt −1 , 4 volt
3 Seri (+,−¿ 3 , 0 volt 2 , 4 volt
4 Seri (+,−¿ 1 , 2 volt −2 , 4 volt
5 Paralel (+,−¿ 1 , 2 volt 1 , 4 volt

3. Sumber Tegangan Arus Bolak-Balik (AC)


Dik y ¿ 3 , 6÷¿
V /¿ ¿ 2 V /¿
V pp ¿ y × volt /¿
¿ 3 , 6÷× 2 volt /¿
¿ 7 , 2 volt .

V pp
V p=
2

7 ,2 volt
¿
2

¿ 3 , 6 volt .

Vp
V eff =
√2
3 ,6 volt
¿
√2
¿ 2 ,54 volt

Sumber tegangan arus bolak-balik untuk perulangan 2-5 termuat pada


lampiran perhitungan.

Tabel 1.6 Perhitungan tegangan arus bolak-balik (AC)

NO Sumber V pp Hitung Multimeter


1 1 Hz 2 , 54 volt 1 , 4 volt
2 2 Hz 2 , 69 volt 1 , 4 volt
3 3 Hz 2 , 69 volt 1 , 4 volt
4 4 Hz 2 , 69 volt 1 , 4 volt
5 5 Hz 2 , 69 volt 1 , 4 volt

4. Frekuensi
Dik X ¿ 0 , 8÷¿
Time /¿=1 ms/¿
Dit T ¿ … .. ?

Time
Jawab: T= ×X
di
T =1 ms/¿ ×0 , 8÷¿

s
T =0,001 ×0 ,8÷¿
¿

T =0 , 00 08 s

T =0 , 00 08 s

1
f=
0 , 00 08 s

¿ 1 250 Hz

Perhitungan frekuensi untuk perulangan 2-5 termuat pada lampiran


perulangan.

Tabel 1.7 Perhitungan frekuensi.

NO Sumber Skala Horizontal Frekuensi


(KHz ) Skala Time /¿ Berdasarkan
Perhitungan (Hz)
1 1 0 , 8÷¿ 1 , 0 ms/¿ 1 25 0
2 2 1 , 0÷¿ 0 , 5 ms/¿ 2 000
3 3 1 , 6÷¿ 0 , 2 ms/¿ 3 000
4 4 1 , 2÷¿ 0 , 2 ms/¿ 4 000
5 5 1 , 0÷¿ 0 , 2 ms/¿ 5 000

5. Mengukur frekuensi suatu sumber dengan metode Lissajouse


Dik x=1÷¿
y=1÷¿
Dit fy=… .?
Jawab:
X fx
=
Y fy
f ❑x
fy= .y
x
50
fy= .1
1
fy=50 Hz
Perhitungan kurva Lissajouse untuk perulangan 2-4 termuat pada
lampiran perhitungan.
Tabel 1.8 Hasil perhitungan dengan Lissajouse.

NO X :Y Frekuensi Generator (fx)(Hz) Multimeter


(Hz)
1 1 :1 50 50
2 2 :1 100 50
3 3 :1 150 50
4 4 :1 200 50

G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengenai osiloskop yang bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan praktis tentang bagaimana menggunakan osiloskop
dan mengukur tegangan DC (yang tidak berubah terhadap waktu) dan tegangan
AC (yang berubah terhadap waktu, gelombang sinus, gergaji dan kotak). Dalam
percobaan ini digunakan sebuah osiloskop dan generator yang disambungkan
kesumber listrik. Selanjutnya, digunakan pula kabel probe yang memiliki
besaran 1× disambungkan ke osiloskop maupun generator, yang digunakan
dalam mencari kalibrasinya, nilai frekuensi, Sumber tegangan maupun bentuk
akibat pola lissajouse. Dalam rangkaian elektronika secara visual pada layar
osiloskop, sinar katoda dapat digunakan untuk mengukur berbagai macam
besaran fisika. Besaran listrik yang dapat diukur yaitu tegangan AC, DC, waktu
dan frekuensi, selain menggunakan osiloskop, juga menggunakan multimeter
yang dimana multimeter igunakan untuk mengatur dan mengetahui ukuran
bayangan listrik.
Sebelum osiloskop digunakan untuk mengukur atau
memproyeksikan sinyal listrik dilakukan pengkalibrasian osiloskop yang
memiliki tujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran. Selanjutnya
pengukuran sumber tegangan arus searah (DC) dengan sumber 1 buah baterai
dengan Y =2, 8 ¿ dan menggunakan 0,5 volt /¿menghasilkan Vpp 1,4 volt .
Pada rangkaian paralel 2 buah baterai munggunakan -3,0 volt /¿ dan untuk
perulangan 2 sampai 5 termuat pada lampiran, untuk perbandingan tegangan
arus searah (DC) osiloskop dengan multimeter dapat dilihat pada tabel 1.4,
selanjutnya pengukuran sumber tegangan arus bolak balik (AC) dengan sumber
1 volt, Y =3 ¿ dengan menggunakan 2 volt /¿ menghasilkan Vpp 7 , 5 volt .
Untuk mencari Vp dengan cara Vpp dibagi 2 mendapatkan Vp sebesar 3,6 volt ,
lalu untuk mendapatkan Veff digunakan hasil dari Vp dibagi dengan √ 2
sehingga mendapatkan Veff sebesar 2,54 volt . Untuk hasil perbandingan 2
sampai 5 dapat dilihat pada tabel 1.5.
Perhitungan periode ( T ) dengan menggunakan frekuensi ( f ) 1 KHz
menghasilkan periode 0,01 ms /¿ . Untuk perulangan 2 sampai 5 nilai periode
dan frekuensi dapat dilihat pada tabel 1.3, yang dapat disimpulkan semakin
besar frekuensi maka nilai periode akan semakin kecil. Pengukuran frekuensi
suatu sumber dengan metode lissajouse dengan menggunakan perbandingan
1:1 didapatkan fy = 50 Hz , untuk perhitungan kurva, lissajouse 2:1, 3:1, dan
4:1 didapatkan nilai fy secara beturut-turut 50 Hz , 25 Hz , dan 50 Hz .

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Sebelum menggunakan osiloskop sebaiknya dilakukan terlebih dahulu
agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan pengukuran dan
pengulangan pada osiloskop seperti time/div. Volt/div.Posisi vertikel
dan horizontal pengukuran AC dan DC.
b. Tegangan DC yang didapatkan yaitu beruupa garis lurus tidak memiliki
gelombang serta tidak berubah terhadap waktu, gelombang sinus , begitu
pula untuk metode lissajouse.Tegagangan AC, DC, tidak sesuai dengan
multimeter karena mesin terjadinya kesalahan dengan percobaan.
2. Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dengan metode yang benar agar tidak
terjadi kesalahan saat pengambilan data.

Anda mungkin juga menyukai