Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

VISKOSITAS FLUIDA

DISUSUN OLEH :
RAHUL PADLI 09320230240
DIRGAHAYU RIZKI 09320230245
MUH RAYHAN YAHYA 09320230242
MUH MUFLI FAUZAN 09320230243
NAURAH NAZIFAH 09320230241

FREK/KLP : 2/6
PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Viskositas adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari


alam semesta, gejala atau fenomena alam dan mekanisme yang terjadi
didalamnya. Lebih sederhanannya dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Apa yang kita alami, apa yang kita lakukan, kenapa hal itu
terjadi dan mengapa demikian akan bisa dijawab melalui suatu studi ilmiah
dengan menggunakan sikap dan metode ilmiah untuk menghasilkan produk ilmiah
yang berupa teori dan atau hukum fisika yang dapat diuji kebenarannya. Dalam
kekentalan suatu fluida kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan
dan regangan pada benda padat. Kekentalan atau disebut viskositas merupakan
besar kecilnya gesekan dalam fluida. Jadi berbagai fenomena atau gejala alam
dalam kehidupan dapat terungkap berkat perkembangan ilmu fisika. Ilmu fisika
terdiri dari berbagai cabang, di antara cabang ilmu fisika adalah mekanika fluida.
Munson menjelaskan bahwa mekanika fluida adalah disiplin ilmu dari bidang
mekanika terapan yang mengkaji perilaku zat-zat cair dan gas dalam keadaan
diam ataupun bergerak. Bidang mekanika ini jelas mencakup berbagai persoalan
yang sangat bervariasi, mulai dari kajian mengenai aliran darah di saluran-saluran
kapiler sampai pada kajian tentang aliran minyak mentah yang melewati Alaska
melalui pipa berdiameter 4 ft sepanjang 800 mil (Budianto, A, 2018).
Perbedaan zat cair salah satunya adalah adanya perbedaan terhadap tingkat
kekentalan dari zat cair tersebut. Kekentalan atau disebut viskositas merupakan
besar kecilnya gesekan dalam fluida. Besarnya nilai viskositas suatu fluida
dipengaruhi oleh besarnya nilai perubahan temperatur.
Dalam kekentalan suatu fluida kita dapat memandang persoalan tersebut
seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Sebelum mengetahui zat
yangental dan kurang kental dengan cara kuantitatif salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskometer Percobaan fisika
dalam pembelajaran sangat membantu dalam memahami materi yang
disampaikan, salah satunya viskositas zat cair (Hermawati, M, Y, et, al., 2019).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)


1. Kami dapat mengetahui konsep Fisika / mekanika mengenai kekentalan
(viskositas).
2. Kami dapat mengetahui bahwa gesekan yang dialami oleh suatu benda
yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Kami dapat mengetahui menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes,
gaya apung dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Kami dapat mengetahui pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu benda
yang bergerak dalam.
3. Kami dapat mengetahui fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
4. Kami dapat mengetahui Menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang
jatuh.
5. Kami dapat mengetahui Menentukan Viskositas Fluida.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar


kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara
molekul zat cair (Sulastri, 2021).
Viskositas merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian
pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang
lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antar
molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang
berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda. Makin besar viskositas dalam
suatu fluida, makin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. Di dalam zat
cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair.
Viskositas menetukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti suhu, gaya tarik antar molekul, dan ukuran serta jumlah
molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda beda. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
di bagian dalam (internal) suatu fluida (Lubis, 2018).

Gambar 5.2.1 Menentukan kekentalan fluida (Sumber : (Lubis, 2018)


Viskositas dari suatu fluida merupakan sifat penting dalam analisis
perilaku cairan dan gerakan cairan dengan batas tertentu. Viskositas adalah
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
resistansi cairan
untuk geser atau aliran dan merupakan ukuran dari properti cairan perekat/kohesif
atau friksional. Resistensi ini disebabkan oleh gesekan antar molekul diberikan
ketika lapisan cairan mencoba untuk saling berpindah dengan satu sama lain.
Sehinggan viskositas merupaan ukuran hambatan (resitansi) suatu bahan terhadap
aliran. Secara teori nilai viskositas suatu zat cair akan berkurang dengan kenaikan
temperatur. Hal ini berkaitan struktur molekul dari zat cair.
Molekul - molekul zat cair jaraknya berdekatan dengan gaya kohesi yang
kuat antara molekul dan hambatan terhadap gerak relatif antara lapisan-lapisan
fluida bersebelahan yang berhubungan dengan gayaantar molekul ini. Dengan
meningkatnya temperatur gaya kohesi ini berkurang dan mengakibatkan
berkurangnya hambatan gerakan (Juhantoro et al., 2019).

2.2 Jenis-jenis Viskositas

Dalam kajian fluida dikenal dua jenis viskositas yaitu viskositas dinamik
(viskositas absolut) dan viskositas kinematik. Viskositas dinamik, dilambangkan
dengan huruf Yunani 𝜇 (mu). Jika didefinisikan menurut relasi tegangan geser
dengan laju regangan geser pada fluida Newtonian, viskositas dinamik adalah
rasio dari tegangan geser terhadap laju regangan geser :
𝜇
𝜇=
𝜇u/dy ……………………………………………………..…(5.2.1)

Dimana : 𝜇 = Tegangan geser (N/m2), 𝜇u/dy = Laju regangan geser (1/s)


Dengan demikian dalam sistem SI satuan untuk viskositas dinamik adalah
Ns/m2 atau Pas. Sedangkan viskositas kinematik, dilambangkan dengan huruf
Yunani ϑ (nu) merupakan rasio atara viskositas dinamik dengan kerapatan fluida :
µ
ϑ= …………………………………….……………...………...(5.2.2)
ρ
Dimana :ϑ = Viskositas Kinematik, ρ = Kerapatan fluida, µ = Viskositas
Dinamik
Oleh karena itu, dalam sistem SI satuan viskositas kinematik adalah m2/s.
Viskositas merupakan sifat fluida yang dipengaruhi oleh temperaturnya. Pada
fluida yang berfasa cair umumnya viskositas akanberkurang dengan peningkatan

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
temperatur, sementara pada fluida berfasa gas berlaku sebaliknya, viskositas akan
bertambah dengan peningkatan temperatur. Perbedaan sifat ini dapat dijelaskan
dengan perbedaan mekanisme molekuler yang terkait dengan viskositas pada
cairan dan gas (Kironoto, et al,2020).
Pada zat cair viskositas dikaitkan dengan mekanisme gaya kohesi yang
akan melemah dengan semakin renggangnya jarak antar molekul akibat pemuaian
yang terjadi pada peningkatan temperatur. Sedangkan pada gas viskositas
dikaitkan dengan mekanisme perpindahan molekul antar lapisan fluida yang
semakin intensif
akibat pertambahan energi dari meningkatnya temperatur fluida.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas dari fluida cair:


1. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan. Tekanan pada viskositas fluida akan memberikan
pengaruh pada ikatan partikel partikel pada zat cair.
2. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas
gas naik dengan naiknya temperatur. Pemanasan zat cair menyebabakan molekul–
molekulnya memperoleh energi. Molekul- molekul cairan bergerak sehingga gaya
interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun
dengan kenaikan temperatur.
3. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi.
Larutan minyak misalnya CPO (Crude Palm Oil) memiliki kekentalan tinggi serta
laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
4. Kekuatan Kohesi
Semakin besar ikatan antar molekul suatu zat cair maka nilai viskositas
yang dimiliki akan semakin tinggi.
Dari sini kita ketahui bahwa setidaknya ada empat faktor yang

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
mempengaruhi viskositas benda. Di luar itu, bisa juga karena adanya pengaruh
berbentuk bola dapat menjadikannya pertimbangan apabila melakukan penelitian
terkait dengan viskositas.
2.4 Koefisien Viskositas

Secara umum diukur dengan dua metode :


1. Metode Viskometer Ostwald
Viskositas dari cairan dapat ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh cairan tersebut untuk melewati 2 buah tanda,yaitu dari batas atas
sampai batas bawah ketika ia mengalir karena gravitasi melalui viskosimeter
ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan oleh suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk
melewati 2 buah tanda tersebut (Pipit, 2020).
Persamaan (5.2.3) yaitu untuk cepat aliran volume atau debit juga dapat
dirumuskan sebagai berikut :
4
V πR P (5.2.3)
Q= =
t 8 ηL

Misalkan terdapat dua jenis fluida yaitu aquades dan gliserin, masing –
masing dengan kekentalan ha dan hg, keduanya memiliki volume yang sama dan
mengalir melalui pipa yang ukurannya sama. Karena kedua zat cair ini memiliki
volume yang sama tetapi kekentalannya berbeda, maka debit keduanya juga
berbeda, misalkan Qa dan Qg. Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan aquades dan gliserin dengan volume yang sama juga berbeda, 10
misalkan ta dan tg. Faktor volume V, π, jari-jari R, tekanan P, dan panjang pipa L
dapat diabaikan karena keduanya mempunyai nilai yang sama. Dengan demikian
maka

t g ηg
= (5.2.4)
t a ηa

Besaran ha/hg dinamakan kekentalan aquades relatif terhadap kekentalan


gliserin.
2. Metode Bola Jatuh
Viskosimeter Falling Ball Setiap benda yang bergerak relatif terhadap
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
benda lain selalu mengalami gesekan (gaya gesek). Sebuah benda yang bergerak
di dalam fluida juga mengalami gesekan. Hal ini disebabkan oleh sifat viskositas
fluida tersebut.
Koefisien kekentalan suatu fluida dapat diperoleh dengan menggunkan
percobaan bola jatuh di dalam fluida tersebut. Viskosimeter falling ball adalah
viskosimeter yang berdasarkan pada jatuhnya bola dalam tabung penguji yang
berisi sampel fluida dengan volume tertentu. Pada prinsipnya pengukuran pada
viskometer ini suatu bola dijatuhkan dari atas suatu tabung berisi sampel fluida
yang akan dicari viskositasnya, kemudian tabung tersebut dibalik. Waktu yang
diamati melalui stopwatch merupakan waktu yang diperlukan bola untuk jatuh
pada jarak tertentu. Dari persamaan (5.2.5) diketahui bahwa :

2
2r g '
η= ( ρ−ρ ) (5.2.5)
9V r

Jika jarak AB adalah jarak yang dilewati bola dengan laju konstan v, maka
persamaan di atas dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut :
2
2r g ,
η= ( ρ−ρ ) (5.2.6)
9
AB
t[ ]
Jika jarak AB = 10 cm, r ditentukan oleh ukuran bola, g adalah percepatan
gravitasi bumi 10, persamaan (5.2.6) dapat disederhanakan menjadi :

η=K ( ρ−ρ , ) t (5.2.7)

Dimana: η = viskositas dinamik, t = waktu tempuh bola saat jatuh, ρ =


massa jenis bola, ρ’ = massa jenis fluida, K = konstanta bola Tekanan Hidrostatik.

2.5 Tekanan Hidrostatik

Konsep tekanan sangat penting dalam mempelajari sifat fluida. Besar


tekanan didefinisikan sebagai gaya tiap satuanluas. Dalam praktek, tekanan sering
kali diukur dalam milimeter air raksa (biasanya dinamakan torr, menurut
fisikawan italia Toricelli).

P=FA (5.2.8)
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Dimana :P = tekanan (Pa), F = gaya (n), A = luas (m2).


Satuan tekanan dalam SI adalah Nm2 atau disebut dengan pascal, singkat
Pa. untuk tekanan udara kadang-kadang masih dapat digunakan satuan atmosfer
atau cm raksa (cmHg) atau milibar (mb).

2.6 Fluida

Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
lainnya dan dapat berubah bentuk (dapat dimampatkan). Kata, dan jika Fluida
mencakup zat cair, dan gas kedua zat ini dapat mengalir diberi tekanan. Fluida
lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil
dibandingkan dengan ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida memiliki
hambatan yang relatif kecil pada perubahan dalam bentuk pada sebuah gaya
gesekan. Selain zat cair, gas juga dapat dikatakan sebagai fluida, karena dapat
mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh dari fluida gas adalah
hembusan angina (Ghurri, 2018).
Fluida berbentuk seperti wadah yang ditempatinya, karena tidak dapat
menahan gaya yang bersinggungan dengannya dan tidak dapat menahan gaya
gesek. Zat padat dapat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap,
sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat tersebut. Zat padat tidak
mudah untuk berubah bentuk dan volumenya, itulah mengapa zat padat tidak
dapat dikatakan sebagai fluida. Gas tidak memiliki bentuk maupun volume yang
tetap, karena gas akan berkembang dan mengisi seluruh wadah yang
ditempatinya.
Viskositas fluida dilambangkan dengan simbol h. Jadi tingkat kekentalan
suatu fluida dinyatakan oleh koefisien viskositas fluida tersebut. Secara
matematis, koofisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan. Untuk
membantu menurunkan persamaan, kita meninjau gerakan suatu lapisan tipis
fluida yang ditempatkan di antara dua pelat sejajar (Arijanto, et al, 2018).

Fluida adalah zat yang dapat mengalir yang mencakup zat cair dan gas,
karena kedua zat ini dapat mengalir. Benda-benda padat tidak digolongkan
kedalam
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

fluida karena tidak bisa mengalir. Cat cair seperti susu, minyak pelumas,
dan air semuanya dapat digolongkan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat
mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, gas juga termasuk
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain.
Angin merupakan satu contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat
lain, karenanya dapat digolongkan ke dalam fluida. Fluida merupakan aspek yang
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pesawat terbang di udara
dan kapal mengapung di atas air laut/sungat/danau. Demikian pula kapal selam
dapat mengapung atau melayang di dalam laut. Tanpa disadari setiap hari kita
minum air dan menghitup udara yang bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap
saat. Fluida dapat kita bagi menjadi dua bagian yaitu: Fluida statis dan Fluida
Dinamis

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah
fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antar dua partikel didalam
fluida tidaklah tetap. Mekanika zat padat adalah mekanika benda tegar. Seringkali
kita harus memasukkan sifat elastisitas zat padat jika sistem yang kita bahas tidak
dapat di anggap sebagai benda tegar sejati. Molekul- molekul di dalam fluida
mempunyai kebebasan lebih besar untuk bergerak sendiri-sendiri (Soebyakto,
dkk,2016).

2.2.1 Fluida Statis

Fluida statis atau hidrostatika membahas karakteristik fluida saat diam,


yaitu membahas tekanan pada fluida ataupun yang diberikan oleh fluida (gas atau
cair) pada objek yang tenggelam didalamnya. Fluida statis dipakai untuk
menjelaskan fenomena-fenomena seperti kenaikan besar tekanan air terhadap
kedalamannya dan perubahan besar tekanan atmosfer terhadap ketinggian
pengukuran dari permukaan laut.

Merujuk pada Modul Fisika Kelas XI yang disusun oleh Kusrini (2020),
fluida statis adalah zat fluida yang dalam kondisi tidak bergerak atau bergerak

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
namun tidak ada perbedaan kecepatan diantara partikelnya. Fluida statis disebut
disebut juga dengan Hidrostatis .

1. Massa jenis

Massa jenis/kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak faktor


seperti temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida.Akan tetapi
pengaruhnya sangat sedikit sehingga massa jenis suatu fluidadinyatakan sebagai

konstanta/bilangan tetap. Massa jenis atau rapatmassa (ρ) adalah suatu


besaran turunan yang diperoleh dengan membagimassa suatu benda atau alat
dengan volumenya

Massa jenis (densitas) adalah perbandingan massa per satuan volume.

Simbol massa jenis yaitu ρ (rho).

ρ=m/v………………………………………...………………………..
…….(5.2.2)

Keterangan :

ρ = massa jenis (Kg/m3) m = massa (Kg atau gram), V = volume (m3 atau
cm3)

2. Tekanan

Yang dimaksud dengan tekanan adalah gaya yang diberikan pada


permukaan tertentu. Tekanan bergantung pada besarnya daya. Semakin besar
daya- nya, semakin besar juga tekanannya (Wisnu subekti, 2014).

Tekanan adalah besar gaya yang bekerja pada permukaan benda tiap
satuan.

Secara matematis rumus tekanan adalah.


VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

……………………………………………..………………………….
……………...(5.2.3)

Keterangan:

P = tekanan , F = gaya tekanan (N) A = luas permukaan tekan (m2 )

2.2.2 Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida (zat cair atau gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan pembahasan, fluida dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume),
tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).

1. Debit Aliran

Debit aliran adalah jJumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu,
yang dirumuskan:

……………………….
…………………………………………………………………….(5.2.4)

2.7 Macam-macam viskositas

Fluida dibedakan menjadi dua, yaitu:


1. Fluida statik
Fluida statik atau hidrostatika merupakan salah satu cabang ilmu sains
yang membahas karakteristik fluida saat diam, biasanya membahas mengenai

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
tekanan pada fluida ataupun yang diberikan oleh fluida (gas atau cair) pada objek

yang tenggelam didalamnya (Kanginan, 2021).

2. Fluida dinamik
Fluida dinamik yaitu fluida yang sedang bergerak atau mengalir. Contoh
fluida dinamik antara lain air atau minyak yang sedang mengalir dalam tangki,
udara yang sedang mengalir relatif terhadap pesawat terbang yang sedang
mengangkasa (Kanginan, 2019).
Pada zat cair viskositas dikaitkan dengan mekanisme gaya intermolekuler
(gaya kohesi) yang akan melemah dengan semakin renggangnya jarak antar
molekul akibat pemuaian yang terjadi pada peningkatan temperatur. Sedangkan
pada gas viskositas dikaitkan dengan mekanisme perpindahan molekul antar
lapisan fluida yang semakin intensif akibat pertambahan energi dari meningkatnya
temperatur fluida.

2.8 Fluida Newtonian

Sebagaimana disampaikan sebelumnya, tegangan geser (t), pada suatu


fluida berbanding lurus dengan laju regangan gesernya (du/dy), dengan suatu
konstanta proporsionalitas (m). Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum
pertama Newton tentang viskositas.
Walaupun pada dasarnya sudah direkomendasikan untuk selalu
menggunakan satuan sistem Satuan Internasional, tetapi dalam praktiknya,
viskositas absolut atau dinamik masih sering dinyatakan dalam sistem satuan yang
lain, misalnya dengan Sistem Metrik CGS (centimeter-gram-second), satuan
viskositas adalah poise. Dengan viskositas antara fluida yang satu dengan fluida
lainnya mempunyai variasi yang sangat besar. Viskositas hanya sedikit bergantung
pada tekanan dan biasanya pengaruh tekanan tersebut diabaikan (Kironoto, dkk,
2022).

2.9 Fluida Non - Newtonian

Fluida yang tegangan gesernya tidak berbanding lurus dengan laju


regangan (atau laju deformasi angular) atau dengan hukum pertama Newton tidak
berlaku disebut dengan fluida non-Newtonian. Fluida non-Newtonian sebenarnya
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
banyak dijumpai dalam kehidupan sehari–hari, seperti fluida yang berupa
campuran air dengan tepung jagung. Fluida non-Newtonian adalah suatu fluida
yang akan mengalami perubahan viskositas ketika terdapat gaya yang bekerja
pada fluida tersebut. Hal ini menyebabkan fluida non-Newtonian tidak memiliki
viskositas yang konstan. Berkebalikan dengan fluida non-Newtonian, pada fluida
newtonian viskositas bernilai konstan sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada
fluida. Contoh fluida Non-Newtonian adalah darah. Pada saat darah mengalir
keluar dari pembuluh darah, maka viskositasnya akan semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya waktu hingga darah membeku berubah fase menjadi zat
padat. Fluida yang demikian tidak termasuk jenis fluida newtonian karena
viskositasnya tidak konstan. Fluida bukan hanya gas dan zat cair saja, tetapi zat
padat dalam bentuk ukuran yang kecil dan dapat mengalir juga dapat dianggap
sebagai fluida, contohnya seperti pasir dan lumpur. Namun pasir dan lumpur tidak
termasuk fluida newtonian, tetapi tergolong fluida non-Newtonian.
Analogi dengan persamaan hukum pertama Newton untuk fluida
newtonian, tegangan geserpada fluida non-Newtonianjuga dapat dikorelasikan
dengan laju regangan gesernya, dalam bentuk persamaan umum sebagai berikut :

τ =k ( dd uy ) (5.2.8)

du
Dimana :τ = Tegangan, K = Indeks Konsistensi, = Laju Regangan.
dy

Dengan eksponen (n), dalam persamaan di atas merupakan indeks perilaku


fluida, dan koefisien k adalah indeks konsistensi. Persamaan ini akan menjadi
persamaan hukum pertama Newton untuk n = 1 dan k = m. Untuk memastikan
bahwa t mempunyai tanda yang sama dengan du/dy, persamaan di atas dapat
ditulis kembali sebagai berikut (Budianto dan Anwar, 2018).

| |
n−1
du du (5.2.9)
τ =k
dy dy

atau

du
τ =μap (5.2.10)
dy

VISKOSITAS FLUIDA
n−1
μap=k |du /dy|
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dengan didefinisikan sebagai viskositas nyata
(apparent viscosity).

2.10 Hukum Stokes

Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental,


misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam,
nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah
menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya
ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida. Khusus
untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris.
Sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu dalam fluida
kental akan dihambat oleh gaya gesekan fluida (gaya viskositas). Besarnya gaya
gesekan fluida yang menghambat benda tersebut adalah

F=kηv (5.2.10)

Dimana: F = Gaya gesekan fluida (N), ղ = Koefisien viskositas (Pa s =


Ns/m2), v = Kecepatan bola (m/s).
Dengan menyatakan koefisien yang besarnya tergantung pada bentuk
geometri benda. (untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, dalam
perhitungan laboratorium diperoleh harga k sebesar 6πr). Ini berarti bahwa di
samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja
pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh
kekentalan fluida. Dengan demikian, besarnya gaya gesekan fluida untuk benda
berbentuk bola dengan jari-jari r dapat dinyatakan sebagai berikut :

F=6 πηrv (5.2.11)

Dimana: F = Gaya gesekan fluida (N), ղ = Koefisien viskositas (Pa s =


Ns/m2), r = Jari- jari bola (m), v = Kecepatan bola (m/s).
Persamaan diatas dikenal dengan hokum stokes yang pertama kali
dinyatakan oleh Sir Grorge Stokes(Daton, 2020).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 5.2.2 Gaya yang Bekerja Pada Saat Bola Dengan Kecepatan Tetap
Dalam pemakaian eksperimen harus diperhitungkan beberapa syarat antara
lain :
1. Ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding ukuran bola.
2. Tidak terjadi aliran turbulen dalam fluida.
3. Kecepatan v tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih bersifat laminer.
Sebuah bola padat memiliki rapat massa ρb dan berjari-jari r dijatuhkan
tanpa kecepatan awal ke dalam fluida kental memiliki rapat massaρf, di mana ρb
>ρf. Telah diketahui bahwa bola mula-mula mendapat percepatan gravitasi,
namun beberapa saat setelah bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan
kecepatan konstan. Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatan akhir vT atau
kecepatan terminal yaitu pada saat gaya berat bola sama dengan gaya apung
ditambah gaya gesekan fluida.

2.11 Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli ditemukan oleh ilmuwan asal Jerman, yaitu Daniel


Bernoulli. Dari penemuan ini, Bernoulli berhasil menerbitkan sebuah buku
berjudul Hydrodynamica pada tahun 1738. Adapun pernyataan Hukum Bernoulli
adalah jumlah dari tekanan, energi kinetik tiap volume dan energi potensial tiap
volume di setiap titik sepanjang aliran fluida adalah sama.
Artinya, saat aliran fluida meningkat, tekanan fluida tersebut akan turun.
Dengan demikian, energi potensial yang dimiliki fluida juga akan turun.
Sebaliknya, saat kecepatan aliran fluida turun, tekanan fluida akan naik.
Hukum ini ternyata bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis aliran fluida asalkan
memenuhi syarat berikut ini :

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1. Fluidanya tidak dapat dimampatkan (incompressible).
2. Fluidanya tidak memiliki viskositas.
3. Aliran fluidanya tetap (steady).
4. Aliran fluidanya berjenis laminar (tetap dan tidak membentuk pusaran).
5. Tidak ada hilang energi akibat gesekan antara fluida dan dinding serta
turbulen.
6. Tidak ada transfer energi kalor.
Persamaan Hukum Bernoulli berkaitan dengan tekanan, kecepatan dan
perbedaan ketinggian fluida. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut :

Gambar 5.2.3 Persamaan Hukum Bernoulli

Secara matematis, Hukum Bernoulli dirumuskan sebagai berikut ;

1 2 1 2
(5.2.12)
P1 + ρ1 V 1 + ρ 1 g h1=P2 + ρ2 v 2 + ρ2 g h2
2 2

Dimana : P1= tekanan di pipa 1 (N/m2);P2= tekanan di pipa 2 (N/m2);ρ1


= massa jenis pipa 1 (kg/m3);ρ2 = massa jenis pipa 2 (kg/m3);v1 = kecepatan
fluida di pipa 1 (m/s);v2 = kecepatan fluida di pipa 2 (m/s);h1 = ketinggian
penampang pipa 1 dari titik acuan (m);h2 = ketinggian penampang pipa 2 dari
titik acuan (m); dang = percepatan gravitasi (m/s2).

2.12 Konsep Viskositas Fluida


VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Setiap benda yang bergerak fluida, akan mendapatkan gaya gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Besar gaya gesekan tersebut
sebanding dengan laju relatif benda tersebut terhadap fluida.

Gambar 5.2.4 Peraga Viskositas Fluida

Jika sebuah benda berbentuk bola dan mempunyai rapat massa dilepaskan
pada permukaan zat cair tanpa laju awal, bola tersebut mula-mula akan mendapat
percepatan. Dengan berbentuk besarnya laju bola maka gaya stokes pada bola
tersebut aakan bertambah besar pula, sehingga pada suatu ketika bola tersebut
akan bergerak dengan laju konstan, yaitu pada saat terjadi kesetimbangan antara
gaya berat, gaya apung, dan gaya stokes pada bola tersebut.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa asumsi laju bola yang konstan
hanya dapat dipenuhi untuk waktu tempuh yang besar atau ruangan yang luas
(ideal tak terhingga), karena waktu pengamatan kita terbatas, maka laju bola yang
diperoleh dari hasil pengamatan harus dikoreksi dengan persamaan.

r (5.2.13)
Vs = V (1 + k
R
) Dimana : Vs = Laju sebenarnya, V = Laju bola yang
diamati, R = Jari – jari tabung fluida, k = Suatu ketetapan. Selanjutnya karena
Vs. Ts = V . T, maka persamaan (5.2.13) menjadi :

r (5.2.14)
T = k. Ts +
R
Ts Dimana Ts adalah waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak L. Perhatikan bahwa persamaan (5.2.14) adalah linier sehingga
r
dengan membuat grafik antara T dengan maka harga Ts dapat ditentukan.
R

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan

a. b. c.

d. e. f.
h. i.

g. Gambar 5.3.1 Peralatan Viskositas Fluida

(a)Tabung gelas besar, (b) Rol Meter, (c) Gelas Ukur, (d) Kelereng, (e)
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Neraca Analitik, (f) Termometer, (g) Mikrometer Sekrup, (h) Jangka Sorong,
(i) Stopwatch.

3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama mengukur diameter kelereng menggunakan mikrometer


sekrup. Setelah itu mengukur diameter dalam tabung menggunakan jangka
sorong dan diameter dalam dari tabung besar diukur menggunakan jangka sorong.
Kemudian mengukur dan menentukan jarak pada tabung besar sesuai petunjuk
asisten yaitu 10 cm. Setelah itu mengukur suhu fluida sebelum percobaan dan
kembali mengukur suhu fluida sesudah percobaan. Kemudian menjatuhkan
kelereng tepat berada di atas permukaan fluida dan dijatuhkan tanpa ada gaya
yang diberikan. Setelah bola dijatuhkan maka, menghitung waktu yang
dibutuhkan kelereng untuk sampai pada jarak yang ditentukan. Kemudian
melakukan percobaan tersebut beberapa kali sebanyak 10 kali, selanjutnya
menimbang massa dari kelereng dan massa dari gelas fluida yang kosong serta
gelas fluida yang berisi 50 ml fluida dengan mengunakan alat neraca analytik
digital. Terakhir mencatat hasil pengamatan yang telah dilakukan.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
TABEL PENGAMATAN
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan fluida Oli
Waktu (Sekon)
No Bola m bola θ Bola Jarak t1 t2 t3 Keterangan
(gr) (mm) (cm)
1 15,60 10 0,28 0,40 0,79 d Tabung=64,mm
2 I 5,2 15,60 20 0,28 0,45 0,69 ρ F = 40,6 gr/Cm3
3 15,60 30 0,30 0,48 0,73

Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan fluida Sunlight


m Waktu (Sekon)
No Bola bola θ Bola Jara t1 t2 t3 Keterangan
(gr) (mm) k
(cm)
1 15,60 10 1,18 2,28 3,61 d Tabung= 6,8mm
2 I 5,2 15,60 20 1,10 2,59 3,60 ρ F = 37,7 gr/Cm3
3 15,60 30 1,16 2,66 3,68
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 14 Oktober 2021
Frekuensi / Kelompok : I / 5A
Nama Anggota :1. Afdal
2. Alim Alfadlan Syam
3. Muh Sawal Afriadi
4. Novi
5. Rifki Andrian

Makassar, Oktober 2021

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ASISTEN

(ADNAN FIRDAUS)

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Menghitung hubungan t terhadap L


a. untuk bola I
L1 = L2 = L3 =

t1 + t 2 + t3 t1 + t 2 + t3
t1 = t2 t3 =
n n

t1 + t 2 + t3
n

0 ,80+ 0 , 81+ 0 , 83
t 1= =0 , 81
3
2, 41+2 , 55+2 , 63
t 2= =2 ,53
3
3 ,63+ 3 ,64 +3 , 76
t 3= =3 , 68
3
5.2 Menghitung hubungan tr2 terhadap L
D
r=
2

a. untuk bola I

L1 = L2 = L3 =

r1 = D1/2 r2 = D2/2 r3 = D3/2

15 , 42
r 1 , 2, 3= =7 ,71
2

5.3 Menghitung massa jenis bola dan massa jenis fluida

a. Massa jenis bola

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
m m
ρ= =
v 4
π r3
3
m
ρb=
4 3
πr
3
5,2
ρb=
4
. 3 ,14 (7 , 71)3
3
3
ρb=0,0027 gr /cm

b. Massa Jenis Fluida


m (massa gelas isi−massa gelas kosong )
ρf = =
v v
176 , 7−136 ,1
ρf =
100
ρf =0,406 gr /ml
5.4 Menentukan Nilai viskositas (ᶯ) dari Data yang diperoleh
a. Untuk bola I

L1 = L2 = L3 =
2 2 2
2 g tr ( ρb−ρf ) 2 g tr ( ρb−ρf ) 2 g tr ( ρb−ρf )
ᶯ1 = ᶯ2 = ᶯ3 =
9L 9L 9L
2
2 ×9 , 8 × 0 ,81 ×(7 , 71)
η1 = (0,0027 – 0,406)
9 ×10
η1=¿-4,2289
2
2 ×9 , 8 ×2 , 53 ×(7 ,71)
η2 = (0,0027 – 0,406)
9 ×10
η2=¿ -13,2090
2
2 ×9 ,8 ×3 ,68 ×(7 , 71)
η3 = (0,0027 – 0,406)
9 ×10
η3 =¿ -19,2131
ʯ 1+ ʯ 2+ ʯ 3
η=
n

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
(−4,2289 ) + (−13,2090 ) +(−19,2131)
η= =−12, 217
3

5.5 Teori Ketidakpastian

δ η 2gtr 2 (ρb-ρf)
1. =
δt 9L
Dimana: g = gaya gravitasi bumi (m/ s2), t = waktu (s), r = jari-jari pipa/tabung
(m), Pb = massa jenis benda (kg/ m3), Pf = massa jenis fluida(Kg/m3), L = panjang
pipa/tabung (m)
u=¿ 2gtr 2 (ρ b−ρ f ) u’ = 2gr2 (ρb-ρf)
v = 9L v’ = 9L
' '
∂ η u v −v u
=
∂t v
¿ ( 2 gr 2 ( ρb−ρf ) ) 9 L−9 L ¿ ¿ ¿
¿9 L¿¿
2 2 2 2
2 gr ρb−2 gr ρf −2 g tr ρb+2 gtr ρf
¿
9L
2
2 gr (ρb−ρf )
¿
9L
¿ 2 9 , 8 .¿ ¿

19 ,6 ( 59,4441 ) (−0,4033)
¿
2,7

1.165,1043(−0,4033)
¿
2,7

−469.8895
¿
2 ,7

= -174,0320


2 2 2
(t 1 -t) + ( t 2-t ) + ( t3 -t )
2. ∆t =
n ( n-1 )

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
¿√¿¿¿
¿√¿¿¿

¿
√ 0,0004 +0,0144 +0,0016
6

¿
√ 0,0164
6
=√ 0,0027
= 0,0519

δ η 2gtr 2 (ρb-ρf)
3. =
δr 9L

Dimana: g = gaya gravitasi bumi (m/ s2), t = waktu (s), r = jari-jari pipa/tabung
(m), Pb = massa jenis benda (kg/m3), Pf = massa jenis fluida(Kg/m3), L = panjang
pipa/tabung (m)
u = 2 gtr 2 ( ρb−ρf )t 1 2
u =2 ¿ 2 r ( ρb−ρf ) ¿ 2>2 r (ρb−ρf )
v = 9L 1
V =9 L = = 4 gtr( ρb−ρf )
' '
δη u v- v u
= 2
δr v
4 gtr ( ρb−ρf ) 9 L ( 2 gtr2 ( ρb−ρf ) )
¿
¿¿
9 L ( 4 gtr ( ρb− ρf ))
¿
( 9 L )2
4 gtr (ρb−ρf )
¿
9L
¿ 4. 9 , 8 . 0 , 81. ¿ ¿

¿ 39. 0 , 81, (0,0027) – 0,906 ¿ ¿


9.0 ,3

31,752. 7 , 71. (0,0027−0,406)


¿
9. 0 ,3

244,079(0,0027−0,406)
¿
9.0 , 3

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

244,8079(0,4033)
¿
9.0 , 3

−98.7310
¿
9. 0 , 3

−98.7310
¿
2 ,7

=-36.5670


2 2 2
(r 1 -r) + ( r 2 -r ) + ( r 3 -r )
4. ∆r =
n ( n-1 )
¿¿¿
¿¿¿
( 62 , 4 l )+(59.4441)
¿
2
121,8541
¿
2
= 60,9270

2
δη 2gtr (ρb-ρf)
5. =
δρb 9L

Dimana: g = gaya gravitasi bumi (m/ s2), t = waktu (s), r = jari-jari pipa/tabung
(m), Pb = massa jenis benda (kg/m3), Pf = massa jenis fluida(Kg/m3), L = panjang
pipa/tabung (m)
u = 2 g tr 2 ( ρb−ρf )tr2(ρb-ρf)u’ = 2 gtr 2tr2
v = 9L v’ = 9L
' '
δη u v- v u
= 2
δ ρb v
2
¿ 2 gtr ( 9 L ) −9 L¿ ¿
¿(9 L)¿ ¿ ¿

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2
2 gtr
¿
9L
¿ 2. 9 , 8 .0 , 8 . ¿ ¿
19 ,6 . 0 , 8 .(59,4441)
¿
9. 0 ,3
15 ,68 (59,4441)
¿
9. 0 , 3
932.0834
¿
2,7
=345,2160

m
6. ρb =
V
δρb m
=
δm V
Dimana :
u = mm u’ = 1
v=v v’ = v
’ ’
δρb u v- v u
=
δm v
2

1 ( v )−v (m)
¿
V2
V (1)
¿
V2
1
¿
v

∂ ρb m
=
∂v v
1
u=mu −m
1 1
1 1 ∂ ρb u v −v u
v=V V = = 2
V ∂v v
−1
−1
m ( v )−( 2
)(m)
¿v V
¿ 2
V

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
−1
m
¿v = 2
−v
−1
5,2 5,2
¿v = 2 = = 0,00052
−10 0 1000
−1−1
¿−v
−2
¿v
1
¿− 2
v

√( ) ( ) ( ∆V )
2 2
1 m
∆ρb = ( ∆m )2 + 2
v -V

=
√( 1 2
100
¿¿ )
¿ √ 0,0001 .0,0025+ ¿ ¿
¿ √ 0,0001 .0,0025+ 0,2704( 5082,6686)
¿ √ 0,0025+1.374,3535
¿ √ 1.374,356
¿ 37,0723
1
∆m = x skala terkecil
2
1
¿ ×0 , 01
2
= 0,005
4 3
V= πr
3

√( ) ( ∆ r )
2
δV 2
∆V =
δr
δV 4
Dimana : = . πr3
δr 3
3
4πr , 2
u= u =4 πr
3
,
v=3 v =1

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
δV
= u' v+ v ' u
δr
2
¿ 4 πr
Jadi, Δv=√ 4 πr 2 ¿ ¿
¿ √ 4 ,7 , 14 ¿ ¿
¿ √ 28 ,56 .243,6721 . 3,712,0993
¿ √ 6.959,2751 .3,712,0993
¿ √ 25,833 .520,2272
¿ √ 5082,6686
¿ 71,2928


2 2 2
(r 1 -r) + ( r 2 -r ) + ( r 3 -r )
∆r =
n ( n-1 )
¿¿¿
¿¿¿
( 62 , 4 l )+(59.4441)
¿
2
121,8541
¿
2
= 60,9270

δ η 2gtr 2 (ρb-ρf)
7. =
δρf 9L

Dimana:
2 , 2 1−1
u=2 gtr ( ρb−ρf ) u =2 gtr ( ρb−ρf )
2 0
¿ 2 gtr (ρb− ρf )
2
¿ 2 gtr (−1 )
, 2
u =−2 gtr
,
v =9 L
v=9 L
' '
δη u v- v u
= 2
δ ρf v
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2 2
= −2 gtr ( 9 L )−9 L( 2 gtr ( ρb−ρf ))
¿¿
¿9 L¿¿¿
2
−2 gtr
¿
9L
¿−2 . 2, 8 . 0 , 81. ¿ ¿
¿ 19 , 6 . 0 ,8 . ¿ ¿
−19 ,6 . 0 , 8 .(59,4441)
¿
9 . 0 ,3
−15 ,68 (59,4441)
¿
9.0,3
−932,0834
¿
2,7
=−¿345,2160

m
8. ρf =
V
u = mm u’ = 1
v=v v’ = v
’ ’
δρ f u v- v u
=
δm v
2

1 ( v )−v (m)
¿
V2
V (1)
¿
V2
1
¿
v

∂ ρf m
=
∂v v
1
u=mu −m
1 1
1 1 ∂ ρb u v −v u
v=V V = = 2
V ∂v v
−1
−1
m ( v )−( 2
)(m)
¿v V
¿ 2
V
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
−1
m
¿v = 2
−v
−1
5,2 5,2
¿v = 2 = = 0,0052
−10 0 1000
−1−1
¿−v
−2
¿v
1
¿− 2
v

√( ) ( ) ( ∆V )
2 2
1 m
∆ρf = ( ∆m )2 + 2
v -V

¿
√( 1 2
100
¿¿ )
¿ √ 0,0001−0,0025+ ( 0,0052 ) ¿ ¿
¿ √ 0,0001 .0,0025+ ( 0,0052 ) (5082,6686)
= √ 4 .7 , 14 ¿ ¿
¿ √ 0,0025+1.374,3535
= √ 28 ,56 .243,6721 . 3.712,0993
¿ √ 1.374,356
¿ √ 6.959,7251 .3.712,0993
¿ 37,0723
1
∆m = x skala terkecil
2
1
¿ ×0 , 01
2
¿ 0,005
4 3
V= πr
3

√( ) ( ∆ r )
2
δV 2
∆V =
δr
δV 4
Dimana : = . πr3
δr 3
3 3−1
4πr 4 4
v= jadi u= π r 3 u, = π 3 r
3 3 3

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2
, 12 πr
u=
3
= 4 π r2
,
v=1 v =¿ 1

δV
= u' v+ v ' u
δr
2
¿ 4 πr
Jadi, Δv=√ 4 πr 2 ¿ ¿
¿ √ 4 .7 , 14 ¿ ¿
¿ √ 28 ,56 .243,6721 . 3.712,0993
¿ √ 6.959,7251 .3.712,0993
¿ √ 25.833 .520,2272
¿ √ 5082,6686
¿ 71.298

δ η 2gtr 2 (ρb-ρf)
9. =
δL 9L

Dimana:
u = 2>r 2 ( ρb−ρf )2gtr2(ρb-u’ = 2>r 2 ( ρb−ρf )
1
v = 9L9L v’ =
( 9 L )2
’ ’
δη u v- v u
= 2
δL v
2
¿ 2>r ( ρb− ρf )−9 L¿ ¿
¿¿¿
¿¿¿
2. 9 , 8 . 0 , 81 ( 7.71 ) .(0,0027−0,406)
¿ 2
−(9 . 0 , 3)
¿ 19.6 . 0 , 81. ( 7 , 71 ) . ( 0,0021 ) −0,406 ¿ ¿
2
−(9 . 0 , 3)
15 ,68 ( 7.71 ) (0,0027−0,406)
¿
81. 5409

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
120,8928(−0,4033)
¿
81,3409
−48 . 7560
¿
81.5409
¿−¿0,59879

1
10. ∆L = x skala terkecil
2
1
∆ L= (0 , 01)\
2
∆ L=0,005

√( )
δη 2
( )δη 2
( ) δη 2
( ) ( )
2
δη δη 2
Δη = ( ∆ t ) 2+ ( ∆ r ) 2+ ( ∆ ρb )2+ ( ∆ ρf )2 + ( ∆ L )2
δt δr δρb δρf δL

2
2gt r ( ρb-ρf )
η =
9L

∆η
KR = x 100%
2 ( ∆η+η )

KB = 100% - KR

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PERHITUNGAN
Tabel 6.1 Hasil Pengolahan data fluida Sunlight
No Waktu Jari- r M Bola M Fluida Viskositas η
jari
1 0,81 -4,2289
2 2,53 7,71 7,71 0,0027gr 0,406gr -13,290 -12,217
3 3,68 -19,2131

Tabel 6.2 Hasil Pengolahan data fluida Oli


No Waktu Jari- r M Bola M Fluida Viskositas η
jari
1 0,13 -0,65
2 0,3 7,9 7,9 0,0025gr 0,373gr -1,50 -5,35
3 0,64 -3,20

6.3 Pembahasan Hasil Pengolahan data

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa saat kelereng dilepaskan dan
bergerak menuju titik I, kelereng akan mengalami percepatan. Tetapi saat bola
berada pada titik II kelereng yang berada dalam fluida tidak akan mengalami
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
percepetan, ini dikarenakan adanya gaya stokes yang berusaha menghambat laju
benda. Kemudian saat bola semakin dalam atau menuju titik III maka bola akan
mengalami percepatan yang diakibatkan oleh gaya gravitasi yang bekerja.

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari data dan hasil analisa yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa
viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai
sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Konsep viskositas adalah fluida, baik
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan,
konsentrasi larutan dan berat molekul sulute. Pada percobaan viskositas fluida
massa kelereng, jari-jari tabung, kekentalan fluida sangat berpengaruh dalam
kecepatan dan waktu yang di butuhkan bola kelerang agar bisa sampai ke dasar
tabung.

7.2 Saran

1. Saran Untuk Laboratorium


Kipas angin di dalam lab agar kiranya ditambahkan lagi agar proses
praktikum terasa nyaman.
2. Saran Untuk Asisten
Asisten dalam hal ini agar kiranya fast respon dalam membalas chat
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
praktikan agar asistensi berjalan dengan tepat waktu dan jelas.

7.3 Ayat Yang Berhubungan

Artinya :
"Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang,
agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-
Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. Al-Qashash:
73). Hubungan ayat diatas dengan percobaan viskositas fluida ialah kecepatan
rotasi bumi terhadap matahari yang terdapat di ayat tersebut yang berbunyi “Dia
jadikan untukmu malam dan siang”. Seperti halnya dengan kecepatan turunnya
bola kelereng dari atas sampai ke dasar tabung.
DAFTAR PUSTAKA

Arijanto, Yohana, E., ct al (2018). Analisis Pengaruh kekentalan Fluida Air dan
Minyak Kelapa Pada Performansi Pompa Sentrifugal. Jurnal Teknik Mesin
SI, 3(2), 212— 219.
Budianto, Anwar. (2018),“Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Carr
Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes”. Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir. ISSN 1978-0176.
Budianto, Anwar. (2018),“Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair
Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes”. Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir. ISSN 1978-0176
Daton, G. S. dkk. (2022). Fisika SMA/MA Kls XI (Diknas). In PT Grasindo.
PT Grasindo.
Ghurri, A. (2018). Dasar-Dasar Mekanika Fluida.

Hermawati,M,Y,et,A.(2019) Besarnya Nilai Viskositas Suatu Fluida.

Juhantoro, N., Ariana, I. M., & Sanuri, S. (2019). Penentuan Properties Bahan
Bakar Batubara Cair untuk Bahan B akar Marine Diesel Engine. Jurnal
Teknis ITS, 1(I), 271-275.
Kanginan, M. (2021). Fisika Intuk Sma /Ma Kelas XI (S. Dkk (ed.)).
Erlangga. Kironoto, Bambang, Agus. 2020. “Statika Fluida”. Yogyakarta:
Gadjah Mada University.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Lubis, N. A. (2018). Pengaruh Kekentalan Cairan Terhadap Waktu Jatuh Benda
Menggunakan Falling Ball Method Nur. J. Ilmu Fisika Dan Teknologi, 2(2),
26-32.
Sulastri, S. (2021). Karakteristik Reologi Gula Merah Kelapa Cair pada
Berbagai Konsentrasi dan Suhu. [Skripsi].

VISKOSITAS FLUIDA

Anda mungkin juga menyukai