Anda di halaman 1dari 18

ACARA V

DIFRAKSI CAHAYA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Memahami prinsip dasar difraksi.
b. Menentukan panjang gelombang cahaya laser menggunakan difraksi cahaya pada
kisi.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 27 April 2023
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHA N PRAKTIKUM


1. Alat-alat praktikum

a. Kisi (1 buah)
b. Layar (1 buah)
c. Penggaris (1 buah)

2. Bahan-bahan praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu sumber laser.

C. LANDASAN TEORI

Difraksi merupakan suatu peristiwa pembrokan atau penyebaran arah


gelombang ketika melawati Penghalang berupa celah sempit. Ketika gelombang
melewati celah Yang ukurannya sempit, difraksi akan menyebabkan celah tersebut
seolah-olah merupakan sumber gelombang melingkar yang disebabkan oleh adanya
penghalang berupa celah (Giancoli, 2014: 319). Difraksi akan semakin tampak jelas
apabila lebar celah semakin sempit. Semakin kecil celah, maka Peyebaran gelombang
akan sematin besar. Sama halnya dengan guombang cahaya yang melewati celah
sempit juga akan mengalami difraksi (Nurdiansyah, dkk., 2020: 9). Difraksi dapat
disebabkan with scheuch crah lingkaran, Polanya dapat dijelaskan oleh prinsip
Huggene, yakni bermula gelombang datang pada sebuah celah maka titik pada muka
gelombang tersebut dapat bertindak schagai sumber gelombang baru. Karena arus
gelombng kisi tersebut meninggalkan ranah dengan fasa yang sama (koheren). Difraksi
cahaya dapat terjadi juga pada celah sempit yang berpisah sejajar satu sama lain pada
jarak yang sama (Nurdanto, dkk., 2020: 217).

Beberapa peristiwa difraksi pada gelombang cahaya adalah difraksi cahaya


pada celah tunggal dan difraksi cahaya pada kisi difraksi cahaya pada celah tunggal
dimana celah tunggal yang dimaksud adalah suatu celah yang tidak terlalu sempit
berdacarkan prinsip Huygens setiap titik pada cerah dapat dipandang Sebagai sumber
gelombang baru.Suatu celah yang tidak terlalu sempit tersebut dapat dipandang sebagai
banyak sekali sumber gelombang titik sehingga super Posisinya menghasilkan
fenomena difraksi (Abdullah 2017: 637).

Gambar 5.1 Peristiwa difraksi celah tunggal (Abdullah, 2017: 638).

Pada gambar 5.1 menunjukkan bahwa jika cahaya selain difraksi


dijatuhkan pada celah sempit itu polikromatik, maka selain difraksi juga akan terjadi
interferensi. Interferensi akan menghasilkan pola warna pelangi. Berkas cahaya yang
jatuh akan telihat pola terang dan gelap. Syarat terjadinya difraksi pada
celah tunggal yakni:
Pada difraksi minimum(pola gelap)

d . sinθ=nλ (5.1)

Pada difraksi maksimum (pola terang)

( 12 ) . λ
d . sinθ= n . (5.2)

Dengan n=1,2,3...n

Sehingga cahaya dipantulkan oleh kisi. Dengan menggunakan banyak celah


garis-garis yang terang dan gelap dihasilkan pada layar menjadi lebih tajam. Bila
hanyak garis atau celah Percalian panjang adalah N, maka jarak antar celah adalah:

1
d= (5.3)
N

Ketika cahaya jatuh pada kisi, maka satu goresan sangat sempit tersebut
dapat dipandang sebagai sumber gelombang baru.Dengan demikian terjadi
superposisi gelombang dari sumber yang jatuh sangat banyak dan dihasilkan oleh
fenomena difraksi (Abdullah, 2017: 687).

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sumber laser diletakkan pada meja, sinar diarahkan mendatar dan tegak lurus pada
layar atau tembok.
2. Kisi difraksi 300 garis/mm diletakkan (dengan jarak antara celah yang telah
diketahui) didepan lubang tempat sinar laser keluar, sehingga pada difraksi terletak
tepat horizontal padalayar.
3. Jarak antara kisi difraksi diatur dengan layar, L, sebesar 20 cm. seperti pada gambar
5.1.
4. Jarak y tiap pola difraksi diukur (maks. 3 pola) yang terjadi (terang ke m) kepola
difraksi pusat.
5. Jarak antara kisi difraksi dengan layar dengan layar I diubah sebsar 30 cm dan 40
cm dan langkah (4) diulangi.
6. Nilai sin (theta) diletakkan kemudian panjang gelombang ditentukan.
Langkah 3-5diulangi dengan kisi 100 garis/mm dan kisi 600 garis/mm.

Gambar 5.1 Iluatrasi Percobaan Difraksi Kisi


E. HASIL PENGAMATAN

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan

Konstanta
d l y1 y2 y3
No Kisi
(m) (m) (m) (m) (m)
(garis/mm)
0,2 1,6 x 10-2 3,0 x 10-2 4,2 x 10-2
1 100 1,0 x 10-5 0,3 2,1 x 10-2 4,2 x 10-2 6,4 x 10-2
0,4 2,4 x 10-2 5,6 x 10-2 8,2 x 10-2
0,2 4,0 x 10-2 8,0 x 10-2 13,0 x 10-2
2 300 3,3 x 10-6 0,3 6,0 x 10-2 1,2 x 10-2 20,0 x 10-2
0,4 8,0 x 10-2 1,7 x 10-2 28,0 x 10-2
0,2 8,0 x 10-2 21,0 x 10-2 -
3 600 1,6 x 10-6 0,3 12,0 x 10-2 29,0 x 10-2 -
0,4 16,0 x 10-2 39,0 x 10-2 -
F. ANALISIS DATA
1. Menentukan panjang gelombang cahaya laser untuk L = 20 cm dengan konstan takisi
100 garis/mm.
Diketahui :
d = 1 , 0× 10−5 m
L =0 , 2 m
y1 =1 , 6 ×10−2 m
y2 =3 , 0 ×10−2 m
y3 =4 , 2× 10−2 m
Ditanya : λ = ….. m
m .λ = d sinθ
jawab:
1.1 Orde 1 (m = 1)
d y1
λ 1= .
m L
−5 −2
1 , 0 ×10 m 1, 6 ×10 m
λ 1= .
1 0 , 2m
−7 2
1 , 6 ×10 m
λ 1=
0,2m
−7
λ 1=8 , 0 ×10 m

1.2 Orde 2 (m = 2)
d y1
λ 2= .
m L
−5 −2
1 , 0 ×10 m 3 ,0 × 10 m
λ 2= .
2 0,2m
−7 2
3 , 0 ×10 m
λ 2=
0,4m
−7
λ 2=7 , 5× 10 m

1.3 Orde 3 (m = 3)
d y1
λ 3= .
m L
−5 −2 −7 2
1 , 0 ×10 m 4 ,2 ×10 m 4 , 2 ×10 m
λ 3= . λ 3=
3 0,2m 0,6m
λ 3=7 , 0 ×10−7 m

1.4 Ralat
1
Δ L=Δ y= × NST
2
1
Δ L=Δ y= × 0 , 1cm
2
Δ L=Δ y=0 , 05 cm
−2
Δ L=Δ y=5× 10 cm
−4
Δ L=Δ y=5× 10 m
 Orde 1

√( )(
2
−d y 1
)
2
d
∆ λ1 = 2
.ΔL + Δy
mL mL


∆ λ1 = ¿ ¿ ¿
¿

√( )( )
−11 3 2 −9 2 2
−8 , 0 ×10 m 5× 10 m
∆ λ1 = 2
+
0 , 04 m 0 ,2 m


∆ λ1= (−2 , 0 ×10 m ) + ( 2 , 5× 10 m )
−9 −8 2 2

∆ λ1=√ ( 4 , 0× 10 m ) +(6 ,25 ×10


−16 −16
m)

∆ λ1=√ 6 , 29 ×10−16 m
−8
∆ λ1=2 , 51× 10 m

 Orde 2

√( )(
2
−d y 2
)
2
d
∆ λ2 = 2
.ΔL + Δy
mL mL


∆ λ2 = ¿ ¿ ¿
¿
√( )( )
−11 3 2 −9 2 2
−14 × 10 m 5 ×10 m
∆ λ2 = −2 2
+ −1
8× 10 m 4 ×10 m


∆ λ2= (−1,875 ×10 m) + ( 1 , 25 ×10 m )
−9 −8 2 2

∆ λ2=√ ( 3,51562 ×10 m ) +¿ ¿)


−16

∆ λ2=√ 1,59766 ×10−16 m


−8
∆ λ2=1 , 26 ×10 m

 Orde 3

√( )(
2
−d y 3
)
2
d
∆ λ3 = 2
.ΔL + Δy
mL mL


∆ λ3 = ¿ ¿ ¿
¿

√( )( )
−10 3 2 −9 2 2
−2 , 1× 10 m 5 ×10 m
∆ λ3 = −2 2
+ −1
1, 2 ×10 m 6 , 0× 10 m

√ 2
∆ λ3= (−1 , 75× 10 m ) + ( 8,3333 ×10 m )
−9 −9 2

∆ λ3=√ ( 3,0625 ×10 m ) +(6,944444 ×10


−18 −17
m)

∆ λ3=√ 7,25069 ×10−17 m


−9
∆ λ3=8 , 52 ×10 m

2. Menentukan panjang gelombang cahaya laser untuk L = 20 cm dengan konstanta kisi


300 garis/mm.

Diketahui :
d = 3 , 3 ×10−6 m
L =0 , 2 m
y1 =4 , 0× 10−2 m
y2 =8 , 0 ×10−2 m
y3 =13 , 0 ×10−2 m
Ditanya : λ = ….. m
m .λ = d sinθ
Jawab:
2.1 Orde 1 (m = 1)
d y1
λ 1=
m L
−6 −2
3 , 3 ×10 m 4 ,0 × 10 m
λ 1= .
1 0 ,2 m
−8 2
13 , 2 ×10 m
λ 1=
0,2m
−7
λ 1=6 , 6 ×10 m

2.2 Orde 2 (m = 2)
d y2
λ 2=
m L

−6 −2
3 , 3 ×10 m 8 , 0 ×10 m
λ 2= .
2 0,2m
−8 2
26 , 4 ×10 m
λ 2=
0,4 m
−7
λ 2=6 , 6 ×10 m

2.3 Orde 3 (m = 3)
d y3
λ 3=
m L
−6 −2
3 ,3 ×10 m 13 , 0× 10 m
λ 3= .
3 0,2m
−7 2
4 , 29 ×10 m
λ 3=
0 ,6 m
−7
λ 3=7 , 15× 10 m

2.4 Ralat
1
Δ L=Δ y= × NST
2
1
Δ L=Δ y= × 0 , 1cm
2
Δ L=Δ y=0 , 05 cm
−2
Δ L=Δ y=5× 10 cm
−4
Δ L=Δ y=5× 10 m

√( )(
2
−d y 1
)
2
d
∆ λ1 = 2
.ΔL + Δy
mL mL


∆ λ1 = ¿ ¿ ¿
¿

√( )( )
−11 3 2 −9 2 2
−6 , 6 ×10 m 1 ,65 × 10 m
∆ λ1 = −2 2
+ −1
4 ×10 m 2 ×10 m

√ 2
∆ λ1= (−1 , 65× 10 m ) + ( 8 , 25 ×10 m )
−9 −9 2

∆ λ1=√ 2,7225 ×10−18 m+6,80625 ×10−17 m

∆ λ1=√ 7,0785 ×10−17 m


−9
∆ λ1=8 , 41 ×10 m

√( )(
2
−d y 2
)
2
d
∆ λ2 = 2
.ΔL + Δy
mL mL


∆ λ2 = ¿ ¿ ¿
¿

√( )( )
−10 3 2 −9 2 2
−1 , 32× 10 m 1 , 65 ×10 m
∆ λ2 = −2 2
+ −1
8 ×10 m 4 ×10 m

√ 2
∆ λ1= (−1 , 65× 10 m ) + ( 4,125 × 10 m )
−9 −9 2

∆ λ1=√ 2,7225 ×10−18 m+1,70156 ×10−17 m

∆ λ1=√ 1,97381× 10−17 m


−9
∆ λ1=4 , 44 × 10 m

√( )(
2
−d y 3
)
2
d
∆ λ3 = 2
.ΔL + Δy
mL mL

∆ λ3 = ¿ ¿ ¿
¿

√( )( )
−10 3 2 −9 2 2
−2,145 ×10 m 1 , 65 ×10 m
∆ λ3 = −2 2
+ −1
1 , 2× 10 m 6 ×10 m

√ 2
∆ λ3= (−1,7875 ×10 m) + ( 2, 75 ×10 m)
−9 −9 2

∆ λ3=√ 3,19516 ×10−18 m+7,5625 ×10−18 m

∆ λ3=√ 1,07577 ×10−17 m


−9
∆ λ3=3 , 28 ×10 m

3. Menentukan panjang gelombang cahaya laser untuk L = 20 cm dengan konstanta kisi


600 garis/mm.

Diketahui :
d = 1 , 6 ×10−6 m
L =0,2m
y1 =7 , 3 ×10−2 m
y2 =2 , 4 × 10−1 m

Ditanya : λ = ….. m
m .λ = d sinθ
Jawab:
3.1 Orde 1 (m = 1)
d y1
λ 1=
m L
−6 −2
1 , 6 ×10 m 8 , 0 ×10 m
λ 1= .
1 0,2m
−7 2
1 , 28 ×10 m
λ 1=
0,2m
−7
λ 1=6 , 4 × 10 m

3.2 Orde 2 (m = 2)
d y2
λ 2=
m L
−6 −1
1 , 6 ×10 m 2 ,1 ×10 m
λ 2= .
2 0 , 2m
−7 2
3 , 36 ×10 m
λ 2=
0,4m
−7
λ 2=8 , 4 × 10 m

3.3 Ralat
1
Δ L=Δ y= × NST
2
1
Δ L=Δ y= × 0 , 1cm
2
Δ L=Δ y=0 , 05 cm
−2
Δ L=Δ y=5× 10 cm
−4
Δ L=Δ y=5× 10 m

√( )(
2
−d y 1
)
2
d
∆ λ1 = 2
.ΔL + Δy
mL mL


∆ λ1 = ¿ ¿ ¿
¿

√( )( )
−11 3 2 −10 2 2
−6 , 4 ×10 m 8× 10 m
∆ λ1 = −2 2
+ −1
4 ×10 m 2×10 m


∆ λ1= (−1 , 6 ×10 m ) + ( 4 ×10 m )
−9 −9 2 2

∆ λ1=√ 2 ,56 × 10−18 m+1 , 6 ×10−17 m

∆ λ1=√ 1,856 ×10−17 m


−9
∆ λ1=4 , 31× 10 m

√( )(
2
−d y 2
)
2
d
∆ λ2 = 2
.ΔL + Δy
mL mL


∆ λ2 = ¿ ¿ ¿
¿
√( )( )
−10 3 2 −10 2 2
−1 , 68 ×10 m 8 ×10 m
∆ λ2 = −2 2
+ −1
8 × 10 m 4 ×10 m

√ 2
∆ λ2= (−2 , 1× 10 m ) + ( 2× 10 m )
−9 −9 2

∆ λ2=√ 4 , 41× 10−18 m+ 4 ×10−18 m

∆ λ2=√ 8 , 41 ×10−18 m
−9
∆ λ2=2 , 9 ×10 m

Tabel 5.2 Hasil Analisis Data dengan Panjang Gelombang

Konstanta
d L λ1 λ2 λ3
No Kisi
(m) (m) (m) (m) (m)
(garis/mm)
1 100 1,0 x 10-5 0,2 8 x 10-7 7,5 x 10-7 7,0 x 10-7
0,3 7 x 10-7 7 x 10-7 7,11 x 10-7
0,4 7,25 x 10-7 7 x 10-7 6,83 x 10-7
0,2 6,6 x 10-7 6,6 x 10-7 7,15 x 10-7
2 300 3,3 x 10-6 0,3 6,6 x 10-7 6,6 x 10-7 7,33 x 10-7
0,4 6,6 x 10-7 7,0 x 10-7 7 x 10-7
0,2 6,4 x 10-7 8,4 x 10-7 -

3 600 1,6 x 10-6 0,3 6,4 x 10-7 7,7 x 10-7 -

0,4 6,4 x 10-7 7,8 x 10-7 -

Tabel 5.3 Hasil Analisis Data dengan Ralat

No Konstanta d L λ1 λ2 λ3
Kisi (m) (m) (m) (m) (m)
(garis/mm)
1 100 1,0 x 10-5 0,2 2,5 x 10-8 1,26 x 10-8 8,52 x 10-9
0,3 1,67 x 10-8 8,41 x 10-9 5,68 x 10-9
0,4 1,25 x 10-8 6,31 x 10-9 4,25 x 10-9
2 300 3,3 x 10-6 0,2 8,41 x 10-9 4,44 x 10-9 3,28 x 10-9
0,3 5,61 x 10-9 2,96 x 10-9 2,20 x 10-9
0,4 4,20 x 10-9 2,24 x 10-9 1,68 x 10-9
3 600 1,6 x 10-6 0,2 4,31 x 10-9 2,9 x 10-9 -
0,3 2,87 x 10-9 8,85 x 10-9 -
0,4 2,54 x 10-9 2,54 x 10-9 -

G. PEMBAHASAN
Praktikum ini membahas tentang difraksi cahaya yang bertujuan untuk memahami
prinsip dasar difraksi oleh kisi dan menentukan panjang gelombang cahaya laser
menggunakan difraksi cahaya pada kisi. Pada praktikum ini digunakan tiga kisi yang
berbeda untuk menentukan panjang gelombang yaitu kisis 100 garis/mm, kisi 300
garis/mm, dan kisi 600 garis/mm.
Percobaan pertama menggunakan kisi 100 garis/mm dengan jarak kisi kelayar
0,2m didapatkan panjang gelombang cahaya pertama (λ 1) yaitu 8,0 × 10−7m. panjang
gelombang cahaya dengan jarak 0,3m yaitu 7 × 10−7m dan panjang gelombang cahaya
dengan jarak 0,4m yaitu 7,25 × 10−7m. sedangkan untuk ralat Δλ1, Δλ2, dan Δλ3 berturut-
turut diperoleh nilai sebesar 2,5× 10−8𝑚, 1,26 × 10−8𝑚, dan 8,52 × 10−9𝑚. Untuk nilai
(L = 0,3 m dan 0,4 m) menggunakan kisi 100 garis/mm untuk perolehan nilai λ dan Δλ
dapat dilihat pada tabel 5.3. Untuk percobaan kedua menggunakan kisi 300 garis/mm
dengan jarak kisi (L=0,2m) didapatkan panjang gelombang cahaya λ1, λ2, dan λ3 berturu-
turut adalah 6,6 × 10−7𝑚, 6,6 × 10−7m dan 6,6 × 10−7𝑚 sedangkan untuk ralat Δλ1, Δλ2,
dan Δλ3 berturut-turut diperoleh nilai sebesar 8,41 × 10−7𝑚, 4,44× 10−7𝑚, dan 3,28 ×
10−7𝑚. Untuk nilai jarak kisi kelayar (L = 0,3 m dan 0,4 m) dengan menggunakan kisis
300 garis/mm, untuk perolehan nilai λ dan Δλ dapat dilihat pada tabel 5.2. dan tabel 5.3
Dan pada percobaan ketiga dengan menggunakan kisi 600 garis/mm dengan jarak kisi
kelayar (L = 0,2 m) didapatkan panjang gelombang λ1 dan λ2 berturut-turut sebesar 6,4 ×
10−7𝑚 dan 8,4 × 10−7𝑚. Sedangkan untuk ralat Δλ1,dan Δλ2, diperoleh nilai sebesar 4,31
× 10−7𝑚 dan 2,9 × 10−7𝑚.
Dari perolehan nilai dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak antara ksis dengan
layar, maka semakin besar juga jarak titik terang dengan pusat. Hal ini akan berpengaruh
pada nila sin 𝜃, karena untuk mendapatkan nilai sin 𝜃 dengan membagi antara nilai Y
dengan L. Sedangkannilai untuk panjang gelombang (λ) pada kisi 100 garis/mm terlihat
bahwa semakin panjang nilai L maka panjang gelombang cahaya semakin besar. Dalam
percobaan cahaya yang tampak pada layar berupa gelombang yang terlihat sebagai garis₋
garis berwarna merah. Cahaya pada laser terbagi menjadi duaarah yang pusatnya berada
ditengah₋tengah dan memiliki sinar yang paling terangyang disebut sebagai terang pusat.
Semakin menjauh pusat, maka titik cahaya pada layar semakin redup. Hal demikian
merupakan hasil perbandingan dari kisi 100 garis/mm. Untuk kisis 300 garis/mm dan 600
garis/mm dari hasi perhitungan terlihat bahwa semakin besar nilai kisi maka semakin kecil
nilai (d), dimana bahwa panjang gelombang berbanding lururs dengan nilai d yang berarti
semakin besar nilai (d) maka semakin besar pula nilai panjang gelombang, sebaliknya
semakin kecil nilai d maka semakin kecil pula panjang gelombangnnya. Selain itu, nilai
atau besarnya panjang gelombang bergantung pada jarak kisi dengan layar. Semakin besar
jarak kisi dengan layar maka semakin kecil nilai panjang gelombangnya. Hal ini
membuktikan bahwa panjang gelombang berbanding terbalik dengan jarak kisi dengan
layar. Hasil analisis data tersebut jika dibandingan dengan panjang gelombang cahaya
tampak warna merah berkisar 630 nm sampai dengan 700 nm. Dimana nilai tersebut jika
dibandingkan dengan hasil praktikum yang telah dilakukan cukup berbeda. Perubahan
jarak kisi terhadap layar akan berpengaruh ke jarak terang pertama ke ke terang kedua,
namun panjangn gelombang yang dihasilkan berkisar panjang gelombang sinar tampak
warna merah yakni berkisar 630 nm sampai dengan 700 nm. Perbedaan ini disebabkan
beberapa faktor mulai dari alat yang digunakan sampai dengan cara pengambilan data
yang telah dilakukan maupun faktor dari lingkungan itu sendiri.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Prinsip difraksi pada kisi yakni bila difraksi terjadi pada suatu kisi, maka cahaya
yang melalui kisi akan mengalami difraksi, yaitu penyebaran atau perenggangan
cahaya. Ada cahaya yang diteruskan dan ada cahaya yang diberikan dengan sudut
tertentu yang mengakibatkan terjadinya pola interferensi.
b. Panjang gelombang cahaya laser pada orde terang (m) 1 dan nilai lebar celah kisi
(d) masing-masing kisi 1,0 x 10−5 m, 3,3 x 10−6 m dan 1,6 x 10−6 m pada masing-
masing kisi 100 garis/mm, 300 garis/mm, 600 garis/mm panjang gelombang
cahaya laser secara berurutan adalah 2,5 x10−8 m, 8,41x 10−9m, dan 4,31 x 10−9
m. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semakin besar nilai orde maka
panjang gelombang yang terbentuk akan semakin pendek, seharusnya panjangan
gelombang yang dihasilkan memiliki panjang gelombang sama atau sesuai dengan
panjang gelombang sinar tampak warna merah.
2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan lebih memperhatikakn lagi ukuran
kisi yang digunakan. Serta data-data pengukuran panjang gelombang dicatat dengan
rapi agar tidak kebingungan saat melakukan analisis data.

Anda mungkin juga menyukai