Anda di halaman 1dari 45

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata geologi berasal dari kata latin, geo berarti bumi, dan logos berrti ilmu.
Geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pemahanman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai objek utama dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil. Geologi
juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta proses yang berlangsung
dipermukaan dan di bawah permukaan bumi. Geologi Dasar di dalam hal ini
merupakan dasar untuk mempelajari kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari
unsur utama, yaitu batuan sebagai penyusun kerak bumi, mengenal proses
pembentukannya, serta menjelaskan kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi
(Juliani et al., 2015).
Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari proses pembekuan magma.
Magma adalah bahan cair pijar didalam bumi, bersuhu tinggi (800-1400 oC) serta
memiliki kekentalan tinggi, bersifat mobile dan cenderung bergerak ke permukaan
bumi. Magma adalah bahan utama pembentuk batuan beku. Magma merupakan
material silikat yang panas dan pijar yang terdapat didalam bumi. Magma disusun
oleh bahan yang berupa gas (volatile) seperti H2O dan CO2. Batuan merupakan hasil
dari pembentukan ilmiah. Dari proses pembentukannya, umumnya batuan dibagi
menjadi tiga yaitu, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Perlunya
batuan batuan ini diklasifikasikan selain tujuan edukasi atau keilmuan, adalah untuk
tujuan seperti menyediakan data untuk dasar acuan komunikasi antara ahli geologi
dengan engineer serta memperoleh data kuantitatif sebagai acuan untuk membuat
kebijakan desain suatu proyek. (Sultoni et al., 2019).
Adapun praktikum kali ini dilakukan secara offline sehingga kami lebih muda
untuk membedakan beberapa batuan beku. Dimana kami dapat membedakan sifat-
sifat tiap batuan batuan yaitu terdapat warna lapuk, warna segar, jenis batuan, tekstur
kristanilitas, tekstur granularitas, fabrik pembentuk, fabrik relasi, struktur, serta

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-46
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

membedakan nama batuan beku Fento dan nama batua Travis (Andi M. Tundru,
2023).
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum batuan beku agar praktikan dapat mengenal dan
mengetahui tentang batuan beku.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan proses pembentukan batuan beku;
2. Praktikan dapat mengetahui mineral penyusun pada batuan beku;
3. Praktikan dapat membedakan jenis batuan beku;
4. Praktikan dapat mendeskripsikan batuan beku dan menentukan nama dari
batuan beku.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat tulis;
2. Mistar min.30 cm;
3. Loop (60×);
4. Magnet;
5. HCL 0,1 M;
6. Lap kasar dan lap halus;
7. Skala bar;
8. Pensil warna;
9. Komperator
10. Skala Fenton dan Travis.
1.3.2 Bahan
1. Buku catatan;
2. Kertas HVS A4 (Min. 10);
3. Buku Penuntun Geologi Dasar;
4. Buku referensi;
5. Problem set (10).

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-47
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Geologi

Sebagai obyek utama, dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar
dari bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil,
tidak hanya sebagai obyek, tetapi menyangkut penjelasan tentang sejarah
pembentukannya. Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta
proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat
sekarang dan juga pada masa lalu.
Geologi fisik didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari ke-
semuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai
penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya, serta menjelaskan
kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi. Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup
sangat luas, yang didalam pengkajiannya lebih dalam berkembang sebagai cabang
ilmu yang bersifat lebih khusus dan terinci.
Beberapa cabang ilmu geologi antara lain:
1. Pertologi adalah Mineralogi dan Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari
mineral dan batuan sebagai penyusun kerak bumi. Mineralogi mempelajari
mineralmineral yang membentuk batuan, termasuk di dalamnya juga aspek
spesialisasi dalam mineralogi adalah kristalografi. Sedangkan petrologi
mempelajari asalmula kejadian dan klasifikasi dari batuan.
2. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka
bumi yang terjadi karena kekuatan yang bekerja di atas dan di dalam tanah,
merupakan ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk bentang alam permukaan
bumi, termasuk proses-proses yang terjadi padanya.
3. Geofisika adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik dan bumi.
4. Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan mineral mineral
dan kerak bumi.
5. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk struktur
bagian dalam bumi dan di bagian dalam bumi yang membentuknya.
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-48
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Stratigrafi ilmu yang mempelajari urutan pembentukan batuan penyusun


kerak bumi, terutama.
untuk batuan-batuan yang berlapis.. Stratigrafi sangat berhubungan erat
dengan ilmu geologi sejarah yang mempelajari sejarah dari bumi sejak
terbentuknya hingga sekarang.
6. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan purba.
Didalam perkembangannya, geologi sebagai dasar dari ilmu kebumian,
sangat berhubungan dengan ilmu dasar yang lain yaitu ilmu-ilmu fisika dan
kimia. Geofisika adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat fisika dari
bumi, mempelajari parameter fisika, menerapkan hukum dan teori fisika
untuk menjelaskan tentang proses yang terjadi di bumi. Demikian pula
Geomekanika, beberapa sifat kimia dan batuan dan kerak bumi dipelajari
lebih lanjut dengan prinsip dan teori kimia untuk dapat menjelaskan proses
kejadiannya.
Selain itu geologi berhubungan dengan ilmu sebagai dasar ilmu terapan,
misalnya dibidang pertambangan (Geologi pertambangan), perminyakan (Geologi
Minyak), teknik sipil (Geologi Teknik), hidrologi (Hidrogeologi), lingkungan dan
sebagainya.

2.2 Pengenalan Batuan

Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan
bagian dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu batuan
beku (igneous rock), terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma
didalam bumi atau dipermukaan bumi, batuan sedimen (sedimentary rock),
terbentuk dari sedimen hasil rombakan batuan yang telah ada, oleh akumulasi
dari material organik, atau hasil penguapan dari larutan; dan batuan
metamorfik (metamorphic rock), merupakan hasil perubahan dalam keadaan
padat dari batuan yang telah ada menjadi batuan yang mempunyai komposisi
dan tekstur yang berbeda, sebagai akibat perubahan panas, tekanan, kegiatan
kimiawi atau perpaduan ketiganya. Semua jenis batuan ini dapat diamati
dipermukaan sebagai (singkapan). proses pembentukannya yang juga dapat
diamati saat ini juga.
Sebagai contoh, kegiatan gunung api yang menghasilkan beberapa
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-49
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

jenis batuan beku, proses pelapukan , erosi, transportasi dan pengendapan


sedimen yang setelah melalui proses pembatuan (lithification) menjadi
beberapa jenis batuan sedimen. Kerak bumi ini bersifat dinamik, dan
merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses yang mempengaruhi
pembentukan ketiga jenis batuan tersebut. Sepanjang kurun waktu dan akibat
dari proses-proses ini, suatu batuan akan berubah menjadi jenis yang lain.
Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan juga sebagai
tempat hidup bagi jasad renik, baik yang mikro ataupun yang makro.Tanah
yang ada di sekitar kita berasal dari bebatuan yang mengalami pelapukan
dikarenakan beberapa faktor. Faktor yang menyebabkan pelapukan adalah
iklim dan aktivitas jasad hidup. Iklim dan aktivitas jasad renik pada
suatu relief/topografi tertentu akan menentukan berapa lama bahan induk
dapat mengalami pelapukan. Pelapukan bebatuan/bahan induk untuk
menjadi tanah yang bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup
umumnya memerlukan waktu yang sangat lama. Bebatuan sendiri juga
memilki ciri dan sifat yang berbeda-beda, seperti warna, tekstur dan
mineral penyusun batuan. Batuan dibedakan menjadi beberapa jenis seperti
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Batuan berasal dari magma yang berada di perut bumi. Magma
tersebut akan membeku dalam waktu yang lama. Magma yang membeku
sejak berada di dalam perut bumi disebut dengan batuan beku. Batuan
beku merupakan jenis batuan yang mengalami pelapukan secara
sempurna, sehingga rongga yang ada didalamnya sangat kecil dan
merupakan batuan yang sangat kuat. Batuan jenis ini biasanya digunakan
pada sektor industri untuk bahan dalam pembangunan sarana dan prasarana
fisik seperti bahan bangunan dan pembangunan jalan karena sifatnya yang
kuat tersebut.
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang berasal dari endapan
atau batuan beku yang mengalami pelapukan dan terbawa oleh angin atau
air. Batuan beku yang lama kelamaan akan terkikis dan mengarami
pengendapan akibat dari proses kimia atau yang sering disebut
kristalisasi. Batuan sedimen memiliki karakteristik yaitu memiliki rongga
yang cukup besar, sehingga tingkat kekuatannya berada di bawah batuan
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-50
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

beku. Batuan sedimen sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yakni batuan
sedimen mekanik, batuan sedimen kimia, dan batuan sedimen organik
(Victor Mamengko et al., n.d.)
Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang berasal dari
pelapukan batuan beku dan batuan sedimen. Batuan metamorf sering
disebut dengan batuan malihan. Batuan ini merupakan hasil dari ubahan
atau transformasi dari tipe batuan yang telah ada.

Gambar 2.1 Siklus Batuan


Semua jenis batuan ini dapat diamati dipermukaan sebagai (singkapan).
Proses pembentukannya juga dapat diamati saat ini. Sebagai contoh, kegiatan gunung
api yang menghasilkan beberapa jenis batuan beku, proses pelapukan, erosi,
transportasi dan pengendapan sedimen yang setelah melalui proses pembatuan
(lithification) menjadi beberapa jenis batuan sedimen. Kerak bumi ini bersifat
dinamik dan merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses yang mempengaruhi
pembentukan ketiga jenis batuan tersebut.. Hubuingan ini merupakan dasar dari
jentera (siklus) batuan.Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
2.2.1 Mineral asam / felsic minerals
Mineral-mineral ini umumnya berwarna cerah karena tersusun atas silika dan
alumni, seperti : kuarsa, ortoklas, plagioklas, muskovit.
2.2.2 Mineral basa / mafic minerals
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-51
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Mineral-mineral ini umumnya berwarna gelap karena tersusun atas unsur-


unsur besi, magnesium, kalsium, seperti : olivin, piroksin, hornblende, biotit.
Mineral-mineral ini berada pada jalur kiri dari seri Bowen.
Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-
mineral mafik umumnya mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan mineral felsik. Secara sederhana dapat dilihat pada Bowen
Reaction Series.
Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat labil dan mudah
berubah menjadi mineral lain. Mineral yang dibentuk pada temperatur rendah adalah
mineral yang relatif stabil. Pada jalur sebelah kiri, yang terbentuk pertama kali
adalah olivin sedangkan mineral yang terbentuk terakhir adalah biotit.
Mineral-mineral pada bagian kanan diwakili oleh kelompok plagioklas karena
kelompok mineral ini paling banyak dijumpai. Yang terbentuk pertama kali pada
suhu tinggi adalah calcic plagioclase (bytownit), sedangkan pada suhu rendah
terbentuk alcalic plagioclase (oligoklas). Mineral-mineral sebelah kanan dan kiri
bertemu dalam bentuk potasium feldsfar kemudian menerus ke muskovit dan
berakhir dalam bentuk kuarsa sebagai mineral yang paling stabil.

2.3 Definisi Batuan Beku

Batuan beku (Igneous rock) berasal dari bahasa latin yaitu “ignis” yang
berarti api atau pijar. Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari proses
pembekuan magma. Magma adalah bahan cair pijar didalam bumi, bersuhu tinggi
(800-1400oC) serta memiliki kekentalan tinggi, bersifat mobile dan cenderung
bergerak ke permukaan bumi.
Batuan beku ekstrusif atau instrusif atau plutonik adalah batuan beku
yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan
Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai
permukaan bumi. Sedangkan batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi
karena keluarnya magma ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara
dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan Sepanjang kurun
waktu dan akibat dari proses-proses ini, suatu bahan akan berubah menjadi jenis
yang lain (Kristanto et al., n.d.).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-52
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi
karena penurunan tekanan, kenaikan temperatur atau perubahan komposisi.
Terdapat 700 lebih tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar
batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Gambar 2.2 Magma


Proses terbentuknya batuan beku berasal dari pembekuan magma. Menurut
para ahli, magma adalah cairan silikat kental yang terdapat di kerak bumi bagian
bawah dengan temperatur yang sangat tinggi, dan bersifat dinamis. Jadi dapat
dikatakan bahwa bahan baku batuan beku adalah magma atau lapisan bumi yang
telah dipijar yang mengalami proses pembekuan alami. Maka dari itu magma juga
biasa disebut dengan proses pembentukan yang disusun oleh bahan yang berupa gas .
Beberapa ahli geologis seperti Turner dan Verhoogen tahun 1960, F.F Groun Tahun
1947,Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan silikat kental pijar
yang terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara
1.500 sampai dengan 2.500 derajat celcius.
Dalam magma teredapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat
volatile / gas (antara lain air, CO2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya)
yang magma dapat bergerak, dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk
mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku. Dalam perjalanan menuju bumi
magma mengalami penurunan suhu, sehingga mineral-mineral pun akan terbentuk.
Peristiwa ini disebut dengan peristiwa penghabluran.
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-53
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-
unsur utama yaitu Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium
dan Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu; Felspar,
Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika. Mineral-Mineral ini menempati lebih
dari 95% volume batuan beku, dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan
tentang magma asal. Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan.
Batuan yang banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung
berwarna terang, sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium
umumnya mempunyai warna yang gelap.
Beberapa ahli yang memiliki pendapat tersendiri mengenai batuan beku
seperti:
1. Bates dan Jackson (1990)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari proses pembekuaan
magma baik secara ekstrusif maupun secara intrusif, yaitu proses perubahan
fase dari fase cair menjadi fase padat.
2. Huang (1962)
Batuan beku (igneous rocks) adalah kumpulan mineral silikat sebagai hasil
pembekuan daripada magma yang mendingin sehingga hal tersebut dapat
dikatakan sebagai batuan yang memili mineral slikat dari hasil pembekuan.

2.4 Proses Pembentukan Batuan Beku

Magma adalah bahan utama pembentuk batuan beku. Magma merupakan


material silikat yang panas dan pijar yang terdapat didalam bumi dengan temperature
berkisar 600oC sampai 1500oC. Magma disusun oleh bahan yang berupa gas
(volatile) seperti H2O dan CO2. Magma terdapat dalam rongga di dalam bumi yang
disebut dapur magma (magma chamber). Karena magma relatif lebih ringan dari
batuan yang ada di sekitarnya, maka magma selalu bergerak naik ke atas.
Gerakan dari magma ke atas ini kadang-kadang di sertai oleh tekanan yang
besar dari magma itu sendiri atau dari tekanan disekitar dapur magma yang
menyebabkan terjadinya erupsi gunung api. Erupsi gunung api terkadang hanya
menghasilkan lelehan lava namun dapat pula disertai oleh letusan yang hebat
(eksplosif). Karena magma merupakan cairan yang panas, maka io-ion penyusunnya
akan bergerak bebas tak beraturan.

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-54
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion


yang tidak beraturan ini akan menurun dan ion-ion tersebut akan mulai mengatur
dirinya menyusun bentuk yang teratur. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan
kimia dan membentuk kristal yang teratur. Proses ini disebut kristalisasi.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses
kristalisasi, terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung
dengan lambat maka ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya
sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya apabila
pendinginan berlangsung cepat maka ion-ion tersebut tidak memiliki kesempatan
untuk mengembangkan dirinya sehingga akan membentuk kristal yang kecil.
Apabila pendinginan berlangsung sangat cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion-
ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan
atom yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas.
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon
akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedral oksigen-silikon.
Kemudian tetrahedral-tetrahedral oksigen silikon tersebut akan saling bergabung dan
dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dari bermacam mineral silikat.
Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah.
Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan
atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur
yang lebih tinggi dari mineral yang lainnya, sehingga kadang-kadang magma
mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.
Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan folatil juga mempengaruhi
proses kristalisasi. Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut.
.

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-55
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Gambar 2.3 Batuan beku


Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahal folatil juga
mempengaruhi proses kristalisasi. Karena magma dibedakan dari faktor-faktor
tersebut, maka kenampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat
bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada
faktor-faktor tersebut diatas. Kondisi linkungan pada saat kristalisasi dapat
diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut tekstur.
Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan komposisi
mineralnya

2.5 Klasifikasi batuan beku

Jika dilihat dari cara atau proses terjadinya, batuan beku ini dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yakni :
1. Deep seated Rock
yakni batuan beku yang terbentuk jauh di dalam lapisan atmosfer bumi. Deep
seated rock ini disebut juga dengan batuan plutonik. Batuan plutonik ini
merupakan batuan beku yang proses terbentuknya atau proses terjadinya ada
di dalam dapur magma.
2. Dike rock
yakni batuan beku yang terbentuk di dekat permukaan. Dike rock ini juga
batuan beku gang atau korok. Batuan beku jenis ini merupakan batuan beku
yang terbentuk di gang ataupun celah-celah antar lapisan di dalam kulit bumi.
3. Effusive rock
yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Effusive rock ini juga
disebut dengan batuan vulkanik atau batuan beku luar atau batuan lelehan.
Batuan jenis ini merupakan batuan beku luar yang proses pembentukannya
berada di luar permukaan bumi
2.5.1 Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 nya
Selanjutnya adalah jenis batuan beku yang dibedakan berdasarkan kandungan
SiO2nya. batuan beku dibedakan menjadi empat macam, yakni:
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-56
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

1. Batuan beku asam. Batuan beku asam merupakan jenis batuan beku yang
kandungan SiO2nya lebih dari 66%. Contoh dari batuan ini adalah riolit.
2. Batuan beku intermediate. Batuan beku intermediate merupakan batuan beku
yang kandungan SiO2nya antara 52% hingga 66%. Contoh dari batuan ini
adalah dasit.
3. Batuan beku basa. Batuan beku basa merupakan jenis batuan beku yang
kandungan SiO2nya antara 45% hingga 52%. Contoh dari batuan ini adalah
andesit.
4. Batuan beku ultra basa. Batuan beku ultra basa merupakan jenis batuan beku
yang kandungan SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh dari batuan jenis ini
adalah batu basalt.
2.5.2 Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warnanya
Selanjutnya adalah jenis-jenis batuan beku yang dilihat dari indeks warna
batuan itu sendiri. Jika dilihat dari klasifikasi sudut ini, batuan beku dibedakan
menjadi 2 yaitu
1. Pendapat pertama dari S.J. Shand (1943)
yang menyatakan bahwa batuan beku dilihat dari indeks warnanya dibedakan
menjadi 3 jenis, yakni:
a. Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral
mafik kurang dari 30%.
b. Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral
mafik sebanyak 30% hingga 60%.
c. Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar mineral
mafik lebih dari 60%.
2. Pendapat kedua dari S.J. Ellis
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, S.J. Ellis mengklasifikasikan batuan
beku menurut indeks warna ini menjadi 4 macam, yakni:
a. Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna
kurang dari 10%.
b. Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara
10% hingga 40%.
c. Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara
40% hingga 70%.
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-57
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

d. Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari
70%.
Itulah beberapa klasifikasi atau jenis-jenis batuan beku jika dilihat dari
berbagai aspek atau sisi. Jenis batuan beku ini memang ada banyak namun semua
jenis batuan beku ini pastilah mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri.
2.5.3 Contoh dari Batuan Beku
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwasannya batuan beku merupakan
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma yang mengalami
pengerasan ini pada akhirnya akan menjadi batuan. Ada beberapa jenis batuan beku
yang seringkali kita kenal, diantaranya adalah batu obsidian, batu granit, dan batu
basalt. Batuan-batuan yang berbeda-beda tersebut mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-
ciri ataupun karakteristik dari masing-masing batu tersebut akan dipaparkan lebih
jelasnya sebagai berikut.
1. Batu Obsidian merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu obsidian ini juga
disebut sebagai batu kaca. Batu obsidian ini memiliki warna hitam ataupun
cokelat tua. Batu obsidian ini memiliki permukaan yang halus dan juga
mengkilap. Batu obsidian ini banyak dimanfaatkan sebagai alat pemotong
dan juga mata. Proses terjadinya batu obsidian ini berasal dari magma yang
membeku dengan cepat di atas permukaan bumi. Karena proses terbentuknya
ini yang berada di luar permukaan bumi, maka batu obsidian ini seringkali
disebut sebagai salah satu jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.
2. Batu Granit
Batu granit juga merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu granit
terbentuk atas butiran- butiran yang kasar yang semi berwarna-warni. Disebut
semi berwarna warni karena jenis batu ini memiliki warna yang berbeda-
beda ada yang berwarna putih dan ada juga yang berwarna keabu-abuan. Batu
ini merupakan jenis batu yang sering digunakan untuk bahan bangunan atau
sering digunakan untuk membangun sebuah gedung. Jenis batuan ini
terbentuk karena adanya magma yang membeku yang prosesnya terjadi di
dalam kerak bumi. Proses pembekuan ini berlangsung secara perahan-lahan
dan dalam waktu yang cukup lama. Maka dari itu jenis batuan ini termasuk
ke dalam jenis batuan beku dalam.
3. Batu Basal
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-58
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Salah satu jenis lain dari batuan beku adalah batu Basal. Batu basal ini
sering disebut juga sebagai batu lava. Batu lava atau basal ini memiliki
warna hijau keabu-abuan dan terdiri dari butiran-butiran kecil atau berbentuk
butiran- butiran kecil. Batu ini juga merupakan salah satu jenis batuan yang
sering digunakan untuk membuat bahan bangunan. Proses terbentuknya batu
ini berasal dari magma yang membeku di bawah lapisan kerak bumi yang
bercampur dengan gas- gas tertentu yang menyebabkan magma tersebut
memiliki rongga-rongga kecil. Proses terjadinya dimulai dari magma yang
keluar dari dapur magma dan mencapai permukaan bumi yang membeku
dengan cepat di atas permukaan bumi. Maka dari itu jenis batuan ini termasuk
ke dalam jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.
4. Batu Andesit
Salah satu jenis batuan beku lainnya adalah batu andesit. Batu andesit
ini merupakan jenis batuan beku yang mempunyai warna putih keabu- abuan
dan butirannya kecil-kecil seperti ciri-ciri yang dimiliki oleh batu basal. Batu
ini seringkali digunakan dalam pembuatan arca dan juga bangunan-bangunan
candi dan semacamnya. Proses terbentuknya batu ini berasal dari magma
yang membeku dengan sangat cepat yang berada di bawah kerak bumi. Batu
andesit ini merupakan salah satu jenis batuan beku yang tergolong ke dalam
batuan beku luar atau batuan beku efusit.
5. Batu Apung
Jenis batuan beku selanjutnya adalah batu apung. Batu apung
merupakan salah satu jenis dari batuan beku yang memiliki ciri khusus
berwarna cokelat bercampur dengan abu-abu muda. Selain warna yang khas
tersebut, batu ini juga memiliki bentuk berongga-rongga. Batu ini seringkali
digunakan untuk mengampelas kayu dan juga digunakan sebagai bahan
penggosok. Batu ini terbentuk dari magma yang membeku di permukaan
bumi. Maka dari jenis cara pembentukannya, batu ini tergolong sebagai
batuan beku dengan jenis batu beku efusit. Itulah beberapa jenis dari batuan
beku yang seringkali muncul atau seringkali kita temui beserta ciri-ciri dan
juga kegunaannya. Selain batuan beku, sebenarnya masih banyak jenis batuan
lain yang dapat kita temui di sekitar kita. Jenis- jenis bebatuan merupakan
salah satu bukti bahwasannya bumi ini merupakan tempat yang banyak sekali
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-59
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

mengandung berbagai macam material. Dan setiap jenis material pun


memiliki berbagai macam jenisnya sendiri-sendiri. Ini adalah salah satu bukti
bahwasannya bumi ini sangat kaya dan kia sebagai makhluk yang menempati
bumi seharusnya dapat mengelola dengan baik tanpa ada kelakuan untuk
merusak bumi itu sendiri demi keuntungan pribadi kita.
2.6 Mineral Penyusun Batuan Beku

Mineral-mineral yang membentuk batuan beku di determinasi oleh komposisi


kimia magma darimana mineral-mineral tersebut mengkristal. Hasil penyelidikan
Bowen di laboratorium menunjukkan bahwa mineral-mineral yang telah mengkristal
dan masih terdapat dalam lingkungan magma yang masih cair akan bereaksi dengan
sisa cairan magma dan menghasilkan mineral berikutnya.
Para ahli geologi mengungkapkan bahwa satu gunung api mempunyai
tingkat erupsi yang bervariasi, kadang-kadang mengeluarkan lava yang mempunyai
mineral yang berbeda, terutama pada gunung api yang mempunyai periode letusan
cukup lama. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa magma yang sama kemungkinan
dapat menghasilkan kandungan mineral yang bervariasi.
N. L. Bowen adalah seorang ahli yang pertama kali melakuakan penyelidikan
terhadap proses kristalisasi magma pada awal abad ke 20 ini. Hasil penyelidikan
Bowen di laboratorium menunjukkan bahwa mineral-mineral yang telah mengkristal
dan masih terdapat dalam lingkungan magma yang masih cair akan bereaksi dengan
sisa cairan magma dan menghasilkan mineral berikutnya. Urut-urutan pengkristalan
dari mineral-mineral tersebut terkenal dengan nama Bowen’s Reaction Series atau
Deret Bowen. Dari deret Bowen tersebut dapat dilihat bahwa pada bagian kiri
terdapat mineral-mineral yang berwarna gelap atau Mafic.

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-60
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Gambar 2.4 Bowen’s Reaction Series


Pada bagian kanan terdapat mineral-mineral yang berwarna terang atau
Felsik (Felsik: Feldspar, Silika) seperti kuarsa, orthoklas, plagioklas dan muskovit.
Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat labil dan mudah
berubah menjadi mineral lain. Mineral yang dibentuk pada temperatur rendah adalah
mineral yang relatif stabil. Pada jalur sebelah kiri, yang terbentuk pertama kali
adalah olivin sedangkan mineral yang terbentuk terakhir adalah biotit. Mineral pada
bagian kanan diwakili oleh kelompok plagioklas karena kelompok mineral ini paling
banyak dijumpai.
Calcic plagioclase (bytownit) adalah yang pertama kali terbentuk pada suhu
tinggi, sedangkan pada suhu rendah terbentuk alcalic plagioclase (oligoklas).
Mineral sebelah kanan dan kiri bertemu dalam bentuk potasium feldsfar kemudian
menerus ke muskovit dan berakhir dalam bentuk kuarsa sebagai mineral yang paling
stabil. Dengan melihat pada Deret Bowen kita dapat menentukan mineral-mineral
penyusun suatu batuan beku.

2.7 Dasar Klasifikasi Batuan Beku

2.7.1 Komposisi Mineral


Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-
unsur utama yaitu Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium
dan Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu Feldspar.
Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan. Batuan yang
banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung berwarna
terang. Sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium
umumnya mempunyai warna yang gelap.
2.7.2 Tekstur
Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan butir-butir
mineral di dalamnya, yang meliputi derajat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berkaitan erat

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-61
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Tekstur adalah hubungan antara sifat butir
mineral yang satu dengan butir mineral lainnya didalam satu masa dasar yang tidak
terpisah. Tekstur dalam batuan beku terdiri atas beberapa macam, yaitu:
1. Kristanilitas
Kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu
sendiri. Bila ada pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup
energi ada pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan dari fase cair ke
fase padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila
penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan
tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristal
tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan
pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas. Derajat/tingkat
kristanilitas mineral dalam suatu masa batuan beku, meliputi:
a. Holokristalin, apabila seluruh massa batuan terdiri dari Kristal (mineral).
Hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu lama
sehingga memungkinkan terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk
kristal yang relatif sempurna.
b. Hipokristalin, apabila sebagian massa batuan terdiri dari
non-kristal/amorf (gelas). Hal ini menunjukkan proses kristalisasi
berlangsung relatif lama namun masih memungkinkan terbentuknya
mineral dengan bentuk kristal yang kurang.
c. Holohyalin, apabila sebagian massa dasar batuan terdiri dari non-
kristal/amorf (gelas).
2. Granularitas
Granularitas adalah ukuran butir Kristal dalam batuan beku, dapat
sangat halus sehingga tidak dapat dikenal atau dilihat. Granularitas atau
ukuran butir adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali. Granularitas
dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan. Adapun macam-macam
granularitas, yaitu:
a. Fanerik

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-62
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya,


meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan huungan antar butir. Singkatnya,
batuan beku mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya,
baik berupa kristal maupun gelasatau kaca dapat diamati. kristalnya dapat
dibedakan dengan mata biasa.Fanerik adalah apabila didalam batuan
tersebut dapat terlihat mineral penyusunannya, meliputi bentuk kristal
ukuran butir dan hubungan antar butir kristal satu dengan kristal lainnya
atau kristal dengan kaca.

Gambar 2.5 Tekstur Fanerik


3. Fabrik
a. Bentuk
Bentuk kristal dalam pandangan dua dimensi
1. Euhedral (idimorf), mempunyai bidang batas kristal yang baik.
2. Subhedral (panidomorf/Hypidomorfic), bidang kristalnya merupakan
pencampuran yang baik dan yang tidak baik.
3. Anhedral (Xenomorf/Allotriomorfic), seluruh bidang kristalnya jelek.
Bentuk kristal dalam pandangan tiga dimensi
4. Equidimensional (Equat): ketiga dimensi sama besar.
5. Tabular: dua dimensi lebih panjang dimensi ketiga
6. Prismatik: satu arah dimensi lebih panjang daripada dua dimensi lain.
7. Irregular: dimensinya tak teratur
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-63
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

b. Relasi
Hubungan antar kristal dalam batuan beku, yaitu:
1. Equigranular, ukuran kristalnya sama/hamper sama besar. Disebut
equigranular apabila memiliki ukuran mineral yang seragam. Tekstur ini
dibagi menjadi 3:
a. Panidiomorfik Granular
Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran
butir relatif seragam dan berbentuk euhedral
b. Hipidiomorfik Granular
Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran
butir relatif seragam dan berbentuk subhedral.
c. Allotriomorfik Granular
Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran
butir relatif seragam dan berbentuk anhedral.
2. In Equigranular, dimensinya tak teratur.
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak
sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain (yang lebih
kecil) disebut massa dasar yang bisa berupa kristal atau gelas.
a. Faneroporfiritik
Faneroporfiritik, yaitu apabila kristal-kristal penyusun massa dasar dapat

terlihat jelas dengan mata atau lup. Bila kristal mineral yang besar
(Fenokris) dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan
dapat dikenali dengan mata telanjang.

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-64
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Gambar 2.8 Faneroporfiritik


b. Porfiroafanitik
Bila Fenokris dikelilingi oleh massa dasar yang afanitik. Didalam beku
bertekstur holokristalin inequigranular dan hipokristalin terdapat kristal
berukuran butir besar, disebut fenokris, dikelilingi oleh kristal mineral
yang lebih kecil (massa dasar/groundmass). Kenampakan demikian
disebut tekstur porfir atau porfiri atau firik. Tekstur holokristalin
porfiritik adalah apabila didalam batuan beku itu terdapat kristal besar
(fenokris) yang tertanam didalam massa dasar kristal yang lebih halus.

Gambar 2.9 Porfiroafanitik

2.8 Struktur Batuan Beku

Termasuk dalam suatu jenis batu yang telah terbentuk dari adanya suatu
pembekuan magma. Batuan beku tersebut yakni dapat disebut sebagai Batu Ignesius.
Magma beku ini adalah magma dingin dan keras dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusi atau plutonik atau di
atas permukaan sebagai batuan tambahan atau batuan vulkanik.
Kemampuan roman yang dapat dilihat di lapangan. Misal: banding (melapis),
liniasi (kelurusan), rekahan (jointinng) dan lain-lain. Struktur-struktur untuk

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-65
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

pemerian batuan beku:


1. Masive
yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen
lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku; vesikuler Seluruh massa batuan
berupa massa yang pejal dan kompak. Masif yaitu struktur yang
memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.

Gambar 2.10 Batuan dengan struktur massive


2. Vesikuler
Lubang-lubang kecil yang berbentuk bulat/elips/tabular, penyebaran tidak
merata dijumpai pada batuan vulkanik (lava).

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-66
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Gambar 2.11 Batuan dengan struktur vesikuler

3. Amigdaloidal
Sama dengan vesikuler dan lubang-lubang gas tersebut telah terisi oleh
mineral sekunder, misal silika.

Gambar 2.12 Batuan dengan struktur amygdaloidal


4. Scorious
Vesikuler, dengan lubang-lubang yang sangat banyak/dominan penyebaran
merata misalnya : Scorea.

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-67
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Gambar 2.13 Batuan dengan struktur Scorious


4. Xenolith
Struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang
masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Gambar 2.14 Batuan dengan struktur Xenolith

5. Lava bantal
Struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur
dari bantal.

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-68
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Gambar 2.15 Struktur Lava Bantal


6. Columnar Joint
Merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara
teratur tegak lurus arah aliran.

Gambar 2.16 Batuan dengan struktur columnar joint


7. Aliran
Kenampakan penjajaran mineral pada arah tertentu dengan orientasi yang
jelas.

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-69
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

Gambar 2.17 Batuan dengan struktur aliran

2.8 Penamaan Batuan Beku

Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi


batuan beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat
dibagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat permukaan.
Berdasarkan komposisi mineral pembentuknya maka batuan beku dapat dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku mafik, batuan
beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering diganti dengan basa,
dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat. Termasuk batuan beku
dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit, peridotit dan norit .
Selain itu, seiring berkembangnya penghuni bumi, dimana sebelumnya
pemilihan wilayah pemukiman bukan merupakan masalah, sekarang ini
pengembangan wilayah harus memperhatikan dukungan terhadap lingkungan yang
ditentukan oleh faktor-faktor geologi agar pembangunannya tidak merusak
keseimbangan alam. Karena itu tugas seorang ahli geologi di samping apa yang
diuraikan diatas, juga mempelajari sifat-sifat bencana alam, seperti banjir, longsor,
gempa-bumi dll; meramalkan dan bagaimana cara menghindarinya Dunit tersusun
seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh piroksen dan anortosit oleh plagioklas
basa. Peridotit terdiri dari mineral olivin dan piroksen; diorit secara dominan terdiri dari
piroksen dan plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas atau
vitrofirik dan disebut pikrit. Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin,
piroksen dan plagioklas basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal.
Batuan beku dalam menengah disebut diorit. Teori ini telah menimbulkan suatu
revolusi dalam pemikiran-pemikirannya dan telah banyak mempengaruhi cabang-
cabang lainnya dari ilmu geologi seperti petrologi, stratigrafi, geologi struktur,
tektonik serta implikasinya terhadap pembentukan cebakan mineral, minyak bumi
dan sebagainya (Adhitya, 2016).
Tugas ahli geologi: Seorang ahli geologi mempunyai tugas melakukan
penelitian-penelitian untuk mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-
proses yang berhubungan dengan bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-70
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

dan perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunung api. Di
samping itu, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita
butuhkan yang diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas
bumi.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan kita pakai dalam
Praktikum batuan beku, kemudian siapkan sample batuan beku yang akan
kita deskripsikan, sebanyak 8 sample batuan. Langkah pertama yaitu kita
menentukan nomor peraga pada mineral dengan mengurutkan batuan tersebut
lalu kita tulis menggunakan pensil untuk mempermudah jika ada data yang
salah. Setelah itu kita lihat warna segar dan warna lapuk. Dalam
menentukan warna segar kita perlu memperhatikan dengan seksama warna
dari batuan itu yang akan di dekripsi, kita dapat melihat warna apa yang
paling mendasari atau mendominasi dari batuan tersebut maka itulah warna
segarnya. Untuk warna lapuk kita perhatikan warna apa yang menempel
pada batuan atau yang terkontaminasi di alam sekitarnya.
Selanjutnya kita tentukan jenis batuan tersebut apakah dia asam,
intermedit, basa atau ultrabasa. Untuk strukturnya kita memberi struktur
masive pada semua batuan karena yang di deskripsi hanyalah sampel batuan,
dan tekstur batuannya, untuk kita deskripsi dari kristalinitasnya, apakah dia
holokristalin, hipokristalin atau holohyalin, kita lihat dari massa batuannya
apakah terdiri dari kristal atau hanya sebagian saja. Lanjut untuk
granularitasnya kita perhatikan batuannya apakah dia fanerik, porfiritik atau
afanitik, dilihat dari kistalnya dapat dilihat dengan kasat mata atau tidak.
Untuk fabriknya terbagi menjadi dua yaitu bentuk yang dimana bentuk
terbagi jadi tiga, euhedral, subhedral dan anhedral, dapat dilihat dari bidang
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-71
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

kristalnya jelek atau baik. Relasi terbagi menjadi dua, equigranular (ukuran
kristalnya sama) dan in equigranular (dimensinnya tidak teratur).
Kita juga menentukan komposisi mineral utama dan mineral
tambahannya lalu menentukan persentase dari setiap mineral tersebut, lalu
menuliskan komposisi kimia dari mineral tersebut. Setelah itu, kita
memberikan nama suatu batuan tersebut berdasarkan Travis, 1950 dan
Fenton, 1955. Pendeskripsian terakhir dengan memberikan simbol batuan
beku, simbolnya menggambar kotak terus di dalamnya diberikan simbol
tanda tambah lalu diberikan warna merah. Lalu rapikan alat dan bahan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Basalt porphyri dan porfiri basal


Tabel 4.1 Basalt porphyri dan porfiri basal
Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta
Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :1 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Hipokristalin
Warna Segar : Hitam Granularitas : Porfiroafanitik
Jenis Batuan : Basa Fabrik : Bentuk : Anhedral
Struktur : Massive Relasi :
InEquigranular
Komposisi mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia
Mineral Utama Amphibol 45 Ca2(Mg, Fe, Al)5
Biotit 45 K(Mgs,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2
Mineral Tambahan Kuarsa 10 SiO2

Nama batuan: Fenton (1940) : Basalt porphyri


Travis (1955) : Porfiri basal
+++
Simbol batuan :

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-72
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

4.1.2 Limburgit
Tabel 4.2 Limburgit
Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta
Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :2 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Holohyalin
Warna Segar : Hijau Granularitas : Afanitik
Jenis Batuan : Ultrabasa Fabrik : Bentuk : Anhedral
Struktur : Massive Relasi :
InEquigranular

Komposisi mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia


Mineral Utama Olivin 60 (Mgs,fe)2 SiO4
Piroksin 30 XY (Si, Ai)2 O6
Mineral Tambahan Asbes 10 Mg Si2O5 (OH)4

Nama batuan: Fenton (1940) : Limburgit


Travis (1955) : Limburgit
+++
Simbol batuan :

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-73
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

4.1.3 Latite dan Porfiri latit


Tabel 4.3 Latite dan Porfiri latit
Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta
Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :3 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Hipokristalin
Warna Segar : Abu-Abu Granularitas : Porfiroafanitik
Jenis Batuan : Intermedit Fabrik : Bentuk : Subhedral
Struktur : Massive Relasi : Equigranular

Komposisi mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia


Mineral Utama Kuarsa 70 SiO2
piroksin 10 XY (Si, Ai)2 O6
Mineral Tambahan Biotik 20 K(Mgs,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2

Nama batuan: Fenton (1940) : Lalite


Travis (1955) : Porfiri latit
Simbol batuan :
+++

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-74
Makassar, 27 Februari 2023
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

4.1.4 Quartz Monzonite Porphyri Granodiorite Porphyri dan Porfiri monzonit


Tabel 4.4 Quartz Monzonite Porphyri Granodiorite Porphyri dan Porfiri monzonit

Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta


Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :4 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Hipokristalin
Warna Segar : Abu-Abu Granularitas : Faneroporfiritik
Jenis Batuan : Intermedit Fabrik : Bentuk : Subhedral
Struktur : Massive Relasi :
InEquigranular

Komposisi mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia


Mineral Utama Kuarsa 60 SiO2
Olivin 15 (MgFe)2 SiO4
Mineral Tambahan Biotit 15 K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2
Amphibol 15 C2 (Mg, Fe, Ai)

Nama batuan: Fenton (1940) : Quartz Monzonite Porphyri Granodiorite Porphyri


Travis (1955) : Porfiri monzonit
+++
Simbol batuan :

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-75
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

4.1.5 Syenite Porphyri dan Porfiri Sianit


Tabel 4.5 Syenite Porphyri dan Porfiri Sianit
Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta
Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :5 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Hipokristalin
Warna Segar : Putih Granularitas : Faneroporfiritik
Jenis Batuan :Asam Fabrik : Bentuk : Subhedral
Struktur : Massive Relasi :
InEquigranular
Komposisi mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia
Mineral Utama Plagioklas 30 (Ca, Na) (Ais) AiSi2O8
Amphibole 40 Ca2 ( Mg, Fe Ai)5 (AiSi8O22)
(OH)2
Mineral Tambahan Biotite 25 K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2
Amphibol 5 C2 (Mg, Fe, Ai)

Nama batuan: Fenton (1940) : Syenite Porphyri


Travis (1955) : Porfiri sianit
+++
Simbol batuan :

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-76
Makassar, 07 Februari 2023
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

4.1.6 Basalt
Tabel 4.6 Basalt

Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta


Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :6 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Holohiyalin
Warna Segar : Hitam Granularitas : Afanitik
Jenis Batuan : Basa Fabrik : Bentuk : Anhedral
truktur : Massive Relasi :
InEquigranular
Komposisi mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia
Mineral Utama Piroksin 75 XY (Si, Ai)2 O6
Biotit 10 K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2
Mineral Tambahan Kuarsa 5 SiO2
Amphibole 5 Ca2 ( Mg, Fe Ai)5 (AiSi8O22)

Nama batuan: Fenton (1940) : Basalt


Travis (1955) : Basal
+++
Simbol batuan :

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-77
Makassar, 27 Februari 2023
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

4.1.7 Quartz Diorite dan Diorit Kuarsa

Tabel 4.7 Quartz Diorite dan Diorit Kuarsa


Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta
Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :7 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Hipokristalin
Warna Segar : Abu-abu Granularitas : Fanetik
Jenis Batuan : Intermedit Fabrik : Bentuk : Euhedral
sruktur : Massive Relasi : Equigranular
Komposisi mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia
Mineral Utama Kuarsa 75 SiO2
Plagioklas 60 (Ca, Na) (Ais) AiSi2O8
Mineral Tambahan Biotit 5 K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2
Nama batuan: Fenton (1940) : Quartz Diorite
Travis (1955) : Diorit kuarsa
Simbol batuan :
+++

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-78
Makassar, 27 Februari 2023
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

4.1.8 Grenite Pegmatit dan Grenit

Tabel 4.8 Grenite Pegmatit dan Grenit


Mata Acara : Batuan Beku Nama : Hadrian Paudi Patta
Hari / Tgl : 27 Februari 2023 Stambuk : 09320220236
No Peraga :8 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinisitas : Holokristalin
Warna Segar : Merah Granularitas : Fanetik
Jenis Batuan : Asam Fabrik : Bentuk : Subhedral
Struktur : Massive Relasi :
InEquigranular
Komposisi mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia
Mineral Utama Kuarsa 25 SiO2
Feldspar 40 (Mg,Fe)2 SiO4
Mineral Tambahan Biotit 10 K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2
Mineral Tambahan Amphibole 15 K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2
Nama batuan: Fenton (1940) : Grenite Pegmatit
Travis (1955) : Grenit
+++
Simbol batuan :

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-79
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

4.2 Pembahasan

4.2.1 Basalt Porphyri dan Porfiri basal

Gambar 4.1 Basalt Porphyri dan Porfiri Basal


Mengenai hasil yang terdapat pada nomor urut 1 dengan warna lapuk coklat
dimana warna tersebut merupakan warna yang sudah terkontaminasi dengan warna
segar hitam. Jenis batuannya yaitu basa yang mempunyai tekstur untuk kristalinitas
yaitu hipokristalin dan tekstur untuk granularitas yaitu porfiroafanitik yang dimana
sebagian kristalnya dapat dibedakan dengan mata biasa juga mempunyai fabrik
bentuk yaitu anhedral dan fabrik relasi inequigranular. Adapun komposisi mineral
utama yaitu ampibol dengan persentase 45% dengan komposisi kimia Ca2(Mg, Fe,
Al)5 dan biotite dengan persentase 45% dengan komposisi kimia K(Mg,fe)2

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-80
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

(Ai,Si3O8) (F,OH)2 dan mineral tambahan kuarsa (SiO2) jumlah persentase 10%
dengan nama batuan Fenton Basalt Porphyry dan Trevis yaitu Porfirit Basal.
Ganesa perpindahan mineral dari suatu tempat berkumpul ditempat baru dan
seiring berjalannya waktu material tersebut membeku dan membentuk batu. Asosiasi
salah satu jenis batuan beku yang tersusun antara batu granit hingga batu basalt.
Kegunaannya adalah untuk batu ornamen dinding maupun lantai bangunan.

4.1.2 Limburgit

Gambar 4.2 Limburgit

Mengenai hasil yang terdapat pada sampel nomor urut 2 di dengan warna
lapuk coklat dimana warna tersebut sudah terkontaminasi dengan warna segar hijau,
dengan jenis batuan ultrabasa yang mempunyai tekstur kristalinitas yaitu
holokristalin dan tekstur untuk granularitas yaitu afanitik yaitu kristalnya sangat
halus sehingga sulit dibedakan dengan mata biasa. Mempunyai fabrik relasi yaitu
anhedral dan fabrik relasi yaitu inequigranular yang mempunyai struktur massive
juga komposisi mineral utama yaitu olivin dengan jumlah persentase 60 % dngan
komposisi kimia (Mg,fe)2 SiO4 dan piroksin dengan jumlah persentase 30% dan
komposisi kimia XY (Si, Ai)2 O6 dan mineral tambahan asbes dengan jumlah
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-81
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

persentasi 10% dengan komposisi kimia Mg3 (SiO5) (OH)4. Dengan nama batuan
Limburgit pada skala Fenton dan Travis.
Ganesa oleh hasil kegiatan erupsi gunung api yang bersusun asam hingga
basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca.
Asosiasi merupakan salah satu contoh batuan beku terbentuk langsung dari batuan
magma letusan gunung berapi. Manfaatnya adalah sebagai bahan untuk produk
keramik, ringan, filter dan pengisi juga bisa dijadikan sebagai peralatan lainnya.
Banyak terdapat di daerah Spanyol, Afrika, Kikimanjoro dan Brazil.

4.2.3 Latite dan Porfirilate

Gambar 4.3 Latite dan Porfiri latit


Mengenai hasil yang terdapat pada nomor urut 3 dengan warna lapuk coklat
dimana warna tersebut merupakan warna yang sudah terkontaminasi dengan warna
segar abu abu. Jenis batuannya yaitu intremedit yang mempunyai tekstur untuk
kristalinitas yaitu hipokristalin dan tekstur untuk granularitas yaitu Porfiroafanitik
yang dimana kristalnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa juga mempunyai
fabrik bentuk yaitu subhedral dan fabrik relasi equigranular. Adapun Komposisi
mineral utama yaitu Kuarsa dengan persentase 70% komposisi kimia SiO4 dan
mineral tambahan piroksin (XY (Si, Ai)2 O6) dengan presentase 10% dengan

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-82
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

komposisia kimia XY (Si,Ai)2O6 dan biotit (K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2) dengan
presentase 20% dengan nama batuan Fenton Latite dan Travis Porfiri Latit
Genesa pada continental atau bahan kontinen dari erupsi vulkanik dimana
magma granitik mencapai permukaan rhyolite sangat jarang terbentuk dari erupsi
gunung api laut. Asosiasi umumnya disusun mineral kuarsa plagioklas dan sanidine
dengan beberapa kecil kehadiran dari biotit. Banyak terdapat di daerah Islandia
Yellow Stone di Amerika Serikat dan Tembora Indonesia. manfaatnya adalah sebagai
pelengkap ketika membangun.

4.1.4 Quartz Monzonite Porphyri Granodiorite Porphyri dan Porfiri monzonit

Gambar 4.4 Quartz Monzonite Porphyri Granodiorite Porphyri dan Porfiri


monzonit
Mengenai hasil yang terdapat pada nomor urut 4 dengan warna lapuk coklat dimana
warna tersebut merupakan warna yang sudah terkontaminasi dengan warna segar,warna
segar abu abu. Jenis batuannya yaitu intermedit yang mempunyai tekstur untuk kristalinitas
yaitu hipokristalin dan tekstur untuk granularitas yaitu faneroporfisik yang dimana sebagian
kristalnya dapat dibedakan dengan mata biasa juga mempunyai fabrik bentuk yaitu
subhedral dan fabrik relasi inequigranular. Adapun komposisi mineral utama yaitu kuarsa
dengan jumlah persentase 60% memiliki komposisi kimia SiO2 dan mineral tambahan olivin

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-83
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

dengan persentase 15% dengan komposisi kimia (MgFe)2 SiO4 dan amphibol dengan
persentasi 15% dengan komposisi kimia C2 (Mg, Fe, Ai) dan biotit dengan persentase
10% dengan komposisi kimia K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2 nama batuan Fenton
Quartz Monzonite Porphyri Granodiorite Porphyri dan Trevis yaitu Porfiri Monzonit.
Ganesa perpindahan mineral dari suatu tempat berkumpul ditempat baru dan seiring
berjalannya waktu material tersebut membeku dan membentuk batu. Asosiasi salah satu jenis
batuan beku yang tersusun antara batu granit hingga batu basalt. Banyak didapat daerah
banjanegara dan pemalang, jawa tengah. Manfaatnya adalah untuk batu ornamen dinding
maupun lantai bangunan gedung, pengeras jalan, fondasi dan sebagainya.

4.2.5 Syenite porphyri dan Porfiri Sianit

Gambar 4.5 Syenite Porphyri dan Porfiri Sianit


Mengenai hasil yang terdapat pada nomor urut 5 dengan warna lapuk coklat
dimana warna tersebut merupakan warna yang sudah terkontaminasi dengan warna
segar, warnanya segar putih. Jenis batuannya yaitu Asam yang mempunyai tekstur
kristalinitas yaitu hipokristalin dan tekstur untuk granularitas yaitu faneroporfiritik
yang dimana kristalnya dapat dibedakan dengan mata biasa juga mempunyai fabrik
bentuk yaitu subhedral dan fabrik relasi inequigranular. Adapun Komposisi mineral
utama yaitu Plagioklas dengan jumlah persentase 30% komposisi kimia (Ca, Na)
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-84
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

(Ais) AiSi2O8 dan amphibole dengan persentase 40% komposisi kimia Ca2 ( Mg, Fe
Ai)5 (AiSi8O22)(OH)2 dan mineral tambahan yaitu biotit (K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8)
(F,OH)2) dengan persentase 10% dan kuarsa (SiO2) persentase 5%. Dengan nama
batuan Syenite Porphyri untu Fenton dan Trevis yaitu Porfiri Sianit
Ganesa dari hasil batuan bekudari ultrabasa plutonik, yang terjadi merupakan
hasil pembekuan magma berkomposisi bumi. Asosiasi dari batuan ini yaitu tinggi
akan magnesium. Manfaat dalam bidang keindahan dan kebijakan sebagai perhiasan
karya warna hijau yang bisa transparan.

4.1.6 Basalt

Gambar 4.6 Basalt


Mengenai hasil yang terdapat pada nomor urut 6 dengan warna lapuk coklat
dimana warna tersebut merupakan warna yang sudah terkontaminasi dengan warna
segar, warnanya segar hitam. Jenis batuannya yaitu basa yang mempunyai tekstur
untuk kristalinitas yaitu holoyalin dan tekstur untuk granularitas yaitu afanitik yang
dimana kristalnya sangat halus sehingga sulit dibedakan dengan mata biasa juga
mempunyai fabrik bentuk yaitu anhedral dan fabrik relasi inequigranular. Adapun
komposisi mineral utama yaitu piroksin dengan persentase 75% dengan komposisi
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-85
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

kimia XY (Si,Ai)2O6 dan biotit (K(Mg ,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2) dengan persentase
10% dan mineral tambahan kuarsa (SiO2) jumlah persentase 5% dan ampibol (C2
(Mg, Fe, Ai)) dengan persentase 10% dengan nama batuan Fenton Basalt dan Trevis
yaitu Basal
Ganesa akibat proses dari pembekuan magma yang berlangsung secara cepat
sehingga bentuk kristal yang dihasilkan tidak sempurna. Asosiasi basal ini bisa
dibagi menjadi dua tipe, yaitu basalt alkau dan thedutik. Manfaat sebagai pondasi
suatu bangunan dan rumah sebagai ornamen penghias bangunan.

4.2.7 Quartz Diorite dan Diorit Kuarsa

Gambar 4.7 Quarts Diorite dan Diorit Kuarsa


Mengenai hasil yang terdapat pada nomor urut 7 dengan warna lapuk coklat
dimana warna tersebut merupakan warna yang sudah terkontaminasi dengan warna
yang sudah terkontaminasi dengan warna warna segar abu abu. Jenis batuannya yaitu
intermedit yang mempunyai tekstur untuk kristalinitas yaitu holokristalin dan tekstur
untuk granularitas yaitu fanetik yang dimana sebagian kristalnya dapat dibedakan
dengan mata biasa juga mempunyai fabrik bentuk yaitu euhedral dan fabrik relasi
equigranular. Adapun komposisi mineral utama yaitu kuarsa dengan jumlah
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-86
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

persentase 35% memiliki komposisi kimia SiO2 dan plagioklas dengan persentase
60% dengan komposisi kimia (Ca, Na) (Ais) AiSi2O8 dan mineral tambahan biotit
jumlah persentase 5% dengan komposisi kimia K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8) (F,OH)2 nama
batuan Fenton Quartz Diorite dan Trevis yaitu Diorit Kuarsa.
Ganesa dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafik pada suatu
subduction zone. Asosiasi salah satu jenis batuan beku dalam mineral berbutir kasar
hingga sedang. Kegunaan dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun
lantai bangunan pada gedung atau tugu. Proses keterdapatannya sangat banyak
ditemukan dipuncak gunung, pantai, sungai dan gurun pasir.

4.2.8 Grenite Pegmatit dan Grenit

Gambar 4.8 Grenite Pegmatit dan Grenit


Mengenai hasil yang terdapat pada nomor urut 8 dengan warna lapuk coklat
dimana warna tersebut merupakan warna yang sudah terkontaminasi dengan warna
segar, warna segarnya merah muda. Jenis batuannya yaitu asam yang mempunyai
tekstur untuk kristalinitas yaitu holokristalin dan tekstur untuk granularitas yaitu
fanerik yang dimana kristalnya dapat dibedakan dengan mata biasa juga mempunyai
fabrik bentuk yaitu subhedral dan fabrik relasi equigranular. Adapun Komposisi
mineral utama yaitu Feldspar dengan jumlah persentase 25% komposisi kimia
<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-87
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

(Mg,Fe)2 SiO4 dan Kuarsa dengan persentase 40% komposisi kimia SiO4 dan mineral
tambahan biotit dengan persentase 10% komposisi kimia K(Mg,fe)2 (Ai,Si3O8)
(F,OH)2 dan ampibol (C2 (Mg, Fe, Ai)) dengan persentase 15% Dengan nama
batuan Fenton Grenite Pegmatit dan Trevis yaitu Grenit
Ganesa yang dibentuk hasil larutan magma sisa kristalisasi yang mebgandung
unsur silika rendah . Asosiasi mineralnya sebagian besar tersusun atas mineral, felsik
sehingga memiliki kenampakan dari deskripsi diatas. manfaaat yaitu deposit
pegmatit sering mengandung batu permata, mineral industri langka.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Batu adalah kumupulan mineral dua atau lebih yang terikat satu sama lain,
hal ini menandakan bahwa di dalam batuan itu ada mineral yang menyusun batuan
tersebut. Contoh batuan Diorit kuarsa yang memiliki mineral utama kuarsa dan
mineral tambahan plagioklas dan biotit sebagai penyusun batuannya. Batuan beku
merupakan batuan yang berasal dari proses pembekuan magma. Batuan beku
ekstrusif atau instrusif atau plutonik adalah batuan beku yang telah menjadi kristal
dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi.
Sifat fisik batuan yang dideskripsikan pada praktikum batuan beku, yaitu
warna yang terdiri dari warna lapuk dan warna segar, jenis batuan yang terdiri atas
batuan asam, intermedite, basa dan ultrabasa, struktur batuan yang dideskripsi,
kristanilitas dan granularitas batuan beku yang dideskripsi, fabrik yang terdiri dari
bentuk dan relasi, mineral utama dan mineral tambahan dari batuan beku yang
dideskripsi sehingga dapat disimpulkan nama mineral dari mineral yang dideskripsi
menggunakan skala Travis (1955) dan skala Fenton (1950).

5.2 Saran

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-88
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Sebaiknya jumlah sampel batuan dalam laboratorium ditambah lagi agar saat
praktikan melakukan asistensi menggunakan sampel batuan tidak terganggu dengan
praktikan lainnya yang asistensi dengan menggunakan sampel batuan yang sama.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Saran saya untuk asisten agar ketika menjelasankan kepada pratikan alangkah
baiknya selalu bersetaka dengan contoh supaya pratikan cepat memahami apa yang
di jelasankan
5.2.3 Saran untuk pratikum selanjudnya
Untuk pratikum selanjutnya agar kiranya bisa meyiapkan mental, fisik, materi
dan di lengkapi alat-alatnya sebelum memasuki jadwal pratikum dan kiranya agar
tepat waktu setiap jadwal pratikum.

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-89
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN BEKU

DAFTAR PUSTAKA

Juliani, R., Sembiring, H., Fisika, J., Matematika, F., Ilmu, D., & Alam, P. (2015). Determination
Subsurface Rocks Using Resistivity Geoelectricity In Pamah Paku Kutambaru Langkat
Regency. In Jurnal Einstein (Vol. 3, Issue 2).

Kristanto, A. T., Sugarbo, O., Hussein, A., & Rizqi, F. (N.D.). Analisis Petrogenesa Batuan Beku
Sebagai Tinjauan Keterdapatan Mineral Ekonomis Di Daerah Wukirharjo. Geoda, 01(01),
95–104.

Sultoni, M. I., Hidayat, B., & Subandrio, A. S. (2019). Klasifikasi Jenis Batuan Beku Melalui
Citra Berwarna Dengan Menggunakan Metode Local Binary Pattern Dan K-Nearest
Neighbor. In Jurnal Tektrika (Vol. 4, Issue 1).

Victor Mamengko, D., Sandjadja, Y. B., Mulyana, B., Panggabean, H., Haryanto, I., Budi Lelono,
E., Trivianty Musu, J., Panuju, Dan, Jln Raya Bandung -Sumedang Km, P., Barat, J., Survei
Geologi Jln Diponegoro No, P., Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas
Bumi, P., Cileduk Raya Kav, J., & Lama, K. (N.D.). Perkembangan Fasies Sedimen
Formasi Mamberamo Berumur Miosen Akhir-Pliosen Di Cekungan Papua Utara
Sedimentary Facies Development Of The Upper Miocene-Pliocene Mamberamo Formation
In The North Papua Basin 12 2 3 2 2.

Adhitya, Muhammad Rizky., dkk. (2016). Geologi dan Analisa Lngkungan


Pengendapan Satuan Batuan Batupasir Selang-Seling Batulempung dan
Batulanau Formasi Kerek Daerah Ngaren, Kecamatan Pulonharjo
Kabupaten Boyolali, Jawa Timur. Bogor: Program Studi Teknik Geologi, FakultasTeknik,
Universitas Pakuan

<,

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN HADRIAN PAUDI PATTA


09320200139 09320220236
Batuan Beku-90

Anda mungkin juga menyukai