Anda di halaman 1dari 3

KONJUNGTIVITIS

No. Dokumen:
SOP/C/ /UKP/2018
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit:
Halaman :
UPTD
Airin Amelia, SKM
PUSKESMAS
NIP. 198211012009042008
LIRIK
1. Pengertian Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan
oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi.
Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung dengan sumber
infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan konjungtivitis dan mencegah
terjadinya komplikasi pada pasien penderita konjungtivitis yang
datang ke Unit Pelayanan Umum Puskesmas Lirik.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Penyusunan Rencana Layanan
Medis dan Rencana Layanan Terpadu
4. Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Layanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Dokter melakukan pemeriksaan awal berdasarkan gejala klinis.
2. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, dan mencatat
dalam buku status pasien.
3. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien dan keluarga
terkait keluhan yang dirasakan seperti : Mata merah, rasa
mengganjal, gatal dan berair, kadang disertai sekret. Umumnya
tanpa disertai penurunan tajam penglihatan.
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda
vital dan pemeriksaan oftalmologi :
a. Tajam penglihatan normal
b. Injeksi konjungtiva
c. Dapat disertai edema kelopak, kemosis
d. Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen atau
purulen tergantung penyebab.
e. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau
papil raksasa, flikten, membran dan pseudomembran.
5. Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan)
a. Sediaan langsung swab konjungtiva dengan perwarnaan
Gram atau Giemsa.
b. Pemeriksaan sekret dengan perwarnaan metilen blue
pada kasus konjungtivitis gonore.
6. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang.
7. Klasifikasi Konjungtivitis :
a. Konjungtivitis bakterial
Konjungtiva hiperemis, sekret purulen atau
mukopurulen dapat disertai membran atau
pseudomembran di konjungtiva tarsal.
b. Konjungtivitis viral
Konjungtiva hiperemis, secret umumnya
mukoserous, dan pembesaran kelenjar
preaurikular.
c. Konjungtivitis alergi
Konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau alergi,
dan keluhan gatal.
8. Melakukan terapi sesuai dengan acuan penatalaksanaan terapi,
seperti:
a. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat
sesudah menangani mata yang sakit.
b. Sekret mata dibersihkan.
c. Pemberian obat mata topikal
i. Pada infeksi bakteri : Kloramfenikol tetes sebanyak
1 tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali sehari
selama 3 hari.
ii. Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali
sehari selama 2 minggu.
iii. Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol
tetes mata 0,5-1% sebanyak 1 tetes tiap jam dan
suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgbb tiap
hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada
sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.
iv. Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3%
lima kali sehari selama 10 hari
9. Kriteria rujukan Pasien
a. Pada bayi dengan konjungtivitis gonore jika terjadi
komplikasi pada kornea dilakukan rujukan ke spesialis
mata.
b. Konjungtivitis alergi dan viral tidak ada perbaikan dalam 2
minggu rujuk ke spesialis mata.
c. Konjungtivitis bakteri tidak ada perbaikan dalam 1 minggu
rujuk ke spesialis mata.
6. Unit Terkait Ruang Pelayanan Umum, Ruang Anak, Farmasi, Laboratorium
7. Dokumen terkait Buku laporan kegiatan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai