Revisi Skripsi Tangggal 15 Agsts
Revisi Skripsi Tangggal 15 Agsts
SKRIPSI
MIA MAYANTINI
C.0105.19.014
SKRIPSI
MIA MAYANTINI
C.0105.19.014
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : C.0105.19.014
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil kutipan
pemikiran orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas tindakan tersebut.
Mia Mayantini
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulilah kupanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan juga
kesempatan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi saya dengan segala
kekurangannya. Segala syukur ku ucapkan kepadamu Ya Rabb, karena sudah
menghadirkan orang-orang berarti di sekeliling saya. Yang selalu memberi
semangat dan doa, sehingga skripsi saya ini dapat diselesaikan dengan baik.
Keluarga Tercinta
Teman seperjuangan
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
oleh
MIA MAYANTINI
C.0105.19.014
Pembimbing I Pembimbing II
iv
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
dengan judul
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
PERUBAHAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA INSOMNI
DI PANTI WERDHA KARITAS
Oleh
MIA MAYANTINI
C.0105.19.014
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
v
NIP. 197102142002011034 NIP. 196802202006011067
KATA PENGANTAR
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
terlaksana tanpa bantuan dari pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
1. Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi
2. Yosi Oktri, AMK., S.Pd., SST., MM selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes
3. Ns. Wulan Novika Ambarsari., MAN selaku Ketua Prodi Pendidikan Ners STIKes
Budi Luhur Cimahi yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian;
4. Ns. Bagja Angga Sukma MAN, Selaku Pembimbing I yang telah memberikan
motivasi arahan, saran, koreksi yang sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Evi Vilianti, S.Kep.,Ners selaku pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan
6. Ns. Hartati,S.Kep., MMRS selaku penguji I yang telah memberikan saran dan
7. Kepala panti werdha karitas beserta staf yang memberikan tempat untuk
melaksanakan penelitian skripsi ini dan atas kerjasamannya selama peneliti melakukan
penelitian
vi
8. Kepada Ibu saya tercinta yang memberikan dukungan moril dan materilnya. Setiap
tetesan keringat, pengorbanan, cinta, kasih sayang, pelajaran hidup serta do’a yang
tulus;
9. Kepada Ibu Yeyet Rohaeti sebagai tante saya dan bapak Ahmad Sukani sebagai
paman saya yang selalu memberikan semangat kasih sayang doa dan dukungan baik
moril maupun material, walaupun jarak kita sangat jauh terhalang oleh beberapa
negara tetapi dukungan dan kasih sayang kalian terasa dekat tak kalah oleh jarak
10. Kepada Hary Maulana Nesta sebagai patner special saya, terimakasih telah menjadi
sosok pendamping dalam segala hal,yang telah menemani dan bersedia meluangkan
semangat untuk terus maju tanpa kenal kata menyerah dalam segala hal untuk
11. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat
Kehadiran skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan, bahkan mungkin
juga adanya kekeliruan. Oleh sebab itu, saran dan kritik sangat diperlukan, untuk
memberikan manfaat yang maksimal. Akhirnya, hanya kepada Allah yang Maha Esa
kita berserah diri, semoga segala aktivitas dan kreatifitas kita dapat diterima menjadi
vii
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
PERUBAHAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA INSOMNIA
DI PANTI WERDHA KARITAS
1)
Mia Mayantini 1, 2)Ns. Bagja Angga Sukma., MAN 2, 3)Evi Vilianti, S.Kep., Ners
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
2)
Dosen STIKes Budi Luhur Cimahi
Abstrak
viii
THE EFFECT OF GIVING LAVENDER AROMATHERAPHY TO CHANGE
SLEEPING QUALITY OF ELDERLY WITH INSOMNIA IN KARITAS
NURSING HOME
Abstract
Elderly people are age group with a higher incidence of disease or disorders than
adults because of physical or psychological changes such as insomnia or
decreased quality of sleep. Around 35 % of the total population decreased in
sleep quality in the world and in Indonesia around 50%. Aromatherapy that
using essential oils can be used as an alternative therapy besides drugs to treat
sleep difficulties such as lavender Lavender contains linalool and linalyl acetate
which can improve sleep quality and has a calming effect. The purpose of this
study was to see the effect of lavender aromatherapy to improve sleep quality
elderly. This research design used a pre-experimental design with one group
pretest-posttest design The method used is non-probability sampling. While the
sampling method used is the Accidental Sampling Technique, the sample is 12
respondents. Data collection using the Pittsburgh sleep quality index (PSQI)
questionnaire. Data were analyzed by univariate and bivariate with Mc Nemar
test. Mc Nemar results obtained = 0.004 < = 0.05, then Ho is rejected, with a
significance level of 5%, it can be said that there is an effect of giving lavender
aromatheraphy on sleeping quality before and after being given lavender
aromatherapy in the elderly with poor sleeping quality.
Keywords: Elderly,lavender aromatheraphy ,insomnia,sleep quality
ix
DAFTAR ISI
x
A. Rancangan penelitian.............................Error! Bookmark not defined.
B. Variabel penelitian.................................Error! Bookmark not defined.
C. Definisi Operasional..............................Error! Bookmark not defined.
D. Populasi dan Sampel..............................Error! Bookmark not defined.
E. Alat Pengumpulan Data.........................Error! Bookmark not defined.
F. Prosedur Pengumpulan Data..................Error! Bookmark not defined.
G. Pengolahan dan Analisis Data...............Error! Bookmark not defined.
H. Lokasi dan Waktu Penelitian.................Error! Bookmark not defined.
I. Etika Penelitian......................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV..................................................................Error! Bookmark not defined.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....Error! Bookmark not defined.
A. HASIL PENELITIAN...........................Error! Bookmark not defined.
B. PEMBAHASAN....................................Error! Bookmark not defined.
C. KETERBATASAN PENELITIAN.......Error! Bookmark not defined.
BAB V....................................................................Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN DAN SARAN..............................Error! Bookmark not defined.
A. KESIMPULAN......................................Error! Bookmark not defined.
B. SARAN..................................................Error! Bookmark not defined.
Daftar Pustaka........................................................Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN...........................................................Error! Bookmark not defined.
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh,
Peningkatan Populasi lansia saat ini menjadi isu penting bagi dunia.
tahun 2015 terdapat 901 juta jumlah lansia yang terdiri dari jumlah
Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03% dari seluruh
penduduk Indonesia.[2]
xv
Sedangkan data dari Riset Kesehatan Dasar, persentase populasi
(12,48%), Jawa Timur (9,36%), Jawa Tengah (9,26%), Bali (8,77%), Jawa
tahun 2020. Sedangkan lansia di Kota Cimahi adalah sebesar 30.279 jiwa
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena
dan jiwa. [5] Salah satu masalah kesehatan yang banyak dihadapi
kelompok lanjut usia adalah insomnia. Karena kebutuhan tidur normal usia
diatas 60 tahun keatas yaitu selama 6 jam, dimana sebanyak 20-25% dari
siklus tidur REM dan tahap IV NREM menurun, sehingga individu dapat
xvi
Insomnia merupakan keluhan tentang kurangnya kualitas tidur yang
kemudian kesulitan untuk Kembali tidur, bangun terlalu pagi dan tidur
amat sangat akibat kesulitan tidur akan membuat emosi kejiwaan semakin
depresi, sakit kepala yang terjadi akibat malam hari atau dini hari
laki-laki, badan terasa pegal- pegal atau tidak segar ketika bangun tidur,
dan anemia.[7]
gaya hidup. Faktor psikologis atau stress memegang peran utama dalam
xvii
Dampak insomnia pada lansia yaitu membuat seseorang menjadi
usia, dengan kata lain, gejala insomnia sering terjadi pada lanjut usia
70% dari lansia yang berusia >65 tahun. Perawatan lanjut usia bertujuan
sebagai istirahat untuk proses pemulihan. Oleh karena itu sangat perlu
xviii
Sedangkan untuk penanganan insomnia dengan terapi non-
[10]
meningkatkan suasana hati. Selain itu lavender juga memiliki zat sedative
tubuh, pikiran dan jiwa serta menciptakan energi positif, Bahan kimia
Didukung oleh jurnal Yeni Tri Lestari & Rodiyah, 2019 ditemukan
xix
Didukung oleh jurnal Eka Nur So'emah & Siti Khotimah, ditemukan
tingkat kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam
xx
Didukung oleh jurnal M. Ricky Ramadhan Minyak esensial dari
kandungan utama dari bunga lavender tidak memiliki efek sedatif yang
xxi
Didukung oleh jurnal Ni Putu Yulian, 2021 ditemukan bahwa
merupakan bagian dari empat belas kebutuhan dasar manusia yang amat
xxii
Dengan peran profesional perawat sebagai penolong (helper) dan
maret 2023 di Panti Werdha Karitas tercatat pada tahun 2023 terdapat 35
B. Rumusan Masalah
xxiii
C. Tujuan peneliti
1. Tujuan umum
Karitas.
2. Tujuan khusus
Lavender.
Lavender.
lansia
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
xxiv
2. Manfaat Prakik.
b. Bagi Peneliti
c. Bagi Responden
d. Bagi Institusi
xxv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak,
dewasa dan tua. Dengan adanya proses tersebut maka dapat dikatakan
lanjut usia merupakan proses menua pada manusia yang tidak dapat
xxvi
1) Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia antara 45 -
59 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) ialah kelompok usia diatas 90 tahun.
atas. Seiring dengan bertambahnya usia pada lanjut usia, akan dapat
berikut: [19]
kesehatan
xxvii
c. Perubahan dan perkembangan lansia
[20]
1) Perubahan fisik
xxviii
b) Sistem muskuloskeletal pada lansia mengalami berbagai
mengalami sklerosis.
enzim pencernaan.
xxix
e) Sistem genitourinaria lansia pada bagian ginjal akan
2) Perubahan kognitif
xxx
lansia juga masih memilik kemampuan untuk belajar
3) Perubahan psikososial
4) Perubahan spiritual
xxxi
d. Proses Penuaan
dewasa, dan masa tua. Memasuki masa tua berarti terjadi kemunduran
a. Definisi
lain fasilitasi untuk proses ini dikenal sebagai tidur higinis (hygien).
[21]
xxxii
b. Fisiologis Tidur
Supra Ckhiasmatic Nucleus (SCN). SCN adalah bagian kecil dari otak
c. Fungsi Tidur
pada denyut turun 10-20 kali setiap menit. Selain itu, selama tidur,
memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak. Otak akan
xxxiii
Hal tersebut dapat membuat tubuh menyimpan lebih banyak energi
saat tidur. Bila individu kehilangan tidur selama waktu tertentu dapat
d. Pola Tidur
yaitu tidur REM (Rapid Eye Movement) dan tidur NREM (Non-Rapid
1) Tidur REM
balik dengan cepat kearah kanan dan kiri. Pada keadaan ini ketika
dengan orang yang sadar. Umumnya 25% dari seluruh total tidur
xxxiv
dengan tidur NREM dan jika dijumlahkan tidur REM hanya terjadi
2) Tidur NREM
a) Tahap 1
b) Tahap II
xxxv
Tahap II merupakan tahap tidur ringan, ditandai dengan kedua
15 menit.
c) Tahap III
d) Tahap IV
tahap ini dapat terjadi mimpi selain itu seseorang yang tidur
xxxvi
suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup. Selain itu tidur juga
keatas yaitu selama 6 jam, dimana sebanyak 20-25% dari siklus tidur
xxxvii
b. Penyebab Gangguan Tidur
pembuluh coroner
gangguan CNS
hypogonadism
bronkodilator
movement)
c) Obat-obatan psikotropika
xxxviii
d) Pikiran yang membebani atau stress
e) Tegang-cemas
stress tinggi
zat. Gangguan tidur ini dibagi dua yaitu disomnia dan parasomnia.
xxxix
gangguan teror tidur, berjalan saat tidur, dan parasomnia yang
bangun.
xl
mengalami keluhan tidur seperti evaluasi bentuk gangguan tidur
yang spesifik, gangguan mental saat ini, kondisi medik umum, dan
a. Kualitas Tidur
Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur,
latensi tidur serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas tidur adalah
untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas. Kualitas
hanya diukur dari lama waktu tidur, tapi juga kualitas tidur itu sendiri.
kondisi segar dan bugar. Pola tidur akan berubah seiring dengan
xli
Efisiensi tidur diartikan sebagai jumlah waktu tidur berbanding
Tidur tahap IV sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik. Para ahli
dan lebih banyak tidur selama siang hari. Kebanyakan lansia yang sehat
selain tidak dapat tidur dengan cukup atau tidak bisa tidur.
lansia. Setelah memasuki tahap IV, akan berlanjut ketidur REM. Tidur
REM terjadi beberapa kali dalam siklus tidur dimalam hari tetapi lebih
sering terjadi dipagi hari sekali. kualitas tidur seseorang dikatakan baik
dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini
akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan psikologis yang dialami : [27]
b. Tanda fisik
xlii
berlebihan (sering menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi
c. Tanda psikologis
yang buruk dapat menyebabkan gangguan sel-sel tubuh. Jika proses ini
kesehatan, usia lanjut 5-8 jam untuk menjaga kondisi fisik karena usia
xliii
Waktu tidur yang kurang dari kebutuhan dapat mempengaruhi
sering terjadi apabila waktu tidur tidak tercukupi. Tidur malam yang
REM dan NREM yang bergantian selama 4-6 kali. Seseorang yang
kurang cukup menjalani tidur jenis REM maka esok harinya akan
xliv
5. Parameter kualitas tidur
lain Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur. Total jam tidur. Frekuensi
terbangun, Lama waktu tidur siang hari, Perasaan segar saat bangun pagi,
tercapainya tidur tahap REM. Frekuensi terbangun adalah sering atau tidak
lingkungan atau akibat dari keinginan untuk buang air kecil. [28]
Diensi tidur
Respon pada system tubuh : 1. Kesehatan
1. Durasi
1. Implamasi 2. Penyakit
2. Efisiensi
2. Aktivitas simpatis 3. Fungsi kognitif
3. Waktu/ timing
3. Respon hormonal
4. Terjaga/mengantuk
5. Kepuasan/kualitas
xlv
Berdasarkan berbagai penelitian, maka dimensi dimensi
jam.
setiap 24 jam.
hingga 18 jam per hari. Pola dan tahapan tidur pada bayi baru
xlvi
matang menjelang usia I tahun. Saat seseorang mencapai tahap
kata lain, memiliki kualitas tidur yang baik sangat penting dan
xlvii
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) telah
hingga 21.
xlviii
memiliki kualitas tidur yang buruk. Komponen kualitas
1) Kualitas tidur
2) Latensi tidur
xlix
Latensi tidur adalah durasi mulai dari berangkat tidur
3) Durasi tidur
5) Gangguan tidur
l
pola kebiasaannya, hal ini menyebabkan penurunan
6) Penggunaan obat
kualitas tidurnya
6. Aromaterapi
a. Pengertian
li
Aromaterapi merupakan salah satu perawatan tubuh atau
esensial yang berasal dari tanaman, yang dapat digunakan sebagai salah
tetes minyak esensial murni kedalam I liter air untuk sekali pemakaian.
ke dalam 20 cc air.[31]
lii
Aromaterapi digunakan untuk relaksasi dan pengobatan. Banyak
memiliki banyak sifat yang positif dan memberikan efek seperti yang
bersifat mengiritasi kulit seperti daun kayu manis, daun cengkeh. Hal
c. Aromaterapi Lavender
liii
seperti bau dari minyak lavender memberi efek stimulasi nuchleus
bakteri dan virus berbahaya pada tubuh dan kulit, membantu mencegah
Tidur
liv
Fisiologi tidur dimulai dari irama sirkandian yang merupakan
rutin bangun tidur yang dapat dipengaruhi oleh cahaya, temperatur dan
hidung.
Proses ini akan memicu respon memori dan emosional yang lewat
lv
menyebabkan pesan tersebut dikirim kebagian otak yang lain dan
bagian tubuh lainnya. Pesan yang diterima akan diubah menjadi kerja
lvi
B. Teori Model Keperawatan Virginia Henderson ( Need Theory)
yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki
integumen.
lvii
j) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
Didukung oleh jurnal Yeni Tri Lestari & Rodiyah, 2019 ditemukan
lviii
Didukung oleh jurnal M. Ricky Ramadhan Minyak esensial dari
kandungan utama dari bunga lavender tidak memiliki efek sedatif yang
lix
Didukung oleh jurnal Ni Putu Yulian, 2021 ditemukan bahwa
lx
Berdasarkan hasil penelitian (Rama Bahkruddinsyah, 2019) di Panti
kualitas tidur sebelum diberikan aroma terapi lavender adalah 7.42 dan
D. Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teori
Lansia mengalami
Faktor penyebab gangguan
penurunan : Gangguan
tidur :
1. Fungsi
1. Faktor psikologis
fisiologis
Pemenuhan tidur 2. Masalah psikiatri
2. Fisik berkurang
3. Penyakit fisik
3. Psikis
lxi
Kualitas tidur berkurang
3. Meningkatkan
ketegangan
4. Mudah tersingung
5. Kebingungan
Aroma sedatif seperti bau dari minyak lavender memberi efek situlasi nuchleus raphe yang kemudian akan melepaskan zat
neurokimia serotonin. Serotonin merupakan neurotransmitter yang mengatur permulaan tidur ( Niken,2007 )
Keterangan :
lxii
2. Kerangka pemikiran
1) Golongan obat
1) Stress hipnotik
2) Depresi 2) Golongan obat
antidepresan
3) Efek samping
pengobatan 3) Terapi hormone
melatonin dan
4) Kelainan kelainan agonis melatonin
kronis 1. Kualitas tidur baik ≤ 5
4) Golongan obat baik 2. Kualitas tidur
antihistamin buruk > 5 buruk
Terapi non farmakologi
lxiii
E. Hipotesis Penelitian
lxiv
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini adalah yang dilakukan untuk menilai satu kelompok
pengukuran awal (pre test) untuk menentukan kualitas tidur atau nilai awal
pengukuran akhir.
01 X 02
PRETEST TINDAKAN POSTTEST
KETERANGAN:
mengisi kuisioner
lxv
B. Variabel penelitian
kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah suatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki dan didapat oleh
lavender”.
lxvi
C. Definisi Operasional
1) Besaran Sampel
lxvii
yang disarankan untuk penelitian eksperimen adalah 10-30. Di dalam
penelitan ini dan untuk menghindari drop out atau kesalahan peneliti
sampel menjadi 12. Adapun rumus drop out adalah sebagai berikut:
n
n’
1=f
keterangan :
12
Karitas
lxviii
sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling
3) Kriteria Sampel
4) Responden kooperatif.
sesak,dll).
lxix
E. Alat Pengumpulan Data
3) Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
4) Uji Reliabilitas
lxx
tetap (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Dalam
1) Persiapan Penelitian
penelitian
2023
lxxi
metodologi penelitian, yang digunakan. Kegiatan ini dilakukan
2) Pelaksanaan Penelitian
a. Izin penelitian
3) Alur Penelitian
Latar belakang
Kajian literatur
Self assesment
Rumusan Masalah
Tujuan
Pengambilan Data
Primer sekunder
1) Literatur dan
jurnal
1. Pretest (kuesioner)
2) Buku
2. Perlakuan ( relaksasi
aromaterapi lavender ) 3) Dokumentasi
Pengolahan Data
Pengolahan Data
Hasil Penelitian
Kesimpulan
lxxii
Gambar 3. 1 Alur Penelitian
1) Pengolahan Data
kode ini sangat penting bila pengolahan data dan analisa data
menggunakan komputer.
c. scoring
d. Tabulating (tabulasi)
lxxiii
Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau
5) Analisa Data
a. Analisis Univariat
b. Analisa Bivariat
lxxiv
I. Etika Penelitian
3) Kerahasiaan (Confidentiality)
4) Manfaat (Benefit)
lxxv
Sebuah penelitian ini hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
kesehatan hendaknya:
umumnya.
5) Keadilan (Justice)
lxxvi
dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis,
dan sebagainya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
aromaterapi lavender.
univariat dan bivariat. Analisa univariat yaitu untuk melihat kualitas tidur
lxxvii
1. Analisa Univariat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 12 100.0 100.0 100.0
Total 12 100.0 100.0 100.0
responden menurut tingkat kualitas tidur, dapat diketahui bahwa seluruh dari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 9 75.0 75.0 75.0
BURUK 3 25.0 25.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
lxxviii
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.2 tentang distribusi frekuensi
responden menurut tingkat kualitas tidur, dapat diketahui bahwa dari 12 responden
terdapat kurang dari setengahnya yaitu 3 responden (25,0%) memiliki kualitas tidur buruk
tetapi sudah ada perubahan yang signifikan setelah diberikan aromaterapi lavender tetapi
saat post test diukur dengan kuesioner pittsburgh sleep quality index didapatkan hasil > 5
dan masuk ke dalam kategori kualitas tidur buruk, dan lebih dari setengahnya yaitu 9
lxxix
2. Analisa bivaria
lansia di Panti Werdh Karitas. Data hasil penelitian dilakukan uji normalitas untuk
menentukan uji yang digunakan. Dan didapatkan hasil dari variabel pertama yaitu
pretest dengan nilai Skewness 0.885 : Std error 0.637 = 1.38 dinyatakan
variabel kedua posttes yaitu didapatkan nilai Skewness 0.385 : Std error 0.637 =
normal dan dilakukan uji Mc Nemar untuk mengetahui pengaruh sebelum dan
lansia
buruk dan sesudah diberikan aromaterapi lavender masih buruk ada 3 orang. Hasil
uji McNemar diperoleh nilai p = 0,004. Nilai p (0,004) < a (0,05), maka
disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap
B. Pembahasan
kualitas tidur bisa menyebabkan bangun pagi terasa tak segar, siang
kualitas tidur.[42]
Menurut potter dan perry (2015), hal itu dapat terjadi karena
beberapa lansia hamper tidak memiliki tahap tidur NREM 4 dan tidur
fisik dan psikologis pada seorang lansia berbeda satu sama lain,
orang (25%) mengalami kualitas tidur buruk, dan untuk sebagian lain
aktivasi retikular ( SAR ), terletak pada batang otak teratas yang bertugas
bagian otak yang lain yang disebut BSR (bulbarsynchronizing region), yang
pemberian aroma terapi lavender di Panti Werdha Guna Budi Bhakti Medan,
(13,33%).
lavender di Panti Werdha Guna Budi Bhakti Medan pemberian aroma terapi
tersebut cukup mengurangi resiko susah tidur pada lansia, menurut saya
adalah 30 (100%) kualitas tidur buruk, dan frekuensi kualitas tidur lansia
sesudah diberikan aroma terapi lavender adalah 12 (40%) kualitas tidur baik
terapi lavender mengalami susah tidur dan gelisah, dan setelah diberikan
aroma terapi lavender dengan cara minyak aroma terapi lavender diteteskan
pada tisu dan dihirup secara inhalasi dengan frekuensi waktu 5-10 menit,
kebutuhan tidur dan istirahat merupakan bagian dari empat belas kebutuhan
obsevasi.
Menurut sharma (2011) Komponen utama lavender adalah linalool,
yang menstimulasi otak dan impuls mencapai sistem limbik. Fisiologi tidur
dimulai dari irama sirkandian yang merupakan irama yang dialami individu
nadi, tekanan darah, sekresi hormon, ketajaman sensor dan suasana hati juga
siklus rutin bangun tidur yang dapat dipengaruhi oleh cahaya, temperatur
dan faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan pekerjaan rutin. Lavender
bulu-bulu halus (silia) yang menjulur dari sel-sel reseptor kedalam saluran
hidung Bila molekul minyak terkunci pada bulu-bulu maka suatu impuls
akan memicu respon memori dan emosional yang lewat hipotalamus yang
dikirim kebagian otak yang lain dan bagian tubuh lainnya. Pesan yang
diterima akan diubah menjadi kerja sehingga terjadi pelepasan zat-zat
minyak lavender memberi efek stimulasi nucleus raphe yang kemudian akan
yang mengatur permulaan tidur. Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji Mc Nemar
Test diketahui bahwa p value sebesar 0,004 atau < 0,05 (p<a) maka hasil
dari uji bivariat variabel kualitas tidur adalah terdapat pengaruh perubahan
Dari hasil uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
kualitas tidur pada lansia setelah 3 hari berturut turut diberikan aromaterapi
dihirup memasuki hidung dan berhubungan silia menjadi impuls listrik yang
gelombang alfa di dalam otak dan justru gelombang inilah yang membantu
(SAR), dimana (SAR) yang berlokasi pada batang otak teratas yang dapat
diambilalih oleh bagian otak yang lain disebut BSR (bulbar synchronizing
adalah sebuah reaksi kimia, reseptor di otak bisa merespon bahan kimia yang
bau yang dihasilkan berjalan menuju ke reseptor silia saraf olfaktori yang
lavender yang diberikan 3 kali berturut turut terhadap kualitas tidur lansia
empat belas kebutuhan dasar manusia yang amat sangat dipengaruhi oleh
C. Keterbatasan Peneliti
Beberapa kendala yang dialami peneliti saat penelitian dimana lansia memiliki
tingkat emosi yang lebih tinggi, mood yang berbeda-beda setiap harinya dan
terkadang melakukan kegiatan lain saat peneliti datang untuk memberikan terapi.
Dan juga peneliti tidak bisa melihat pada saat lansia tertidur di malam hari. Akan
aromaterapi lavender.
BAB V
A. Kesimpulan
Insomnia di Panti Werdha karitas yang dilakukan pada bulan juli 2022 terhadap 12
pada lansia didapatkan hasil dari analisa data dari 12 responden seluruh
didapatkan hasil dari analisa data dari 12 responden. Terdapat 3 orang (25%)
3. Dari hasil analisis bivariat didapatkan p = 0,004 < ∝ = 0,05, maka Ho ditolak,
B. Saran
1. Saran Teoritis
2. Saran Praktik
Diharapkan dapat memberikan sumbang saran atau acuan bagi Bagi panti
b. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti dalam melakukan
c. Bagi Responden
d. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat untuk