Anda di halaman 1dari 15

JURNAL PRAKTIKUM

GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

HADRIAN PAUDI PATTA


09320220236

LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

Hadrian Paudi Patta1, Mudmainna2, Arul Gunawan, S.T


Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. Urip Sumoharjo,KMS 2 UMI Telp. (+62)852585581882
Email : hadrianpaudi@gmail.com

SARI

Perpetaan dapat di artikan semua yang berhubungan dengan peta. Adapun yang berhubungan dengan peta
itu banyak sekali seperti skala, gambar suatu daerah, dan lain-lain. Global Positioning System atau yang
lebih dikenal dengan GPS itu sendiri adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan
bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit, sistem navigasi yang menggunakan satelit yang
didesain agar dapat menyediakan posisi secara instan, kecepatan dan informasi waktu di hampir semua
tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi cuaca. Sistem koordinat itu sendiri didefinisikan
dengan menspesifikasi tiga parameter berikut, yaitu: lokasi titik nol dari sistem koordinat, orientasi dari
sumbu-sumbu koordinat, dan besaran (kartesian, Curvilinear) yang digunakan untuk mendefinisikan
posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut Posisi dan sistem Koordinat Posisi suatu titik biasanya
dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga-dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat
tertentu. Adapun dalam penggunannya GPS bisa digabungkan dengan sebuah alat mikrokontroler sebagai
alat pengendalinya. Tombol pada GPS :Power Key, IN/OUT Key, Find Key, Quit Key, Page Key, Menu
Key, Enter Key, Rocker Key. Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga digunakan
dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran. GPS
dapat juga sebagai pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS pemilik kendaraan atau pengelola armada
bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya atau asset bergeraknya berada saat ini.

Kata Kunci : Perpetaan ; GPS ; Koordinat ; Satelit ; Tombol

ABSTRACT

Mapping can be interpreted as everything related to maps. There are many things related to maps, such
as scale, pictures of an area, and so on. Global Positioning System or better known as GPS itself is a
system for determining location on the earth's surface with the help of satellite signal synchronization, a
navigation system that uses satellites which are designed to provide instant position, speed and time
information in almost any place. on earth, at any time and in any weather condition. The coordinate
system itself is defined by specifying the following three parameters, namely: the location of the zero
point of the coordinate system, the orientation of the coordinate axes, and the quantity (Cartesian,
Curvilinear) used to define the position of a point in the coordinate system Position and Position
Coordinate system A point is usually expressed by coordinates (two-dimensional or three-dimensional)
which refer to a particular coordinate system. In its use, GPS can be combined with a microcontroller as
a control device. Buttons on the GPS: Power Key, IN/OUT Key, Find Key, Quit Key, Page Key, Menu
Key, Enter Key, Rocker Key. For Geographic Information System purposes, GPS is often also used in
making maps, such as measuring border distances, or as a measurement reference. GPS can also be used
as a vehicle tracker, with the help of GPS, vehicle owners or fleet managers can find out where their
vehicles or mobile assets are currently located.

Keywords: Mapping ; GPS ; Coordinates ; Satellites ; knob


Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

PENDAHULUAN
Perpetaan dapat di artikan semua yang berhubungan dengan peta. Adapun yang berhubungan dengan
peta itu banyak sekali seperti skala, gambar suatu daerah, dan lain-lain. Kartografi di Yakini sudah ada,
bahkan jauh sebelum Bahasa tertulis. Terdapat lukisan dinding Ankara, Turki, yang di Yakini sebagai
peta tertua. Peta tersebut bertanggal sekitar 6.000 SM. Selain itu, adapula peta yang di goreskanpada
tablet tanah liat yang di bakar. Peta tersebut di gali dari reruntuhan Gasur di Irak dan bertanggal 2.500
SM atau 3.800 SM
Peta dunia pertama diketahui disusun oleh orang Babilonia pada abad ke-6 SM. Bumi di tamppilkan
sebagai bulatan yang di kelilingi lautan dan beberapa pulau. Kemudian ada pula Claudius Ptolemy yang
merancang peta dunianya sendiri. Ia merupkan ahli geografi di abad ke-2 dan mempercayai bahwa bumi
itu bulat. Ia juga merupakan orang pertama yang menggagas bahwa matahari berputar mengelilingi bumi.
Dalam pengembangan sistem diperlukan suatu metode perancangan yang digunakan untuk
menghasilkan sistem yang di harapkan. metode perancangan yang digunakan adalah paradigma prototype
model. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembangan software yang sistematik dan
iteratif mulai dari tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan
pemeliharaan. Metode Prototype ini dapat membantu pengembang dalam memahami lebih baik apa yang
akan dikembangkan saat spesifikasi kebutuhan belum jelas, sehingga pengembangan aplikasi menjadi
lebih mudah karena pemakai atau pelanggan mengetahui apa yang diharapkannya Paradigma rekayasa
perangkat lunak ini diambil dari buku “Rekayasa Perangkat Lunak : Pendekatan Praktisi” tahun 2010 oleh
R. S. Pressman.
Global Positioning System atau yang lebih dikenal dengan GPS itu sendiri adalah sistem untuk
menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit
(Winardi, 2006), sistem navigasi yang menggunakan satelit yang didesain agar dapat menyediakan posisi
secara instan, kecepatan dan informasi waktu di hampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan
dalam kondisi cuaca.Tujuan awal dibuatnya GPS yaitu untuk keperluan militer, baik untuk menunjukkan
posisi secara tepat (positioning), membantu dalam memberikan arah (navigation), dan sistem, untuk
menggantikan Transit dan juga sistem navigasi lainnya. Adapun dalam penggunannya GPS bisa
digabungkan dengan sebuah alat mikrokontroler sebagai alat pengendalinya. Mikrokontroller itu sendiri
merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik yang
mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang mengatur komponen lain yang terhubung
dengannya. (Syaddad, 2019)

TUJUAN PRAKTIKUM
Melakukan praktikum ini tentunya karena ada hal-hal yang yang ingin di capai setelah praktikum
selesai seperti untuk mengetahui pengunaan GPS garming, mengetahui bagian-bagian dari tools yang
terdapat di GPS Garming, mengetahui cara ploting koordinat menggunakan GPS Garming, mengetahui
cara mengekspor data dari GPS Garming ke Software Base Camp dan Map Source, mengetahui software
system informasi geografis ArcGis, mengetahui pengolahan gambar dengan ArcGis, mengetahui
manajemen database pada ArcGis, mengetahui cara membuat layout menggunakan ArcGis, dan membuat
peta dengan ArcGis.

TINJAUAN PUSTAKA
Global Positioning System atau yang lebih dikenal dengan GPS itu sendiri adalah sistem untuk
menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit,
sistem navigasi yang menggunakan satelit yang didesain agar dapat menyediakan posisi secara instan,
kecepatan dan informasi waktu di hampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi
cuaca.Tujuan awal dibuatnya GPS yaitu untuk keperluan militer, baik untuk menunjukkan posisi secara
tepat (positioning), membantu dalam memberikan arah (navigation), dan sistem, untuk menggantikan
Transit dan juga sistem navigasi lainnya. Adapun dalam penggunannya GPS bisa digabungkan dengan
sebuah alat mikrokontroler sebagai alat pengendalinya. Mikrokontroller itu sendiri merupakan komputer
didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik yang mempunyai masukan dan
keluaran serta kendali yang mengatur komponen lain yang terhubung dengannya.
Program navigasi berbasis satelit telah digunakan di Amerika Serikat sejak awal tahun 1960, antara
lain program transit yang disponsori oleh John Hopkins Applied Research Laboratory yang dioperasikan
pada tahun 1964-1996, program Time Navigation (timation) yang didukung oleh US Navy dan sistem
621B yang disponsori oleh USAF (Unite States Air Force). Program transit khusunya ditujukan untuk
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

pelayanan navigasi kendaraan dengan dinamika rendah, seperti kapal laut, sedangkan timation merupakan
program yang dibuat untuk melanjulkan program navigasi dua dimensi (koordinal lintang dan koordinat
bujur). Sistem 621B merupakan sistem yang dikembangkan oleh USAF yang memiliki konsep sistem
navigasi tiga dimensi (koordinat lintang, bujur dan ketinggian). Pada tanggal 17 April 1973, US Deputy
Secretary of Defense menerbitkan memorandum yang menunjuk USAF sebagai pelaksana eksekutif
untuk mengkonsolidasi konsep timation dan 621B menjadi sislem navigasi untuk segala kondisi yang
dinamakan Navslar GPS. Pada latiggal 1 Juli 1973, dibentuklah Navstav Joint Program Office (Navstar
JPO). Dua buah teknologi satelit navigasi eksperimen (NTS^NavigationTechnology Satellites) dibuat dan
diluncurkan untuk membantu konsep pengesahan GPS. Sinyal GPS yang pertama berasal dari NTS-2,
yang diluncurkan dcngan mcnggunakan rokct pcndorong Allas dari Vandcrberg Air Forcc Basc,
California, pada bulan Juni 1977, namun lidak bcrfungsi sebagaimana mestinya. Satelit Navstar GPS
Blok 1 yang pertaina (untuk penelitian dan pengembangan) diluncurkan pada Februari 1978. Hingga
tahun 1985, sebanyak 11 satelit Navstar GPS Blok I tellah diluncurkan. Kesemuanya diluncurkan dari
Vanderberg Air Force Base, California, dengan roket pendorong Adas. Hingga bulan Juni 1995, tersisa 1
satelit Navstar GPS Blok I yang dioperasikan. Kesemua satelit Navstar GPS Blok I tidak dilengkapi
dengan SA (Selective Ability). Satelit Blok I menggunakan rancangan dasar dari Rockwell International
dan menggambarkan tingkat perkembangan sistem yang bervariasi dengan umur rancangan selama 5
tahun. Satelit Navstar GPS Blok 1 beroperasi pada orbil sirkular 10.900 nauticamiles dengan periode 12
jam, dengan sudut inklinasi 63 derajat. Tiap satelit Navstar Blok I memiliki satu jam atom Cesium dan
dua jam atom Rubidium.
Pada tanggal 29 Oktober 1986 sampai dengan 22 Oktober 1987 dilakukan rekonfigurasi satelit Blok I
menjadi 5 satelit konstelasi dengan tujuan mengoptimalisasi tampilan sistem benua Amerika, dengan
mengubah posisi satelit 1-11 ke dalam posisi orbit yang lain. Kemudian pada tanggal 15 Maret 1990
sampai dengan 20 Desember 1990 dilakukan rekonfigurasi satelit-satelit GPS untuk meningkatkan
kemampuan deteksi koordinat dua dimensi dan tiga dimensi. Scgmen kontrol yang pertama terdiri dari
sebuah slasiun kontrol, antena bumi, dan stasiun monitor yang berlokasi di Vanderberg AFB, California,
yang dibantu oieh stasiun monitor lain di Elmenclorf AFB, Alaska, Anderson AFB, Guam, dan Naval
Communication Satellite di Hawaii. Tahap pertama segmen kontrol ini disebut Initial Conlrol System
(1CS). Pada bulan Maret 1977, dilakukan pengetesan User Hquipment (UE) yang pcrtama di Yuma
Proving Grund (YPG) dengan menggunakan pemancar bumi untuk mensimulasikan satelit GPS. Selama
peluncuran satelit Blok I, kombinasi dari berbagai satelit dan pemancar digunakan unuk pengetesan UE.
Hal ini berlangsung sampai Desember 1978, ketika 4 satelit dapat menghasilkan kemampuan navigasi 3
dimensi yang terbatas UE yang digunakan di kapal juga dites di California mulai bulan Oktober 1978
Tahap Kedua - Pengembangan dengan Skala Penuh^181 Bulan Septcmber 1980, diatur sebuah
kontrak untuk memperbaharui dan mengoperasikan ICS, juga mengembangkan Operational Control
System (OCS). Pembaharuan ICS ini bertujuan untuk membantu tim penguji UE (User Equiptment)
sambil menunggu pengembangan OCS. Pada bulan Desember 1980, dipilih kontraVtor untuk
menyediakan 28 satelit Navstar GPS Blok II. Pada Oktober 1985, OCS memimpin dua buah operasi ICS
secara bersamaan.Pengembangan satelit dilanjutkan sampai tahap II bcrakhir. Tahap II dari User Segmen
dibagi menjadi dua bagian, tahap IIA dan tahap IIB. Tahap IIA, dimulai pada bulan Juli 1979, dcngam
memilih empal kontraklor untuk meniimpin analisa kelahanan dan desain awal User Equipment (UE).
Tahap IIB, dimulai pada tahun 1982, dua clari empat kontrraktor dipilih untuk melanjutkan
pengembangan UE.- Tahap ini melipuli pemantapan desain, pembuatan prototipe, kualifikasi pengujian
dan pengujian secara ekstensif terhadap UE itu sendiri, yang dilakukan di Yuma Proving Ground dan di
laut. Khusus pengujian di laut dipimpin oleh Naval Ocean System Centre yang berlokasi di San Diego,
Califomia.
Segmen Angkasa (Space Segment) (1986 - sekarang). Satelit blok II pada awalnya dirancang untuk
diluncurkan melalui pesawal ulang-alik. Untuk menghindari kecelakaan yang pernah terjadi pada posawat
ulang-alik Challenger (1986), interface kendaraan peluncur satelit Blok II dimodifikasi untuk dapat
diiuncurkan dengan menggunakan roket pendorong Delta II. Pada tanggal 14 Februari 1989, satelit Blok
II pertama kali diluncurkan. Pada bulan Juni 1991, kombinasi antara satelit Blok I dan saielil Blok II
menghasilkan kemampuan dalam menentukan posisi dua dimensi dengan jangkauan seluruh dunia.
Kemampuan dalam penentuan posisi tiga dimensi di seluruh dunia dicapai pada Juni 1993. Pada tanggal 8
Deserober 1993 dibentuk Initial Operational Capability (1OC). Penempatan 24 salelit Blok 11
diselesaikan pada bulan April 1994. Pada bulan Juni 1989, scbuah kontrak diadakan unluk mengganti 20
satelit GPS dengan satelit GPS Blok IIR, yang mempunyai kcmampuan secara otomatis untuk
mengeiuarkan pesan navigasi sendiri. Satelit Blok IIR direncanakan peluncuran pertama kalinya kira-kira
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

bulan Agustus 1996. Pada tahun 1994, GPS JPO mempersiapkan program baru yaitu mempersiapkan
satelil NavsUir tambahan untuk menggantikan satclit-satelit GPS pada tahun 2000 lebih. Satelit ini
dinamakan Satelit Blok IIF. Kontrak untuk menyediakan satelit Blok IIF direncanakan bulan November
1995.
Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini
diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan
waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain Glonass Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem GPS, yang nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging
Global Positioning System), mempunyai tiga segmen yaitu : satelit, pengontrol, dan penerima / pengguna.
Satelit GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti),
seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktip bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.
Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara bersama-sama ke
beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui) sekaligus. Untuk menentukan koordinat suatu titik di
bumi, receiver setidaknya membutuhkan 4 satelit yang dapat ditangkap sinyalnya dengan baik. Secara
default posisi atau koordinat yang diperoleh bereferensi ke global datum yaitu World Geodetic System
1984 atau disingkat WGS'84.

Gambar 1 Satelit dan Penghubungnya


Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi menjadi dua metode yaitu metode absolut
dan metode relatif. 1) Metode absolut atau juga dikenal sebagai precise point positioning, menentukan
posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima (receiver) saja. Ketelitian posisi dalam beberapa meter
(tidak berketelitian tinggi) dan umumnya hanya diperuntukkan bagi keperluan navigasi. 2) Metode relatif
atau sering disebut differential positioning, menetukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah
receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu dimuka bumi dan secara terus menerus menerima sinyal
dari satelit dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainnya. Metode ini
menghasilkan posisi berketelitian tinggi (umumnya kurang dari 1 meter) dan diaplikasikan untuk
keperluan survei geodesiataupun pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi.
SMS gateway adalah sebuah perangkat yang menawarkan layanan transit SMS, mentransformasikan
pesan ke jaringan selular dari media lain, atau sebaliknya, sehingga memungkinkan pengiriman atau
penerimaan pesan SMS dengan atau tanpa menggunakan ponsel. Sebagaimana penjelasan diatas, SMS
gateway dapat terhubung ke media lain seperti perangkat SMSC dan server milik Content Provider
melalui link IP untuk memproses suatu layanan SMS. Sebuah sistem SMS gateway, umumnya terdiri
komponen hardware (server/komputer yang dilengkapi dengan perangkat jaringan) dan software (aplikasi
yang digunakan untuk pengolahan pesan). Dan untuk sebuah sistem yang besar umumnya menggunakan
database untuk penyimpanan data (Syaddad, 2019).
Arsitektur dari system GPS disetujui oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat tahun 1973.
Satelit pertama diluncurkan pada tahun 1978, dengan cara resmi system GPS dinyatakan operasional pada
tahun 1994.Satelit GPS secara terus menerus mengirimkan sinyal radio digital yang mengandung data
lokasi satelit dan waktu kepada penerima yang berhubungan. Satelit GPS dilengkapi dengan jam atom
yang mempunyai ketepatan waktu satu per satu juta detik. Berdasarkan informasi ini, stasiun penerima
mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk mengirim sinyal sampai kepada penerima di bumi.
Semakin lama waktu yang digunakan untuk sampai ke penerima, berarti semakin jauh posisi satelit dari
stasiun penerima.
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

Posisi di ubah menjadi titik yang dikenal dengan nama way-point. Way-point tersebut berupa titik-
titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian ditampilkan di layar
pada peta elektronik. Dimanapun anda berada, maka GPS bisa membantu menunjukan arah, selama anda
melihat langit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. Data dari satelit akan
dikirmkan ke alat yang disebut GPS recheiver. GPS recheiver receiver berbentuk modul dan
menghasilkan data NMEA yang berisi data posisi. GPS reciever sendiri berisi beberapa integrated circuit
(IC). Modul GPS receiver mempunyai karakteristik hanya dapat memberikan informasi data posisi tetapi
tidak dapat mengirimkan data dengan jarak jauh. Untuk itu diperlukan teknologi untuk mengirimkan data
secara jarak jauh melalui jaringan internet. Teknologi tersebut adalah GPRS (General Packet Radio
Service). GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated
Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil
dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk
menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
(Sistem et al., 2013)
Fungsi Tombol pada GPS, Power Key : Tekan dan tahan untuk menghidupkan atau mematikan unit.
Tekan dan lepaskan untuk mengatur lampu backlight dan kecerahannya. IN/OUT Key : Dari halaman
peta, tekan untuk memperbesar atau memperkecil tampilan halaman peta. Dari halaman lain, tekan ke atas
atau ke bawah untuk memilih daftar. Find Key : Tekan dan lepaskan untuk melihat dan menemukan
tempat yang ingin dicari, seperti : Waypoint, Restoran, Bank, Hotel, dll. Tekan dan tahan untuk feature
MOB (Main Over Board). Quit Key : Tekan dan lepaskan untuk membatalkan atau balik ke halaman
sebelumnya. Page Key : Tekan untuk menuju ke halaman berikutnya dan halaman utama. Menu Key :
Tekan untuk melihat menu dari masig-masing halaman. Tekan dua kali untuk masuk ke halaman utama.
Enter Key : Tekan untuk memilih data yang tersorot atau untuk mengkonfirmasi pesan yang tampil di
layar atau bisa digunakan untuk menyimpan Waypoint. Rocker Key : Tekan ke atas, bawah, kiri, atau
kanan untuk memilih karakter pada daftar, menyorot data, atau menggerakkan panah pada
halaman peta.

Gambar 2 GPS

Feature-Feature dan Fungsinya dalam GPS Garmin Satelit, Page Satelite page menunjukkan status
receiver (alat Garmin), posisi dengan kekuatan signal satelit dan posisi receiver berdiri saat itu juga. Saat
digunakan alat perlu menangkap banyak signal satelite yakni di tempat terbuka dan cuaca cerah. Adapun
item-item pendukungnya sebagai berikut :
a. Diagram Batang, menunjukkan kekuatan dari setiap satelite yang diterima.
b. Jumlah Satelit, digambarkan dengan bulat kecil dan berwarna-warni. Semakin banyak dan kuat
jumlah satelit yang diterima, maka pengukuran semakin valid.
c. Heading Bug, menunjukkan arah pergerakan GPS.
d. Koordinat, menunjukkan posisi tempat GPS.
Pertama menghidupkan Garmin kita akan mendapatkan feature satelit, dimana kita ditunjukkan
berapa jumlah satelite yang diterima (semakin banyak jumlah satelit yang diterima semakin baik tingkat
akurasinya). Layar GPS pertama kali akan menunjukkan 3 satelit (tergantung kondisi lapangan dan
cuaca). Jumlah satelit bukan merupakan patokan, tetapi kita melihat angka accuracy yang ada di layar
(untuk GPS Garmin ± 3 - 15 m). Di samping layer satelit ada layer diagram batang, diagram ini
menunjukkan tingkat kekuatan/ akurasi setiap satelit (pada Garmin GPS 76 SCX layer ini ada di bawah
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

layer satelite). Trip Computer Page Feature ini membantu kita dengan data statistik untuk navigasi. Pada
feature ini, item yang ditampilkan sebagai berikut :
a. Speed, menunjukkan kecepatan rata-rata kita bergerak.
b. Total Time, menunjukkan total waktu kita selama penggunaan GPS.
c. Dist To Dest, menunjukkan jarak kita dengan tempat yang ingin dituju.
d. Elevation, menunjukkan ketinggian suatu tempat.
e. Odometer, menunjukkan total perjalanan yang telah ditempuh.
f. Time of Day, menunjukkan jam/ waktu setempat.
Map Page Pada feature peta ingin menampilkan peta dimana kita berada. Dalam feature ini, item-
item yang mendukung sebagai berikut : Lokasi Koordinat, menunjukkan lokasi point berada (titik
kooordinatnya), Zoom, proses zoom dapat dilakukan dengan menekan tombol In dan Out. Range untuk
zoom adalah 0.2 mi - 200 ft, Jarak Point, menunjukkan berapa jauh jarak suatu point dengan tempat yang
ingin dicapai. Hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam Map Page : Tanda ? menunjukkan data
satelit belum menunjukkan posisi yang sebenarnya. Tunggu beberapa saat sampai tanda tersebut hilang
dan berganti dengan tanda panah hitam . 54, Tekan tombol besar bagian tengah (Rocker) akan muncul
tanda panah putih untuk menggeser screen ke kanan-kiri atau atas-bawah, Gunakan tombol In dan Out
untuk memperbesar-kecil map (Zooming), Tekan Menu untuk setting Map Page berisi Data Fields,
Change Data Fileds, Guidance Text, Setup Map dan lain-lain

Gambar 3 Tampilan Map Page


Compass Page Pada feature ini merupakan kompas digital yang berfungsi untuk menunjukkan arah
dalam perjalanan. Item-itemnya sebagai berikut :
a. Ring Kompas, ring ini bekerja seperti kompas magnetic dan fungsinya untuk menunjukkan arah
mata angin.
b. Pointer Penunjuk, dilambangkan dengan mata panah.
c. On/ Off, penunjuk apakh kompas dalam kondisi aktif atau mati.
d. Speed, menunjukkan kecepatan rata-rata kita bergerak.
e. ETA At Dest, menunjukkan waktu/ jam.
f. Time to Next, waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
g. Dist To Next, jarak yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Altimeter Page Pada feature ini menampilkan ukuran ketinggian suatu tempat, item yang ditampilkan
sebagai berikut :
a. Elevation, menunjukkan ketinggian rata-rata suatu tempat.
b. Ketinggian Elevasi, menunjukkan ketinggian suatu tempat.
c. Profile Elevasi, menunjukkan kondisi elevasi suatu tempat.
d. Skala Pengukuran, menunjukkan skala dalam profile elevasi.
e. Max Elev, ketinggian maksimum.
Main Menu Main Menu termasuk ke dalam Page Interface atau dengan menekan tombol Menu 2x.
Untuk menjalankan menu arahkan Rocker key ke menu yang tersedia kemudian tekan Enter. Pada feature
ini menampilkan menu untuk melakukan pengaturan pada beberapa layar yang ada pada GPS. Banyak
feature-feature dalam GPS yang perlu diatur disesuaikan dengan kondisi dan lokasi suatu tempat.
Pengaturan ini dapat juga dilakukan pada Tracks, Routes, Units dan lain-lain.
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

Posisi dan sistem Koordinat Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi
atau tiga-dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri
didefinisikan dengan menspesifikasi tiga parameter berikut, yaitu: lokasi titik nol dari sistem koordinat,
orientasi dari sumbu-sumbu koordinat, dan besaran (kartesian, Curvilinear) yang digunakan untuk
mendefinisikan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut.

Gambar 4 Tampilan Menu


Setiap parameter dan sistem koordinat tersebut dapat dispesifikasikan lebih lanjut, dan bergantung pada
spesifikasi parameter yang digunakan maka dikenal beberapa jenis sistemkoordinat. Penjelasan yang
lebih mendetail tentang sistem-sistem koordinat ini dapat dilihat di [Krakiwsky & Wells, 1971]. Dalam
penentuan posisi suatu titik di permukaan bumi, Titik nol dari sistem koordinat yang digunakan dapat
berlokasi di titik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah satu titik di permukaan
bumi (sistem koordinat toposentrik). Sistem koordinat geosentrik banyak digunakan dalam metode-
metode penentuan posisi ekstra-terestris yang menggunakan satelit dan benda-benda langit lainnya.
Sistem koordinat toposentrik banyak digunakan dalam metode-metode penentuan posisi terestris. Dilihat
dari orientasi sumbunya ada sistem koordinat yang sumbu-sumbunya ikut berotasi Lokasi Titik Nol
Orientasi Sumbu Besaran Koordinat Geosentrik (di pusat Bumi) Toposentrik (di permukaan Bumi)
Terikat Bumi (Earth-Fixed) Terikat Langit (Space-Fixed) Jarak  Kartesian (X,Y,Z) Sudut & Jarak 
Geodetis (φ,λ,h) Pengenalan GPS 2 dengan bumi (terikat bumi) dan ada yang tidak (terikat langit). Sistem
koordinat yang terikat bumi umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik-titik yang berada di bumi,
dan sistemyang terikat langit umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik dan obyek di angkasa,
seperti satelit dan benda-benda langit. Dilihat dari besaran koordinat yang digunakan, posisi suatu titik
dalam sistem koordinat ada yang dinyatakan dengan besaran-besaran jarak seperti sistem koordinat
Kartesian, dan ada yang dengan besaran-besaran sudut dan jarak seperti sistem koordinat Geodetik.
Dalam penentuan posisi dengan pengamatan ke satelit-satelit GPS, ada dua sistemkoordinat referensi
yang penting untuk dicatat, yaitu CIS (Conventional Inertial System} dan CTS (Conventional Terrestrial
System). Sistem CIS digunakan untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan satelit dan sistem CTS
digunakan untuk menyatakan posisi titik di permukaan bumi.
Patut dicatat di sini bahwa pada sistem CIS, kutub yang digunakan untuk pendefinisian sumbu-Z,
yang pada dasarnya merupakan sumbu momentum sudut, adalah CEP (Conventional Ephemeris Pole)
pada epok standar J2000.0 (1 .5 d Januari 2000). Sedangkan pada sistem CTS, kutub yang digunakan
untuk pendefinisian sumbu-Z adalah CTP. Pada saat ini yang digunakan sebagai CTP adalali CIO
(Conventional International Origin) yang merupakan posisi rata-rata sumbu rotasi bumi dari tahun 1900
sampai 1905. Sistem CIS. karena sifatnya yang geosentrik dan terikat langit, kadangkala dinamakan
sistem ECSF (Earth-Centered Earth-Fixed); dan sistem CTS, karena sifatnya yang geosentrik dan terikat
langit, sering juga dinamakan sistem ECEF (Earth-Centered Earth-Fixed). Pada penentuan posisi dengan
GPS, posisi titik di permukaan bumi diberikan dalamkoordinat kartesian tiga-dimensi (X,Y,Z) dalam
system koordinat WGS 84 (World Geodetic System 1984), yang merupakan suatu realisasi dari sistem
CTS. Koordinat kartesian (X,Y,Z) tersebut selanjutnya dapat ditransformasikan menjadi koordinat
geodetik (φ,λ,h) seandainya diperlukan.
Mengapa GPS menarik untuk digunakan? Ada beberapa hal yang membuat GPS menarik untuk
digunakan dalam penentuan posisi, seperti yang akan diberikan berikut ini. Patut dicatat di sini bahwa
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

beberapa faktor yang disebutkan di bawah ini juga akan berlaku untuk aplikasi-aplikasi GPS yang
berkaitan dengan penentuan parameter selain posisi seperti kecepatan, percepatan, maupun waktu yang
pada dasarnya juga bisa diberikan oleh GPS.
1. GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca. GPS dapat digunakan baik
pada siang maupun malam hari, dalam kondisi cuaca yang buruk sekalipun seperti hujan ataupun
kabut. Karena karakteristiknya ini maka penggunaan GPS dapat meningkatkan efisiensi dan
fleksibilitas dari pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan penentuan posisi, yang pada
akhirnya dapat diharapkan akan dapat memperpendek waktu pelaksanaan aktivitas tersebut serta
menekan biaya operasionalnya.
2. SateIit-satelit GPS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi, yaitu sekitar 20.000 km di
atas permukaan bumi. dan jumlahnya relatif cukup banyak, yaitu 24 satelit. Ini menyebabkan
GPS dapat meliput wilayah yang cukup luas.sehingga akan dapat digunakan oleh banyak orang
pada saat yang sama, serta pemakaiannya menjadi tidak bergantung pada batas-batas politik dan
batas alam, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.6. Selama yang bersangkutan mempunyai
alat penerima sinyal (receiver) GPS, maka ia akan dapat menggunakan GPS untuk penentuan
posisi.
3. Penggunaan GPS dalam penentuan posisi relatif tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi
Pengenalan GPS 5 topografis daerah survei dibandingkan dengan penggunaan metode teretris
seperti pengukuran polygon. Penentuan posisi dengan GPS tidak memerlukan adanya saling
keterlihatan antara satu titik dengan titik lainnya seperti yang umumnya dituntut oleh metode-
metode pengukuran terestris, yang diperlukan dalam penentuan posisi titik dengan GPS adalah
saling keterlihatan antara titik tersebut dengan satelit. Oleh sebab itu topografi antara titik-titik
tersebut sama sekali tidak akan berpengaruh. kecuali untuk hal-hal yang sifatnya non-teknis
seperti pergerakan personil dan pendistribusian logistik. Karena karakteristiknya ini, penggunaan
GPS akan sangat efisien dan efektif untuk diaplikasikan pada survai dan pemetaan di daerah-
daerah yang kondisi topografinya relatif sulit, seperti daerah pegunungan dan daerah rawa-rawa.
Posisi yang ditentukan dengan GPS akan mengacu ke suatu datum global yang dinamakan WGS
1984. Atau dengan kata lain posisi yang diberikan oleh GPS akan selalu mengacu ke datum yang sama.
WGS-1984 adalah Sistem Koordinat Kartesian- Bumi, pusatnya berimpit dengan pusat massa bumi
sumbu-Z nya berimpit dengan sumbu putar bumi yang melalui CTP (Conventional Terrestrial Pole),
sumbu- X nya terletak pada pada bidang meridian nol (Greenwich), sumbu Y nya tegak lurus sumbu-
sumbu X dan Z dan membentuk system tangan-kanan. Digunakan oleh GPS sejak tahun 1987,
sebelumnya WGS-1972 yang dipergunakan Ellipsoid yang digunakan adalah GRS (Geodetic Reference
System) 1980 yang parameter-nya : Semimajor : a = 6.378.137 m Sumbu pendek b = 6.356.752.314 m
Penggepengan f = 1/298.2572221. Karakteristik ini sangat menguntungkan untuk kondisi Indonesia yang
wilayahnya sangat luas dan terdiri dari banyak pulau, dimana proses penghubungan kerangka-kerangka
titik di satu pulau dengan titik di pulau lain-nya akan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan
kalau kita menggunakan metode terestris, Dalam hal ini seandainya GPS digunakan untuk penentuan
posisi, maka survai dan pemetaan yang dilakukan di Jawa misalnya, akan memberikan posisi titik-titik
yang datumnya sama dengan titik-titik yang diperoleh dari survai dan pemetaan di Irian Jaya, meskipun
tidak ada hubungan secara Pengenalan GPS 6 langsung antara kedua survai GPS yang bersangkutan, GPS
dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Dari yang sangat detil (orde milimiter)
sampai yang biasa-biasa saja (orde puluhan meter). Luasnya spektrum ketelitian yang bisa diberikan ini
memungkinkan penggunaan GPS secara efektif dan efisien sesuai dengan ketelitian yang diminta serta
dana yang tersedia. Disamping itu, dengan spektrum ketelitian yang begitu luas GPS juga akan
bermanfaat untuk banyak bidang aplikasi. Pada saat ini GPS antara lain telah diterapkan dalam bidang-
bidang aplikasi berikut: kemiliteran. survai dan pemetaan (baik di darat maupun di laut), transportasi,
geodesi, geodinamika deformasi, dan navigasi dan transportasi. pendaftaran tanah. Kelautan,
pertambangan, pertanian. Fotogrametri dan penginderaan jauh. SistemInformasi Geografis, studi
kelautan. dan juga aplikasi-aplikasi rekreatif dan keolahragaan, Disamping itu dibandingkan dengan
metode-metode penentuan posisi geodetik lainnya, GPS juga mempunyai kinerja yang cukup baik dalam
penentuan posisi. Sebagai contoh, perbandingan antara GPS dengan metode-metode penentuan posisi
lainnya dalampenentuan posisi relatif. Pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya. setidaknya sampai
saat ini. Selama pengguna memiliki alat penerima (receiver) sinyal GPS maka yang bersangkutan dapat
menggunakan sistem GPS untuk berbagai aplikasi tanpa dikenakan biaya oleh pihak yang memiliki
satelit. Dalam hal ini Departemen Pertahanan Keamanan, Amerika Serikat. Jadi investasi yang perlu
dilakukan oleh pengguna hanyalah untuk alat penerima sinyal GPS beserta perangkat keras dan lunak
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

untuk pemrosesan datanya, Alat penerima sinyal (receiver) GPS cenderung menjadi lebih kecil
ukurannya, lebih murah harganya, lebih baik kualitas data yang diberikannya. dan lebih tinggi
keandalannya. Ini terutama disebabkan oleh kemajuan di bidang elektronika dan komputer yang sangat
pesat dewasa ini. Perangkat lunak komersial untuk pengolahan data GPS juga semakin banyak tersedia
dengan harga yang relatif murah. Disamping itu, karena banyaknya merek dan jenis receiver yang
beredar. kompetisi antar sesama pembuat receiver juga semakin tinggi, yang salah satu dampaknya adalah
terhadap tersedianya semakin banyak receiver GPS yang lebih ’user oriented’. Pengoperasian alat
penerima GPS untuk penentuan posisi suatu titik relatif mudah dan tidak mengeluarkan banyak tenaga.
Dibandingkan dengan pengukuran terestris seperti dengan metode poligon misalnya, pengamatan dengan
metode GPS relatif tidak terlalu Pengenalan GPS 7 memakan banyak tenaga dan waktu. Apalagi kalau
perbandingannya dilakukan untuk daerah survai yang luas dengan kondisi medan yang berat. Pengumpul
data (surveyor) GPS tidak dapat 'memanipulasi’ data pengamatan GPS seperti halnya yang dapat
dilakukan dengan metode pengumpulan data terestris yang umumdigunakan. yaitu metode poligon. Ini
tentunya akan meningkatkan tingkat keandalan dari hasil survai dan pemetaan yang diperoleh. Disamping
itu pemberi kerja akan mendapatkan 'keamanan' dan jaminan kualitas yang lebih baik. Makin banyak
instansi di Indonesia yang menggunakan GPS dan juga makin banyak bidang aplikasi yang potensial di
Indonesia yang dapat ditangani dengan menggunakan GPS.
Hal dan Keterbatasan yang Harus Diperhatikan Meskipun keuntungan yang dapat diperoleh dari
penggunaan GPS jauh lebih banyak, ada beberapa hal dan keterbatasan yang harus diperhatikan dalam
pemakaian GPS, agar pemakaiannya dapat optimal dan tepat sasaran. Beberapa hal dan keterbatasan
tersebut dijelaskan secara singkat herikut ini.
1) Agar alat penerima sinyal GPS dapat menerima sinyal GPS maka tidak boleh ada penghalang
antara alat penerima tersebut dengan satelit yang bersangkutan. ini harus secara serius
diperhitungkan, terutama dalam pelaksanaan survai dan pemetaan di daerah pedesaan yang
banyak ditumbuhi pepohonan atau pun di daerah perkotaan yang dipenuhi gedung- gedung
tinggiSeandainya penerimaan sinyal terganggu oleh rerimbunan pohon, maka untuk dapat
menerima sinyal ada dua pendekatan yang dapat dilakukan. Cara pertama yaitu dengan
memotong atau membersihkan pohon pohon yang mengganggu penerimaan sinyal. Seandainya
ini tidak memungkinkan maka antenna penerima sinyal dinaikkan secara vertikal dengan
menggunakan tongkat khusus sehingga melewati ketinggian pohon-pohon yang mengganggu.
Untuk daerah perkotaan, hanya cara terakhir yang mungkin diterapkan untuk menanggulangi
problem penampakan sinyal akibat adanya rumah maupun gedung-gedung.
2) Datum penentuan posisi yang digunakan oleh GPS adalah WGS 1984. Seandainya posisi harus
dipresentasikan dalam datum lainnya, maka diperlukan proses transformasi koordinat dari datum
WGS 1984 kedalam yang bersangkutan. Perlu ditekankan di sini bahwa problem transformasi
datum ini akan menjadi lebih besar seandainya hasil survai dan pemetaan dengan GPS akan
direpresentasikan dalam suatu datum lokal yang hubungan geometrisnya dengan datum WGS
1984 tidak diketahui ataupun tidak jelas.
3) Komponen tinggi dari koordinat tiga dimensi yang diberikan oleh GPS adalah tinggi yang
mengacu ke permukaan ellipsoid, yaitu ellipsoid GRS (Geodetic Reference System) 1980 Jadi
tinggi titik yang didapatkan dengan GPS bukanlah tinggi orthometris, yaitu tinggi yang mengacu
ke permukaan geoid (umum didekati dengan muka laut rata-rata, MSL), yang umum digunakam
sehari-hari untuk keperluan praktis, Jadi perlu diingat di sini bahwa tinggi GPS tidak boleh
langsung diintegrasikan dengan tinggi yang diperoleh dari pengukuran terestris dengan metode
sifat datar (levelling) yang umum digunakan orang. Perlu ditekankan di sini bahwa untuk
mentransformasi tinggi ellipsoid yang diperoleh dengan GPS ke tinggi orthometris, diperlukan
informasi tentang undulasi geoid (ketinggian geoid di atas ellipsoid) yang dapat ditentukan
dengan menggunakan data gaya berat. Dalam hal ini ketelitian tinggi orthometris yang diperoleh
akan sangat bergantung pada ketelitian undulasi geoid yang tersedia dan untuk menentukan
undulasi geoid yang teliti (orde kelelitian cm) bukanlah suatu hal mudah bahkan tergolong cukup
sulit.
4) Pada survai penentuan posisi dengan GPS, pemrosesan data GPS dan penganalisaan hasilnya
bukanlah suatu hal yang mudah. Meskipun proses pengumpulan data dengan GPS relatif mudah,
pemrosesan data yang diperoleh serta penganalisaan parameter-parameter yang didapatkan
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, terutama kalau kita menginginkan ketelitian posisi yang
tinggi. Disamping harus memahami dasar-dasar hitung perataan kuadrat terkecil, statistika. serta
perhitungan geodetik, kita juga harus memahami efek dari geometri satelit serta kesalahan dan
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

bias yang mempengaruhi data pengamatan, seperti kesalahan orbit, bias ionosfer dan troposfer,
multipath cycle slip dan lain-lainnya. Oleh sehab itu dalam survai dan pemetaan dengan GPS,
pengolahan data dan penganalisaan hasil sebaiknya dilakukan oleh sarjana Geodesi. sedangkan
pengumpulan data bisa dilakukan oleh surveyor.
5) Karena GPS merupakan teknologi yang relative baru, maka sumber daya manusia yang
menguasai masalah teknologi ini di Indonesia relative masih belum banyak. Oleh sebab itu
seandainya suatu instansi pemerintah ingin menggunakan teknologi GPS ini untuk mendukung
pekerjaan di lingkungan mereka, maka disamping pengadaan perangkat keras dan perangkat
lunak GPS, penyiapan sumber daya manusia yang terkait juga tidak boleh dilupakan. Tanpa
didukung sumber daya manusia dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, maka peralatan-
peralatan yang canggih sekalipun akan menjadi kurang berarti.
GPS telah banyak diaplikasikan untuk keperluan-keperluan dan proyek-proyek yang khususnya
memerlukan informasi mengenai posisi. Di Indonesia GPS telah digunakan untuk menentukan koordinasi
titik-titik kontrol yang membangun kerangka dasar nasional untuk survai dan pemetaan. GPS dan Geodesi
GPS terutama digunakan untuk pengadaan jaring kerangka dasar titik-titik kontrol, baik untuk skala
nasional, regional, maupun global. Berdasarkan pengamatan secara teliti titik-titik dalam suatu jaring dari
waktu ke waktu, GPS telah banyak digunakan untuk mempelajari dinamika bumi (geodinamika) seperti
yang berkaitan dengan pergerakan sesor-sesor maupun lempeng-lempeng benua yang selanjutnya
digunakan untuk memprediksi terjadinya gempa bumi ataupun letusan gunung. GPS dan Pemetaan Laut
GPS telah digunakan untuk keperluan survai hidro-oseanografi, survai seismik, penentuan posisi bui-bui
dan peralatan bantu navigasi serta titik-titik pengeboran minyak lepas lantai, ataupun untuk mempelajari
karakteristik arus, gelombang ataupun pasang surut di lepas pantai. Di Indonesia penggunaan GPS dalam
survai hidro- oseanografi terutama terkait dengan - Penentuan posisi titik-titik kontrol di pantai. -
Navigasi kapal survai - Penentuan posisi titik-titik perum (sounding) - Penentuan posisi sensor-sensor
hidrografi dan oseanografi - Penentuan posisi struktur atau obyek di laut seperti wahana pengeboran (rig).
GPS dan Pemetaan Darat. Dalam survai dan pemetaan darat, GPS di aplikasikan untuk pengadaan titik-
titik kontrol (orde dua atau lebih rendah) untuk keperluan pemetaan (termasuk pemotretan udara), survai
rekayasa ataupun survai pertambangan maupun untuk perekonstruksian titik-titik. Disamping itu GPS
akan punya peran dalam penentuan asimut dan beda tinggi antara dua titik. Secara umum jenis-jenis
aplikasi GPS dalam bidang pemetaan. Dalam pengadaan titik-titik kontrol untuk keperluan pemetaan dan
survai rekayasa (seperti survai jalan raya dan survai konstruksi), GPS dapat dan telah digunakan untuk
menggantikan metode konventional poligon. Dalam hal ini metode penentuan posisi dengan GPS yang
dapat digunakan secara optimal dan efisien adalah metode-metode survai GPS statik, statik singkat, stop-
and-go, ataupun pseudo-kinematik. Dengan adanya sistem-sistem integrasi GPS/LPS dan GPS/Total
Stasion, peran dan kontribusi GPS dalam pengadaan titik kontrol dan pengukuran detail akan semakin
besar. Survai Pertambangan Dalam proses eksplorasi mineral dan energi GPS sangat membantu
dalampenentuan posisi dan staking out oleh deposit mineral ataupun batas daerah konvesi pertambangan,
penentuan lokasi kandungan deposit serta untuk pemantauan posisi anjungan pengeboran minyak lepas
pantai. GPS bekerja sama dengan GIS sangat efektif dan efisien dalam pemantauan dan pengontrolan
dampak lingkungan yang terjadi akibat eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Survai Rekayasa
Teknologi GPS sangat bermanfaat dalam pengadaan jaringaan titik-titik kontrol untuk menunjang
pekerjaan-pekerjaan rekayasa. Metode survai GPS ini berbasiskan pada metode penentuan posisi
diferensial dengan menggunakan data fase. Survai dengan GPS ini dapat dan telah menggantikan metode
survai terestris seperti metode poligon. Beberapa keunggulan dari survai GPS (dibandingkan dengan
survai secara terestris) - Pada survai dengan GPS tidak diperlukan saling keterlihatan antar titik, seperti
halnya pada survai terestris yang diperlukan adalah saling keterlihatan antar titik dengan satelit GPS. -
Karena tidak memerlukan saling keterlihatan antar titik, maka titik-titik dalamjaringan GPS bisa
mempunyai spasi jarak yang relatif jauh sampai puluhan atau ratusan km (survai terestris terbatas sampai
ratusan meter saja) Pelaksanaan survai GPS dapat dilakukan baik siang maupun malam hari serta dalam
segala kondisi cuaca. Pada survai dengan GPS koordinat titik-titik ditentukan dalam tiga dimensi (posisi
horizontal dan vertikal), tidak seperti survai terestris yang umumnya dalam dua dimensi (posisi
horizontal) Survai dengan GPS dapat dikategorikan seperti survai topografi, survai rekayasa, survai
kadaster, survai kontrol geodetik dan survai geodinamika. Berkaitan dengansurvai rekayasa, pengadaan
jaringan titik-titikkontrol umumnya bersifat lokal dan mempunyai karakteristik yang spesifik. Contoh
pekerjaan rekayasa yang mengadaan titik-titik kontrolnya dapat dilayani denagn GPS adalah :
pembangunan terowongan, pembangunan jembatan, pembangunan jalan, pemasangan pipa, serta
pembangunan terusan dan saluran irigasi. Dalam pembangunan terowongan dengan GPS pengadaan
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

jaringan titik-titik untuk memberikan asimut dari garis sumbu terowongan pada kedua titiknya dapat
ditentukan secara teliti, sehingga penggalian terowongan yang dilakukan dari kedua ujung dapat bertemu
ditengah-tengah dengan tepat. Hal ini sulit dilakukan dengan metode terestris. Aplikasi-aplikasi GPS pada
pekerjaan rekayasa yang memerlukan penentuan beda tinggi secara efektif dan efisien antala lain
Pemetaan detail dan staking out (untuk jarak relatif pendek dengan sistem RTK). Pengontrolan dan
pengecekan pekerjaan cut and fill (untuk jarak relatif pendek dengan sistem RTK). Pemilihan dan
penetapan lokasi menara-menara untuk distribusi listrik tegangan tinggi atau menara telepon seluler.
Penentuan kemiringan lereng suatu kawasan untuk bidang pertanian perkebunan. Penentuan profil
vertikal jalan raya atau rel kereta api. Penentuan tinggi jatuhan air secara kasaran dalam proyek
pembangunan PLTA 4. GPS dan Fotogrametri serta Penginderaan Jauh GPS telah digunakan untuk survai
dan pemetaan udara, terutama untuk : Navigasi pesawat selama pemotretan. Penentuan posisi kamera
pada saat pemotretan diudara Penentuan posisi titik kontrol di daerah pemotretan GPS dan Pendaftaran
Tanah Dalam bidang petanahan, GPS bermanfaat untuk: Penentuan titik-titik dasar teknik pendaftaran
tanah, Penentuan titik-titik batas persil tanah, Perekontruksian titik-titik batas persil tanah, Penentuan dan
pencarian lokasi persil tanah GPS dan Perhubungan Darat Untuk mengatasi masalah transportasi, GPS
biasanya berperan sebagai teknologi penentu posisi. Sistem Autonomous ITS (Intelligent Transportation
System) terdiri dari sistem penentuan posisi dan sistem peta elektronik yang ditempatkan dalamkendaraan
dan dimaksudkan untuk memberikan kemampuan navigasi yang lebih baik bagi pengemudi. Sistem peta
elektronik terdiri dari peta jaringan jalan raya beserta informasiinformasi lain yang terkait. Penentuan
posisi kendaraan pada setiap waktu langsung ditampilkan di peta elektronik dan untuk penentuan jarak
dari satu lokasi ke lokasi lain. Penggunaan sistem navigasi ITS di Indonesia perlu dipertimbangkan untuk
pengelolaan transportasi darat, terutama untuk pengelola pergerakan kendaraan yang punya fungsi
pelayanan masyarakat. GPS dan Perhubungan Laut Peranan GPS dalam bidang transportasi laut terutama
terkait dengan masalah navigasi serta pemantauan dari wahana laut, kemampuan GPS untuk memberikan
informasi yang teliti tentang posisi dan kecepatan kapal laut secara kontinyu tanpa bergantung cuaca
kepusat pemantauan dan pengendalian, dapat direalisasikan untuk sistem pemantauan dan pengelolaan
armada kapal. Keuntungan penggunaan GPS dalam bidang trasportasi laut. Penggunaan GPS sebagai
sistem navigasi di kapal dapat digunakan untuk memperkecil jarak minimum yang diperlukan antara 2
alur pelayanan kapal sehingga dapat memperkecil resiko tabrakan dan mengefisiensikan penggunaan jalur
pelayaran. Dengan menggunakan GPS yang dapat memberikan informasi yang relatif teliti, jarak
minimum yang harus dijaga terhadap sumber-sumber bahaya pelayaran dapat diperkecil. Penggunaan
GPS sebagai sistem navigasi di kapal bersama-sama dengan sistemVTS (Vessel Traffic Service) di
pelabuhan, akan dapat meningkatkan kapasitas perapatan kapal di pelabuhan dan juga meningkatkan
faktor keamanannya. Karena GPS memberikan penggunaan perairan yang lebih fleksibel bagi pelayaran,
penentuan rute pelayaran yang lebih bervariasi, dan juga membuka kemungkinan pembukaan pelabuhan-
pelabuhan baru ditempat-tempat yang relatif terpencil. GPS dan Perhubungan Udara Aplikasi GPS dalam
bidang perhubungan udara antara lain pada sistem kokpit pesawat, pada sistem ATC (Air Traffic Control)
dan Ground Basic Systems. Manfaat dari penggunaan GPS antara lain : Penggunaan GPS yang
dikombinasikan dengan satelit komunikasi untuk pemantauan pesawat secara otomatis. Penggunaan GPS
sebagai sistem pemandu pesawat pada tahap approach and landing. Penggunaan GPS memberikan
penggunaan ruang udara yang lebih fleksibel bagi penerbangan penentuan rute terbang yang lebih
bervariasi dan memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan sistem domestik. Penggunaan
metode differential GPS untuk runway/taxiway karena biaya pengadaannya lebih murah, maka
penggunaan GPS sebagai sistem pendaratan akan lebih memacu pembangunan lapangan udara baru
terutama ditempat-tempat terpencil. GPS dan SIG (System Informasi Geografis) SIG biasanya dikaitkan
dengan suatu sistem berbasis komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi,
menganalisa dam menampilkan informasi spesial. Informasi spesial adalah informasi yang menggandung
karakteristik kunci pada suatu lokasi (dalam suatu sistem koordinat bumi) dibawah ataupun di atas
permukaan bumi. Ada 5 komponen sebagai pembangunan SIG, yaitu basis data, perangkat keras
(komputer), perangkat lunak, pelaksana (baik yang berkaitan dengan sumber daya manusia atau
organisasi gambar) dan prosedur. Komponen yang paling penting adalah basis data, kuantitas dan kualitas
data akan membuat SIG berfungsi secara efektif dan efisienPeranan GPS dalam bidang SIG. GPS
mempunyai peranan penting bagi SIG : GPS dapat membawa SIG ke lapangan. Tanpa GPS biasanya SIG
akan terikat di kantor. Contohnya adalah sistem peta elektronik dalam bentuk ECDIS (Electronic Chart
Display and Information System) atau Autonomous ITS (Intelligent Vehicle Highway System) GPS
sebagai Pendigitasi Bumi GPS mempercepat pembangunan suatu basis data spesial ataupun
dalampembuatan peta elektronik misalnya pembuatan peta jalan untuk keperluan pengelolaan transportasi
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

GPS sebagai Perangkat Ground Truthing Dalam proses pembangunan suatu basis data, GPS dapat dipakai
untuk menyelesaikan inkonsistensi antara informasi di peta dan di lapangan dan juga untuk mengoreksi
kesalahan informasi posisi obyek-obyek tertentu dalam peta. GPS sebagai Perangkat Pembantu Analisa
Dengan menggunakan informasi posisi maupun waktu, GPS mempercepat dan mempermudah analisa dan
pemanggilan data dalam proses pengambilan keputusan dan pencarian informasi dengan SIG
Menghubungkan GPS dan SIG Pada cara langsung receiver GPS diperlakukan sebagai kursor dari
digitizer, dimana receiver dihubungkan dengan SIG melalui suatu modul perangkat lunak. Dalam hal ini
data GPS secara langsung masuk ke sistem data file SIG yang bersangkutan Pada cara tidak langsung
receiver GPS merekam data dalam tempat dan format tersendiri. Data GPS lalu ditranslasikan ke format
data SIG yang kemudian dimasukkan ke dalam sistem data file SIG. Aplikasi GPS dalam Bidang
Pertanian Aplikasi GPS terkait dengan navigasi kendaraan pertanian, pemetaan kawasan dan lahan
pertanian maupun pembangunan dan aplikasi dari suatu sistem informasi pertanian. Aplikasi GPS dalam
Bidang Perikanan Teknologi GPS dengan kemampuannya untuk memberikan koordinat geografis (lintang
dan bujur) akan membantu dalam mencari dan mendata lokasi-lokasi ikan dan para nelayan dapat dengan
aman memperluas wilayah penjelajahannya. GPS untuk Pemantauan Deformasi Gunung Api Dalam
pemantauan gunung api, metoda deformasi kontinyu umumnya menggunakan sensor-sensor tilt meter,
extensiometer dan dilatometer. GPS yang kombinasikan denagn sistem telemetri/komunikasi data dapat
digunakan untuk memantau deformasi gunung api secara kontinyu. Metode pemantauan aktivitas gunung
api secara kontinyu dengan GPS pada prinsipnya yaitu pemantauan terhadap perubahan koordinat
beberapa titik yang mewakili gunung tersebut dari waktu ke waktu. GPS untuk Pemantauan Deformasi
Bangunan dan Struktur serta Pergerakan Tanah Prinsip pemantauan deformasi bangunan dan struktur
serta pergerakan tanah pada dasarnya dapat dilakukan secara episodik maupun kontinyu. Contohnya
obyekpemantauan deformasi yang ditangani dengan GPS adalah Bendungan GPS digunakan untuk
menentukan titik-titik kontrol pada dasar yang stabil, serta memantau posisi dari titik-titik panatau, baik
yang berada di zona tekanan atau pada punggungan dari dinding dam Anjungan minyak dilepas pantai
GPS untuk memantau penurunan struktur (singking) dengan mengamati perubahan beda tinggi - Kawasan
pertambangan Memantau pergerakan dan penurunan tanah (land subsidence) akibat aktifitas
pertambangan . Gedung besar dan tinggi (seperti di Jakarta) Deformasi bisa berbentuk penurunan atau
menjadi miringnya bangunan akibat melembeknya lapisan penyangga atau melapuknya fondasi
bangunan. Kawasan permukiman/perkotaan Deformasi umumnya disebabkan oleh pengambilan air tanah
yang berlebihan. GPS Airborne Gravimetry Metode airborne gravimetry dilakukan untuk pengamatan
gaya berat dengan gravimeter yang diterbangkan dengan pesawat terbang. Dalam hal ini percepatan yang
diukur oleh gravimeter adalah gabungan dari percepatan gaya berat dan percepatan vertikal dari pesawat
yang bersangkutan. Metode ini dapat ditingkatkan kinerjanya dengan menggunakan bantuan teknologi
navigasi satelit GPS yang berguna dalampenentuan informasi posisi, kecepatan dan percepatan pesawat
terbang secara cepat dan akurat tanpa bergantung pada waktu dan cuasa. Penggunaan GPS untuk airborne
gravimetry menguntungkan ditinjau dari beberapa hal yaitu : GPS dapat memberikan ketelitian yang
relatif lebih tinggi dibandingkan sistem- sistem lainnya GPS dapat digunakan setiap waktu tanpa
bergantung cuaca GPS dapat beroperasi baik di atas daratan maupun di lautan Penggunaan GPS relatif
tidak dibatasi oleh ketinggian GPS tidak dipengaruhi oleh garis-garis isobar atau daerah-daerah dengan
tekanan yang bervariasi Receiver GPS semakin murah harganya, semakin kecil ukurannya dan mudah
untuk diinstalisi di pesawat. GPS dan Studi Ionosfer GPS digunakan untuk mempelajari karakteristik
ionosfer diatas wilayah Indonesia yaitu melalui penentuan dan pemetaan nilai TEC (Total Elektron
Content) baik secara spasial maupun temporal. Karakteristik ionosfer sangat berguna untuk
telekomunikasi, penentuan posisi dengan satelit dan kedirgantaraan. GPS dan Meteorologi GPS
meteorologi untuk mempelajari kondisi atmosfer bumi termasuk karakteristikcuaca dan iklim. Kondisi
atmosfer bumi dipelajari dengan menganalisa delay dan pelengkungan yang dialami oleh sinyal-sinyal
GPS karena melalui lapisan atmosfer GPS. Penentuan Laju dan Arah Angin Pada aplikasi ini receiver
GPS serta perangkat komunikasi data diudarakan dengan balon udara serta ditalikan ke suatu titik tetap di
permukaan bumi. Dari data GPS yang dikumpulkan oleh receiver pada balon dan vektor kecepatan tiga
dimensi ditentukan (diasumsikan sebagai vektor kecepatan angin yang menggerakkan balon), maka nilai
vektor kecepatan, laju dan arah angin dapat dihitung.. Penentuan Orientasi dari Suatu Wahana Bergerak
Sudut-sudut yang menyatakan orientasi dari suatu wahana, dapat ditentukan dengan menggunakan
minimal 3 buah antena GPS yang dilekatkan pada wahana yang bersangkutan. Penentuan orientasi suatu
wahana secara teliti dengan GPS, akan berguna untuk aplikasi seperti : penentuan orientasi suatu wahana
yang bergerak secara cepat dan teliti, Pengepasan (alignment) dan re-inisialisasi dari sistem navigasi
inersia (INS) secara cepat selagi terbang. Aplikasi-aplikasi pengarahan (pointing) dan pemanduan
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

(guidance) yang berketelitian tinggi. Kontrol orientasi dari wahana-wahana angkasa. Kontrol dan
identifikasi model dari struktur-struktur yang lentur secara on-line, Penentuan posisi secara teliti dari
peralatan seismik di laut.. GPS untuk Pengamatan Pasang Surut di Lepas Pantai Pengamatan pasang surut
dengan GPS dapat dilakukan secara langsung (dulu umumnya dilakukan di pinggir pantai). Dalam hal ini
satu receiver GPS ditempatkan di pelampung yang dijangkarkan di dasar laut dan satu receiver GPS
lainnya ditempatkan di satu titik (bench mark) di pinggir pantai.. GPS untuk Pentransferan Harga Muka
Laut Rata-Rata (MSL) GPS berperan dalam pentransferan MLS (Mean Sea Level) antar 2 stasiun pasang
surut (pasut) dipinggir pantai yang jaraknya relatif dekat. GPS untuk Studi Pola Arus Laut Untuk itu
receiver GPS ditempatkan pada suatu pelampung yang bergerak bebas, bersama dengan perangkat
pemancar data (transmiter). Pelampung ini akan bergerak mengikuti arus laut, dengan menggunakan GPS,
maka trajektori pelampung yang mewakili arah pergerakan arus laut. GPS dan Aplikasi Rekreatif
Umumnya receiver GPS tipe navigasi dikombinasikan dengan peta topografi baik dalam bentuk peta
kertas maupun peta digital. Digunakan untuk keperluan-keperluan seperti penentuan posisi pengguna,
pencarian lokasi titik atau obyek tertentu di lapangan. Realisasi Aspek Geodetik dari Hukum Laut. Peran
GPS dalam penerapan hukum laut, umumnya terkait dengan aspek-aspek geodetik dari hukkum laut.
Penentuan koordinat dari titik-titik pangkal (base points) Penentuan dan rekonstruksi titik-titik batas luar
dari zona-zona laut Dalam konteks penentuan batas negara di laut, penggunaan GPS yang dapat
memberikan koordinat titik-titik yang bereferensi ke satu datum global yang tunggal, yaitu WGS (World
Geodetic System), akan sangat menguntungkan ditinjau dari : - Ketelitian dan tingkat konsistensinya
tinggi (ketelitian yang diberikan dari waktu ke waktu relatif sama), sehingga menguntungkan untuk
melakukan rekontruksi batas secara tepat dan andal. Dapat digunakan oleh seluruh negara di dunia, di
setiap waktu secara kontinyu, sehingga probalitas terjadinya konflik antara 2 negara yang berbatasan
dalamkontek deliminasi batas akan dapat dikurangi.
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga digunakan dalam pembuatan peta,
seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran. GPS adalah sebagai pelacak
kendaraan, dengan bantuan GPS pemilik kendaraan atau pengelola armada bisa mengetahui ada dimana
saja kendaraannya atau asset bergeraknya berada saat ini. GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan
untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemeliharaan pergerakan
tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik atau puntektonik.
(Wardana et al., 2018)
Segmen angkasa ini merupakan sistem yang tersusun atas satelit-satelit. Saat pertama kali
diluncurkan, jumlah satelit operasional GPS ini terdiri atas 24 satelit yang memiliki periode orbit 12 jam.
Saat ini ada lebih dari 24 satelit yang telah mengorbit dan berstatus aktif, discbabkan adanya satelit-satelit
bam yang diluncurkan untuk menggantikan saielit-satelit sebelumnya. Satelit GPS dapat dianalogikan
sebagai suatu sislem stasiun radio di angkasa lengkap dengan antena untuk mengirim dan menerima
sinyal-sinyal gelorrtbang.
Salah satu tipe GPS Navigasi yang cukup familiar adalah GPS Garmin. GPS Garmin ini juga cukup
bagus untuk digunakan untuk mengambil posisi atau di lokasi yang tertentukoordinat di lapangan.
Bahkan untuk kegiatan survey di perkebunan, pertanian maupun kehutanan jenis GPS Garmin
paling banyak diaplikasikan untuk kegiatan pancang, penentuan jarak tanam dan sebagainya. Kisaran
harga yang tidak teralu mahal membuat GPS ini banyak digunakan juga di bidang pendidikan
sebagai bahan pembelajaran. Meskipun GPS Garmin mempunyai kelemahan tingkat akurasi di atas 1
meter, setidaknya dengan adanya GPS Garmin kita bisa menentukan posisi koordinat baik dengan
sistem koordinat geografis(longitu latitude) maupun Universla Transverse Mercator (UTM). Pelatihan
pada dasarnya adalah suatu cara untuk meingkatkan tingkat pemahaman dan pengetahuan perserta
terhadap suatu objek atau isu tertentu. Kamil (2003) menjabarkan pelatihan sebagai sebuah konsep
program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang (sasaran didik)
agar berkembang pesat.
Perkembangan model pelatihan seperti capacity building, empowering, training dan lain-lain
dewasa ini tidak hanya terjadi pada dunia usaha, akan tetapi terjadi juga pada lembaga-lembaga
profesional tertentu seiring dengan dengan kebutuhan belajar, proses belajar (proses edukatif),
assessment, sasaran, dan tantangan lainnya. Mangkunegara (2012) mengemukakan pelatihan adalah
suatuproses pendidikan jangka pendek dan singkat dengan mempergunakan prosedur yang sistematis
dan teroganisir dengan baik dimana peserta pelatihan belajar pengetahuan tentang GPS.
Garmin merupakan GPS tipe navigasi yang digunakan untuk aplikasi mapping (pemetaan) dan GIS
(Geographic Information System). GPS Garmin merupakan GPS yang user friendly (mudah digunakan)
dan memiliki kemampuan dalam penerimaan satelit yang baik terutama untuk pengumpulan data di
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma II, 2023

bawah kanopi yang lebat. Kekurangan dari GPS Garmin adalah akurasi yang tidak bisa ditingkatkan
dengan metode differential GPS sehingga akurasi yang dihasilkan tidak terlalu akurat. Adapun
keakuratan dari GPS Garmin adalah ± 3-15 m. (Farida & Rosalina, 2020)
GPS Garmin terhubung menggunakan satelit GPS atau Global Positioning System yang terdiri dari
24 satelit . Perangkat ini bisa dipakai dalam segala kondisi cuaca, di mana pun, 24 jam penuh tanpa biaya
langganan. Pada zaman dulu, GPS Garmin hanya dipakai pihak kemiliteran. Namun, seiring
berkembangnya teknologi, perangkat tersebut juga dijual secara umum.
Cara kerja perangkat ini adalah dengan menerima sinyal unik dan parameter orbital yang dikirim dari
satelit GPS. Nantinya, perangkat menggunakan informasi tersebut dan memprosesnya untuk ditampilkan
di layar.
TensorFlow adalah pustaka perangkat lunak sumber terbuka dan gratis untuk pembelajaran mesin.
TensorFlow dapat digunakan dalam berbagai tugas tetapi memiliki fokus khusus pada pelatihan dan
inferensi jaringan neural dalam. Tensorflow adalah pustaka matematika simbolis berdasarkan
dataflow dan pemrograman. Saat ini, TensorFlow merupakan pustaka pembelajaran meesin
paling terkenal di dunia.

METODOLOGI
Pada praktikum mata acara GPS (Global Positioning System ) ini , kami praktikan belajar
mengenai apa itu GPS , Bagaimana cara menggunakannya dengan benar , apa yang ada di dalam aplikasi
GPS ,juga unsur – unsur yang ada, kami juga para praktikan belajar mengetahui definisi tentang apa itu
GPS. Pada praktikum GPS kali ini kita dapat mempelajari mengenaik titik kordinat pada suatu titik di
lokasi yang tertentu. Dengan GPS itu sendiri kita bisa belajar banyak hal tentang GPS yang harus kita
tahui . GPS banyak membantu keseharian kita misalnya menentukan arah di suatu titik kordinat yang
sudah di tentukan.

Anda mungkin juga menyukai