Anda di halaman 1dari 14

ACARA II

RANGKAIAN LISTRIK SEARAH (DC)

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada acara ini yaitu:
a. Memahami penggunaan voltmeter dan amperemeter.
b. Mengukur tegangan dan arus pada rangkaian resistor seri.
c. Mengukur tegangan dan arus pada rangkaian resistor paralel.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 31 Maret 2022
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

4. Alat-Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
a. Amperemeter (1 buah)
b. Power supply (1 buah)
c. voltmeter (1 buah)
5. Bahan-Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
a. Jumper set (1 set )
b. Kabel banana-banana 50 cm (hitam) (3 buah)
c. Kabel banana-banana 50 cm (merah) (3 buah)
d. Papan rangkaian (1 buah)
e. Resistor 100Ω, 470Ω, 1kΩ (1 buah)
C. LANDASAN TEORI
Muatan listrik dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain
karena adanya beda potensial. Tempat yang memiliki potensial tinggi
melepaskan muatan ke tempat yang memiliki potensial rendah. Besarnya
arus yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial, V, antara dua
tempat. Kesebandingan diatas selanjutnya dapat ditulis dengan R
didefinisikan sebagai hambatan listrik antara dua titik. Satuan hambatan
listrik adalah ohm (Abdullah, 2017:209).
1
I= V (2.1)
R
Terdapat lebih dari satu resistor dalam rangkaian listrik. Resistor dapat
tersusun secara seri, paralel, atau gabungan. Rangkaian seri adalah resistor
yang disusun secara berurutan, yang satu di belakang yang lain

Gambar 2.1 resistor tersusun seri (Siswanto, dkk. 2018:15).


Pada gambar 2.1 R1,R2,R3 tersusun secara seri. Didapat pengganti ketiga
hambatan tersebut menjadi sebuah hambatan saja, misalnya disebut saja
Rs, dengan demikian
𝑅 𝑆 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 (2.2)
Resistor tersusun paralel adalah resistor-resistor yang disusun secara
berdampingan atau sejajar

Gambar 2.2 Resistor tersusun paralel (Siswanto, dkk. 2018:16)


Ketiga hambatan tersebut dapat diganti menjadi satu resistor saja sehingga

1 1 1 1
= + +
RP R 1 R 2 R 3
(2.3)
Rp adalah resistor pengganti dari resistor-resistor yang tersusun secara paralel
(Siswanto, dkk. 2018: 15-16).
Direct Current atau yang biasa disingkat DC merupakan tipe arus
listrik searah. Alternating Current atau yang biasa disingkat AC
merupakan tipe arus listrik bolak-balik. Penelitian dilakukan dengan tiga
metode yang berbeda untuk memperlihatkan karakteristik arus listrik DC
maupun AC. Metode pertama yaitu membuat sebuah rangkaian listrik
dimana pada rangkaian listrik tersebut sama-sama menggunakan
kapasitor, bola lampu dan beberapa buah kabel. Metode kedua yaitu
membuat sebuah rangkaian listrik dimana pada rangkaian listrik tersebut
sama-sama menggunakan sel elektrolis dan beberapa buah kabel. Metode
ketiga yaitu dengan menggunakan osiloskop untuk melihat bentuk
gelombang arus DC maupun AC (Gideon, 2019).
Suatu arus dan tegangan memiliki karakteristik, sehingga pada
suatu rangkaian memiliki ciri dan sifat yang khas tergantung pada jenis
rangkaiannya. Pada rangkaian seri terjadi pembagian tegangan, sedangkan
pada rangkaian paralel sebaliknya terjadi pembagian arus. Resistor
dengan berbagai nilai input akan menampakkan karakteristik pengukuran
arus seri dan paralel (Rosman, dkk. 2019).

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Rangkaian seri resistor


a. Menyususn rangkaian seperti berikut.

Gambar 2.3 Rangkaian resistor seri.


b. Nilai resistor R1, R2, dan R3 dicatat.
c. Tegangan sumber diatur menjadi 6 volt.
d. Arus yang terbaca pada amperemeter dicatat.
e. Tegangan pada ujung-ujung resistor diukur.
f. Arus pada setiap resistor diukur.
g. Langkah (c-e) diulang untuk tegangan 9 volt dan 12 volt.
2. Rangkaian paralel resistor
a. Menyusun rangkaian paralel seperti berikut.

Gambar 2.4 rangkaian resistor paralel.


b. Nilai resistor R1, R2, dan R3 dicatat.
c. Tegangan sumber diatur menjadi 6 volt.
d. Arus yang terbaca pada amperemeter dicatat.
e. Tegangan pada ujung-ujung resistor diukur.
f. Arus pada setiap resistor diukur.
g. Langkah (c-e) diulang untuk tegangan 9 volt dan 12 volt.
3. Rangkaian resistor seri dan paralel.
a. Menyusun rangkaian seperti berikut.

Gambar 2.5 rangkaian resistor seri dan paralel.


b. Nilai resistor R1, R2, dan R3 dicatat.
c. Tegangan sumber diatur menjadi 6 volt.
d. Arus yang terbaca pada amperemeter dicatat.
e. Tegangan dititik (ab), (bc), dan (ac) diukur.
f. Arus pada setiap resistor diukur.
g. Langkah (c-e) diulang untuk tegangan 9 volt dan 12 volt.

E. HASIL PENGAMATAN

1. Hasil pengamatan untuk rangkaian seri resistor


Tabel 2.1 hasil pengamatan rangkaian seri resistor ( 𝑅𝑅1 = 100 Ω, 𝑅𝑅2
= 470 Ω, dan 𝑅𝑅3 = 1000 Ω )
No. Vs I 𝐼𝑅1 𝐼𝑅2 𝐼𝑅3 𝑉𝑅1 𝑉𝑅2 𝑉𝑅3
(volt) total (mA) (mA) (mA) (volt) (volt) (volt)
(mA)
1 6 3,8 3,8 3,8 3,8 0,3 1,75 3,8

2 9 5,6 5,6 5,6 5,6 0,5 2,6 5,6


3 12 7,8 7,8 7,8 7,8 0,78 3,6 7,6

2. Hasil pengamatan untuk rangkaian paralel resistor


Tabel 2.2 hasil pengamatan rangkaian paralel resistor ( 𝑅1 = 100 Ω, 𝑅2 =
470 Ω, dan 𝑅3 = 1000 Ω )
No Vs I 𝐼𝑅1 𝐼𝑅2 𝐼𝑅3 𝑉𝑅1 𝑉𝑅2 𝑉𝑅3
. (volt tota (mA (mA (mA (volt (volt (volt
) l ) ) ) ) ) )
(mA
)
1 6 78 60 12 6 6 6 6
2 9 100 82 20 9 9 9 9
3 12 160 120 26 12 11,4 11,4 11,4
3. Hasil pengamatan untuk rangkaian seri dan paralel
Tabel 2.3 hasil pengamatan rangkaian seri dan paralel ( 𝑅1 = 470 Ω, 𝑅2 =
100 Ω, dan 𝑅3 = 1000 Ω )
No Vs I 𝐼𝑅1 𝐼𝑅2 𝐼𝑅3 𝑉 𝑉 𝑉
. (volt total (volt (volt (volt
(mA (mA (mA
) (mA ) ) ) ) ) )
)
1 6 5,6 0.8 4,6 5,6 0,46 5,6 6,1
2 9 8,4 1,4 6,8 8,4 0,65 8,4 9
3 12 10 2 0,2 10 0,9 11 12

F. ANALISIS DATA

1. Rangkaian resistor
seri
Diketahui: 𝑅1 = 100 Ω

𝑅2 = 470Ω
𝑅3 = 1000 Ω

R total = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅𝑅3
=100 Ω + 470 Ω + 1000 Ω
= 1570 Ω
a. Analisis arus dan tegangan pada Vs = 6 volt berdasarkan
teori
Diketahui: Vs = 6 volt
R total = 1570 Ω

Ditanyakan: I total, 𝑉1, 𝑉2, dan 𝑉3

Penyelesaian:
Vs
I total=
R total

6 volt
I total=
1570 Ω

I total=0,0038 A

I 1+ I 2 + I 3=I total=0,0038 a

a.1 V 1=I 1 × R1

V 1=0,0038 A × 100Ω

V 1=0 ,38 volt

a.2 𝑉2 = 𝐼2 × 𝑅2
𝑉2 = 0,0038 𝐴 × 470 Ω
𝑉𝑉2 = 1,78 𝑣olt

a.3 𝑉3 = 𝐼3 × 𝑅3
𝑉3 = 0,0038 𝐴 ×
1000 Ω
𝑉3 = 3,8 𝑣olt

a.4 𝑉total = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3
𝑉total = 0,38 𝑣olt + 1,78 𝑣olt + 3,8 𝑣olt
𝑉total = 5,96 𝑣olt
a. Analisis arus dan tegangan
pada 𝑉s = 6 𝑣olt
𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 = 𝐼 total = 0,0038 𝐴
𝑉total = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3
𝑉total = 0,38 𝑣olt + 1,78 𝑣olt + 3,8 𝑣olt
𝑉total = 5,96 𝑣olt
Tabel 2.4 hasil perhitungan pada rangkaian resistor seri (𝑅1 = 100 Ω, 𝑅2 =
470 Ω, dan 𝑅3 = 1000 Ω)
No V Hasil secara teori Hasil
sumbe praktikum
r I total V1 V2 V3 V total
(mA) (volt) (volt) (volt) (volt) V total(volt)
(volt)
1 6 3,8 0,58 1,78 3,8 5,96 5,8

2 9 5,7 0,57 2,68 5,7 8,95 8,7

3 12 7,6 0,76 3,57 7,6 11,93 11,98

2. Rangkaian resistor paralel


Diketahui: 𝑅1 = 100 Ω

𝑅2 = 470Ω

𝑅3 = 1000 Ω

1 1 1 1
= + +
Rtotal R 1 R2 R3

1 1 1 1
= + +
Rtotal R 1 R2 R3

1 1 1 1
= + +
Rtotal 100Ω 470 Ω 1000Ω

1 470+100+ 47
=
Rtotal 47000Ω

1 617
=
Rtotal 47000 Ω
Rtotal=76 , 18Ω

a. Analisis arus dan tegangan pada rangkaian paralel dengan 𝑉 = 6 𝑉


berdasarkan
teori 𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3 = 𝑉𝑆 = 6 𝑣olt
a.1
V1
I 1=
R1
6 volt
I 1=
100 Ω
I 1=0 , 06 A
a.2
V2
I 2=
R2
6 volt
I 2=
470 Ω
I 2=0,0128 A
a.3
V3
I 3=
R3
6 volt
I 3=
1000Ω
I 3=0,006 A
a.4
I total=I 1 + I 2 + I 3
I total=0 , 06 A +0,0128 A +0,0006 A
I total=0,0788 A

b. Analisis arus dan tegangan pada V s =6 v berdasarkan praktikum


V 1=V 2 =V 3=V s =6 v

I total=I 1 + I 2+ I 3
−3 −3 −3
I total=60× 10 A +12 ×10 A+6 × 10 A
−3
I total=78 × 10 A
I total=0,00788 A
Tabel 2.5 hasil perhitungan pada rangkaian resistor paralel ( 𝑅𝑅1 = 100
Ω, 𝑅𝑅2 = 470 Ω, dan 𝑅𝑅3 = 1000 Ω)
No. Vsumber Berdasarkan teori Berdasarkan
praktikum
(volt)
V I1 I2 I3 I total I total (A)
(volt) (mA) (mA) (mA) (A)
1 6 6 60 12,8 6 0,0788 0,0780

2 9 9 90 19,1 9 0,1181 0,111

3 12 12 120 25,5 12 0,1575 0,158

3. Rangkaian kombinasi resistor


Diketahui: R1=470 Ω
R1=100 Ω
R1=1000 Ω
1 1 1
= +
R P R1 R2
1 1 1
= +
R P 470 Ω 100Ω
1 10+ 47
=
R P 4700 Ω
1 57
=
R P 4700 Ω
4700 Ω
R P=
57
R P=82,456 Ω
R total=R P + R3
R total=82,456 Ω+1000 Ω
R total=1082,456 Ω
a. Analisis arus dan tegangan pada rangkaian kombinasi resistor dengan
kombinasi V s =6 V

1. Analisis arus

Diketahui: R P=82,456 Ω
R total=1082,456 Ω

V s =6 V

Ditanya: I……..?

a. Arus rangkaian (I total)


Vs
I total=
R total
6 volt
I total=
1082,456 Ω
I total=0,00554 A

2. Analisis tegangan (V)

Diketahui: R p =82,456 Ω

R total=1082,456 Ω

R1=1000 Ω

I total=0,00554 A

Ditanya: Tegangan (V)…..?

a. Tegangan pada titik ab (V ab )

V ab=I total × R p

V ab=0,00554 A ×82,456 Ω

V ab=0,457 V

b. Tegangan pada titik bc (𝑉𝑎𝑏)


V bc =I total × R3

V bc =0,00554 A × 1082,450Ω

V bc =5 , 54 V

c. Tegangan pada titik ac (𝑉𝑎𝑏)

V ab=I total × R total

V ab=0,00554 A ×1082,450 Ω

V ab=6 , 00V

Tabel 2.6 Hasil perhitungan pada rangkaian resistor seri dan paralel ( 𝑅1 = 470
Ω, 𝑅2 =100 Ω, 𝑑an 𝑅3 = 1000 Ω)

No. 𝑉𝑠 Berdasarkan teori Berdasarkan


praktikum
(volt)
𝐼 total (𝐴) 𝑉𝑎(𝑉) 𝑉𝑎𝑏(𝑉) 𝑉𝑎𝑏(𝑉) 𝐼 total (𝐴)

1 6 0,00554 0,457 5,54 6,00 0,0056

2 9 0,00831 0,685 8,310 9,00 0,0084

3 12 0,01108 0,914 11,08 12,00 0,0010

G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang rangkaian listrik (DC)
yangbertujuan untuk memahami penggunaan voltmeter dan amperemeter,
mengukur tegangan dan arus pada rangkaian seri dan mengukur tegangan dan
arus pada rangkaian paralel. Arus listrik searah (DC) adalah aliran elektron dari
suatu titik yang memiliki energi potensial tinggi ke titik yang memiliki potensial
lebih rendah. Amperemeter digunakan untuk mengukur arus listrik yang
dipasangkan secara serii terhadap resistor. Sedangkan voltmeter digunakan untuk
mengukur tegangan pada rangkaian listrik yang dipasang secara paralel.
Percobaan pertama yaitu mengukur arus dengan tegangan pada
rangkaian seri. Nilai resistor yang digunakan yaitu 𝑅1 = 100 Ω, 𝑅2 = 470 Ω, 𝑑an
R3 = 1000 Ω. Variasi
tegangan yang digunakan yakni 6 V, 9 V, dan 12 V. Hasil percobaan pertama
dapat dilihat pada tabel 2.1. Dari tabel tersebut diketahui bahwa arus (I) akan
berbanding lurus dengan tegangan (V) namun berbanding terbalik dengan
hambatan (R), hal tersebut sesuai dengan teori. Secara teori pada perhitungan 𝑉𝑠
= 6 𝑉 didapatkan nilai 𝑉 total = 5,96 𝑉 sedangkan pada praktikum didapatkan
nilai 𝑉 total = 5,8 𝑉. Jumlah tegangan total yang didapatkan secara teori dan
praktikum ternyata tidak jauh berbeda dengan selisih 0,1 V. Pada rangkaian ini,
nilai arus yang didapatkan adalah sama (𝐼 total = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 ). Hal ini tersebut
dikarenakan rangkaian seri tidak memiliki percabangan, sehingga nilai arus yang
mengalir sama. Percobaan kedua yaitu mengukur arus dan tegangan pada
rangkaian paralel. Nilai resistor atau hambatan dan tegangan pada sumber (𝑉𝑠)
memiliki variasi yang sama dengan percobaan sebelumnya. Hasil praktikum
dapat dilihat pada tabel 2.2. Berdasarkan perhitungan secara teori dengan 𝑉𝑠 =
6 𝑉 didapatkan 𝐼 total = 0,0788 𝐴, sedangkan 𝐼 total secara praktikum tidak
jauh berbeda yaitu 0,0780 𝐴. Untuk nilai tegangan pada rangkaian paralel
adalah sama. Variasi nilai pengukuran lainnya dapat dilihat pada tabel 2.5.
Percobaan ketiga yaitu mengukur arus dan tegangan pada
rangkaian seri dan paralel. Data hasil praktikum dapat dilihat pada tabel 2.3.
Resistor yang digunakan pada percobaan ini yaitu 𝑅1 = 470 Ω, 𝑅2 = 100 Ω,
𝑑an 𝑅3 = 1000 Ω. Dengan tegangan 𝑉𝑠 = 6 𝑉, hasil secara teori didapatkan arus
total 𝐼 total = 0,0054 𝐴. Nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan 𝐼 total
berdasarkan praktikum, yaitu 0,0056 𝐴. 𝐼1 dan 𝐼2 dirangkai secara paralel, dan
dengan 𝐼3 dirangkai secara seri. Untuk nilai tegangan pada masingmasing
rangkaian secara berurutan yakni 𝑉𝑎 = 0,457 𝑉, 𝑉𝑎𝑏 = 5,54 𝑉, 𝑑an 𝑉𝑎𝑏 = 6,00 𝑉.
Untuk variasi perhitungan lainnya dapat dilihat pada tabel 2.6.

H. PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa:
a. Pemasangan amperemeter pada rangkaian arus secara seri,
sedangkan voltmeter harus dipasang secara paralel. Apabila
pemasangannya tertukar maka alat akan rusak. Cara menggunakan
kedua alat tersebut adalah dengan merangkai alat, memilih skala
yang akan digunakan, kemudian membaca hasil yang ditunjuk.
b. Tegangan total yang didapatkan secara teori Vtotal = 5,96 V,
sedangkan pada praktikum nilai Vtotal yang didapatkan adalah
tidak jauh berbeda, Vtotal = 5,8V dan nilai arusnya sama pada
rangkaian seri.
c. Pada rangkaian paralel dengan Vs = 6V, nilai arus total yang
didapatkan secara teori adalah Itotal = 0,0788A, sedangkan secara
praktikum adalah Itotal = 0,0780A. untuk nilai tegangan pada
rangkaian paralel adalah sama.
2. Saran
Sebaiknya asisten praktikum menjelaskan analisis data agar praktikan
tidak kebingungan.

Anda mungkin juga menyukai