Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AUDITING II

RESUME MATERI
“AUDIT SIKLUS AKUSISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI”

DOSEN PENGAMPU:
Bpk.R Wedi Rusmawan K,Dr.,S.E.,M.Si.,Ph.D.,Ak.,C.A.

DISUSUN OLEH:
DEBORA SABATHINY SIMBOLON
NPM:
0117101181
KELAS E
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2020
AUDIT SIKLUS AKUSISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI
Ada 4 karakteri stik atas siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali akan mempegaruhi
audit pada akun-akun berikut:

1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo perkiraan tetapi seringkali


setiap transaksi jumlahnya material.

2. Tidak dimasukkannya satu transaksi yang jumlahnya tersendiri mungkin material.

3. Terdapat hubungan hukum antara satuan usaha klien dan pemegang saham, obligasi
atau dokumen- dokumen kepemilikan yang serupa.

4. Terdapat hubungan langsung antara perkiraan bunga dan dividen dengan pinjaman
dan modal.

A. Akun di dalam Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali

Akun di dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali bergantung pada jenis bisnis
yang dioperasikan perusahaan dan bagaimana operasi ini didanai. Karakteristik dari siklus
akuisisi modal dan pembayaran kembali memegaruhi bagaimana auditor melakukan
verifikasi akun dalam siklus. Siklus ini sering memasukkan akun berikut:

 Utang dagang
 Utang kontrak
 Utang hipotek
 Utang Obligasi
 Beban bunga
 Anggaran saldo laba
 Kas di Bank
 Modal saham-biasa
 Persekutuan-akun modal
 Kepemilikan pribadi-akun modal
 Dividen yang diumumka
 Saham treasuri
 Utang dividen
 Saldo laba
 Utang dividen
 Utang bunga

Wesel Bayar Atau Note Payable

Wesel bayar adalah kewajiban legal kepada kreditur yang dijamin atau tidak dijamin dengan
aset dan dikenakan bunga. Wesel diterbitkan untuk banyak tujuan dan aset yang digunakan
sebagai jaminan bisa berupa macam-macam aset, seperti piutang dagang, persediaan, dan aset
tetap. Auditor biasanya memasukkan pengujian atas pokok pinjaman dan pembayaran bunga
sebagai bagian dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran karena pembayaran dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas.

Tujuan dari audit wesel bayar adalah untuk menentukan apakah:

 Pengendalian internal atas wesel bayar sudah memadai


 Transaksi pembayaran pokok dan bunga dalam wesel bayar diotorisasi dan dicatat
dengan benar
 Kewajiban atas wesel bayar dan beban bunga dan utang berjalan yang terkait
dinyatakan secara wajar

a. Pengendalian Internal
Ada 4 pengendalian yang penting untuk wesel bayar yaitu:
1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru.
2. Pengendalian yang memadai atas pembayaran kembali pokok pinjaman dan
bunganya.
3. Dokumen dan pencatatan yang memadai.
4. Verifikasi independen secara periodik.

b. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


Pengujian transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel dan pembayaran kembali
pokok pinjaman dan bunga. Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga
terkait harus menekankan pada pengujian empat pengendalian internal di atas.
Sebagai tambahan auditor harus melakukan verifikasi pencatatan yang akurat
terhadap bukti penerimaan dari pencairan wesel dan pembayaran pokok dan bunga.
c. Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan hal yang penting bagi wesel bayar karena pengujian atas
rincian saldo untuk beban bunga dan bunga akrual sering kali dapat dieliminasi
apabila hasilnya menguntungkan. Tabel berikut mengilustrasikan prosedur analitis
khusus untuk wesel bayar dan akun bunga terkait.

Prosedur Analitis Kemungkinan Salah saji

Menghitung ulang beban bunga atas Salah saji beban bunga dan bunga
dasar suku bung rata-rata dan wesel akrual atau penghapusan wesel bayar
bayar bulanan secara keseluruhan yang beredar

Membandingkan setiap wesel yang Penghapusan atau salah saji wesel


beredar dengan tahun sebelumnya bayar.

Membandingkan total saldo wesel bayar, Salah saji beban bunga dan bunga
beban bunga dan bunga akrual dengan akrual atau wesel bayar
saldo tahun sebelumnya.

d. Pengujian atas rincian Saldo

Titik awal yang biasa digunakan dalam audit wesel bayar adalah skedul wesel bayar dan
utang bunga yang diperoleh auditor dari klien.

Ada 2 (dua) tujuan penting untuk audit terkait saldo dalam wesel bayar yaitu:

 Wesel bayar yang ada sudah dimasukkan (keberadaan)


 Wesel bayar dalam daftar sudah dicatat dengan akurat (akurasi)

Tujuan ini penting karena salah saji mungkin material jika satu wesel tidak dimasukkan atau
jumlahnya salah. Jika pengendalian internal atas wesel bayar tidak memadai, maka auditor
perlu melakukan prosedur lain untuk menguji adanya wesel bayar yang tidak tercatat.
Misalnya auditor dapat mengirimkan konfirmasi kepada kreditur yang memiliki wesel atas
klien di masa lampau, tetapi tidak ada di dalam daftar wesel bayar. Auditor juga dapat
menganilisis beban bunga untuk pembayaran kepada kreditur yang tidak termasuk dalam
daftar wesel bayar untuk mendeteksi kemungkinan adanya wesel bayar yang tidak tercatat.

B. Ekuitas Pemilik

Terdapat perbedaan utama antara audit ekuitas pemilik pada perusahaan terbuka dengan
perusahaan tertutup. Pada perusahaan tertutup yang biasanya hanya terdiri atas sedikit
pemegang saham hanya terdapat sedikit transaksi selama tahun berjalan. Satu-satunya
transaksi yg termasuk dalam bagian ekuitas pemilik adalah perubahan ekuitas pemilik atas
laba tahunan atau kerugian dan jika ada pengumuman dividen. Perusahaan tertutup jarang
membayar dividen, dan auditor tidak banyak menghabiskan waktu melakukan verifikasi
ekuitas pemilik meskipun catatan perusahaan tetap harus diuji.

Untuk perusahaan terbuka verifikasi ekuitas pemilik lebih komplek karena terdapat lebih
banyak pemegang saham dan banyak perubahan pada individu pemegang saham. Pengujian
verifikasi akun ekuitas pemilik untuk perusahaan terbuka meliputi:

 Modal dan saham biasa


 Tambahan modal dari kelebihan nilai
 Saldo laba dan dividen terkait.

Akun-akun lain dalam ekuitas pemilik juga diverifikasi dengan cara sebagai berikut:

a. Pengendalian Internal
Terdapat beberapa pengendalian internal yang penting dalam aktivitas ekuitas pemilik
sbb:
1. Otorisasi Transaksi Memadai.
Jenis-jenis transaksi berikut ini biasanya memerlukan otorisasi khusus yaitu:
 Penerbitan modal saham. Otorisasi meliputi jenis ekuitas yg diterbitkan
(saham preferen atau biasa), jumlah saham yg diterbitkan, nilai par atas
saham, kondisi khusus atas saham tertentu, dan tgl penerbitan.
 Pembelian kembali modal saham. Pembelian kembali saham biasa atau
preferen, waktu pemnbelian kembali, dan jumlah pembayaran yang
harus disetujui oleh dewan direksi.
 Pengumuman dividen. Dewan direksi harus mengotorisasi bentuk
dividen yg akan dibagikan(misal kas atau saham), jumlah dividen per
lembar saham, dan tgl pencatatan dan pembayaran dividen.
2. Pencatatan dan Pemisahan Tugas yang Memadai
Saat perusahaan melakukan pencatatan transaksi saham dan saham beredar,
pengendalian internal harus memadai agar:
1) Pemilik saham sebenarnya diakui dalam catatan perusahaan
2) Dividen dalam jumlah yang benar dibayarkan kepada pemegang saham
pada tanggal pembayaran dividen.
3) Potensi adanya salah penempatan aset diminimalkan.

Penempatan personel, prosedur pencatatan yang memadai dan verifikasi


internal yang independen atas informasi pencatatan merupakan pengendalian
untuk tujuan ini. Sebagai pengendalian atas modal saham, banyak perusahaan
membuat buku sertifikat saham dan berkas utama modal saham. Catatan
sertifikat modal saham mencatat penerbitan dan pembelian kembali modal
saham sepanjang umur perusahaan. Pencatatan transaksi modal saham
meliputi nomor sertifikat, jumlah saham yang diterbitkan, saham diterbitkan
untuk siapa, dan tanggal penerbitan. Saat saham dibeli kembali, buku sertifikat
modal saham juga memasukkan sertifikat yang dibatalkan dan tanggal
pembatalannya. Berkas Utama modal saham adalah catatan saham yang
beredar setiap saat. Berkas utama berfungsi dalam pengecekan akurasi
pencatatan sertifikat modal saham dan saldo saham biasa dalam buku besar.
Berkas ini juga digunakan sebagai dasar pembayaran dividen. Pengendalian
internal yang memegaruhi pembayaran dividen meliputi:
1) Cek dividen dibuat dari pencatatan sertifikat modal saham oleh
personel yang tidak bertanggung jawab mencatat transaksi modal
saham.
2) Setelah cek dibuat, ada verifikasi independen atas nama pemegang
saham dan jumlah tercantum dalam cek dan rekonsiliasi total seluruh
cek dividen dengan total dividen yang diotorisasi dalam rapat dewan
direksi.
3) Akun dividen impres yang terpisah digunakan jika terdapat
pembayaran dalam jumlah lebih besar dibandingkan yang diotorisasi.

3. Pencatat dan Agen Transfer Saham Independen


Perusahaan yang sahamnya tercatat pada penjualan securitas perlu
menggunakan pencatat independen untuk mengendalikan aktivitas penerbitan
sertifikat saham. Pencatat independen bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa saham diterbitkan perusahaan sesuai dengan provisi modal saham
dalam anggaran dasar perusahaan dan diotorisasioleh dewan direksi. Banyak
perusahaan menggunakan jasa agen transfer saham untuk membuat pencatatan
mengenai pemegang saham, termasuk mendokumentasikan perpindahan
kepemilikan saham. Pemakaian agen transfer saham memperkuat
pengendalian atas pencatatan saham dengan menyerahkan pencatatan pada
organisasi independen dan mengurangi biaya pencatatan dengan menggunakan
tenaga ahlinya. Banyak perusahaan juga menggunakan agen transfer tersebut
untuk membayar kas kepada pemegang saham, sehingga hal ini akan
meningkatkan pengendalian internal.

b. Audit Modal Saham dan Kelebihan Modal


Auditor harus memperhatikan 4 (empat) hal dalam audit modal saham dan kelebihan
modal atas nilai par, yaitu:
1. Transaksi modal saham yang ada dan sudah dicatat (tujuan-terkait kelengkapan
transaksi)
2. Transaksi modal saham yang dicatat benar-benar terjadi dan dicatat secara akurat
(tujuan-terkait keterjadian dan akurasi transaksi)
3. Modal saham dicatat secara akurat (tujuan-terkait akurasi saldo)
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan dengan benar (keempat tujuan penyajian
dan pengungkapan).
Dua hal pertama meliputi pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi, dan dua hal berikutnya mencangkup pengujian perincian atas saldo.

 Pencatatan Modal Saham dilakukan atas Transaksi yang Benar-benar ada


Auditor dapat melakukan konfirmasi kepada pencatat dan agen transfer saham
atas transaksi modal saham yang terjadi dan akurasi transaksi yang ada, kemudian
menentukan apakah seluruh transaksi sudah dicatat. Untuk dapat mengungkap
penerbitan dan pembelian kembali modal saham auditor harus menelaah notulensi
pertemuan dewan direksi terutama mendekati tanggal neraca dan memeriksa buku
klien yang berkaitan dengan saham.

 Pencatatan Transaksi Modal Saham Benar-benar dilakukan dan dicatat secara


Akurat
Auditor dapat melakukan verifikasi akurasi pencatatan transaksi modal saham
atas kas dengan mengofirmasikan jumlahnya kepada agen transfer dan
menelusuri jumlah yang tercatat dalam modal saham sebagai pengeluaran kas.
Sebagai tambahan auditor harus melakukan verifikasi apakah jumlah yang benar
sudah dikreditkan ke dalam modal saham dan tambahan modal atas kelebihan
nilai par dengan merujuk pada anggaran dasar perusahaan untuk menentukan nilai
par atau nilai yang ditentukan atas modal saham.

 Modal Saham Dicatat Secara Akurat


Auditor melakukan verifikasi saldo akhir atas akun modal saham dengan
menentukan jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Cara termudah
adalah dengan mengofirmasikan agen transfer agar informasi ini diperoleh. Jika
tidak terdapat agen maka auditor harus memeriksa catatan saham dan akuntansi
untuk seluruh saham yang beredar dalam pencatatan serftifikat saham, memeriksa
seluruh sertifikat yang dibatalkan dan menghitung semua sertifikat kosong.
Setelah auditor mendapatkan keyakinan atas jumlah saham yang beredar benar,
nilai par yang tercatat dalam akun modal diverifikasikan dengan mengalikan
jumlah saham dengan nilai par saham. Pertimbangan utama dalam mengaudit
akurasi tujuan terkait saldo atas modal saham adalah melakukan verifikasi apakah
jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan laba per lembar saham sudah
akurat.
 Modal Saham Disajikan dan Diungkapkan dengan Benar
Sumber informasu terpenting dalam menentukan apakah keempat tujuan audit-
terkait penyajian dan pengungkapan untuk aktivitas saham sudah dipenuhi adalah
anggaran dasar perusahaan, notulensi pertemuan dewan direksi dan analisis
auditor atas transaksi modal saham. Auditor juga perlu melakukan verifikasi
penyajian dan pengungkapan yang benar atas opsi saham, waran saham, dan
sekuritas yang dipertukarkan dengan memeriksa dokumen legal atau bukti lain
mengenai perjanjian ini.

c. Audit Dividen
Keenam tujuan-terkait transaksi adalah relevan untuk dividen. Namun, khususnya
dividen diaudit atas basis 100%. Tujuan terpenting mengenai utang dividen adalah:
1. Dividen yang tercatat benar terjadi (keterjadian)
2. Dividen yang ada sudah dicatat (kelengkapan)
3. Dividen dicatat dengan akurat (akurasi)
4. Pembayaran dilakukan kepada pemegang saham yang benar-benar ada
(keterjadian)
5. Utang dividen dicatat (kelengkapan)
6. Utang dicatat dengan akurat (akurasi)

Auditor dapat melakukan verifikasi keterjadian dividen tercatat dengan memeriksa


notulensi pertemuan dewan direksi atas otorisasi jumlah dividen per lembar saham
dan tanggal dividen. Saat melakukan ini, auditor perlu berhati-hati terhadap
kemungkinan dividen yang diumumkan, tetapi tidak dicatat terutama mendekati
tanggal neraca. Prosedur audit yang perlu dilakukan juga adalah menelaah dokumen
audit permanen untuk menentukan apakah terdapat pembatasan untuk pembayaran
dividen dalam perjanjian obligasi atau saham preferen.

d. Audit Saldo Laba


Di banyak perusahaan satu-satunya transaksi yang melibatkan saldo laba adalah laba
bersih tahun berjalan dan dividen yang diumumkan. Perubahan lain dalam saldo laba
meliputi koreksi laba tahun sebelumnya, penyesuaian periode sebelumnya yang
dibebankan atau dikreditkan pada saldo laba, dan penyusunan atau pengurangan atas
apropiasi saldo laba. Untuk memulai audit atas saldo laba, auditor pertama kali perlu
menganalisis saldo laba sepanjang tahun. Skedul audit menunjukkan analisis tersebut,
yang biasanya merupakan bagian dari berkas permanen termasuk deskripsi setiap
transaksi yang memegaruhi akun.
Setelah auditor yakin bahwa pencatatan transaksi sudah diklasifikasikan dengan benar
sebagai transaksi saldo laba, langkah selanjutnya adalah memutuskan apakah
pencatatan tersebut dilakukan dengan akurat. Bukti audit yang diperlukan untuk
menentukan akurasi bergantung pada sifat transaksi.
Standar akuntansi mensyaratkan adanya penyajian dan pengungkapan informasi
sehubungan dengan saldo laba. Fokus utama auditor adalah untuk menetukan apakah
tujuan penyajian dan pengungkapan saldo laba dipenuhi khususnya yang berkaitan
dengan pengungkapan retriksi atas pembayaran dividen. Biasanya perjanjian dengan
pihak bank, pemegang saham, dan kreditur lainnya membatasi jumlah dividen yang
dapat dibayarkan klien. Retriksi ini harus diungkapkan dalam penjelasan tambahan di
laporan keuangan.

Sumber :

Buku :

Auditing & Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Edisi Kelimabelas Jilid 2 (Alvin A,
Randal J, & Mark S)

Anda mungkin juga menyukai