LP Penyakit Jantung Koroner Kel.7
LP Penyakit Jantung Koroner Kel.7
Dosen Pengampu :
Ns.Oman Hendi.,M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan pendahuluan ini tepat pada waktunya. Laporan
pendahuluan ini membahas tentang penyakit Jantumg coroner.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Ns.Oman Hendi.,M.Kep selaku
dosen pengampu mata kuliah keperawatan dewasa yang telah memberikan arahan dan bimbingan. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga serta teman teman yang telah memberikan doa, motivasi,
saran dan kritik sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna,masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun penyampaian materi. Dengan menyadari hal tersebut maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan pendahuluan
selanjutnya.
Penulis juga berharap laporan pendahuluan ini dapat berguna dan bermanfaat dalam menambah
wawasan dan pengatahuan bagi berbagai pihak yang membutuhkan. Atas perhatiannya, penulis
mengucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
LAPORAN PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. DEFINISI...........................................................................................................................................4
B. ETIOLOGI..........................................................................................................................................5
C. PATOFISIOLOGI................................................................................................................................5
D. PATHWAY ......................................................................................................................................6
E. MANIFESTASI KLINIS........................................................................................................................6
F. PENGKAJIAN....................................................................................................................................7
I. Data Diagnostik / Penunjang...........................................................................................................9
j. Penatalaksanaan..............................................................................................................................9
G. Analisa data...................................................................................................................................11
H. Diagnosa keperawatan prioritas (SDKI).........................................................................................15
I. Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI)............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
A. DEFINISI
Penyakit jantung coroner (PJK) adalah suatu kondisi dimana ketidakscimbangan antara
suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai akibat tersumbatnya pembuluh darah arteri
koronaria dengan penyebab tersering adalah aterosklerosis (Wijaya dkk, 2013) Penyakit Jantung
Koroner (PJK) merupakan gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah dari
penyempitan pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner merupakan penyalur aliran darah
(membawa 02 dan makanan yang dibutuhkan miokard agar dapat berfungsi dengan bạik), Secara
klinis,Ditandai dengan nyeri dada terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat
ketika sedang mendaki juga pada kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan
datar atau berjalan jauh (RISKESDAS,20 13).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau
penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung dan merupakan kelainan
mikroardium yang disebabkan oleh insufisiensi aliran darah koroner. Penyebab paling utama PJK
adalah dislipidemia. Dislipidemia merupakan faktor resiko yang utama penyakit jantung.
Perubahan gaya hidup masyarakat erat hubungannya dengan peningkatan kadar lipid (Irmalita,
2015).
Dapat disimpulkan, PJK merupakan suatu penyakit pada organ jantung akibat
penimbunan plak berupa lipid atau jaringan fibrosa yang menghambat suplai oksigen dan nutrisi
ke bagian otot jantung sehingga menimbulkan kelelahan otot bahkan kerusakan yang biasanya
diproyeksikan sebagai rasa tidak enak oleh klien secara subyektif seperti rasa ditekan benda berat,
ditindih, dan ditusuk.
B. ETIOLOGI
Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam
pembuluh darah jantung, hal ini dimana lama kelamaan diikuti berbagai proses seperti
penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan đarah yang semnuanya akan mempersempit
atau menyumbat pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut
mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius
dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan
serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila parah terjadi penghentian darah. Setelah itu
terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah Sehingga menghalangi aliran
darah dan terjadi atherosclerosis dan thrombosis (kharisma al' an sarwin.2016),selain faktor diatas
ada banyak faktor lain, seperti hipertensı, kadar lipid, rokok, dan kadar gula darah yang abnormal
(Naga, 2012).
C. PATOFISIOLOGI
Ateroklerosis pada arteri koroner jantung merupkan awal mula terjadinya penyakit
jantung koroner. Proses pembentukan aterosklerosis tersebut dimulai dengan terjadinya endotel
pembuluh darah yang disebabkan oleh hiprtensi,zat nikotin pada pembuluh darah dan diabetes
mellitus (LS, 2011).
Plak yang tebentuk pada arteri koroner membuat lumen pembuluh darah menyempit
sehingga asupan oksigen otot jantung untuk berkontraksi menurun dan menimbulkan rasa tidak
nyaman yang sering disebut sebagai nyeri dada dan biasanya muncul saat beraktivitas dan stress
emosional. Keadaan tersebut sering disebut juga stable angina pectoris sebagai manifestasi dari
penyakit iskemik (LS, 2011)
Plak fibrosa yang bisa terbentuk adalah plak yang stabil dan yang rentan. Plak Ghrosa
yang stabil mengandung lipid yang sedikit dan kapsul fibrosa yang tebal,
sedangkan plak yang rentan mengandung lipid yang banyak dan kapsul fibrosa yang tipis
sehingga lebih rentan pula untuk mengalami ruptur. Ruptur plak yang aterom akan mengaktifkan
agregasi platelet yang nantinya aktivasi faktor pembekuan darah dan membentuk thrimbus di
dalam lumen pembuluh darah (LS,2011).
Sumbatan thrimbus yang terdapat dalam pembuluh darah akan menyebabkan
ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhannya. Bentuk dari sindrom koroner akut
bergantung derajat obstruksi koroner. Sindrom koroner akut adalah sekumpulan gejala klinis
yang sesuai dengan iskemia miokard akut dan yang termasuk ke dalam SKA adalah unstale
angina non ST-segment elevation myocardial infarction dan ST-segment elevation myocardial
infarction. (LS, 2011)
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris)
b. Sesak nafas (Dispnea)
c. Keanehan pada irama denyut jantung
d. Pusing
e. Rasa lelah berkepanjangan
f. Sakit perut, mual dan muntah
g. Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis yang berbeda-beda. Untuk
menentukan manifestasi klinisnya perlu melakukan pemeriksaan yang seksama. Dengan
memperhatikan klinis penderita, riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik,
elektrokardiografi saat istirahat foto dada, pemeriksaan enzim jantung dapat membedakan
subset klinis PJK. (Menurut, Hermawatirisa 2014:3)
F. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat,
tanggal MRS dan diagnose medis. (Wantiyah, 2010: hal 17)
b. Keluhan Utama
Pada klien dengan penyakit jantung koroner biasanya klien mengeluh nyeri khas
angina yaitu dada retrostenal kurang lebih 5-15 menit, terasa berat, tertekan seperti
cengkram dan panas. Pasien pjk biasanya merasakan nyeri dada dan dapat dilakukan
dengan skala nyeri 0-10, 0 tidak nyeri dan 10 nyeri paling tinggi Pengakajian nyeri secara
mendalam menggunakan pendekatan PQRST, meliputi prepitasi dan penyembuh, kualitas
dan kuantitas, intensitas,durasi,lokasi,radiasi/penyebaran,onset. (Wantiyah,2010:hal 18)
f. Riwayat Psikososial
Pada klien PJK biasanya yang muncul pada klien dengan penyakit jantung koroner
adalah menyangkal, takut, cemas, dan marah, ketergantungan, depresi dan penerimaan
realistis. (Wantiyah,2010: hal 18)
g. Pola Aktivitas dan Latihan
Hal ini perlu dilakukan pengkajian pada pasien dengan penyakit jantung koroner
untuk menilai kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas. Pasien
penyakit jantung coroner mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.(Panthee & Kritpracha, 2011:hal 15)
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien dilanjutkan
mengukur tanda-tand vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis,
apatis,samnolen, delirium, semi koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah
sedang, berat, ringan atau tampak tidak sakit.
2) Tanda-tanda vital
Kesadaran compos mentis, penampilan tampak obesitas,tekanan darah 180/110 mmHg
frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36,2 C. (Gordon, 2015: hal
22)
3) Pemeriksaan fisik persistem
a) Sistem persyarafan, meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh
ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon verbal maupun non verbal.
(Aziza, 2010: hal 13)
b) Sistem penglihatan, pada klien PJK mata mengalami pandangan kabur.
(Gordon, 2015: hal 22)
c) Sistem pendengaran, pada klien PỊK pada system pendengaran telinga, tidak
mengalami gangguan.(Gordon, 2015:hal 22)
d) Sistem abdomen, Pada klien dengan PJK pada Pemeriksaan abdomen dan
thoraks ditemukan nyeri pada dada. Pada abdomen ditemukan nyeri
juga,mual muntah sehingga menurunkan nafsu makan pada klien.
e) Sistem respirasi, Pada klien PJK ditemukan dispnea dengan atau tampa
aktivitas batuk produktif,Riwayat perokok dengan penyakit pernapasan
kronis. Pada pemeriksaan mungkin didapatkan peningkatan respirasi, pucat
atau sianosis,suara nafas wheezing,cracekes atau juga vesikuler . Sputum
jernih atau juga merah muda/pink tinged
f) Sistem kardiovaskuler, Mempunyai riwayat IMA,penyakit jantung koroner,
CHF,Tekanan darah tinggi dan DM.Tekanan darah mungkin normal atau
meningkat,nadi normal atau terlambatnya capilary refil time,disritmia.suara
jantung tambahan S3 atau mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan
jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.murmur jika ada merupakan
insufisiensi katup atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate
mungkin meningkat atau mengalami pernurunan. Irama jantung mungkin
ireguler atau juga normal,edema pada jubular vena distension odema
anarsaka,cractkles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
g) Sistem genitourinaria, Pada klien ini mengalami penurunan jumlah produksi
urin dan frekuensi urin
h) Sistem gastrointestinal,Pada saluran pencernaan terjadi gangguan.gejalanya
nafsu makan menurun mual dan muntah,nyeri perut, serta turgor kullit
menurun, penurunan atau tidak adanya bising usus.
i) Sistem muskuluskeletal, pada klien PJK adanya kelemahan dan kelelahan
otot sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang
diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan (Aziza,2010: hal 13)
j) Sistem endokrin, biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah.
(Aziza,2010: hal 13)
k) Sistem Integumen, pada kliern PJK akral terasa hangat, turgor baik.
(Gordon, 2015:hal 22)
j. Penatalaksanaan
a. Penatalaksannan medis
1. Analgetik yang diberikan biasanya golongan narkotik (morfin) diberikan secara
intaravena dengan pengeceran dan diberikan secara pelan-pelan dosisnya awal
2,0-2,5 mg dapat diulangi jika perlu
2. Nitrat dengan efek vasodilatasi (terutama venodilatasi) akan menurunkan venous
return akan menurunkan preload yang berarti menurunkan oksigen demam. Di
samping itu nitrat juga mempunyai efek dilatasi pada arteri coroner sehingga
akan meningkatkan suplai oksigen . Nitrat dapat diberikan dengan sediaan spray
atau sublingual,kemudian dilanjutkan dengan peroral atau intravena
3. Aspirin sebagai antitrombotik sangat penting diberikan. Dianjurkan diberikan
sesegera mungkin (diruang gawat darurat) karna terbukti menurunkan angka
kematian
4. Rombolitik terapi, prinsip pengelolaan penderita infark miokard akut adalah
melakukan perbaikan aliran darah koroner secepat mungkin
(revaskularisasi/Reverpusi). Hal ini didasari oleh proses patogenesanya,dimana
terjadi penyumbatan atau trombosis dari arteri koroner.
5. Betablocker diberikan untuk mengurangi kontraktilitas jantung sehingga akan
menurunkan kebutuhan oksigen miokard.Di samping itu betaclocker juga
mempunyai efek anti aritmia.
b. Penatakalsaan keperawatan
1. Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok
2. Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki
kolateral koroner sehingga PJK dapat dikurangi, olahraga bermanfaat karena
Memperbaiki fungsi paru dan pemberian 02 ke miokard Menurunkan berat
badan sehingga lemak lemak tubuh yang berlebih berkurang bersama-sama
dengan menurunnya LDL kolesterol Menurunkan tekanan darah Meningkatkan
kesegaran jasmani
3. Diet merupakan langkah pertama dalam penanggulangan hiperkolesterolemia.
Tujuannya untuk menjaga pola makan gizi seimbang. makan makanan yang
dapat menurunkan kadar kolesterol dengan menerapkan diet rendah lemak
(Rahman, 2007),
4. Terapi diet pada PJK yang merupakan panduan dalam masalah kesehatan
kardiovaskuler yang telah diikuti secara luas adalah dari AHA dan NCEP
Terapi diet ini secara khusus bertujuan untuk memperbaiki profil lemak darah
pada batas-batas normal. Terapi diet dasar atau tingkat 1 dapat menurunkan
10% dari total kalori berasal dari asam lemak tidak jenuh majemuk (poly-
unsaturated faty acid), bila kadar total kolesterol darah turun 10% atau lebih
dan memenuhi batas yang ditargetkan, diet telah dianggap berhasil dan perlu
dipertahankan. Namun apabila penurunan < 10%, diet dilanjutkan ke tingkat 2
selama 8-10 minggu, dan pada akhir dilakukan tes darah. Bila hasilnya belum
juga mencapai sasaran, mungkin sekali tubuh tidak cukup responsif terhadap
diet dan individu perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkian
pemakaian obat (Sudoyo, etall 2011 Rahman, 2007).
G. Analisa data
NO Data senjang Etiologi Masalah
1 Gejala dan tanda mayor Asam laktat D.0005
Subjektif : meningkat Pola napas tidak
1. Dispnea efektif
PH sel menurun
Objektif :
1. Penggunaan otot bantu pernafasan Asisosis alat
2. Fase ekspirasi memanjang pernpasan
3. Pola napas abnormal
(mis.takipnea,bradipnea,hiperventilasi, Merangsang
kemoreseftor fever
kussmaul ,cheyne-stokes)
Merangsang pusat
Gejala dan tanda manor
pernafasan
Subjektif :
1. Ortopnea
Aktivitas pernapasan
Objektif : meningkat
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
Dispnea
3. Diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit menurun Pola napas tidak
5. Kapasitas vital menurun efektif
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
Perfusi perifer
tidak efektif
4 Gejala dan tanda mayor Curah jantung D.0022
Subjektif : Hipervolemia
1. Ortopnea
2. Dispnea Mekanisme
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) konpensasi
Objektif :
1. Edema anasarka dan/atau edema perifer Reflek simpati
2. Berat badan meningkat dalam waktu
singkat Resensi natrium dan
3. Jugular venous pressure (JVP) dan/atau udara meningkat
central venous pressure (CVP) meningkat
4. Refleks hepatojugular positif Busung
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
- Hipervolemia
Objektif :
1. Distensi vena jugularis
2. Terdengar suara nafas tambahan
3. Hepatomegali
4. Kadar hb/ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari output (balans
cairan positif)
7. Kongesti paru
5 Gejala dan tanda mayor Asam laktat Intoleransi
Subjektif : meningkat aktivitas
1. Mengeluh lelah
Objektif : PH sel menurun
Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat Asisosis alat
Gejala dan tanda minor pernpasan
Subjektif :
1. Dispnea saat/setelah aktivitas Merangsang
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas kemoreseftor fever
3. Merasa lemah
Objektif : Merangsang pusat
1. Tekanan darah berubah >20% dari pernafasan
kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukan aritmia Aktivitas pernapasan
saat/setelah aktivitas meningkat
3. Gambaran EKG menunjukan iskemia
4. Sianosis
Dispnea
Intoleransi aktivitas
6 Gejala dan tanda mayor Merangsang D.0077
Subjektif : pelepasan noniseptor Nyeri akut
1. Mengeluh nyeri
Aktivitas serabut
Objektif : saraf (serat delta&C)
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada, Impuls ke medula
menghindari nyeri) spinalis
3. Gelisah
Impuls ke korteks
4. Frekuensi nadi meningkat
selebri
5. Sulit tidur
diaforesis
7 Gejala dan tanda mayor Merangsang D.0080
Subjektif : pelepasan noniseptor Ansietas
1. Merasa bingung
2. Merasa khwatir dengan akibat dari Aktivitas serabut
kondisi yang dihadapi saraf (serat delta&C)
3. Sulit berkonsentrasi
Objektif : Impuls ke medula
1. Tampak gelisah spinalis
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur Impuls ke korteks
Gejala dan tanda minor selebri
Subjektif :
1. Mengeluh pusing
2. Anoreksia Persepsi nyeri
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya Angina pektoris
Objektif :
1. Frekuensi napas meningkat Tidak stabil angina
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat Ansietas
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.Cetakan II Januari 2019. Standar Luarab Keperawatan
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kementerian-
kesehatan-surabaya/keperawatan-medikal-bedah/woc-cad-woc-coronary-artery-
disease/34464654