Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN MEKANIKA BATUAN DI INDONESIA

DVELOVMENT OF ROCK MECHANICS IN INDONESIA


Hadrian Paudi Patta

sejak tahun 80-an telah terjadi kenaikan aktivitas pekerjaan sipil dan tambang secara
signifikan baik di atas maupun di bawah permukaan di indonesia. Kegiatan sipil yang
menyangkut masalah geomekanika adalah pembuatan jalan raya, terewongan jalan kereta api dan
saluran air. Dalam melakukan beberapa pembangunan di perlukan data dan informasi terkait
dengan lokasi tempat pembangunan atau industri, salah satu informasi penting iyalah memahami
bentuk dan sifat batuan maupun struktur tanahnya seperti apa, agar dapat meminimalisir
terjadinya berbagai bentuk peristiwa yang tidak di inginkan. Dalam kegiatan tambang banyak
berkaitan dengan pengembangan tambang terbuka dari bijih emas berkadar rendah hingga
sedang, tembaga, nikel, dan pengembangan tambang batubara disekitar kalimantan timur,
kalimantan selatan dan sumatera.
Dari sekian banyaknya aktivitas tersebut tentunya telah memberi impetus berharga bagi
pengambangan riset Geomekanika baik di laboratorium maupun di lapangan, dan riset ini di
dukung oleh dana ITB, Pemerintah, Kyushu University, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin
Indonesia, PT Adaro, Unit penambangan emas Pongkor-PT Aneka Tambang dan beberapa
perusahaan tambang lainnya di Indonesia.sedangkan dukungan fasilitas dan peralatan unntuk
pelaksanaan riset selama ini banyak diperoleh dari berbagai pihak termasuk INKABA, beberapa
bengkel bubut dan bengkel teknik serta beberapa perusahaan pendukung pertambanagan. Faktor
yang sangat penting untuk pertama kali dipertimbangkan adalah geologi batuan dan perilaku
teknik mekanika batuan dari batuan pembentuk material yang akan ditambang dan sekitarnya
serta kondisi tegangan yang berlaku pada daerah yang dimaksud.
Dalam sebuah keadaan tanah di suatu daerah tentunya tidak akan sama dengan daerah
lain dan akan menjaadi masalah besar jika sebuah industri atau aktivitas besar dilakukan di
daerah yang keadaan geologinya kurang mendukung untuk melakukan hal tersebut. Fakta
tentang perbedaan keadaan tanah pada sebuah daerah akan memerlukan update informasi atau
ilmu yang sebelumnya sudah ada, maka untuk dapat mengetahui keadaan batuan dari suatu
daerah dengan akurat diperlukan pengembangan-pengembangan yang akan menjadi wadah
perbandingan keadaan batuan sesuai dengan data yang telah di ambil, dalam pengembangan
mekanika batuan juga sangat di perlukan dikarenakan keadaan batuan atau tanah yang berubah-
ubah.
Universitas yang menyelenggarakan pendidikan teknik tambang di Indonesia berjumlah
kurang lebih 30. Namun dengan demikian Program Studi Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Bandung (ITB) telah menjadi rujukan pendidikan tambang di Pertambanagan ITB
sejak pertengahan tahun1960. Perkembangan ilmu dan pengajaran mekanika batuan di Prodi
Teknik Pertambangan ITB tidak langsung dengan baik sampai dengan di bangunnya rumah di
terowongan-terowongan di PLTA Saguling pada tahun 1982. Sedangkan penelitian mekanika
batuan di Indonesia mulai berkembang dengan cepat sejak di bangannya laboratorium mekanika
batuan di Prodi Teknik Pertambangn ITB. Sejak saat itu, kontruksi bawah tanah,pengembangan
tambang tanah batubara, emas, serta perluasan dan pembukaan baru tambang terbuka batubara,
emas, tembaga, dan nikel memberikan kontribusi besar bagi perkembangan riset mekanika
batuan di Indonesia.
Riset mekanika batuan meliputi kegiatan pengujian contoh batuan di laboratorium untuk
penentuan sifat fisik dan mekanik batua, pemantauan bawah tanah dengan menggunakan
convergencemeter dan multiple point extensometer pada proyek PLTA, tambang bawah tanah
batubara Ombilin dan tambang bawah tanah emas di Pongkor dan pengujian lapangan untuk
menentukan deformabilitas massa batuan. Pengujian tersebut adalah pressuremeter & plate
loading pada proyek-proyek sipil. Selain kegiatan pengujian dan pemantauan, pengukuran massa
struktur massa batuan dilakukan dan dimulai di beberapa tambang termasuk kuwari, tambang
terbuka tembaga serta tambang bawah tanah, batu bara dan emas. Disekitar pertengahan tahun
80-an hingga pertengahan tahun 90-an laboratorium mekanika batuan terlibat dalam berbagai
pemantauan lereng dengan menggunakan prisma, counter weight balance, multiple point
exentsometer juga dilakukan di tambang terbuka batubara. Hal yang sangat berkaitan dengan
pengembangan mekanika batuan adalah perubahan nama laboratorium menjadi laboratorium
geomekanika dan perlatan tambang. Sehingga di dalam laboratorium ini terdapat beberapa sub-
laboratorium seperti; mekanika batuan, teknik peledekan, pemboran dan penggalian dan
peralatan tambang. Oleh karena itu riset yang berbasis geomekanika dikembangkan untuk
menampung penyelesaian permasalahan dari keilmuan mekanika batuan, teknik peledakan,
pemboran, penggalian mekanis dan peralatan yang berhubungan peningkatan pemantapan lereng
dan lubang bukaan. Selain itu juga yang berhubungan dengan interaksi peralatan angkut dan gali
terhadap sifat fisik dan mekanik batuan. Namun demikian perlu dicatat bahwa tujuan akhir dari
pengembangan riset geomekanika adalah untuk meningkatkan keselamatan kerja tambang baik
terbuka maupun di bawah tanah. Beberapa riset yang berkaitan dengan teknik peldakan
diantaranya yaitupenentuan optimis fragmentasi akibat peledakan batuan (metode Kuz Ram),
pemantauan getaran tanah dan perhitungan scaled distance pada sejumlah proyek sipil, tambang
terbuka, dan kuari. Sedangkan riset yang berhubungan kemampuan potongan, kemampu galian,
dan kemampu beraian adalah pengamatan kinerja tunnel boring machine untuk penerowongan di
PLTA Singkarak, raise boring untuk sumuran ventilasi di tambang bawah tanah emas Pongkor,
road headeruntuk pembuatan jalan masuk di tambang bawah tanah batubara Ombilin, Bucket
Wheel Excavator di tambang terbuka batubara Air Laya dan penggaruan dan shovel di beberapa
tambang terbuka batubara.
Sudah banyak KMB yang tersedia untuk tujuan kemantapan lubang bukaan bawah tanah,
kemantapan lereng, kemampugaruan, kemampugalian, dan kemampuberaian. Agar KMB dapat
digunakan secara tepat, enjinir geomekanika memerlukan petunjuk untuk menentukan klasifikasi
spasi dan kondisi kekar sehingga dapat dideskripsikan secara lebih mudah tapi jelas oleh orang
yang berbeda dengan harapan memberikan pengertian yang sama. Beberapa peneliti telah
memberikan panduan tentang bagaimana melakukan survey kekar pada massa batuan untuk
kepentingan geomekanika seperti oleh Priest dan Hudson (1976) dan Kramadibrata (1996). Jadi,
petunjuk yang jelas yang berisi langkah per langkah mungkin diperlukan. Sebuah penelitian
doktoral mengenai pembuatan prosedur analitik dan kriteria kemantapan lereng di tambang
terbuka batubara sedang dilakukan dan penelitian ini sangat banyak berhubungan dengan
pekerjaan lapangan agar penilaian kemantapan lereng dapat dilakukan se-praktis mungkin
dengan pertimbangan utama kepada fitur geologi dan perilaku jangka panjang massa batuan
pembentuk lereng. Para enjinir geomakanika dan perminyakan sudah cukup lama
memperhatikan kestabilan sumur minyak dengan menggunakan teori brittle fracture. Untuk
Sebuah langkah penting mengenai pemahaman pentingnya penelitian laboratorium Geomekanika
untuk industri perminyakan ditunjukkan oleh penentuan kriteria runtuhan lubang bor melalui
serangkaian uji triaksial pada contoh batuan silinder hollow yang dilengkapi dengan sensor sonic
velocity. Selain itu dilakukan juga studi mengenai hubungan antara teori atau fenomena
kerusakan lubang bor (borehole fracture) melalui pengujian triaksial pada contoh silinder hollow
Dalam kenyataannya mekanika batuan merupakan gabungan dari teori, pengalaman dan kegiatan
di laboratorium serta pengujian in-situ. Disebut juga bahwa mekanika batuan tidak sama dengan
ilmu geologi yang didefinisikan oleh Talobre sebagai sains deskriptif yang mengidentiflkasi
batuan dan mempelajari sejarah batuan. Mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi
terapan yang banyak mengemukakan problem yang paling sering dihadapi oleh para geologiwan
di proyek bendungan, terowongan. Dengan mencari analogi-analogi, terutama dari proyek-
proyek yang sudah dikerjakan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada
proyek yang sedang dikerjakan. Meskipun penyelesaian ini masih secara empiris dan kualitatif.
Hampir semua mekanika perpindahan benda padat didasarkan atas teori kontinum.Konsep
kontinum adalah fiksi matematik yang tergantung pada struktur molekul material yang
digantikan oleh suatu bidang kontinum yang perilaku matematiknya identik dengan media
aslinya..

Anda mungkin juga menyukai