Anda di halaman 1dari 10

KLINIK UTAMA

RAWAT INAP EDIFUZ


JL. KaptenSuwandak No.148 Ditotrunan Lumajang
WA. 082121 300 100 / 0852 3674 9329
Email. adm.klinikedifuz@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ


Nomor : /01. 01/1236419/2023

TENTANG
PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK UTAMA EDIFUZ

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penetapan kebijakan


pelayanan kefarmasian sebagai landasan
operasional Klinik Utama Edifuz;
b. bahwa dengan melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan perlu ditetapkan standar
pelayanan kefarmasian di Klinik Utama Rawat
Inap Edifuz untuk pencapaian target kepuasan
pasien;
c. bahwa berdasarkan huruf a dan b diatas,
maka perlu ditetapkan keputusan oleh Kepala
Klinik Utama Edifuz tentang visi dan misi
Klinik Utama Edifuz.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17


tahun 2023 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 tahun 2014 tentang
Klinik;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2017
tentangKeselamatanPasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 34 tahun 2021 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik
7. Persetujuan Pemenuhan Komitmen Izin
Operasinal Klinik Nomor
503/005/427.62/IOK/2020 tentang Izin
Operasional Klinik Utama Edifuz

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA


EDIFUZ TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
KEFARMASIAN KLINIK UTAMA EDIFUZ.
KESATU : Kebijakan Pelayanan Kefarmasian Klinik
Utama Edfiuz sebagaimana tersebut dalam
lampiran surat keputusan ini.
KEDUA : Pelayanan Kefarmasian di Klinik meliputi 2
(dua) kegiatan, yaitu pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP dan
Pelayanan Farmasi Klinis. Kegiatan tersebut
harus didukung oleh sumber daya manusia,
sarana, dan prasarana.

KETIGA : Adapun penjelasan dari pelayanan farmasi


diatas sebagaimana terlampir dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan
ini
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lumajang
Pada tanggal : 01 Januari 2023
Kepala Klinik Utama Rawat Inap Edifuz

dr. Edi Fuziantoro, Sp.OG


Lampiran :KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ
Nomor : /01. 01/1236419/2023
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIK EDIFUZ

PELAYANAN FARMASI
1. Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di Klinik Utama Edifuz
harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan diorganisir
untuk memenuhi kebutuhan pasien
2. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan bagi keperluan Klinik
Utama edifuz harus mengikuti Standar Prosedur Operasional
Penyediaan Obat yang menjamin ketersediaan obat untuk Klinik
Utama Edifuz
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP harus
dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinasi dan menggunakan
proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya.
4. Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP
meliputi:
A. Pemilihan
1. Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan
formularium dan digunakan untuk permintaan obat serta instruksi
pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia dalam
stok di Klinik atau sumber di dalam atau di luar Klinik.
2. Formularium Klinik disusun oleh tim penyusun Formularium
Klinik yang terdiri dari tenaga medis dan Apoteker
3. Kriteria Obat yang masuk di Formularium Klinik, yaitu
o Obat yang memiliki Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM);
o Pemilihan Obat untuk Klinik yang bekerja sama dengan
BPJS mengacu pada Formularium Nasional;
o Mengutamakan Obat generik;
o Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan pasien;
o Mudah penggunaannya sehingga meningkatkan kepatuhan
dan penerimaan oleh pasien;
o Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang
tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung;
dan Terbukti paling efektif secara ilmiah (evidence based
Lampiran :KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ
Nomor : /01. 01/1236419/2023
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIK EDIFUZ

o medicine), aman dan banyak dibutuhkan untuk pelayanan


dengan harga yang terjangkau.
B. Perencanaan, Pengadaan dan Penerimaan
1. Perencanaan di Klinik Utama Edifuz dilakukan mengacu pada
Formularium Klinik yang telah disusun sebelumnya.
2. Klinik Utama Edifuz menerapkan metode konsumsi dimana
proses perencanaan kebutuhan menggunakan data dari
konsumsi periode sebelumnya dengan penyesuaian yang
dibutuhkan.
3. Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP di
Klinik di Klinik Utama Edifuz dilaksanakan dengan pembelian
4. Pengadaan sediaan Farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai (BMHP) harus :
a. Dari Jalur resmi
b. Berdasarkan kontrak termasuk hak akses meninjau tempat
penyimpanan dan transportasi sweaktu-waktu
c. Ada garansi keaslian obat
5. Waktu pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan dengan
mempertimbangkan hasil analisis dari data:
a. Sisa stok dengan memperhatikan waktu (tingkat kecukupan
Obat dan perbekalan kesehatan).
b. Kapasitas sarana penyimpanan.
c. Waktu tunggu.
6. Pengadaan Sediaan Farmasi pada Klinik Utama Edifuz
dilaksanakan berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani
Apoteker dengan mencantumkan nomor SIPA.
7. Surat pesanan dibuat sekurang-kurangnya rangkap 2 (dua) dan
Surat Pesanan Narkotika Psikotropika dibuat dengan jumlah 3
(tiga) rangkap, serta tidak dibenarkan dalam bentuk faksimili
dan fotokopi
8. Penerimaan Sediaan Farmasi di Klinik dilakukan oleh Apoteker.
Bila Apoteker berhalangan, penerimaan Sediaan Farmasi dapat
didelegasikan kepada Tenaga Kefarmasian yang ditunjuk oleh
Apoteker.
C. Penyimpanan
Lampiran :KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ
Nomor : /01. 01/1236419/2023
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIK EDIFUZ

1. Sediaan Farmasi di Klinik Utama Edifuz harus disimpan dalam


kondisi yang sesuai.
2. Tempat penyimpanan Obat (ruangan dan lemari pendingin)
harus selalu dipantau suhunya menggunakan termometer yang
terkalibrasi yang disertai dengan kartu pencatatan suhu.
3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi Sediaan Farmasi serta disusun secara
alfabetis.
4. Pengeluaran Obat menggunakan sistem First In First Out
(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO).
5. Sediaan Farmasi disimpan dalam kondisi yang menjaga
stabilitas bahan aktif hingga digunakan oleh pasien. Informasi
terkait dengan suhu penyimpanan Obat dapat dilihat pada
kemasan Sediaan Farmasi.
6. Obat High Allert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi)
harus disimpan di tempat terpisah dan diberi label khusus.
7. Obat dengan tampilan mirip dan bunyi mirip (Look Alike Sound
Alike/LASA) disimpan dengan penandaan LASA dan diberi
jarak antar obatnya.
8. Tata kelola bahan berbahaya, narkotika dan psikotropika
diatur secara baik dan benar sesuai dengan paraturan
perundang-undangan.
o Obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari
khusus dengan kunci ganda.
o Kunci almari narkotika dan psikotropika terdiri dari 2
penanggung jawab yang berbeda.
o Obat harus diberi label yang mencantumkan kandungan,
tanggal kadaluarsa dan peringatan penting.
9. Obat emergensi/keadaan darurat medis digunakan hanya pada
saat emergensi dan ditempatkan di ruang pemeriksaan, kamar
suntik, poli gigi, ruang imunisasi, ruang bersalin, dan di
Instalasi Gawat Darurat (IGD).
10. Penetapan jenis Obat emergensi/keadaan darurat medis
termasuk antidot harus disepakati bersama antara
Apoteker/tenaga farmasi, dokter, dan perawat
Lampiran :KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ
Nomor : /01. 01/1236419/2023
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIK EDIFUZ

11. Monitoring terhadap Obat emergensi/keadaan darurat medis


dilakukan secara berkala. Obat yang kedaluwarsa dan rusak
harus diganti tepat waktu.
12. Keamanan persediaan obat-obatan emergensi harus terjamin
keamanannya baik dari penyalahgunaan, keteledoran maupun
dari pencurian oleh oknum
D. Pendistribusian
1. Proses Distribusi Sediaan Farmasi dan BMHP di Klinik Utama
Edifuz untuk menunjang pelayanan medis dan BMHP.
2. Proses Pendistribusian di Klinik Utama Edifuz menggunakan
metode Individual Prescribing(IP) atau resep perorangan dan
metode floor stok di ruang rawat
3. Metode IP yaitu penyiapan sediaan Farmasi dan BMHP
berdasarkan sistem resep individu adalah penyiapan Sediaan
Farmasi dan BMHP sesuai Resep/instruksi pengobatan yang
ditulis dokter baik secara manual maupun elektronik untuk
tiap pasien dalam satu periode pengobatan
4. Dalam metode Floor Stok semua Sediaan Farmasi dan BMHP
yang dibutuhkan pasien tersedia dalam ruang penyimpanan
Sediaan Farmasi di IGD dan VK dengan penanggung jawab
perawat dan dilakukan monitoring oleh petugas farmasi selama
satu bulan sekali.
E. Pemusnahan dan Penarikan
1. Klinik memiliki sistem penanganan obat rusak, tidak memenuhi
persyaratan mutu, telah kedaluwarsa, tidak memenuhi syarat
untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan, atau dicabut
izin edarnya untuk dilakukan pemusnahan atau pengembalian
ke distributor sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP bila: Produk tidak memenuhi
persyaratan mutu, telah kedaluwarsa,.tidak memenuhi syarat
untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau dicabut izin edarnya.
Lampiran :KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ
Nomor : /01. 01/1236419/2023
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIK EDIFUZ

3. Saat Stock Opname dilakukan pendataan sediaan yang masa


kedaluwarsanya dalam 6 bulan ke depan, kemudian dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
o Diberi penandaan khusus dan disimpan sesuai FEFO.
o Untuk sediaan yang sudah ED disimpan di tempat terpisah
dan diberi keterangan “sudah kedaluwarsa”
o Dikembalikan ke distributor atau dimusnahkan sesuai
ketentuan waktu kedaluwarsa yaitu saat sediaan tidak
dapat digunakan lagi sampai akhir bulan tersebut.
F. Pengendalian
Klinik Utama Edifuz mempunyai sistem pengendalian untuk
mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan
pelayanan, melalui pengaturan sistem pemesanan atau pengadaan,
penyimpanan, dan pengeluaran.
G. Administrasi (Pencatatan dan Pelaporan)
1. Pencatatan bertujuan untuk memonitor transaksi Sediaan
Farmasi yang keluar dan masuk di Klinik
2. Pencatatan di Klinik Utama Edifuz dilakukan menggunakan
bentuk manual dengan menggunakan Kartu Stok
3. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan Sediaan
Farmasi bersangkutan.
4. Pencatatan Kartu Stok dilakukan setiap ada mutasi Sediaan
Farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/kedaluwarsa)
pada tiap shift pelayanan.
5. Pelaporan berisi kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi Sediaan Farmasi, tenaga, dan perlengkapan
kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
6. Pelaporan di Klinik Edifuz meliputi Laporan Bulanan dan
Laporan SIPNAP
5. Pelayanan Farmasi Klinis di Klinik merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien.
6. Pelayanan Farmasi Klinis di Klinik Utama Edifuz meliputi:
Lampiran :KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ
Nomor : /01. 01/1236419/2023
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIK EDIFUZ

A. Pengkajian dan Pelayanan Resep


1. Pengkajian meliputi Kajian Administratif, Kajian Kesesuaian
Farmasetik dan Pertimbangan Klinis
2. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil
pengkajian maka Apoteker harus mengomunikasikannya
kepada dokter penulis Resep dan mencatat hasilnya.
3. Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, penyiapan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
BMHP termasuk peracikan Obat, pemeriksaan, penyerahan
disertai pemberian informasi Obat.
4. Pada setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan upaya
pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication
error).
B. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
1. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat dilakukan untuk
mendapatkan informasi mengenai seluruh Obat/Sediaan
Farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat
pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
medik/pencatatan penggunaan Obat pasien.
2. Kegiatan Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat meliputi
Penelusuran riwayat penggunaan Obat kepada
pasien/keluarganya, kemudian melakukan penilaian terhadap
pengaturan penggunaan Obat pasien.
C. Rekonsiliasi Obat
1. Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan
Resep/instruksi pengobatan dengan Obat yang telah didapat
pasien
2. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan
Obat (medication error) seperti Obat tidak diberikan, duplikasi,
kesalahan dosis atau interaksi Obat.
3. Tahapan Rekonsiliasi obat meliputi Pengumpulan data,
komparasi, melakukan konfirmasi kepada dokter jika
menemukan ketidaksesuaian dokumentasi dan Komunikasi
dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat
mengenai perubahan terapi yang terjadi.
Lampiran :KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ
Nomor : /01. 01/1236419/2023
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIK EDIFUZ

D. Pelayanan Informasi Obat


1. Pelayanan Informasi Obat meliputi informasi dosis, bentuk
sediaan, formulasi khusus, rute dan metode pemberian,
farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi,
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek
samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga/Harga Eceran
Tertinggi (HET), sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain
2. Pelayanan Informasi Obat harus didokumentasikan untuk
membantu penelusuran kembali dalam waktu yang relatif
singkat.
E. Konseling
1. Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien
2. Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda
tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi
yang diberikan
F. Visite
1. Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan
lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain
2. Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan,
pembuatan dokumentasi, dan rekomendasi.
G. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
1. Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
2. Kriteria pasien yang mendapatkan PTO meliputi
o Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil, dan menyusui.
o Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
o Adanya multidiagnosis.
o Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
o Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
Lampiran :KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA EDIFUZ
Nomor : /01. 01/1236419/2023
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIK EDIFUZ

o Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi


Obat yang merugikan.
H. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
1. Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
2. Kegiatan MESO meliputi
o Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai risiko
tinggi mengalami efek samping Obat.
o Mengisi Laporan Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
o Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat
Nasional.

I. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


1. Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat
secara terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin
Obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman, dan
terjangkau (rasional).
2. Evaluasi Penggunaan Obat dilakukan secara Kualitatif dan
Kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai