Bantuan Beku - Fix
Bantuan Beku - Fix
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU
BAB I
PENDAHULUAN
Kata geologi berasal dari kata latin, geo berarti bumi, dan logos berrti ilmu.
Geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pemahanman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai objek utama dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil. Geologi
juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta proses yang berlangsung
dipermukaan dan di bawah permukaan bumi. Geologi Dasar di dalam hal ini
merupakan dasar untuk mempelajari kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari
unsur utama, yaitu batuan sebagai penyusun kerak bumi, mengenal proses
pembentukannya, serta menjelaskan kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi
(Juliani et al., 2015).
Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari proses pembekuan magma.
Magma adalah bahan cair pijar didalam bumi, bersuhu tinggi (800-1400 oC) serta
memiliki kekentalan tinggi, bersifat mobile dan cenderung bergerak ke permukaan
bumi. Magma adalah bahan utama pembentuk batuan beku. Magma merupakan
material silikat yang panas dan pijar yang terdapat didalam bumi. Magma disusun
oleh bahan yang berupa gas (volatile) seperti H2O dan CO2. Batuan merupakan hasil
dari pembentukan ilmiah. Dari proses pembentukannya, umumnya batuan dibagi
menjadi tiga yaitu, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Perlunya
batuan batuan ini diklasifikasikan selain tujuan edukasi atau keilmuan, adalah untuk
tujuan seperti menyediakan data untuk dasar acuan komunikasi antara ahli geologi
dengan engineer serta memperoleh data kuantitatif sebagai acuan untuk membuat
kebijakan desain suatu proyek. (Sultoni et al., 2019).
Adapun praktikum kali ini dilakukan secara offline sehingga kami lebih muda
untuk membedakan beberapa batuan beku. Dimana kami dapat membedakan sifat-
sifat tiap batuan batuan yaitu terdapat warna lapuk, warna segar, jenis batuan, tekstur
kristanilitas, tekstur granularitas, fabrik pembentuk, fabrik relasi, struktur, serta
<,
membedakan nama batuan beku Fento dan nama batua Travis (Andi M. Tundru,
2023).
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum batuan beku agar praktikan dapat mengenal dan
mengetahui tentang batuan beku.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan proses pembentukan batuan beku;
2. Praktikan dapat mengetahui mineral penyusun pada batuan beku;
3. Praktikan dapat membedakan jenis batuan beku;
4. Praktikan dapat mendeskripsikan batuan beku dan menentukan nama dari
batuan beku.
1.3.1 Alat
1. Alat tulis;
2. Mistar min.30 cm;
3. Loop (60×);
4. Magnet;
5. HCL 0,1 M;
6. Lap kasar dan lap halus;
7. Skala bar;
8. Pensil warna;
9. Komperator
10. Skala Fenton dan Travis.
1.3.2 Bahan
1. Buku catatan;
2. Kertas HVS A4 (Min. 10);
3. Buku Penuntun Geologi Dasar;
4. Buku referensi;
5. Problem set (10).
<,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai obyek utama, dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar
dari bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil,
tidak hanya sebagai obyek, tetapi menyangkut penjelasan tentang sejarah
pembentukannya. Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta
proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat
sekarang dan juga pada masa lalu.
Geologi fisik didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari ke-
semuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai
penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya, serta menjelaskan
kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi. Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup
sangat luas, yang didalam pengkajiannya lebih dalam berkembang sebagai cabang
ilmu yang bersifat lebih khusus dan terinci.
Beberapa cabang ilmu geologi antara lain:
1. Pertologi adalah Mineralogi dan Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari
mineral dan batuan sebagai penyusun kerak bumi. Mineralogi mempelajari
mineralmineral yang membentuk batuan, termasuk di dalamnya juga aspek
spesialisasi dalam mineralogi adalah kristalografi. Sedangkan petrologi
mempelajari asalmula kejadian dan klasifikasi dari batuan.
2. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka
bumi yang terjadi karena kekuatan yang bekerja di atas dan di dalam tanah,
merupakan ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk bentang alam permukaan
bumi, termasuk proses-proses yang terjadi padanya.
3. Geofisika adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik dan bumi.
4. Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan mineral mineral
dan kerak bumi.
5. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk struktur
bagian dalam bumi dan di bagian dalam bumi yang membentuknya.
<,
Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan
bagian dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu batuan
beku (igneous rock), terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma
didalam bumi atau dipermukaan bumi, batuan sedimen (sedimentary rock),
terbentuk dari sedimen hasil rombakan batuan yang telah ada, oleh akumulasi
dari material organik, atau hasil penguapan dari larutan; dan batuan
metamorfik (metamorphic rock), merupakan hasil perubahan dalam keadaan
padat dari batuan yang telah ada menjadi batuan yang mempunyai komposisi
dan tekstur yang berbeda, sebagai akibat perubahan panas, tekanan, kegiatan
kimiawi atau perpaduan ketiganya. Semua jenis batuan ini dapat diamati
dipermukaan sebagai (singkapan). proses pembentukannya yang juga dapat
diamati saat ini juga.
Sebagai contoh, kegiatan gunung api yang menghasilkan beberapa
<,
beku. Batuan sedimen sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yakni batuan
sedimen mekanik, batuan sedimen kimia, dan batuan sedimen organik
(Victor Mamengko et al., n.d.)
Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang berasal dari
pelapukan batuan beku dan batuan sedimen. Batuan metamorf sering
disebut dengan batuan malihan. Batuan ini merupakan hasil dari ubahan
atau transformasi dari tipe batuan yang telah ada.
Batuan beku (Igneous rock) berasal dari bahasa latin yaitu “ignis” yang
berarti api atau pijar. Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari proses
pembekuan magma. Magma adalah bahan cair pijar didalam bumi, bersuhu tinggi
(800-1400oC) serta memiliki kekentalan tinggi, bersifat mobile dan cenderung
bergerak ke permukaan bumi.
Batuan beku ekstrusif atau instrusif atau plutonik adalah batuan beku
yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan
Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai
permukaan bumi. Sedangkan batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi
karena keluarnya magma ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara
dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan Sepanjang kurun
waktu dan akibat dari proses-proses ini, suatu bahan akan berubah menjadi jenis
yang lain (Kristanto et al., n.d.).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
<,
ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi
karena penurunan tekanan, kenaikan temperatur atau perubahan komposisi.
Terdapat 700 lebih tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar
batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-
unsur utama yaitu Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium
dan Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu; Felspar,
Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika. Mineral-Mineral ini menempati lebih
dari 95% volume batuan beku, dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan
tentang magma asal. Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan.
Batuan yang banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung
berwarna terang, sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium
umumnya mempunyai warna yang gelap.
Beberapa ahli yang memiliki pendapat tersendiri mengenai batuan beku
seperti:
1. Bates dan Jackson (1990)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari proses pembekuaan
magma baik secara ekstrusif maupun secara intrusif, yaitu proses perubahan
fase dari fase cair menjadi fase padat.
2. Huang (1962)
Batuan beku (igneous rocks) adalah kumpulan mineral silikat sebagai hasil
pembekuan daripada magma yang mendingin sehingga hal tersebut dapat
dikatakan sebagai batuan yang memili mineral slikat dari hasil pembekuan.
<,
<,
Jika dilihat dari cara atau proses terjadinya, batuan beku ini dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yakni :
1. Deep seated Rock
yakni batuan beku yang terbentuk jauh di dalam lapisan atmosfer bumi. Deep
seated rock ini disebut juga dengan batuan plutonik. Batuan plutonik ini
merupakan batuan beku yang proses terbentuknya atau proses terjadinya ada
di dalam dapur magma.
2. Dike rock
yakni batuan beku yang terbentuk di dekat permukaan. Dike rock ini juga
batuan beku gang atau korok. Batuan beku jenis ini merupakan batuan beku
yang terbentuk di gang ataupun celah-celah antar lapisan di dalam kulit bumi.
3. Effusive rock
yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Effusive rock ini juga
disebut dengan batuan vulkanik atau batuan beku luar atau batuan lelehan.
Batuan jenis ini merupakan batuan beku luar yang proses pembentukannya
berada di luar permukaan bumi
2.5.1 Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 nya
Selanjutnya adalah jenis batuan beku yang dibedakan berdasarkan kandungan
SiO2nya. batuan beku dibedakan menjadi empat macam, yakni:
<,
1. Batuan beku asam. Batuan beku asam merupakan jenis batuan beku yang
kandungan SiO2nya lebih dari 66%. Contoh dari batuan ini adalah riolit.
2. Batuan beku intermediate. Batuan beku intermediate merupakan batuan beku
yang kandungan SiO2nya antara 52% hingga 66%. Contoh dari batuan ini
adalah dasit.
3. Batuan beku basa. Batuan beku basa merupakan jenis batuan beku yang
kandungan SiO2nya antara 45% hingga 52%. Contoh dari batuan ini adalah
andesit.
4. Batuan beku ultra basa. Batuan beku ultra basa merupakan jenis batuan beku
yang kandungan SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh dari batuan jenis ini
adalah batu basalt.
2.5.2 Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warnanya
Selanjutnya adalah jenis-jenis batuan beku yang dilihat dari indeks warna
batuan itu sendiri. Jika dilihat dari klasifikasi sudut ini, batuan beku dibedakan
menjadi 2 yaitu
1. Pendapat pertama dari S.J. Shand (1943)
yang menyatakan bahwa batuan beku dilihat dari indeks warnanya dibedakan
menjadi 3 jenis, yakni:
a. Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral
mafik kurang dari 30%.
b. Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral
mafik sebanyak 30% hingga 60%.
c. Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar mineral
mafik lebih dari 60%.
2. Pendapat kedua dari S.J. Ellis
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, S.J. Ellis mengklasifikasikan batuan
beku menurut indeks warna ini menjadi 4 macam, yakni:
a. Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna
kurang dari 10%.
b. Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara
10% hingga 40%.
c. Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara
40% hingga 70%.
<,
d. Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari
70%.
Itulah beberapa klasifikasi atau jenis-jenis batuan beku jika dilihat dari
berbagai aspek atau sisi. Jenis batuan beku ini memang ada banyak namun semua
jenis batuan beku ini pastilah mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri.
2.5.3 Contoh dari Batuan Beku
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwasannya batuan beku merupakan
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma yang mengalami
pengerasan ini pada akhirnya akan menjadi batuan. Ada beberapa jenis batuan beku
yang seringkali kita kenal, diantaranya adalah batu obsidian, batu granit, dan batu
basalt. Batuan-batuan yang berbeda-beda tersebut mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-
ciri ataupun karakteristik dari masing-masing batu tersebut akan dipaparkan lebih
jelasnya sebagai berikut.
1. Batu Obsidian merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu obsidian ini juga
disebut sebagai batu kaca. Batu obsidian ini memiliki warna hitam ataupun
cokelat tua. Batu obsidian ini memiliki permukaan yang halus dan juga
mengkilap. Batu obsidian ini banyak dimanfaatkan sebagai alat pemotong
dan juga mata. Proses terjadinya batu obsidian ini berasal dari magma yang
membeku dengan cepat di atas permukaan bumi. Karena proses terbentuknya
ini yang berada di luar permukaan bumi, maka batu obsidian ini seringkali
disebut sebagai salah satu jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.
2. Batu Granit
Batu granit juga merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu granit
terbentuk atas butiran- butiran yang kasar yang semi berwarna-warni. Disebut
semi berwarna warni karena jenis batu ini memiliki warna yang berbeda-
beda ada yang berwarna putih dan ada juga yang berwarna keabu-abuan. Batu
ini merupakan jenis batu yang sering digunakan untuk bahan bangunan atau
sering digunakan untuk membangun sebuah gedung. Jenis batuan ini
terbentuk karena adanya magma yang membeku yang prosesnya terjadi di
dalam kerak bumi. Proses pembekuan ini berlangsung secara perahan-lahan
dan dalam waktu yang cukup lama. Maka dari itu jenis batuan ini termasuk
ke dalam jenis batuan beku dalam.
3. Batu Basal
<,
Salah satu jenis lain dari batuan beku adalah batu Basal. Batu basal ini
sering disebut juga sebagai batu lava. Batu lava atau basal ini memiliki
warna hijau keabu-abuan dan terdiri dari butiran-butiran kecil atau berbentuk
butiran- butiran kecil. Batu ini juga merupakan salah satu jenis batuan yang
sering digunakan untuk membuat bahan bangunan. Proses terbentuknya batu
ini berasal dari magma yang membeku di bawah lapisan kerak bumi yang
bercampur dengan gas- gas tertentu yang menyebabkan magma tersebut
memiliki rongga-rongga kecil. Proses terjadinya dimulai dari magma yang
keluar dari dapur magma dan mencapai permukaan bumi yang membeku
dengan cepat di atas permukaan bumi. Maka dari itu jenis batuan ini termasuk
ke dalam jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.
4. Batu Andesit
Salah satu jenis batuan beku lainnya adalah batu andesit. Batu andesit
ini merupakan jenis batuan beku yang mempunyai warna putih keabu- abuan
dan butirannya kecil-kecil seperti ciri-ciri yang dimiliki oleh batu basal. Batu
ini seringkali digunakan dalam pembuatan arca dan juga bangunan-bangunan
candi dan semacamnya. Proses terbentuknya batu ini berasal dari magma
yang membeku dengan sangat cepat yang berada di bawah kerak bumi. Batu
andesit ini merupakan salah satu jenis batuan beku yang tergolong ke dalam
batuan beku luar atau batuan beku efusit.
5. Batu Apung
Jenis batuan beku selanjutnya adalah batu apung. Batu apung
merupakan salah satu jenis dari batuan beku yang memiliki ciri khusus
berwarna cokelat bercampur dengan abu-abu muda. Selain warna yang khas
tersebut, batu ini juga memiliki bentuk berongga-rongga. Batu ini seringkali
digunakan untuk mengampelas kayu dan juga digunakan sebagai bahan
penggosok. Batu ini terbentuk dari magma yang membeku di permukaan
bumi. Maka dari jenis cara pembentukannya, batu ini tergolong sebagai
batuan beku dengan jenis batu beku efusit. Itulah beberapa jenis dari batuan
beku yang seringkali muncul atau seringkali kita temui beserta ciri-ciri dan
juga kegunaannya. Selain batuan beku, sebenarnya masih banyak jenis batuan
lain yang dapat kita temui di sekitar kita. Jenis- jenis bebatuan merupakan
salah satu bukti bahwasannya bumi ini merupakan tempat yang banyak sekali
<,
<,
<,
dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Tekstur adalah hubungan antara sifat butir
mineral yang satu dengan butir mineral lainnya didalam satu masa dasar yang tidak
terpisah. Tekstur dalam batuan beku terdiri atas beberapa macam, yaitu:
1. Kristanilitas
Kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu
sendiri. Bila ada pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup
energi ada pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan dari fase cair ke
fase padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila
penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan
tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristal
tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan
pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas. Derajat/tingkat
kristanilitas mineral dalam suatu masa batuan beku, meliputi:
a. Holokristalin, apabila seluruh massa batuan terdiri dari Kristal (mineral).
Hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu lama
sehingga memungkinkan terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk
kristal yang relatif sempurna.
b. Hipokristalin, apabila sebagian massa batuan terdiri dari
non-kristal/amorf (gelas). Hal ini menunjukkan proses kristalisasi
berlangsung relatif lama namun masih memungkinkan terbentuknya
mineral dengan bentuk kristal yang kurang.
c. Holohyalin, apabila sebagian massa dasar batuan terdiri dari non-
kristal/amorf (gelas).
2. Granularitas
Granularitas adalah ukuran butir Kristal dalam batuan beku, dapat
sangat halus sehingga tidak dapat dikenal atau dilihat. Granularitas atau
ukuran butir adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali. Granularitas
dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan. Adapun macam-macam
granularitas, yaitu:
a. Fanerik
<,
b. Relasi
Hubungan antar kristal dalam batuan beku, yaitu:
1. Equigranular, ukuran kristalnya sama/hamper sama besar. Disebut
equigranular apabila memiliki ukuran mineral yang seragam. Tekstur ini
dibagi menjadi 3:
a. Panidiomorfik Granular
Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran
butir relatif seragam dan berbentuk euhedral
b. Hipidiomorfik Granular
Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran
butir relatif seragam dan berbentuk subhedral.
c. Allotriomorfik Granular
Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran
butir relatif seragam dan berbentuk anhedral.
2. In Equigranular, dimensinya tak teratur.
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak
sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain (yang lebih
kecil) disebut massa dasar yang bisa berupa kristal atau gelas.
a. Faneroporfiritik
Faneroporfiritik, yaitu apabila kristal-kristal penyusun massa dasar dapat
terlihat jelas dengan mata atau lup. Bila kristal mineral yang besar
(Fenokris) dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan
dapat dikenali dengan mata telanjang.
<,
Termasuk dalam suatu jenis batu yang telah terbentuk dari adanya suatu
pembekuan magma. Batuan beku tersebut yakni dapat disebut sebagai Batu Ignesius.
Magma beku ini adalah magma dingin dan keras dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusi atau plutonik atau di
atas permukaan sebagai batuan tambahan atau batuan vulkanik.
Kemampuan roman yang dapat dilihat di lapangan. Misal: banding (melapis),
liniasi (kelurusan), rekahan (jointinng) dan lain-lain. Struktur-struktur untuk
<,
<,
3. Amigdaloidal
Sama dengan vesikuler dan lubang-lubang gas tersebut telah terisi oleh
mineral sekunder, misal silika.
<,
5. Lava bantal
Struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur
dari bantal.
<,
<,
<,
dan perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunung api. Di
samping itu, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita
butuhkan yang diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas
bumi.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan kita pakai dalam
Praktikum batuan beku, kemudian siapkan sample batuan beku yang akan
kita deskripsikan, sebanyak 8 sample batuan. Langkah pertama yaitu kita
menentukan nomor peraga pada mineral dengan mengurutkan batuan tersebut
lalu kita tulis menggunakan pensil untuk mempermudah jika ada data yang
salah. Setelah itu kita lihat warna segar dan warna lapuk. Dalam
menentukan warna segar kita perlu memperhatikan dengan seksama warna
dari batuan itu yang akan di dekripsi, kita dapat melihat warna apa yang
paling mendasari atau mendominasi dari batuan tersebut maka itulah warna
segarnya. Untuk warna lapuk kita perhatikan warna apa yang menempel
pada batuan atau yang terkontaminasi di alam sekitarnya.
Selanjutnya kita tentukan jenis batuan tersebut apakah dia asam,
intermedit, basa atau ultrabasa. Untuk strukturnya kita memberi struktur
masive pada semua batuan karena yang di deskripsi hanyalah sampel batuan,
dan tekstur batuannya, untuk kita deskripsi dari kristalinitasnya, apakah dia
holokristalin, hipokristalin atau holohyalin, kita lihat dari massa batuannya
apakah terdiri dari kristal atau hanya sebagian saja. Lanjut untuk
granularitasnya kita perhatikan batuannya apakah dia fanerik, porfiritik atau
afanitik, dilihat dari kistalnya dapat dilihat dengan kasat mata atau tidak.
Untuk fabriknya terbagi menjadi dua yaitu bentuk yang dimana bentuk
terbagi jadi tiga, euhedral, subhedral dan anhedral, dapat dilihat dari bidang
<,
kristalnya jelek atau baik. Relasi terbagi menjadi dua, equigranular (ukuran
kristalnya sama) dan in equigranular (dimensinnya tidak teratur).
Kita juga menentukan komposisi mineral utama dan mineral
tambahannya lalu menentukan persentase dari setiap mineral tersebut, lalu
menuliskan komposisi kimia dari mineral tersebut. Setelah itu, kita
memberikan nama suatu batuan tersebut berdasarkan Travis, 1950 dan
Fenton, 1955. Pendeskripsian terakhir dengan memberikan simbol batuan
beku, simbolnya menggambar kotak terus di dalamnya diberikan simbol
tanda tambah lalu diberikan warna merah. Lalu rapikan alat dan bahan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
<,
4.1.2 Limburgit
Tabel 4.2 Limburgit
Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta
Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :2 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Holohyalin
Warna Segar : Hijau Granularitas : Afanitik
Jenis Batuan : Ultrabasa Fabrik : Bentuk : Anhedral
Struktur : Massive Relasi :
InEquigranular
<,
<,
<,
<,
4.1.6 Basalt
Tabel 4.6 Basalt
<,
<,
<,
4.2 Pembahasan
<,
(Ai,Si3O8) (F,OH)2 dan mineral tambahan kuarsa (SiO2) jumlah persentase 10%
dengan nama batuan Fenton Basalt Porphyry dan Trevis yaitu Porfirit Basal.
Ganesa perpindahan mineral dari suatu tempat berkumpul ditempat baru dan
seiring berjalannya waktu material tersebut membeku dan membentuk batu. Asosiasi
salah satu jenis batuan beku yang tersusun antara batu granit hingga batu basalt.
Kegunaannya adalah untuk batu ornamen dinding maupun lantai bangunan.
4.1.2 Limburgit
Mengenai hasil yang terdapat pada sampel nomor urut 2 di dengan warna
lapuk coklat dimana warna tersebut sudah terkontaminasi dengan warna segar hijau,
dengan jenis batuan ultrabasa yang mempunyai tekstur kristalinitas yaitu
holokristalin dan tekstur untuk granularitas yaitu afanitik yaitu kristalnya sangat
halus sehingga sulit dibedakan dengan mata biasa. Mempunyai fabrik relasi yaitu
anhedral dan fabrik relasi yaitu inequigranular yang mempunyai struktur massive
juga komposisi mineral utama yaitu olivin dengan jumlah persentase 60 % dngan
komposisi kimia (Mg,fe)2 SiO4 dan piroksin dengan jumlah persentase 30% dan
komposisi kimia XY (Si, Ai)2 O6 dan mineral tambahan asbes dengan jumlah
<,
persentasi 10% dengan komposisi kimia Mg3 (SiO5) (OH)4. Dengan nama batuan
Limburgit pada skala Fenton dan Travis.
Ganesa oleh hasil kegiatan erupsi gunung api yang bersusun asam hingga
basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca.
Asosiasi merupakan salah satu contoh batuan beku terbentuk langsung dari batuan
magma letusan gunung berapi. Manfaatnya adalah sebagai bahan untuk produk
keramik, ringan, filter dan pengisi juga bisa dijadikan sebagai peralatan lainnya.
Banyak terdapat di daerah Spanyol, Afrika, Kikimanjoro dan Brazil.
<,
komposisia kimia XY (Si,Ai)2O6 dan biotit (K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2) dengan
presentase 20% dengan nama batuan Fenton Latite dan Travis Porfiri Latit
Genesa pada continental atau bahan kontinen dari erupsi vulkanik dimana
magma granitik mencapai permukaan rhyolite sangat jarang terbentuk dari erupsi
gunung api laut. Asosiasi umumnya disusun mineral kuarsa plagioklas dan sanidine
dengan beberapa kecil kehadiran dari biotit. Banyak terdapat di daerah Islandia
Yellow Stone di Amerika Serikat dan Tembora Indonesia. manfaatnya adalah sebagai
pelengkap ketika membangun.
<,
dengan persentase 15% dengan komposisi kimia (MgFe)2 SiO4 dan amphibol dengan
persentasi 15% dengan komposisi kimia C2 (Mg, Fe, Ai) dan biotit dengan persentase
10% dengan komposisi kimia K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2 nama batuan Fenton
Quartz Monzonite Porphyri Granodiorite Porphyri dan Trevis yaitu Porfiri Monzonit.
Ganesa perpindahan mineral dari suatu tempat berkumpul ditempat baru dan seiring
berjalannya waktu material tersebut membeku dan membentuk batu. Asosiasi salah satu jenis
batuan beku yang tersusun antara batu granit hingga batu basalt. Banyak didapat daerah
banjanegara dan pemalang, jawa tengah. Manfaatnya adalah untuk batu ornamen dinding
maupun lantai bangunan gedung, pengeras jalan, fondasi dan sebagainya.
(Ais) AiSi2O8 dan amphibole dengan persentase 40% komposisi kimia Ca2 ( Mg, Fe
Ai)5 (AiSi8O22)(OH)2 dan mineral tambahan yaitu biotit (K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8)
(F,OH)2) dengan persentase 10% dan kuarsa (SiO2) persentase 5%. Dengan nama
batuan Syenite Porphyri untu Fenton dan Trevis yaitu Porfiri Sianit
Ganesa dari hasil batuan bekudari ultrabasa plutonik, yang terjadi merupakan
hasil pembekuan magma berkomposisi bumi. Asosiasi dari batuan ini yaitu tinggi
akan magnesium. Manfaat dalam bidang keindahan dan kebijakan sebagai perhiasan
karya warna hijau yang bisa transparan.
4.1.6 Basalt
kimia XY (Si,Ai)2O6 dan biotit (K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2) dengan persentase
10% dan mineral tambahan kuarsa (SiO2) jumlah persentase 5% dan ampibol (C2
(Mg, Fe, Ai)) dengan persentase 10% dengan nama batuan Fenton Basalt dan Trevis
yaitu Basal
Ganesa akibat proses dari pembekuan magma yang berlangsung secara cepat
sehingga bentuk kristal yang dihasilkan tidak sempurna. Asosiasi basal ini bisa
dibagi menjadi dua tipe, yaitu basalt alkau dan thedutik. Manfaat sebagai pondasi
suatu bangunan dan rumah sebagai ornamen penghias bangunan.
persentase 35% memiliki komposisi kimia SiO2 dan plagioklas dengan persentase
60% dengan komposisi kimia (Ca, Na) (Ais) AiSi2O8 dan mineral tambahan biotit
jumlah persentase 5% dengan komposisi kimia K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2 nama
batuan Fenton Quartz Diorite dan Trevis yaitu Diorit Kuarsa.
Ganesa dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafik pada suatu
subduction zone. Asosiasi salah satu jenis batuan beku dalam mineral berbutir kasar
hingga sedang. Kegunaan dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun
lantai bangunan pada gedung atau tugu. Proses keterdapatannya sangat banyak
ditemukan dipuncak gunung, pantai, sungai dan gurun pasir.
(Mg,Fe)2 SiO4 dan Kuarsa dengan persentase 40% komposisi kimia SiO4 dan mineral
tambahan biotit dengan persentase 10% komposisi kimia K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8)
(F,OH)2 dan ampibol (C2 (Mg, Fe, Ai)) dengan persentase 15% Dengan nama
batuan Fenton Grenite Pegmatit dan Trevis yaitu Grenit
Ganesa yang dibentuk hasil larutan magma sisa kristalisasi yang mebgandung
unsur silika rendah . Asosiasi mineralnya sebagian besar tersusun atas mineral, felsik
sehingga memiliki kenampakan dari deskripsi diatas. manfaaat yaitu deposit
pegmatit sering mengandung batu permata, mineral industri langka.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Batu adalah kumupulan mineral dua atau lebih yang terikat satu sama lain,
hal ini menandakan bahwa di dalam batuan itu ada mineral yang menyusun batuan
tersebut. Contoh batuan Diorit kuarsa yang memiliki mineral utama kuarsa dan
mineral tambahan plagioklas dan biotit sebagai penyusun batuannya. Batuan beku
merupakan batuan yang berasal dari proses pembekuan magma. Batuan beku
ekstrusif atau instrusif atau plutonik adalah batuan beku yang telah menjadi kristal
dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi.
Sifat fisik batuan yang dideskripsikan pada praktikum batuan beku, yaitu
warna yang terdiri dari warna lapuk dan warna segar, jenis batuan yang terdiri atas
batuan asam, intermedite, basa dan ultrabasa, struktur batuan yang dideskripsi,
kristanilitas dan granularitas batuan beku yang dideskripsi, fabrik yang terdiri dari
bentuk dan relasi, mineral utama dan mineral tambahan dari batuan beku yang
dideskripsi sehingga dapat disimpulkan nama mineral dari mineral yang dideskripsi
menggunakan skala Travis (1955) dan skala Fenton (1950).
5.2 Saran
<,
<,
DAFTAR PUSTAKA
Juliani, R., Sembiring, H., Fisika, J., Matematika, F., Ilmu, D., & Alam, P. (2015). Determination
Subsurface Rocks Using Resistivity Geoelectricity In Pamah Paku Kutambaru Langkat
Regency. In Jurnal Einstein (Vol. 3, Issue 2).
Kristanto, A. T., Sugarbo, O., Hussein, A., & Rizqi, F. (N.D.). Analisis Petrogenesa Batuan Beku
Sebagai Tinjauan Keterdapatan Mineral Ekonomis Di Daerah Wukirharjo. Geoda, 01(01),
95–104.
Sultoni, M. I., Hidayat, B., & Subandrio, A. S. (2019). Klasifikasi Jenis Batuan Beku Melalui
Citra Berwarna Dengan Menggunakan Metode Local Binary Pattern Dan K-Nearest
Neighbor. In Jurnal Tektrika (Vol. 4, Issue 1).
Victor Mamengko, D., Sandjadja, Y. B., Mulyana, B., Panggabean, H., Haryanto, I., Budi Lelono,
E., Trivianty Musu, J., Panuju, Dan, Jln Raya Bandung -Sumedang Km, P., Barat, J., Survei
Geologi Jln Diponegoro No, P., Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas
Bumi, P., Cileduk Raya Kav, J., & Lama, K. (N.D.). Perkembangan Fasies Sedimen
Formasi Mamberamo Berumur Miosen Akhir-Pliosen Di Cekungan Papua Utara
Sedimentary Facies Development Of The Upper Miocene-Pliocene Mamberamo Formation
In The North Papua Basin 12 2 3 2 2.
<,