Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa

Dosen Pengampu :

Ns.Oman Hendi.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Nasrul Maulana Nurul Khotim (C.0105.22.124)


2. Restiawati Gantini (C.0105.22.131)
3. Nursifa Rahmawati (C.0105.22.208)
4. Siti Imas Masitoh (C.0105.22.219)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan pendahuluan ini tepat pada waktunya. Laporan
pendahuluan ini membahas tentang penyakit Jantumg coroner.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Ns.Oman Hendi.,M.Kep selaku
dosen pengampu mata kuliah keperawatan dewasa yang telah memberikan arahan dan bimbingan. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga serta teman teman yang telah memberikan doa, motivasi,
saran dan kritik sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna,masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun penyampaian materi. Dengan menyadari hal tersebut maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan pendahuluan
selanjutnya.

Penulis juga berharap laporan pendahuluan ini dapat berguna dan bermanfaat dalam menambah
wawasan dan pengatahuan bagi berbagai pihak yang membutuhkan. Atas perhatiannya, penulis
mengucapkan terimakasih.

Cimahi, Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
LAPORAN PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. DEFINISI...........................................................................................................................................4
B. ETIOLOGI..........................................................................................................................................5
C. PATOFISIOLOGI................................................................................................................................5
D. PATHWAY ......................................................................................................................................6
E. MANIFESTASI KLINIS........................................................................................................................6
F. PENGKAJIAN....................................................................................................................................7
I. Data Diagnostik / Penunjang...........................................................................................................9
j. Penatalaksanaan..............................................................................................................................9
G. Analisa data...................................................................................................................................11
H. Diagnosa keperawatan prioritas (SDKI).........................................................................................15
I. Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI)............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

A. DEFINISI
Penyakit jantung coroner (PJK) adalah suatu kondisi dimana ketidakscimbangan antara
suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai akibat tersumbatnya pembuluh darah arteri
koronaria dengan penyebab tersering adalah aterosklerosis (Wijaya dkk, 2013) Penyakit Jantung
Koroner (PJK) merupakan gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah dari
penyempitan pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner merupakan penyalur aliran darah
(membawa 02 dan makanan yang dibutuhkan miokard agar dapat berfungsi dengan bạik), Secara
klinis,Ditandai dengan nyeri dada terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat
ketika sedang mendaki juga pada kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan
datar atau berjalan jauh (RISKESDAS,20 13).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau
penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung dan merupakan kelainan
mikroardium yang disebabkan oleh insufisiensi aliran darah koroner. Penyebab paling utama PJK
adalah dislipidemia. Dislipidemia merupakan faktor resiko yang utama penyakit jantung.
Perubahan gaya hidup masyarakat erat hubungannya dengan peningkatan kadar lipid (Irmalita,
2015).
Dapat disimpulkan, PJK merupakan suatu penyakit pada organ jantung akibat
penimbunan plak berupa lipid atau jaringan fibrosa yang menghambat suplai oksigen dan nutrisi
ke bagian otot jantung sehingga menimbulkan kelelahan otot bahkan kerusakan yang biasanya
diproyeksikan sebagai rasa tidak enak oleh klien secara subyektif seperti rasa ditekan benda berat,
ditindih, dan ditusuk.

B. ETIOLOGI
Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam
pembuluh darah jantung, hal ini dimana lama kelamaan diikuti berbagai proses seperti
penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan đarah yang semnuanya akan mempersempit
atau menyumbat pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut
mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius
dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan
serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila parah terjadi penghentian darah. Setelah itu
terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah Sehingga menghalangi aliran
darah dan terjadi atherosclerosis dan thrombosis (kharisma al' an sarwin.2016),selain faktor diatas
ada banyak faktor lain, seperti hipertensı, kadar lipid, rokok, dan kadar gula darah yang abnormal
(Naga, 2012).

C. PATOFISIOLOGI
Ateroklerosis pada arteri koroner jantung merupkan awal mula terjadinya penyakit
jantung koroner. Proses pembentukan aterosklerosis tersebut dimulai dengan terjadinya endotel
pembuluh darah yang disebabkan oleh hiprtensi,zat nikotin pada pembuluh darah dan diabetes
mellitus (LS, 2011).
Plak yang tebentuk pada arteri koroner membuat lumen pembuluh darah menyempit
sehingga asupan oksigen otot jantung untuk berkontraksi menurun dan menimbulkan rasa tidak
nyaman yang sering disebut sebagai nyeri dada dan biasanya muncul saat beraktivitas dan stress
emosional. Keadaan tersebut sering disebut juga stable angina pectoris sebagai manifestasi dari
penyakit iskemik (LS, 2011)
Plak fibrosa yang bisa terbentuk adalah plak yang stabil dan yang rentan. Plak Ghrosa
yang stabil mengandung lipid yang sedikit dan kapsul fibrosa yang tebal,
sedangkan plak yang rentan mengandung lipid yang banyak dan kapsul fibrosa yang tipis
sehingga lebih rentan pula untuk mengalami ruptur. Ruptur plak yang aterom akan mengaktifkan
agregasi platelet yang nantinya aktivasi faktor pembekuan darah dan membentuk thrimbus di
dalam lumen pembuluh darah (LS,2011).
Sumbatan thrimbus yang terdapat dalam pembuluh darah akan menyebabkan
ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhannya. Bentuk dari sindrom koroner akut
bergantung derajat obstruksi koroner. Sindrom koroner akut adalah sekumpulan gejala klinis
yang sesuai dengan iskemia miokard akut dan yang termasuk ke dalam SKA adalah unstale
angina non ST-segment elevation myocardial infarction dan ST-segment elevation myocardial
infarction. (LS, 2011)
D. PATHWAY

E. MANIFESTASI KLINIS
a. Timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris)
b. Sesak nafas (Dispnea)
c. Keanehan pada irama denyut jantung
d. Pusing
e. Rasa lelah berkepanjangan
f. Sakit perut, mual dan muntah
g. Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis yang berbeda-beda. Untuk
menentukan manifestasi klinisnya perlu melakukan pemeriksaan yang seksama. Dengan
memperhatikan klinis penderita, riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik,
elektrokardiografi saat istirahat foto dada, pemeriksaan enzim jantung dapat membedakan
subset klinis PJK. (Menurut, Hermawatirisa 2014:3)

F. PENGKAJIAN

a. Identitas

Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat,
tanggal MRS dan diagnose medis. (Wantiyah, 2010: hal 17)

b. Keluhan Utama
Pada klien dengan penyakit jantung koroner biasanya klien mengeluh nyeri khas
angina yaitu dada retrostenal kurang lebih 5-15 menit, terasa berat, tertekan seperti
cengkram dan panas. Pasien pjk biasanya merasakan nyeri dada dan dapat dilakukan
dengan skala nyeri 0-10, 0 tidak nyeri dan 10 nyeri paling tinggi Pengakajian nyeri secara
mendalam menggunakan pendekatan PQRST, meliputi prepitasi dan penyembuh, kualitas
dan kuantitas, intensitas,durasi,lokasi,radiasi/penyebaran,onset. (Wantiyah,2010:hal 18)

c. Riwayat Kesehatan Lalu


Dalam hal ini yang pertu dikaji atau di tanyakan pada klien antara lain apakah klien
pernah menderita hipertensi atau diabetes millitus, infark miokard atau penyakit jantung
koroner itu sendiri sebelumnya. Serta ditanyakan apakah pernah MRS sebelumnya.
(Wantiyah,2010: hal 17)

d. Riwayat Kesehatan Sekarang


Dalam mengkaji hal ni menggunakan analisa systom PQRST. Untuk membantu
klien dalam mengutamakan masalah keluannya secara lengkap. Pada klien PK umumnya
mengalami nyeri dada. (Wantiyah,2010: hal 18)

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Mengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit
jantung koroner. Riwayat penderita PỊK umumnya mewarisi juga faktor-faktor risiko
lainnya, seperti abnormal kadar kolestrol, dan peningkatan tekanan darah. (AFauzi Yahya
2010: hal 28)

f. Riwayat Psikososial
Pada klien PJK biasanya yang muncul pada klien dengan penyakit jantung koroner
adalah menyangkal, takut, cemas, dan marah, ketergantungan, depresi dan penerimaan
realistis. (Wantiyah,2010: hal 18)
g. Pola Aktivitas dan Latihan
Hal ini perlu dilakukan pengkajian pada pasien dengan penyakit jantung koroner
untuk menilai kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas. Pasien
penyakit jantung coroner mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.(Panthee & Kritpracha, 2011:hal 15)

h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien dilanjutkan
mengukur tanda-tand vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis,
apatis,samnolen, delirium, semi koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah
sedang, berat, ringan atau tampak tidak sakit.
2) Tanda-tanda vital
Kesadaran compos mentis, penampilan tampak obesitas,tekanan darah 180/110 mmHg
frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36,2 C. (Gordon, 2015: hal
22)
3) Pemeriksaan fisik persistem
a) Sistem persyarafan, meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh
ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon verbal maupun non verbal.
(Aziza, 2010: hal 13)
b) Sistem penglihatan, pada klien PJK mata mengalami pandangan kabur.
(Gordon, 2015: hal 22)
c) Sistem pendengaran, pada klien PỊK pada system pendengaran telinga, tidak
mengalami gangguan.(Gordon, 2015:hal 22)
d) Sistem abdomen, Pada klien dengan PJK pada Pemeriksaan abdomen dan
thoraks ditemukan nyeri pada dada. Pada abdomen ditemukan nyeri
juga,mual muntah sehingga menurunkan nafsu makan pada klien.
e) Sistem respirasi, Pada klien PJK ditemukan dispnea dengan atau tampa
aktivitas batuk produktif,Riwayat perokok dengan penyakit pernapasan
kronis. Pada pemeriksaan mungkin didapatkan peningkatan respirasi, pucat
atau sianosis,suara nafas wheezing,cracekes atau juga vesikuler . Sputum
jernih atau juga merah muda/pink tinged
f) Sistem kardiovaskuler, Mempunyai riwayat IMA,penyakit jantung koroner,
CHF,Tekanan darah tinggi dan DM.Tekanan darah mungkin normal atau
meningkat,nadi normal atau terlambatnya capilary refil time,disritmia.suara
jantung tambahan S3 atau mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan
jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.murmur jika ada merupakan
insufisiensi katup atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate
mungkin meningkat atau mengalami pernurunan. Irama jantung mungkin
ireguler atau juga normal,edema pada jubular vena distension odema
anarsaka,cractkles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
g) Sistem genitourinaria, Pada klien ini mengalami penurunan jumlah produksi
urin dan frekuensi urin
h) Sistem gastrointestinal,Pada saluran pencernaan terjadi gangguan.gejalanya
nafsu makan menurun mual dan muntah,nyeri perut, serta turgor kullit
menurun, penurunan atau tidak adanya bising usus.
i) Sistem muskuluskeletal, pada klien PJK adanya kelemahan dan kelelahan
otot sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang
diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan (Aziza,2010: hal 13)
j) Sistem endokrin, biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah.
(Aziza,2010: hal 13)
k) Sistem Integumen, pada kliern PJK akral terasa hangat, turgor baik.
(Gordon, 2015:hal 22)

I. Data Diagnostik / Penunjang


Untuk mendiagnosa PJK secara lebih tepat maka dilakukan pemeriksaan penunjang
diantaranya:
1. Elektrokardiografi EKG memberi diagnosis dan prognosis,rekaman yang dilakukan
saat sedang nyeri dada sangat bermanfaat.
2. Ekokardiografi,menunjukan keabnormalan pergerakan dinding ventikular dan
mendeteksi reptur otot papiler atau septal
3. Rangkaian kadar enzim kardiak dan protein,menunjukan kenaikan khas pada ck-
mb,protein troponin T dan I serta miyoglobin
4. Sinar x dada,menunjukan gagal jantung sisi kiri kardiomegali atau penyebab non
kardiak lain terhadap dyspnea serta nyeri di dada
5. Ekokardiografi transesofageal,memperlihatkan area berkurangnya pergerakan
dinding otot jantung yang mengindikasikan iskemia
6. Sken citra nuklir menggunakan thallium 201 atau technetium 99m,untuk
mengidenifikasi area infarksi dan sel otot yang aktif
7. Pengujian laboratoris memperlihatkan jumlah sel darah putih yang meningkat dan
tingkat sedimentasi eritrosit berubah dalam tingkat elektrolit yang naik
8. Kateterisasi kardiak, untuk mengetahui arteri koroner yang terlibat, memberikan
informasi mengenai fungsi ventikular serta tekanan dan volume didalam jantung.

j. Penatalaksanaan
a. Penatalaksannan medis
1. Analgetik yang diberikan biasanya golongan narkotik (morfin) diberikan secara
intaravena dengan pengeceran dan diberikan secara pelan-pelan dosisnya awal
2,0-2,5 mg dapat diulangi jika perlu
2. Nitrat dengan efek vasodilatasi (terutama venodilatasi) akan menurunkan venous
return akan menurunkan preload yang berarti menurunkan oksigen demam. Di
samping itu nitrat juga mempunyai efek dilatasi pada arteri coroner sehingga
akan meningkatkan suplai oksigen . Nitrat dapat diberikan dengan sediaan spray
atau sublingual,kemudian dilanjutkan dengan peroral atau intravena
3. Aspirin sebagai antitrombotik sangat penting diberikan. Dianjurkan diberikan
sesegera mungkin (diruang gawat darurat) karna terbukti menurunkan angka
kematian
4. Rombolitik terapi, prinsip pengelolaan penderita infark miokard akut adalah
melakukan perbaikan aliran darah koroner secepat mungkin
(revaskularisasi/Reverpusi). Hal ini didasari oleh proses patogenesanya,dimana
terjadi penyumbatan atau trombosis dari arteri koroner.
5. Betablocker diberikan untuk mengurangi kontraktilitas jantung sehingga akan
menurunkan kebutuhan oksigen miokard.Di samping itu betaclocker juga
mempunyai efek anti aritmia.

b. Penatakalsaan keperawatan
1. Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok
2. Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki
kolateral koroner sehingga PJK dapat dikurangi, olahraga bermanfaat karena
Memperbaiki fungsi paru dan pemberian 02 ke miokard Menurunkan berat
badan sehingga lemak lemak tubuh yang berlebih berkurang bersama-sama
dengan menurunnya LDL kolesterol Menurunkan tekanan darah Meningkatkan
kesegaran jasmani
3. Diet merupakan langkah pertama dalam penanggulangan hiperkolesterolemia.
Tujuannya untuk menjaga pola makan gizi seimbang. makan makanan yang
dapat menurunkan kadar kolesterol dengan menerapkan diet rendah lemak
(Rahman, 2007),

4. Terapi diet pada PJK yang merupakan panduan dalam masalah kesehatan
kardiovaskuler yang telah diikuti secara luas adalah dari AHA dan NCEP
Terapi diet ini secara khusus bertujuan untuk memperbaiki profil lemak darah
pada batas-batas normal. Terapi diet dasar atau tingkat 1 dapat menurunkan
10% dari total kalori berasal dari asam lemak tidak jenuh majemuk (poly-
unsaturated faty acid), bila kadar total kolesterol darah turun 10% atau lebih
dan memenuhi batas yang ditargetkan, diet telah dianggap berhasil dan perlu
dipertahankan. Namun apabila penurunan < 10%, diet dilanjutkan ke tingkat 2
selama 8-10 minggu, dan pada akhir dilakukan tes darah. Bila hasilnya belum
juga mencapai sasaran, mungkin sekali tubuh tidak cukup responsif terhadap
diet dan individu perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkian
pemakaian obat (Sudoyo, etall 2011 Rahman, 2007).
G. Analisa data
NO Data senjang Etiologi Masalah
1 Gejala dan tanda mayor Asam laktat D.0005
Subjektif : meningkat Pola napas tidak
1. Dispnea efektif
PH sel menurun
Objektif :
1. Penggunaan otot bantu pernafasan Asisosis alat
2. Fase ekspirasi memanjang pernpasan
3. Pola napas abnormal
(mis.takipnea,bradipnea,hiperventilasi, Merangsang
kemoreseftor fever
kussmaul ,cheyne-stokes)
Merangsang pusat
Gejala dan tanda manor
pernafasan
Subjektif :
1. Ortopnea
Aktivitas pernapasan
Objektif : meningkat
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
Dispnea
3. Diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit menurun Pola napas tidak
5. Kapasitas vital menurun efektif
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun

Ekskursi dada berubah


2 Gejala dan tanda mayor Hipertensi D.0008
Subjektif : Penurunan
1. Perubahan irama jantung Peningkatan beban curah jantung
1) Palpitasi kerja jantung
2. Perubahan preload
Hipertropi serabut
1) Lelah
jantung
3. Perubahan afterload
1) Dispnea Gagal jantung
4. Perubahan kontraktilitas Kongestif
1) Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
2) Ortopnea Penurunan perfusi
3) Batuk
Kelemahan
Objektif : ekstremitas,pucat dan
1. Perubahan irama jantung sianosisi
1) Bradikardia/tatikardia
Penurunan curah
2) Gambaran EKG aritmia atau
jantung
gangguan konduksi
2. Perubahan preload
1) Edema
2) Distensi vena jugularis
3) Central venus pressure (CVP)
meningkat/menurun
4) Hepatomegali
3. Perubahan afterload
1) Tekanan darah meningkat/menurun
2) Nadi perifer teraba lemah
3) Capilary refil time >3 detik
4) Oliguria
5) Warna kulit pucat atau sianosis
4. Perubahan konraktilitas
1) Terdengar suara jantung s3 atau s4
2) Ejection fraction (EF) menurun

Gejala dan tanda minor


Subjektif :
1. Perubahan preload
-
2. Perubahan afterload
-
3. Perubahan kontraklitas
-
4. Perilaku/emosional
1). Cemas
2) Gelisah
Objektif :
1. Perubahan preload
1) Murmur jantung
2) Berat badan bertambah
3) Pulmonary arteri wedge pressure
(PAWP) menurun
2. Perubahan Afterload
1) Pulmonary vascular resistance (PVR)
meningkat/menurun
2) Systemic vascular resistance (SVR)
meningkat/menurun
3. Perubahan kontraktilitas
1) Cardiac index (CI) menurun
2) Left ventriculer stroke work index
(LVSWI) menurun
3) Stroke volume index (SVI) menurun
4. Perilaku/emosional
3 Gejala dan tanda mayor Oksigenisasi te D.0009
Subjektif : rganggu Perpusi perifer
- tidak efektif
Objektif : Suplai O2 ke arteri
1. Pengisian kapiler >3 detik koroner menurun
2. Nadi perifer menurun atau tidak teraba
3. Akral teraba dingin Kebutuhan O2
4. Warna kulit pucat miokard menurun
5. Turgor kulit menurun
Gejala dan tanda minor Hipoksia
Subjektif :
1. Parastesia Kontaksi miokard
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten) menurun
Objektif :
1. Edema Oksigen ke perifer
2. Penyembuhan luka lambat menurun
3. Indeks ankle-brachial <0,90
4. Bruit femoral Penurunan perfusi
jaringan

Perfusi perifer
tidak efektif
4 Gejala dan tanda mayor Curah jantung D.0022
Subjektif : Hipervolemia
1. Ortopnea
2. Dispnea Mekanisme
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) konpensasi
Objektif :
1. Edema anasarka dan/atau edema perifer Reflek simpati
2. Berat badan meningkat dalam waktu
singkat Resensi natrium dan
3. Jugular venous pressure (JVP) dan/atau udara meningkat
central venous pressure (CVP) meningkat
4. Refleks hepatojugular positif Busung
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
- Hipervolemia
Objektif :
1. Distensi vena jugularis
2. Terdengar suara nafas tambahan
3. Hepatomegali
4. Kadar hb/ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari output (balans
cairan positif)
7. Kongesti paru
5 Gejala dan tanda mayor Asam laktat Intoleransi
Subjektif : meningkat aktivitas
1. Mengeluh lelah
Objektif : PH sel menurun
Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat Asisosis alat
Gejala dan tanda minor pernpasan
Subjektif :
1. Dispnea saat/setelah aktivitas Merangsang
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas kemoreseftor fever
3. Merasa lemah
Objektif : Merangsang pusat
1. Tekanan darah berubah >20% dari pernafasan
kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukan aritmia Aktivitas pernapasan
saat/setelah aktivitas meningkat
3. Gambaran EKG menunjukan iskemia
4. Sianosis
Dispnea

Intoleransi aktivitas
6 Gejala dan tanda mayor Merangsang D.0077
Subjektif : pelepasan noniseptor Nyeri akut
1. Mengeluh nyeri
Aktivitas serabut
Objektif : saraf (serat delta&C)
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada, Impuls ke medula
menghindari nyeri) spinalis
3. Gelisah
Impuls ke korteks
4. Frekuensi nadi meningkat
selebri
5. Sulit tidur

Gejala dan tanda minor Persepsi nyeri


Subjektif :
- Angina pektoris
Objektif :
1. Tekanan darah meningkat Nstemi
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah Nyeri akut
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri

diaforesis
7 Gejala dan tanda mayor Merangsang D.0080
Subjektif : pelepasan noniseptor Ansietas
1. Merasa bingung
2. Merasa khwatir dengan akibat dari Aktivitas serabut
kondisi yang dihadapi saraf (serat delta&C)
3. Sulit berkonsentrasi
Objektif : Impuls ke medula
1. Tampak gelisah spinalis
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur Impuls ke korteks
Gejala dan tanda minor selebri
Subjektif :
1. Mengeluh pusing
2. Anoreksia Persepsi nyeri
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya Angina pektoris
Objektif :
1. Frekuensi napas meningkat Tidak stabil angina
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat Ansietas
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu

H. Diagnosa keperawatan prioritas (SDKI)


1. Pola napas tidak efektif b.d nyeri saat bernafas,kelemahan otot pernapasan
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontaktilitas miokardium
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d kebutuhan oksigen ke miokardium
4. Hipervolemia b.d peningkatan natrium dan air
5. Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen ke miokard
6. Nyeri akut b.d ketidakseimbangan suplai darah dan okesigen ke miokardium
7. Ansietas b.d rasa ketakutan akan ancaman dan perubahan kesehatan atau kematian

I. Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI)

N DIAGNOSA LUARAN KEPERAWATAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN (SLKI) KEPERAWATAN (SIKI)
(SDKI)
1. D.0005 L.01004 1.01011
Pola napas tidak Pola napas Manajemen jalan napas
efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama...pola - Monitor pola napas
napas membaik dengan kriteria (frekuensi, kedalaman,
hasil : usaha napas)
1. Ventilasi semenit - Monitor bunyi napas
meningkat tambahan (mis.gurgling ,
2. Kapasitas vital mengi, whezing,ronkhi
meningkat kering)
3. Diameter thoraks - Monitor sputum (jumlah,
anterior-posterior warna,aroma)
meningkat Terapeutik
4. Tekanan ekspirasi - Pertahankan kepatenan
meningkat jalan napas dengan head-
5. Tekanan inspirasi tilt dan chin-lift (jaw-
meningkat thrust jika curiga trauma
6. Dispnea menurun servikal)
7. Penggunaan otot bantu - Posisikan semi fowler
nafas menurun atau fowler
8. Pemanjangan fase - Berikan minum hangat
ekspirasi menurun - Lakukan fisioterapi dada
9. Ortopnea menurun jika perlu
10. Pernapasan pursed-tip - Lakukan penghisapan
menurun lendir kurang dari 15
11. Perbapasan cuping detik
hidung menurun - Lakukan hiperoksigenasi
12. Frekuensi nafas sebelum penghisapan
membaik endotrakeal
13. Kedalaman napas - Keluarkan sumbatan
membaik benda padat dengan
14. Ekskursi dada forsep McGill
membaik - Keluarkan oksigen jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/haari jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran , mukolitik
jika perlu
2 D.0008 L.02008 I.02075
Penurunan curah Curah jantung Perawatan jantung
jantung Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan curah jantung - Identifikasi tanda/gejala
meningkat dengan kriteria primer penurunan curah
hasil : jantung (Meliputi
1. Kekuatan nadi perifer dispnea, kelelahan,
meningkat edema, ortopnea,
2. Ejection fractian (EF) paroxysmal nocturnal
meningkat dyspnea, peningkatan
3. Cardiec todex (CI) CVP)
meningkat - Identifikasi tanda/gejala
4. Left ventriculer stroke sekunder penurunan
work index (LVSWI) curah jantung (Meliputi
meningkat peningkatan berat
5. Stroke volume index badan,hepatomegali,
(SVI) meningkat distensi vena jugularis,
6. Palpitasi menurun palpitasi, ronkhi basah,
7. Bradikardia menurun oliguria, batuk, kulit
8. Takikardia menurun pucat)
9. Gambaran EKG - Monitor tekanan darah
aritmia menurun (Termasuk tekanan darah
10. Lelah menurun ortostatik
11. Edema menurun
12. Distensi vena jugularis
menurun
13. Dispnea menurun
14. Oligurla menurun
15. Pucat/sianosis
menurun
16. Paroxysmal nocturnal
dyspnea (PND)
menurun
17. Orotpnea menurun
18. Batuk menurun
19. Suara jantung s3 & s4
menurun
20. Tekanan darah
membaik
21. Capirally refil time
(CPT) membaik
22. Pulmonary artery
wedge pressure
(PAWP) membaik
23. Central venous
pressure membaik
3 D.0009 L.02011 I.02079
Perfusi perifer tidak Perfusi perifer Perawatan sirkulasi
efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan perfesi perifer - Periksa sirkulasi perifer
meningkat dengan kriteria (mis.nadi perifer, edema,
hasil pengisian kapiler, warna,
1. Denyut nadi perifer suhu, ankle brachial
meningkat index)
2. Penyembuhan luka - Identitas faktor resiko
meningkat gangguan sirkulasi
3. Sensasi meningkat - Monitor panas,
4. Warna kulit pucat kemerahan, nyeri atau
menurun bengkak pada
5. Edama perifer ekstremitas
menurun Terapeutik
6. Nyeri ekstremitas - Hindari pemasangan
menurun infus atau pengembalian
7. Kelemahan otot darah di area
menurun keterbatasan perfusi
8. Kram otot menurun - Hindari pengukuran
9. Bruit fernolaris tekanan darah pada
menurun ekstremitas dengan
10. Nekrosis menurun keterbatasan perfusi
11. Pengisian kapiler - Hindari penekanan dan
membaik pemasangan tourniquet
12. Akral membaik pada area yang cedera
13. Turgor kulit membaik - Lakukan pencegahan
14. Tekanan darah sistolik infeksi
dan diastolik membaik - Lakukan perawatan kaki
15. Tekanan arteri rata dan kuku
rata membaik - Lakukan hidrasi
16. Indeks ankle-brachial Edukasi
membaik - Anjurkan berhenti
merokok
- Anjurkan berolahraga
rutin
- Anjurkan mengecek air
mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
- Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol jika
perlu
- Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
- Anjurkan menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
- Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang
tepat
- Anjurkan program
rehabilitasi vaskular
- Ajarkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi
- Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan
4 D.0022 L.03020 I.03114
Hipervolemia Keseimbangan cairan Manjemen hipervolemia
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan keseimbangan - Periksa tanda dan gejala
cairan meningkat dengan hipervolemia
kriteria hasil - Identifikasi penyebab
1. Asupan cairan hipervolemia
meningkat - Monitor status
2. Haluaran urin hemodinamik
meningkat - Monitor intake dan
3. Kelembaban membran output cairan
mukosa meningkat - Monitor tanda
4. Edema menurun hemokonsentrasi
5. Dehidrasi menurun - Monitor tanda
6. Tekanan darah peningkatan tekanan
membaik onkotik plasma
7. Denyut nadi radial - Monitor kecepatan infus
membaik secara ketat
8. Tekanan arteri rata - Monitor efek samping
rata membaik diuretik
9. Membran mukosa Terapeutik
membaik - Timbang berat badan
10. Mata cekung membaik setiap hari pada waktu
11. Turgor kulit membaik yang sama
- Batasi asupan cairan dan
garam
- Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40 derajat
Edukasi
- Anjurkan melapor jika
haluaran urin
<0,5ml/kg /jam dalam 6
jam
- Anjurkan melapor jika
BB bertambah >1 kg
dalam sehari
- Ajarkan cara mengukur
dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
- Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretik
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretik
- Kolaborasi pemberian
continous renal
replacement therapy
(CRRT),jika perlu
5 D.0056 L.05047 1.05178
Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan toleransi aktivitas - Identifikasi gangguan
meningkat dengan kriteria fungsi tubuhyang
hasil mengakibatkan kelelahan
1. Frekuensi nadi - Monitor kelelahan fisik
meningkat dan emosional
2. Saturasi oksigen - Monitor pola dan jam
meningkat tidur
3. Kemudahan dalam - Monitor lokasi dan
melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama
sehari hari meningkat melakukan aktivitas
4. Kecepatan berjalan Terapeutik
meningkat - Sediakan lingkungan
5. Jarak berjalan nyaman dan rendah
meningkat stimulus
6. Kekuatan tubuh bagian - Lakukan latihan rentang
atas & bawah gerak pasif atau aktif
meningkat - Berikan aktivitas
7. Keluhan lelah distraksi yang
menurun menenangkan
8. Dispnea saat aktivitas - Fasilitasi duduk di sisi
menurun tempat tidur jika tidak
9. Dispnea setelah dapat berpindah atau
aktivitas menurun berjalan
10. Perasaan lemah Edukasi
menurun - Anjurkan tirah baring
11. Sianosis menurun - Anjurkan melakukan
12. Warna kulit membaik aktivitas secara bertahap
13. Tekanan darah - Anjurkan menghubungi
membaik perawat jika tanda dan
14. Frekuensi napas gejala kelelahan tidak
membaik berkurang
15. EKG iskemia - Ajarkan strategi koping
membaik untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
- makanan
6 D.0077 L.08066 1.08238
Nyeri akut Nyeri akut Manajemen nyeri
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperwatan tingkat nyeri - identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria hasil karakteristik, durasi,
1. kemampuan frekuensi, kualitas,
menuntaskan aktivitas intensitas nyeri
meningkat - identifikasi skala nyeri
2. keluhan nyeri menurun - identifikasi respon nyeri
3. meringis menurun non verbal
4. sikap protektif - identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan
5. gelisah menurun memperingan nyeri
6. kesulitan tidur - identifikasi pengetahuan
menurun dan keyakinan tentang
7. menarik diri menurun nyeri
8. berfokus pada diri - monitor keberhasilan
sendiri menurun terapi komplementer
9. diaforesis menurun yang sudah diberikan
10. frekuensi nadi - monitor efek samping
membaik pengggunaan analgetik
11. pola napas membaik Terapeutik
12. tekanan darah - berikan teknik
membaik nonfarmakologis untuk
13. proses berpikir mengurangi rasa nyeri
membaik - kontrol lingkungan yang
14. proses berpikir memperberat rasa nyeri
membaik - fasilitasi istirahat dan
15. fokus membaik tidur
16. fungsi berkemih - pertimbangkan jenis dan
membaik sumber nyeri dalam
17. nafsu makan membaik pemilihan strategi
18. pola tidur membaik meredakan nyeri
Edukasi
- jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- jelaskan strategi
meredakan nyeri
- anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
analgetik ,jika perlu
7 D.0080 L.09093 1.09314
Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan tingkat ansietas - identifikasi saat tingkat
menurun dengan kriteria hasil ansietas berubah
1. verbalisasi - identifikasi kemampuan
kebingungan menurun mengambil keputusan
2. verbalisasi khawatir - monitor tanda tanda
akibat kondisi yang di ansietas
hadapi menurun Terapeutik
3. perilaku gelisah - ciptakan suasana
menurun terapeutik untuk
4. perilaku tegang menumbuhkan
menurn kepercayaan
5. keluhan pusing - temani pasien untuk
menurun mengurangi kecemasan
6. anoreksia menurun - gunakan pendekatan
7. palpitasi menurun yang tenang dan
8. tremor menurun meyakinkan
9. pucat menurun - tempatkan barang pribadi
10. konsentrasi membaik yang memberikan
11. pola tidur membaik kenyamanan
12. perasaan keberdayaan - diskusikan perencanaan
membaik realistis tentang peristiwa
13. kontak mata membaik yang akan datang
14. pola berkemih Edukasi
membaik - jelaskan
15. orientasi membaik prosedur ,termasuk
sensasi yang mungkin
dialami
- informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan
dan prognosis
- anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien,jika
perlu
- anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
- latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
- latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
obat antlansietas, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Barus, S. Amalia,. K. Salmiyah., E. Fikri, A.Aminah , S.2019 “Modul Pembelajaran:

Keperawatan Medikal Bedah 1”.Cimahi : hak publikasi pada program studi


pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.Cetakan II Januari 2017.Standar diagnosis keperawatan

Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.Cetakan II Januari 2019. Standar Luarab Keperawatan

Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan pengurus


pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Cetakan II September 2018.Standart Intervensi

Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi I, Cetakan II


Jakarta : Dewan Pengurus pusat PPNI

Guyton & John E.Hall,2021 “WOC-CAD Penyakit Arteri Koroner” Universitas

politeknik KEMENKES Surabaya.Mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kementerian-
kesehatan-surabaya/keperawatan-medikal-bedah/woc-cad-woc-coronary-artery-
disease/34464654

Anda mungkin juga menyukai