Studi Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Job Safety Analysis
Studi Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Job Safety Analysis
PROPOSAL
Oleh:
ANISA FITRIANI
J1A120122
KENDARI
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL
Diajukan Oleh:
ANISA FITRIANI
J1A1 20 122
Sitti Rabbani Karimuna, S.KM., M.P.H. Indah Ade Prianti, S.K.M., M.P.H.
NIP. 19881202 201404 2 001 NIDN. 0010049304
Mengetahui:
Yasnani, S.Si.,M.Kes
NIP. 19780207 201404 2 001
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG.............................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................7
1.7 Organisasi...........................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9
2.1 Tinjauan Umum Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................9
2.2 Tinjauan Umum Tentang Kecelakaan Kerja....................................................11
2.3 Tinjauan Umum Tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK)..................................16
2.4 Tinjauan Umum Tentang Bahaya.....................................................................18
2.5 Tinjauan Umum Tentang Risiko......................................................................23
2.6 Tinjauan Umum Tentang Manajemen Risiko..................................................25
2.7 Tinjauan Umum Tentang Alat Pelindung Diri (APD)......................................30
2.8 Tinjauan Umum Tentang Job Safety Analysis (JSA).......................................33
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................39
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................................39
3.2 Pengelolaan Peran Sebagai Peneliti.................................................................39
3.3 Lokasi Penelitian..............................................................................................40
3.4 Penentuan Informan.........................................................................................40
3.5 Sumber Data.....................................................................................................40
3.6 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................41
3.7 Teknik Analisis Data........................................................................................41
3.8 Pengecekan Validitas Temuan..........................................................................43
3.9 Tahap-Tahap Penelitian dan Jadwalnya...........................................................44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................46
LAMPIRAN..........................................................................................................49
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2. Bagan Proses manajemen risiko 29
1
v
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa tidak terduga atau tiba-tiba dan
kerja adalah kejadian yang tidak terduga atau tiba-tiba yang dapat mengganggu
sistem atau orang dan mempengaruhi pencapaian lengkap tujuan sistem (Fikriani
et al., 2022).
salah. Selain itu, kondisi berbahaya mencakup relevansi dan kebersihan wilayah
kerja, fasilitas APD yang tidak sesuai, metode peringatan yang tidak pantas dan
kecelakaan kerja dan berbagai ancaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
Indonesia masih cukup tinggi. Berbagai kecelakaan kerja masih sering terjadi
dalam proses produksi, terutama dalam sektor konstruksi, setiap hari terjadi 6000
100.000 tenaga kerja terdapat 20 korban fatal akibat kecelakaan kerja. Menurut
kalkulasi ILO, kerugian yang harus ditanggung akibat kecelakaan kerja di negara-
1
negara berkembang, Indonesia juga termasuk paling tinggi, mencapai 4% dari
Produk
2
3
Nasional Bruto (PNB). ILO mengungkapkan lebih dari 250 juta kecelakaan di
tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya yang
terjadi di tempat kerja dan 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit
di tempat kerja. Kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2018 juga menjelaskan
bahwa Indonesia menempati urutan tertinggi yaitu urutan ke- 152 dari 153 negara
kenaikan kecelakaan kerja yang sangat signifikan, naik sebesar 55.2% dari tahun
sebelumnya, yakni sebanyak 114.000 kasus di tahun 2019 menjadi 177.000 kasus
atau yang sebelumnya dikenal sebagai PT.Jamsostek mencatat, kurang lebih setiap
tujuh pekerja meninggal dunia akibat dari kecelakaan di tempat kerja dengan
sebanyak 304 kasus, jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 sebanyak 538
kasus kecelakaan kerja dan pada tahun 2021 jumlah kasus kecelakaan kerja di
Kota Kendari semakin tinggi yakni 2517 kasus. Peningkatan kasus kecelakaan
kerja di Kota Kendari membuat peran K3 sangat penting dalam mengurangi angka
merupakan perusahaan hasil integrasi dari empat (4) BUMN pelabuhan yaitu PT.
Pelindo I (Persero), PT. Pelindo II (Persero), PT. Pelindo III (Persero), dan
Berdirinya Pelindo sebagai perusahaan hasl integrasi ini adalah inisiatif strategis
pelabuhan didalam dan diluar negeri akan meningkat. PT. Pelindo Terminal
Petikemas Kendari mempunyai tingkat potensi bahaya pekerjaan yang tinggi dan
berisiko mengalami kecelakaan kerja. Pada setiap area memiliki potensi bahaya
alat berat, alat penggerak, alat angkat-angkut, alat listrik, dan lainnya. Proses-
proses yang dilakukan pada area Workshop dimulai dari kegiatan pembuatan
memiliki banyak potensi bahaya yang berisiko bagi pekerja. Bahaya dan resiko
yang dilakukan oleh Pengawas K3. Pada PT. Pelindo TPK Kendari itu sendiri
produktivitas jasa ataupun industri dalam suatu perusahaan serta berkaitan dengan
tentang kondisi dan bahaya tempat kerja, memberikan alat pelindung diri yang
harus di terapkan dalam tempat kerja, serta cara dan sikap yang aman dalam
apabila terjadinya suatu kecelakaan kerja ataupun timbulnya penyakit akibat kerja
akan memberikan dampak buruk terhadap suatu perusahaan dan juga tenaga kerja
karena akan mengakibatkan kerugian dan tidak berjalan secara maksimal terkait
kegiatan ataupun aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dan
kerugian ataupun kecelakaan kerja tersebut. Selain itu, diperhatikan juga apabila
produktivitas para tenaga kerja dan atas hal tersebut akan menurunkan motivasi
efisiensi dan juga efektivitas yang dikerahkan atas produktivitas yang dilakukan
oleh tenaga kerja dalam mencapai tujuan perusahaan yang begitu terhambat (PT.
Pelindo).
yang memasuki area kerja, dan sumber-sumber produksi dapat digunakan dengan
aman, efektif dan efisien. Ruang lingkup UU Keselamatan kerja ini meliputi
tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan air, dalam air, dan di udara dengan
terdapat unsur dilakukan usaha, tenaga kerja yang bekerja, dan sumber bahaya.
6
kerja yang bersumber dari potensi bahaya yang ada dapat dicegah. Upaya untuk
2021).
dikenaldengan istilah Job Safety Analysis (JSA) atau Analisa Keselamatan Kerja,
yang dapat memeriksa metode kerja dan menemukan bahaya dari rancangan
mesin, alat, material, lingkungan, serta proses kerja yang diperlukan bagi pekerja
paling tepat untuk dipakai sehinga para pekerja dapat terhindar dari kecelakaan
(Sampe, 2021). Job Safety Analysis juga tujuannya adalah mencegah bahaya yang
terdapat pada sistem kerja dan prosedur serta manusia sebagai pekerjaannya, serta
1. Untuk mengetahui bahaya dan risiko kerja pada pekerja Workshop di PT.
1. Bagi Peneliti
Petikemas Kendari.
Kendari.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi suatu kajian bagi peneliti
selanjutnya.
Kendari karena ingin menganalisis potensi bahaya yang ada pada pekerja
Workshop. Penelitian ini dibatasi lokasinya hanya di bagian Workshop PT. Pelindo
kualitatif dengan pedoman dari data sekunder dan wawancara langsung oleh pihak
HSSE (Health Safety Security Environment) sebagai alat pengumpul data. Dengan
materi yang dibahas mengenai potensi bahaya. Penelitian ini dilaksanakan pada
1.7 Organisasi
Safety Analysis (JSA) Pada Pekerja Workshop Di PT. Pelindo Terminal Petikemas
Kendari” ini dibimbing oleh Ibu Sitti Rabbani Karimuna, S.KM., M.P.H. selaku
pembimbing 1, dan Ibu Indah Ade Prianti, S.K.M., M.P.H. selaku pembimbing 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah dinyatakan pada Pasal 86 ayat
atau buruh mempunyi hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
suatu kejadian yang berhubungan dengan tempat kerja atau industri perusahaan,
yang mana dipengaruhi oleh faktor pekerja, metode kerja, peralatan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangatlah vital, selain sebagai salah
satu aspek perlindungan terhadap tenaga kerja baik secara fisik dan mental.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga berperan untuk melindungi aset aset yang
10
bentuknya memelihara sikap para karyawan yang salah satunya adalah kecelakaan
11
12
landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya
produksi sehingga dapat meningkatkan efiensi dan produktivitas. Hal ini tentu
turunnya capaian atau output serta demotivasi kerja (Undang-Undang RI, 1970)
2. Setiap perangkat keras dan peralatan kerja digunakan sebaik mungkin dan
senyaman mungkin.
representatif.
6. Jauhkan dengan masalah medis yang diakibatkan oleh iklim serta suasana
kerja.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan tidak
diduga sebelumnya yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda,
peralatan maupun korban jiwa yang terjadi dalam suatu proses kerja. Heinrich
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda
suatu kejadian yang tak terduga atau tiba-tiba dan dapat mengakibatkan gangguan
kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan
proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik
korban manusia maupun harta benda. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh
oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak aman (Ilmansyah et al., 2020).
14
Abdullah, 2020):
Kondisi yang tidak aman adalah kondisi mekanik atau fisik yang
mengakibatkan kecelakaan. Yang termasuk dalam kondisi ini antara lain (H &
Abdullah, 2020):
termasuk dalam kategori tindakan yang tidak aman ini antara lain (H &
Abdullah, 2020):
d. Bekerja dengan kecepatan yang tidak aman, apakah terlalu cepat atau
terlalu lambat
Kondisi yang tidak aman dan tindakan yang tidak aman tersebut akan
sebagainya.
kerja berdasarkan jenis pekerjaan, penyebab, sifat atau luka dan kelainan, serta
2. Luka berat, bila korban kecelakaan itu tidak dapat bekerja lebih dari 3 minggu
3. Luka ringan, bila korban tidak bisa bekerja kurang dari 3 minggu
16
b. Tersandung benda atau objek, terbentur kepada benda, terjepit antara dua
benda.
b. Sarana alat angkat & angkut, seperti forklift, alat angkut kereta, alat angkut
beroda selain kereta, alat angkut diperairan, alat angkut di udara, dan lain-
lain.
dan lain-lain.
a. Patah tulang.
h. Luka bakar.
i. Keracunan.
a. Kepala.
b. Leher.
c. Badan.
spesifik atau mempunyai hubungan yang kuat dengan pekerjaan. Penyakit akibat
kerja adalah penyakit yang timbul akibat pengaruh lingkungan kerja atau yang
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses kerja maupun lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja
merupakan penyakit yang artifisial atau man-made disease. Sejalan dengan hal
tersebut terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa, Penyakit Akibat Kerja
(PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan
ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan
1. Faktor Fisik
Penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh faktor fisik dari lingkungan
kerja terdiri dari kebisingan, getaran, pencahayaan, radiasi, tekanan udara dan
iklim kerja. Penyakit akibat kerja yang disebabkan faktor fisik yaitu;
2. Faktor Kimia
dipergunakan dalam industri tergantung dari sifat fisik bahan kimia yaitu gas,
uap, debu, kabut, fume, awan dan asap. Kemudian sifat kimiawi dari bahan-
derajat larut dan jenis pelarut. Jalan masuk bahan itu ke dalam tubuh manusia
untuk bahan di udara yang melekat di tenggorokan dan ditelan, kulit yang
bersumber dari bahan-bahan cair. Faktor-faktor dari tenaga kerja itu sendiri
kesehatan tubuh. Penyakit akibat kerja banyak dialami oleh pekerja yang
sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan. Gangguan kesehatan
yang paling sering terjadi ialah dermatitis kontak akibat kerja yang umumnya
disebabkan oleh iritasi dan hanya sedikit saja yang disebabkan oleh alergi.
3. Faktor Biologi
bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu, pinjal serta hewan atau tumbuhan
besar. Penyakit akibat kerja yang disebabkan faktor biologi ialah; PAK akibat
virus contohnya flu burung, flu babi, DBD, Hepatitis B dan C, dll. PAK
20
akibat bakteri contohnya antrax, TBC, dan lain-lain. PAK akibat debu
4. Faktor Ergonomi
batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat,
disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan yang kurang baik,
fisik bahkan lambat laun dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh
pekerja. Gangguan kesehatan yang dapat dirasakan ialah kelelahan fisik, nyeri
5. Faktor Psikologi
Faktor psikologi adalah faktor yang muncul dari dalam diri seorang pekerja
itu sendiri dan biasanya mengakibatkan stress, hal itu biasanya disebabkan oleh
pada gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada
property, area atau tempat kerja, produk atau lingkungan, kerugian pada proses
1990) Bahaya didefinisikan sebagai kondisi tempat kerja yang terdapat kombinasi
serius, penyakit, kejadian yang tidak diinginkan dan atau disertai oleh kerusakan
berpotensi ditempat kerja dimana dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain
Bahaya kerja sendiri dapat terjadi oleh berbagai faktor, namun umumnya
faktor-faktor terjadinya bahaya di area kerja ialah (Sumarna, Sumarni, & Rosidin,
2018):
1. Situasi Area Kerja, situasi area kerja dapat menyebabkan bahaya jika
keamanannya. Area kerja yang penuh dan sempit juga dapat menimbulkan
bahaya dikarenakan ruang gerak kerja menjadi terbatas. Limbah dan kotoran
hasil dari pekerjaan yang tidak dikelola pada tempat pembuangannya juga
2. Kontrol Udara, sirkulasi udara di area kerja yang tidak bagus seperti berdebu
dan juga suhu udara di area kerja yang tidak stabil dapat menjadi faktor
terjadi bahaya.
4. Penggunaan Alat Kerja, penggunaan alat kerja yang aus dan usang tetapi tetap
digunakan akan menyebabkan bahaya. Dan juga penggunaan alat kerja tanpa
5. Kesehatan Fisik dan Mental Pekerja, kondisi stamina pekerja yang tidak baik,
emosi pekerja yang tidak baik, dan juga perilaku pekerja yang ceroboh dapat
Bahaya dapat kita cegah jika dapat mengetahui bahaya dengan baik. Untuk
dapat mengetahui bahaya dengan baik berikut jenis-jenis bahaya yang kerap
1. Bahaya fisik
a. Radiasi
b. Kebisingan
ataupun yang merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu
c. Penerangan
akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau
pekerjanya.
d. Getaran
seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus
memberi efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculoskeletal dengan
mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang belakang (Erliana & Azis,
2020).
2. Bahaya Kimia
Untuk bahaya ini bersumber dari bahan-bahan yang bersifat kimia dari
3. Bahaya Biologi
4. Bahaya Fisiologis
tekanan darah bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan
ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi
5. Bahaya Psiko-sosial
Bahaya ini adalah bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya
kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang
tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut
akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja (Erliana & Azis, 2020).
25
dilakukan dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan
peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan. Potensi
akibat terkena debu feed additive, cutter, mesin kerusakan mata akibat
terpercik garam, lecet akibat terkena part panas, dan kerusakan paru-paru
akibat terhirup debu las, luka bakar akibat kebocoran gas, terjepit part,
semburan panas dari blow down otomatis, kebakaran, dan peledakan (Erliana
penyimpangan yang merugikan dari hasil yang diharapkan) Lebih lanjut Vaughan
dan satu. Jika tidak rugi maka kemungkinan peroleh untung, jadi harus dipilih
terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu
risiko berikut.
5. Risk is the probability of any outcome different from the one expected (risiko
kejadian tunggal, tetapi probabilitas dari beberapa outcome yang berbeda dari
kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan atau tidak
ketidakpastian.
secara komprehensif dan sistematis. Manajemen risiko mempunyai arti yang lebih
luas, yaitu semua risiko yang terjadi didalam masyarakat (kerugian harta, jiwa
untuk mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan
tujuan yang dimaksud adalah untuk melindungi perusahaan. Tujuan yang pertama
adalah untuk melindungi perusahaan dari risiko bisnis yang berbahaya. Sehingga
badan usaha tetap berdiri sekalipun diterpa berbagai macam masalah dan hal yang
sudah terdeteksi lebih dahulu. Ada beberapa yang menjadi tujuan penerapan
manajemen risiko yang mampu dalam memecahkan masalah dalam risiko dalam
dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan
5. Membantu pembuatan kerangka kerja yang konsisten atas risiko yang ada
dalam peta risiko (risk map). Hal ini juga berguna dalam pengembangan
11. Lebih memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian sasaran perusahaan
Dalam praktiknya ada dua tujuan dari manajemen risiko antara lain, sebelum
terjadinya risiko dan sesudah terjadinya risiko. Tujuan sebelum risiko adalah hal-hal yang
bersifat ekonomis, hal-hal yang bersifat non ekonomis dan kewajiban pihak ke tiga atau
pihak di luar perusahaan. Tujuan sesudah terjadinya risiko adalah menyelamatkan operasi
pendapatan perusahaan tetap mengalir, pertumbuhan usaha bagi perusahaan yang sedang
melakukan pengembangan usaha tetap berlanjut, dan tanggung jawab sosial perusahaan
Menurut AS/NZ 4360:2004 tujuan dari Manajemen Risiko adalah sebagai berikut.
besar,
yaitu:
proyek.
proses menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah
(AS/NZS).
4360, 2004).
Alat pelindung diri adalah (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh para pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya
protective equipment atau alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan
oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia,
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan dan orang lain yang berada di tempat kerja terjamin pula
pekerjaan yang dapat menyebabkan kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat
kerja. Sehingga penggunaan alat pelindung diri bermanfaat bukan untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri tetapi juga bagi orang di sekelilingnya (Sete,
2022).
Beberapa jenis APD bagi pekerja yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
Alat pelindung diri kepala adalah alat yang digunakan pada kepala
menyaring udara kotor atau cahaya. Perlindungan mata sangat cocok untuk
Adapun contoh lain alat pelindung diri mata adalah kaca biasa yang dapat
Alat pelindung diri yang digunakan oleh para pekerja untuk mengurangi
penggunaan alat pelindung diri telinga adalah sumbatan telinga yang terbuat
dari karet elastis yang dirancang khusus tipe yang dimasukkan (earplug),
Alat pelindung diri yang digunakan pada saat bekerja bertujuan untuk
yang dapat mengakibatkan cacat pada tangan para pekerja. Contoh alat
Alat pelindung diri yang digunakan pada kaki dan biasanya digunakan
oleh pekerja dengan tujuan mengurangi bakteri atau jamur yang dapat
Alat pelindung diri masker yang digunakan pada muka khususnya oleh
para pekerja dan dipakai dengan maksud untuk melindungi pekerja dari gas,
uap, debu. Alat pelindung pernapasan dapat berupa masker atau alat respirator
yang dapat digunakan sekali pakai sesuai debu yang berada di lingkungan
Job Safety Analysis adalah salah satu komponen dari sebuah komitmen
manajemen K3. Dalam metode ini, setelah diketahui adanya pekerjaan yang
berisiko tinggi, maka pekerjaan tersebut harus di analisis untuk mengetahui tahap
lebih spesifik beserta risiko dan cara pengendalian masing-masing risiko yang ada
(Izzah, 2022).
Job Safety Analysis (JSA) merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk
mengkaji ulang metode dan mengidentifikasi pekerjaan yang tidak selamat, dan
kerja. JSA atau sering disebut Analisa Keselamatan Pekerjaan merupakan salah
satu sistem penilaian risiko dan identifikasi bahaya yang dalam pelaksanaan
dalam hitungan waktu. Untuk mengatasi masalah ini, upaya harus dilakukan
Ini akan dapat menilai, mendeteksi dampak bahaya apa pun yang terjadi
Baik aturan ilmiah maupun tuntutan standar atau hukum diharapkan dapat
4. Mengendalikan bahaya
yang tidak aman, melakukan operasi pemeliharaan atau perbaikan rutin, dan
menilai rencana kerja saat ini adalah semua jawaban yang dapat diterapkan
(Putri, 2022).
pengerjaannya. Langkah-langkah ini saling berhubungan satu sama lain. Hasil dari
langkah-langkah ini nantinya akan dituangkan ke dalam tabel JSA (Silvia &
Yuamita, 2022).
1. Seleksi Pekerjaan
dan harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan
d. Pekerjaan baru JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sesegera
informasi yang dapat digunakan sebagai landasan dalam bekerja (Silvia &
Yuamita, 2022).
2. Membagi Pekerjaan
38
menjadi langkah-langkah kerja yang dilakukan atau urutan proses kerja yang
dilakukan oleh seorang operator. Hal ini bisa dituangkan dalam bentuk
AS/NZS (2004) yang dapat dilihat pada tabel berikut ini (Silvia & Yuamita,
2022):
1 Insignificant
Tidak ada cedera, kerugian materi sangat kecil
Memerlukan perawatan P2K3, penanganan
2 Minor
dilakukan tanpa bantuan pihak luar, kerugian
materi sedang
3 Moderate Memerlukan perawatan medis, penanganan
39
Consequence
1 2 3 4 5
A (Almost) H H E E E
B (Likely) M H H E E
C (Moderate) L M H E E
D (Unlikely) L L M H E
E (Rate) L L M H H
Keterangan Warna:
Kuning = High
Merah = Extremely
Keterangan:
puncak
40
puncak
manajemen
METODE PENELITIAN
Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dan pengendalian risiko untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada
proses kerja yang dilakukan pada pekerja workshop di PT. Pelindo TPK Kendari.
Fokus dalam penelitian ini adalah studi potensi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko pada pekerja workshop di PT. Pelindo TPK Kendari, dengan
yang berbentuk alat bantu dan dokumen-dokumen lainnya dapat pula digunakan,
namun fungsinya hanya sebagai instrumen pendukung. Oleh sebab itu, kehadiran
peneliti di lapangan dalam penelitian ini sebagai tolak ukur keberhasilan untuk
memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan
41
42
Workshop.
Penelitian ini adalah kegiatan yang berkaitan dengan studi potensi bahaya
potensi bahaya dan risiko kerja pada pekerja workshop di PT. Pelindo TPK
Kendari. Pihak yang menjadi informan kunci dalam penelitian yaitu pihak HSSE
(Health Safety Security Environment) serta informan biasa berasal dari pihak
lapangan/pekerja workshop, pihak medis dan pihak teknik sipil, serta dari
Data primer yang digunakan berupa data yang didapat dari hasil observasi
Workshop yang diberikan oleh pihak HSSE (Health Safety Security Environment)
tahap, yaitu: teknik pengambilan data primer dilakukan dengan cara melakukan
Analisis data adalah proses mencari dan Menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
dalam pola, memilih yang mana yang penting dan yang akan dipelajari, lalu
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai
44
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian,
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki
pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan
Penyajian data memudahkan untuk memahami data yang telah terkumpul, apa saja
yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi juga tidak, karena seperti yang telah
dijelaskan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
45
Data dan informasi yang telah diperoleh merupakan data kasar, oleh sebab
itu, data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab
mencari data dari sumber yang beragam yang memiliki keterkaitan antara
satu dengan yang lain, serta melakukan eksplorasi untuk mengecek kebenaran
dokumentasi, serta triangulasi sumber yang diperoleh dari informan utama dan
yaitu:
Tahapan kegiatan yang dilakukan pada tahap pra penelitian, antara lain:
Petikemas Kendari
Tahapan kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis data atau pasca
lain:
mempersiapkan diri
2. Melaksanakan penelitian
Arta, I. P. S., Satriawan, D. G., Bagiana, I. K., Loppies, Y., Shavab, F. A., Mala, C.
M. F., Sayuti, A. M., Safitri, D. A., Berlianty, T., Julike, W., Wicaksono, G.,
Marietza, F., Kartawinata, B. R., & Utami, F. (2021). Manajemen Risiko.
Grup CV. Widina Media Utama.
48
Helaluddin, & Wijaya, H. (2019). Analisis Data Kualitatif. Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray.
Octavia, Oni. (2023). Studi Potensi Bahaya dan Penilaian Bahaya Risiko Pada
Pekerjaan Erection Di PT. PP-KPS, KSO. Kendari: Universitas Halu Oleo.
49
PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN FAULT TREE
ANALYSIS. Jurnal Rekayasa, Teknologi Dan Sains, 6(1), 37–41.
Silvia, S., & Yuamita, F. (2022). Analisis Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja
Bagian Mekanik Pada Proyek Pltu Ampana (2x3 Mw) Menggunakan Metode
Job Safety Analysis (JSA). Jurnal Teknologi Dan Manajemen Industri
Terapan, 1(2), 61–69.
Sumarna, U., Sumarni, N., & Rosidin, U. (2018). Bahaya Kerja Serta Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhinya. Yogyakarta: CV Budi Utama.
50
51
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Kesehatan Kerja (K3), Universitas Halu Oleo, Angkatan 2020. Saya bermaksud
untuk melakukan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar
Strata 1 (SK.M). Penelitian yang saya lakukan yaitu Studi Potensi Bahaya Dengan
Menggunakan Job Safety Analysis (Jsa) Pada Pekerja Workshop Di PT. Pelindo
wawancara dapat dijawab secara jujur dan sesuai kondisi yang ada.
53
Pertanyaan yang akan diajukan untuk HSSE/Safety Officer:
1. Bahaya apa saja yang ada pada tahap-tahap pekerjaan di Workshop PT.
1. Bahaya dan risiko apa saja yang anda hadapi dalam pekerjaan ini?
4. Sosialisasi dan pelatihan apa yang telah Anda dapat mengenai risiko dan
bahaya?
5. Apakah ada SOP dalam pekerjaan anda? (Probing: Apakah Anda bekerja
sesuai SOP?)
6. APD apa yang Anda gunakan saat bekerja? (Probing: Apakah sudah sesuai
SOP?)