Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

COVID 19 DI SULTRA

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FARHAN ALRUM

S1A120137

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

2021
DAFTAR ISI

COVER

PRAKATA.................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
1.3 TUJUAN........................................................................................................2
1.4 MANFAAT....................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................3

2.1 COVID 19 MENURUT PARA AHLI..........................................................3

BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................5

3.1 PENANGGULANGAN MASYARAKAT TERHADAP COVID 19…………5

BAB IV PENUTUP...................................................................................................8

4.1 KESIMPULAN...............................................................................................8
4.2 SARAN ...........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan nikmat-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan karya tulis tentang “ Covid 19 DI SULTRA“.

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dengan tenggang waktu
yang diberikan satu minggu untuk mengumpulkan bahan, menentukan topik, dan menetapkan
judul sampai pada analisis data hingga karya tulis ini dapat di selesaikan.

Penyusunan karya tulis ini tidak mungkin diselesaikan tanpa dukungan dan partisipasi
dari semua pihak. Untuk itu perkenankan kami menyampaikan terima kasih kepada bapak La
Sudu sebagai pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbinganya. Serta kepada
teman – teman mahasiswa yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan karya tulis ini di kesempatan
yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


COVID-19 adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus
yang menular melalui droplet yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya (Kemenkes, 2020).
Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemic. Jumlah kasus
COVID-19 menurut data dari WHO per tanggal 10 Juli 2020 pada pukul 07:00 GMT+7 telah
tersebar ke 213 negara yang ada di dunia. Data dari WHO juga disebutkan bahwa kasus yang
terkonfirmasi (positif) yaitu sebanyak 12.390.737 orang, dan yang terkonfirmasi meninggal
akibat COVID-19 adalah 557.416 orang dan 7.221.101 orang per tanggal 10 Juli 2020 (WHO,
2020).
Kasus positif pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020, yang kemudian
disebut sebagai kasus 01. Kasus 01 ini terjangkit akibat kontak langsung dengan warga Negara
Jepang yang akhirnya diketahui sebagai kasus positif ke-24 di Malaysia (CNN Indonesia, 2020).
Hingga pada tanggal 10 Juli 2020 telah terdapat 72. 347 kasus positif dengan 33.529 sembuh dan
3.469 meninggal (Satgas COVID-19 RI, 2020).
Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki 17 kabupaten/kota.
Ibukota provinsi ini terletak di Kota Kendari. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 651 pulau.
Namun, pulau yang berpenghuni hanya 86 pulau dan 565 pulau lainnya tidak berpenghuni (Detik
Sultra, 2018). Dari 17 kabupaten/kota tersebut, yang telah terindikasi memiliki warga dengan
positif COVID-19 per tanggal 10 Juli 2020 adalah Kota Kendari dengan 28 kasus positif
COVID-19, Kab. Konawe dengan 3 kasus positif COVID-19, Kab. Kolaka Utara dengan 47
kasus positif COVID-19, Kab. Kolaka 15 kasus positif COVID-19, Kab. Muna Barat 1 kasus
positif COVID-19, Kab. Muna dengan 2 kasus positif COVID-19, Kab.Buton Tengah 4kasus
positif COVID-19, Kota Bau-bau 39 kasus positif COVID-19, Kab. Buton Selatan 3 kasus positif
COVID-19, Kab. Wakatobi 2 kasus positif COVID-19, Kab. Buton 38 kasus positif COVID-19,
Kab. Konawe Utara 3 kasus positif COVID-19, dan Kab. Konawe Selatan 1 kasus positif
COVID-19 (Satgas Covid Sultra, 2020).
Sejak munculnya kasus positif Covid-19 seluruh daerah mulai memberlakukan seluruh
kegiatan dilakukan dari rumah, baik itu bekerja, belajar dan ibadah. Namun per tanggal 1 Juni
2020 pemerintah mulai mencanangkan gerakan The New Normal. The New Normal adalah
perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal ditambah dengan menerapkan
protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19. Prinsip utama dari new
normal adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup (Bramasta, 2020). Aktivitas di era The
New Normal berbeda dengan aktivitas yang dapat dilakukan sebelum mewabahnya Covid-19 di
seluruh dunia. The New Normal merupakan seruan agar masyarakat dapat beraktivitas kembali
namun dengan menerapkan sejumlah protocol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Adapun aktivitas tersebut adalah menggunakan masker saat bepergian, menjaga jarak (physical
distancing), menghindari kerumunan, dan selalu mencuci tangan. Tim Gugus Tugas Covid-19
Republik Indonesia menyebutnya dengan gerakan empat sehat lima sempurna, yang terdiri atas
memakai masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan, istirahat yang cukup dan tidak panic
(Fajar, 2020)
Kasus COVID-19 Di Sulawesi Tenggara hingga hari ini mengalami peningkatan terus
menerus. Dan semakin banyak daerah yang telah di kategorikan ke dalam zona merah, sehingga
sebagai akademisi dipandang perlu untuk membantu pemerintah daerah dalam rangka mencegah
semakin bertambahnya angka kasus positif COVID-19. Semakin meningkatnya jumlah kasus
COVID-19 dapat disebabkan antara lain sebagai berikut kurangnya pengetahuan masyarakat
terkait COVID-19, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya berbagai upaya
pencegahan COVID-19 seperti physical distancing, cuci tangan pakai sabun, penggunaan
masker, dan pentingnya “di rumah aja” pada masa pandemic COVID-19, mulai diberlakukannya
The New Normal sehingga masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang The New Normal ,
dan untuk membantu masyarakat menilai dirinya sendiri melalui pengisian tracking Covid-19
pada masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara.

1.2 RUMUSAN MASLAH


Bagaimana peranan masyarakat Sulawesi tenggara untuk mencegah penularan COVID-19 ?
1.3 TUJUAN
Mencegah penularan COVID-19
1.4 MANFAAT
Untuk membantu masyarakat agar terhindar dari COVID-19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Virus Corona Menurut Para Ahli

1. Menurut ahli virus atau virologis Richard Sutejo, virus corona penyebab sakit
Covid-19 merupakan tipe virus yang umum menyerang saluran pernafasan. Tetapi
strain covid-19 memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi akibat adanya
mutasi genetik dan kemungkinan transmisi inter-spesies.
2. seorang ahli virologi senior Rusia menyatakan, dugaan Virus Corona COVID-19
diciptakan manusia dari laboratoriun adalah tidak benar.
3. Sejumlah pakar Barat yang mengklaim bahwa Virus Corona mungkin akibat kecelakaan
laboratorium tidak dapat memberikan bukti terpercaya," kata Alexander Semyonov,
Wakil Direktur Pasteur St. Petersburg Scientific Research Institute of Epidemiology and
Microbiology, kepada surat kabar Rusia, Izvestia.
4. Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi
pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS).
5. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan,
mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa
muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
6. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan
sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru,
seperti pneumonia.
7. Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang
terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PENANGGULANGAN MASYARAKAT TERHADAP COVID 19

Dunia sedang menghadapi bencana yang disebabkan pandemi coronavirus disease 2019
(COVID-19) dimana penyakit ini, sampai dengan 31 Mei 2020, sudah menjangkiti lebih dari
enam juta kasus dan merenggut lebih dari 370 ribu nyawa di seluruh dunia (Worldometer, 2020).
Pandemi yang mulai masuk ke Indonesia sejak awal Maret 2020 ini telah melahirkan berbagai
upaya pencegahan maupun penanggulangan, mulai dari level pemerintah pusat hingga level
masyarakat . Meskipun di level pemerintahan terjadi beberapa perubahan kebijakan dalam
penanggulangan COVID-19, di tingkat masyarakat muncul beberapa inisiatif untuk turut
berpartisipasi dalam penanggulangan pandemi.

Partisipasi masyarakat berperan penting dalam berbagai program kesehatan termasuk saat ini
dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19 (Wu dkk., 2020). Terdapat bukti-bukti
adanya partisipasi masyarakat dalam penanggulangan COVID-19 di belahan dunia lainnya dalam
rangka menopang beban berat pelayanan kesehatan (Ebrahim dkk., 2020; Gharibah & Mehchy,
2020; Joffé, 2020). Sistem kesehatan yang disusun Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri
menyebutkan bahwa masyarakat yang berdaya memegang peranan penting dalam upaya
pembangunan kesehatan (Marston dkk., 2016). Upaya di tingkat masyarakat dalam konteks
pandemi

Untuk itu, kami menganalisis kumpulan berita di situs berita daring (online) yang berkaitan
dengan COVID- 19 di Indonesia. Berita yang dikumpulkan merupakan terbitan dalam kurun
waktu 1 Maret sampai dengan 30 April 2020 (Tabel 1). Pencarian berita dibatasi dengan
menggunakan kata kunci inisiatif masyarakat dan COVID-19. Pencarian tersebut menghasilkan
sebanyak 80 artikel di situs berita online yang kemudian dibaca lebih teliti isinya sehingga
menghasilkan 39 artikel untuk dianalisis lebih mendalam. Selanjutnya kami melakukan analisis
konten (content analysis) terhadap artikel-artikel tersebut (Cresswell & Poth, 2018). Analisis
konten adalah salah satu metode untuk menganalisis teks atau informasi yang bersifat kualitatif
dan bertujuan untuk menemukan pola-pola yang ada sehingga dapat melakukan interpretasi atas
teks tersebut (GAO, 2013; Vaismoradi dkk., 2013).
Dari hasil identifikasi dan koding atas data yang ada, kegiatan-kegiatan yang diinisiasi
masyarakat di awal masa pandemi COVID-19 dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama,
berbagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 dan kedua adalah upaya mengurangi dampak
COVID-19. Inisiatif yang dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran COVID-19 antara
lain :

1. Melakukan karantina wilayah dengan menutup pintu portal kawasan pemukiman.


2. Penerapan protokol kesehatan yaitu penggunaan masker, mencuci tangan, jaga jarak,
desinfeksi, serta adanya surat kesehatan bagi pekerja informal yang beraktivitas.
3. Penyediaan bangunan untuk isolasi mandiri bagi pendatang berupa gedung sekolah.
4. Pembuatan dan pembagian masker, hand sanitizer, dan APD bagi tenaga kesehatan.
5. Penggalangan dana untuk APD tenaga kesehatan.
6. Edukasi door to door terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta gerakan
#dirumahaja di media sosial Selanjutnya, upaya pengurangan dampak ekonomi dari
pandemi COVID-19 dilakukan melalui penggalangan dana, pemberian bantuan sembako,
dan menyediakan makanan gratis bagi masyarakat terdampak yaitu pekerja sektor
informal dan keluarga pra sejahtera. Berdasar data yang ada, sebagian besar inisiatif yang
dilakukan masyarakat muncul secara mandiri tanpa dikoordinasikan dan dikomandoi oleh
pihak tertentu baik itu pemerintah daerah maupun otoritas kesehatan setempat misalnya
puskesmas. Selain itu, peran pemerintah belum terlihat di semua berita yang menjadi
sumber data penulis dan hanya dapat ditemukan di artikel tertentu. Peran pemerintah
yang jelas terlihat yakni untuk kasus pembuatan masker di Sumatera Utara di mana
pemerintah daerah melakukan promosi untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan
oleh masyarakat tersebut. Dengan demikian, masyarakat tersebut mendapatkan pesanan
masker dari berbagai daerah sehingga memberi efek positif terhadap masyarakat
terdampak COVID-19 secara ekonomi. Selain itu, peran pemerintah lainnya terlihat dari
tim Gugus Tugas di daerah yang mengapresiasi kegiatan masyarakat karena hal tersebut
sejalan dengan upaya yang dianjurkan pemerintah dalam menanggulangi pandemi
COVID-19. Pentingnya peran masyarakat dalam menanggulangi wabah penyakit telah
dibuktikan melalui banyak studi (Alonge dkk., 2019; Kickbusch & Reddy, 2016;
Schwartz & Yen, 2017). Wabah menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat
(Kickbusch & Reddy, 2016) sehingga secara psikologi, inisiatif yang muncul di kalangan
masyarakat merupakan bagian dari reaksi untuk bertahan hidup dari sesuatu yang dapat
mengancam hidup mereka (Norberg & Rucker, 2020). Budaya gotong royong yang
dimiliki masyarakat Indonesia serta pengalaman masa lalu dalam menghadapi bencana
menjadi modal sosial bagi masyarakat untuk saling menolong melalui inisiatif yang
dimunculkan masyarakat (Krismantari & Tamara, 2020).
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Inisiatif yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam


penanggulangan pandemi COVID-19 di masa awal pandemi bertujuan untuk mencegah
penyebaran COVID-19 dan mengurangi dampak COVID-19 khususnya secara ekonomi.
Respons ini timbul dari reaksi untuk bertahan hidup dalam kondisi tidak menyenangkan dan juga
pemahaman bahwa pandemi COVID-19 merupakan masalah bersama, bukan hanya individu.
Selain itu, masyarakat Indonesia juga telah dilengkapi oleh modal sosial berupa budaya gotong
royong serta pengalaman menghadapi bencana di masa lalu. Penyediaan informasi terpercaya
terkait COVID-19 perlu ditingkatkan agar masyarakat memiliki pemahaman menyeluruh dan
terhindar dari ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan. Selanjutnya, koordinasi dan
kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat sangat diperlukan agar
penanggulangan pandemi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

4.2 SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.liputan6.com/global/read/4234854/kata-para-ahli-soal-tudingan-corona-covid-19-
berasal-dari-laboratorium-china

Alonge, O., Sonkarlay, S., Gwaikolo, W., Fahim, C., Cooper, J. L., & Peters, D. H. (2019).
Understanding the role of community resilience in addressing the Ebola virus disease epidemic
in Liberia: a qualitative study (community resilience in Liberia). Global Health Action, 12(1).
https://doi.org/10.1080/16549716.2019.1662682

Astuti, Y., Widayatun, Hafsari, T.A. (2018). Strategi Daerah untuk Meningkatkan Perilaku
Kesehatan Ibu dan Pengasuhan Anak melalui Pendekatan Keluarga. PPK-LIPI (Laporan
Penelitian).

Cresswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative inquiry and research design: Choosing among
five approaches (4th ed.). SAGE Publications Ltd.

Ebrahim, S. H., Ahmed, Q. A., Gozzer, E., Schlagenhauf, P., & Memish, Z. A. (2020). Covid-19
and community mitigation strategies in a pandemic. BMJ, 368, m1066.
https://doi.org/10.1136/bmj.m1066

GAO. (2013). Content analysis: Principles and practices. Participant Manual. United States
Government Accountability Office.

George, A., Scott, K., Garimella, S., Mondal, S., Ved., R & Sheikh., K. (2015). Anchoring
contextual analysis in health policy and systems research: A narrative review of contextual
factors influencing health committees in low and middle income countries. Social Science and
Medicine. 133(2015): 159-167. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2015.03.049

Gharibah, M., & Mehchy, Z. (2020). COVID-19 pandemic: Syria’s response and healthcare
capacity. Conflict Research Programme Policy Memo.
http://eprints.lse.ac.uk/103841/1/CRP_covid_19_i n_Syria_policy_memo_ published.pdf

Joffé, G. (2020). COVID-19 and North Africa. The Journal of North African Studies, 25(4), 515-
522. https://doi.org/10.1080/13629387.2020.1757334 Kickbusch, I., & Reddy, K. S. (2016).
Community matters – why outbreak responses need to integrate health promotion. Global Health
Promotion, 23(1), 75–78. https://doi.org/10.1177/1757975915606833

Krismantari, I., & Tamara, N. (2020). Ahli: inisiatif masyarakat saat pandemi COVID-19 lahir
karena lambannya gerak pemerintah. The Conversation. https://theconversation.com/ahli-
inisiatif- masyarakat-saat-pandemi-covid-19-lahir-karenalambannya-gerak-pemerintah-136708

Kustiningsih, W., & Nurhadi. (2020). Penguatan Modal Sosial dalam Mitigasi COVID-19. In W.
Mas’udi & P. S. Winanti (Eds.), Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian Awal
(pp. 179–193).

Gadjah Mada University Press. Lomas, J. (1998). Social Capital and Health: Implications for
Public Health and Epidemiology. Social Science Medicine, 47(9), 1181-1188.
http://doi.org/10.1016/s0277-9536(98)00190-7

Marston, C., Hinton, R., Kean, S., Baral, S., Ahuja, A., Costello, A., & Portela, A. (2016).
Community participation for transformative action on women’s, children’s and adolescents’
health. Bulletin of the World Health Organization, 94(5), 376–382.
https://doi.org/10.2471/BLT.15.168492

Norberg, M., & Rucker, D. (2020). Ada alasan psikologis di balik “panic buying”. Ada cara
psikologis juga untuk menghindari perilaku itu. The Conversation.
https://theconversation.com/ada-alasan- psikologis-di-balik-panic-buying-ada-cara- psikologis-
juga-untuk-menghindari-perilaku-itu- 135437

Qian, X., Ren, R., Wang, Y., Guo, Y., Fang, J., Wu, Z. D., Liu, P.L., Han, T. R., & Members of
Steering Committee, Society of Global Health, Chinese Preventive Medicine Association.(2020).
Fighting against the common enemy of COVID-19: A practice of building a community with a
shared future for mankind. Infectious Diseases of Poverty, 9(1), 4–9.
https://doi.org/10.1186/s40249-020-00650-1

Schwartz, J., & Yen, M. Y. (2017). Toward a collaborative model of pandemic preparedness and
response: Taiwan’s changing approach to pandemics. Journal of Microbiology, Immunology

Anda mungkin juga menyukai