Nilai-Nilai Pancasila
Nilai-Nilai Pancasila
Kelas : VI
No Absen : 30
Dalam konteks kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila sejatinya adalah identitas
bangsa Indonesia. Kehadirannya membuat bangsa ini utuh. Oleh karena itu, tanpa dasar
negara, bangsa Indonesia tidak memiliki identitas serta arah tujuan yang sama, sehingga
ancaman perpecahan akan lebih mudah terjadi. Jadi, pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat
berupa sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat Indonesia memahami dan memiliki wawasan
mengenai pengamalan nilai-nilai Pancasila serta Kewarnegaraan Bangsa Indonesia. Buku
berjudul Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan: Merajut Kebinekaan dalam Menghadapi
Tantangan Revolusi Industri yang dibuat oleh Muhammad Ridha Iswardhana ini diharapkan
dapat memahami serta mengaplikasikan nilai Pancasila yang ada ke dalam kehidupan sehari-
hari.
Daftar Isi
Nilai ini terkandung pada sila pertama Pancasila yang berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Nilai ketuhanan pada sila pertama tersebut mengandung dua nilai turunan, yaitu nilai
kepercayaan dan nilai ketakwaan. Nilai kepercayaan diwujudkan dalam bentuk keyakinan
dan pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam konteks kenegaraan, keyakinan tersebut diwujudkan dengan adanya enam agama yang
secara resmi diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Sementara nilai ketakwaan bermakna kebebasan bagi setiap warga negara untuk
beribadah sesuai agama yang diyakininya tersebut. Hal ini sesuai amanah UUD 1945,
terutama Pasal 28E Ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara bebas memeluk agama dan
beribadah sesuai agamanya.”
Sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa juga menjadi dasar negara
serta ideologi politik religius, yang menyatakan bahwa setiap kelompok agama tidak
memiliki alasan untuk membenturkan dasar negara nasional yang ada dengan keimanan yang
diyakini. Pada buku Islam, Pancasila dan Deradikalisasi oleh Syaiful Arif dijabarkan
mengenai wacana keislaman serta kebangsaan yang ditempatkan pada konteks dreradikalisasi
agama.
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang
lain.
Dengan tuntunan butir-butir tersebut, masyarakat diharapkan makin mudah untuk melakukan
pengamalan nilai-nilai pancasila sila pertama dimanapun mereka berada. Berikut adalah
beberapa contoh praktik pengamalan nilai ketuhanan tersebut:
Nilai ini termaktub dalam sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.” Adanya nilai
tersebut mengandung makna bahwa kemanusiaan haruslah diutamakan dalam aktivitas keseharian
masyarakat Indonesia. Terlebih lagi negeri ini berdiri di atas berbagai macam perbedaan, seperti yang
tersurat dalam semboyan negara Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika”.
Nilai kemanusiaan menjamin kita untuk memperlakukan sesama manusia dengan adil tanpa
membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Selain itu, dengan nilai kemanusiaan, maka
HAM akan dijunjung tinggi. Dalam konteks negara, Indonesia juga menjamin seluruh warga
negaranya memiliki kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan ini
sebagaimana tercantum dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945.
Pasal tersebut berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”
Butir Pengamalan Sila Ke-2 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Nilai kemanusiaan juga menjamin setiap manusia memiliki persamaan derajat. Hal ini seperti
tercantum dalam makna sila kedua menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu
menghargai dan menghormati antar sesama manusia serta memiliki persamaan derajat.
Secara lebih mendetail, pengamalan nilai-nilai pancasila sila kedua dijabarkan dalam butir-
butir sesuai TAP MPR Nomor I/MPR/2003, sebagai berikut:
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit, dan sebagainya
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran serta keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Berikut ini adalah pengamalan nilai-nilai pancasila dalam sila kedua Pancasila pada
kehidupan sehari-hari:
Penerapan nilai kemanusiaan di rumah
a. Menghormati, menghargai, dan menyayangi orang tua serta saudara
b. Membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
c. Mendengarkan nasihat dan mematuhi perintah orang tua
d. Tidak semena-mena terhadap orang tua dan sesama saudara
e. Memiliki sikap tenggang rasa dan menjaga kerukunan di dalam rumah
Dalam penerapan nilai Pancasila yang ada, sangat penting untuk jika kita dapat mengaplikasikannya
ke kehidupan sehari-hari. Pada buku Komik Pancasila yang ditulis oleh ImmaLevav dan W.B.
Atmoko, penerapan nilai Pancasila yang ada akan digambarkan melalui gambar yang ada sehingga
Grameds dapat memahaminya dengan lebih mudah.
Sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”, mengandung nilai persatuan ini. Maknanya
adalah bahwa seluruh warga negara Indonesia harus bersatu tanpa memandang perbedaan
suku, bahasa, agama, dan latar belakang budaya lainnya.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, nilai persatuan salah satunya dapat
diwujudkan dengan cara memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme sendiri
berarti rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.
Langkah-langkah yang dapat diambil dalam meningkatkan jiwa nasionalisme pada bangsa
Indonesia dapat Grameds pahami pada buku berjudul Mengobarkan Kembali Api Pancasila
oleh Sayidiman Suryohadiprojo yang menyatakan dengan adanya persatuan tersebut,
Pancasila bukan hanya dijadikan sebagai slogan, semboyan, maupun wacana, tetapi menjadi
nilai yang tertanam dalam diri.
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa apabila diperlukan
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi, serta
keadilan sosial
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila juga harus diterapkan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapannya:
Namun, ditengah masyarakat saat ini sendiri, kita masih sering melihat banyaknya
ketimpangan antara status sosial yang dimiliki seseorang. Seperti contohnya ketimpangan
gender yang terjadi pada perempuan. Hal ini dibahas pada buku berjudul Melintas Perbedaan:
Suara Perempuan, Agensi, dan Politik Solidaritas yang dibuat oleh Rachmi Diyah Larasati &
Ratna Noviani. Jika Grameds tertarik, klik “beli buku” yang ada di bawah ini.
Nilai kerakyatan terkandung pada sila keempat Pancasila, “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” Nilai tersebut bermakna
kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.
Nilai kerakyatan terkait erat dengan pemerintahan di Indonesia yang menerapkan sistem
demokrasi, yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Selain nilai
tersebut, sila keempat juga bermakna pengambilan keputusan dari pendapat-pendapat yang
berbeda diutamakan melalui mekanisme musyawarah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun membedah makna sila keempat sebagai
berikut:
· Kata hikmat kebijaksanaan diartikan sebagai penggunaan akal sehat dalam melakukan
segala sesuatu
· Permusyawaratan dimaknai sebagai musyawarah untuk mengambil keputusan dan mencapai
mufakat
· Perwakilan mengacu kepada sistem yang dianut, yaitu perwakilan rakyat.
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia memiliki kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati serta menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah
6. Dengan itikad baik serta rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah
7. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan di dalam
musyawarah
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai kebenaran dan keadilan, serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bangsa
10. Memberi kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Pengamalan nilai-nilai pancasila Nilai kerakyatan ini hendaknya dapat tertanam dalam diri
setiap rakyat Indonesia, serta dapat diterapkan di mana pun. Berikut contoh penerapan nilai
kerakyatan dalam sila keempat tersebut:
Nilai keadilan tercermin dalam sila kelima Pancasila, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.” Makna nilai tersebut adalah setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan kesejahteraan.
Mewujudkan rakyat yang sejahtera tanpa kesenjangan ekonomi, sosial, budaya, juga politik,
merupakan tujuan dari bangsa Indonesia. Dengan demikian nilai keadilan dapat diwujudkan.
Nilai keadilan yang ada itu sendiri berbeda pada setiap pandangan seseorang. Dalam buku
berjudul Perihal Keadilan Pencarian Makna Fairness Imparialitas Dan Dasar Hidup Bersama
yang dibuat oleh Sunaryo ini mengajak Grameds untuk lebih memahami ide dasar dari
keadilan, seperti fairness, imparsialitas, serta politik.
Sementara itu, mewujudkan kemakmuran rakyat juga merupakan amanah dari Undang-
Undang Dasar 1945. Hal tersebut tersurat dalam Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi:
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa untuk mencapai keadilan sosial
maka seluruh masyarakat haruslah mendapatkan hak serta melaksanakan kewajibannya.
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum
9. Suka bekerja keras
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
Nilai keadilan juga seharusnya dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut adalah
beberapa contoh penerapan nilai keadilan dalam berbagai lingkungan:
Penerapan nilai keadilan di lingkungan rumah:
a. Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak sesuai peranan masing-masing anggota
keluarga
b. Saling membantu dan mendukung antar anggota keluarga
c. Menghormati hak masing-masing anggota keluarga.