Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MATA KULIAH: KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

OLEH

KELOMPOK 3

1. Luluk Kristiani 235170109111014


2. Sani Ichsan Saputra 235170109111019
3. Rofifah Devi Agustin 235170109111020
4. Nur Wahyu Abdullah 235170109111035
5. Niken Ayu Lestari 235170109111038
6. Ridha Nidia Iriyanti 235170109111043
7. Sonnia Oktavianie 235170109111045
8. Wita Putri Wulandari 235170109111050
9. Jackhie Andre Matulessy 235170109111051
10. Jazilah Nur Rafika 235170109111052

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas keperawatan medikal bedah yang berjudul “blue print
teknologi informasi untuk pasien depresi”.

Makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah keperawatan


psikiatri yang diberikan kepada kami serta untuk menambah pengetahuan
mengenai blue print teknologi informasi untuk pasien depresi. Pembuatan
makalah ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Ns. Heri Kristianto, S.Kep. M.Kep, MNg, Sp.Kep.MB Selaku


pembimbing Akademik keperawatan kronis
2. Serta teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami percaya dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan, untuk itu
kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
Asuhan Keperawatan ini. Demikian Makalah ini kami susun, apabila banyak
kesalahan penyusunan mohon maaf dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca

Malang, 03 oktober 2023


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Gangguan system hematologi adalah kelainan yang terjadi pada system


hematologi, yaitu gangguan pada darah, elemen darah, dan tempat darah
diproduksi, termasuk didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Hal ini
diakibatkan oleh faktor keturunan, penyakit tertentu, efek samping obat-obatan,
atau kekurangan nutrisi tertentu. Salah satu gangguan hematologi yang banyak
terjadi adalah limfoma non-Hodgkin.

Limfoma non-Hodgkin adalah sekelompok kelainan heterogeny yang


melibatkan proliferasi sel limfoid monoclonal ganas di tempat limforetikular,
termasuk kelenjar getah bening, sumsum tulang, limfa, hati, dan saluran
pencernaan (Martin, 2022) Insiden LNH semakin meningkat di negara Barat dari
63.190 kasus baru di tahun 2007 di Amerika Serikat menjadi 71.850 di tahun 2015
disertai 19.790 kematian terkait penyakit.2 Peningkatan insiden banyak ditemukan pada
pasien usia dekade ke-6 dan ke-7. Rerata usia pasien LNH yang bertambah dalam 2
dekade terakhir membuat pasien LNH terpapar kondisi komorbid yang dapat
mempersulit pilihan terapi. 2,3 Sementara menurut Badan Koordinasi Nasional
Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (BAKORNAS HOMPEDIN)
menyatakan, insiden Limfoma lebih tinggi dari leukemia dan menduduki peringkat ketiga
kanker yang tumbuh paling cepat setelah melanoma dan paru.

Vitamin C (asam askorbat) adalah nutrisi penting dengan sejumlah efek yang
menguntungkan bagi tubuh manusia. Manusia dan beberapa jenis spesies mamalia yang
lain, tidak dapat memproduksi sendiri kebutuhan vitamin C dan tergantung pada sumber
makanan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mayland
dkk, pada tahun 2005, disimpulkan bahwa kekurangan vitamin C umumnya terjadi pada
pasien dengan kanker stadium lanjut dan faktor terpenting yang menentukan kadar
plasma adalah asupan makanan dan penanda respons peradangan, dimana pasien
dengan konsentrasi plasma rendah vitamin C memiliki kelangsungan hidup yang lebih
pendek. Pawlowska dkk, dalam studinya di tahun 2019 menyimpulkan bahwa intervensi
diet dengan vitamin C tampaknya berperan dalam melawan kanker terutama dalam
mengatasi kondisi defisiensi vitamin C pada pasien kanker. Selain dari itu, menurut Roa
dkk, dalam artikelnya pada jurnal Frontiers in pharmacology, mengungkapkan bahwa
vitamin C dapat menstimulasi aktivitas sistem imun dan mencegah kerusakan DNA.

Peningkatan survival rate pada pasien LNH dalam beberapa tahun terakhir,
menunjukkan bahwa terdapat peran faktor nutrisi, dalam hal ini mikronutrien, salah
satunya vitamin C sebagai faktor yang dapat dimodifikasi agar dapat memperbaiki
prognosis pasien LNH. Hal ini menjadi penting terutama untuk mencegah terjadinya
relaps dan memanjangnya pengobatan kemoterapi akibat belum tercapainya keadaan
remisi komplit pada pasien LNH, sehingga penelitian mengenai pola nutrisi menjadi
penelitian yang penting untuk ditelaah lebih lanjut.
BAB II
ISI

A. IDENTITAS JURNAL

1. Judul Jurnal

Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Kadar Serum LDH dan


Kualitas Hidup Pasien Limfoma Non–Hodgkin

2. Penulis

a. Shahnaz Fathia,

b. Mediarty Syahrir,

c. Monika Anastasia,

d. Erial Bahar

3. Nama jurnal

Sriwijaya Journal of Medicine

4. Penerbit

Sriwijaya Journal of Medicine

5. Tahun terbit dan edisi/volume

Volume 4 No.2 / 2021

6. Nomor Issue

B. ISI JURNAL

1. Latar belakang

Limfoma Non-Hodgkin (LNH) adalah bentuk paling umum dari


keganasan limfoid pada populasi dewasa. Kelompok keganasan
primer limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T dan
kadang (amat jarang) berasal dari sel natural killer (NK) yang berada
dalam sistem limfe, yang sangat heterogen, baik tipe histopatologi,
gejala, perjalanan klinis, respon terhadap pengobatan dan prognosis
Lactate dehydrogenase (LDH) adalah enzim penting yang
ditemukan pada hampir semua sel hidup, yang mengkatalisasi
transformasi antara piruvat dan laktat, terkait juga dengan konversi
antara NADH dan NAD+. LDH merupakan salah satu penanda kanker
yang digunakan untuk evaluasi respon terhadap pengobatan

Vitamin C (asam askorbat) adalah nutrisi penting dengan sejumlah


efek yang menguntungkan bagi tubuh manusia. Manusia dan beberapa
jenis spesies mamalia yang lain, tidak dapat memproduksi sendiri
kebutuhan vitamin C dan tergantung pada sumber makanan untuk
memenuhi kebutuhannya

Peningkatan survival rate pada pasien LNH dalam beberapa tahun


terakhir, menunjukkan bahwa terdapat peran faktor nutrisi, dalam hal
ini mikronutrien, salah satunya vitamin C sebagai faktor yang dapat
dimodifikasi agar dapat memperbaiki prognosis pasien LNH. Hal ini
menjadi penting terutama untuk mencegah terjadinya relaps dan
memanjangnya pengobatan kemoterapi akibat belum tercapainya
keadaan remisi komplit pada pasien LNH, sehingga penelitian
mengenai pola nutrisi menjadi penelitian yang penting untuk ditelaah
lebih lanjut

2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek


suplementasi vitamin C terhadap kadar LDH dan kualitas hidup pada
pasien non-Hodgkin lymphoma (NHL).

3. Metode penelitian

Penelitian ini merupakan pilot study dengan uji klinik terbuka yang
dilakukan di Poliklinik Hemato – Onkologi Medik dan bangsal
perawatan bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang mulai Februari
sampai Mei 2021. Sebanyak 15 pasien yang memenuhi kriteria inklusi
dengan data yang lengkap dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis
data. Uji normalitas Shapiro – Wilk dilakukan untuk melihat distribusi
data karakteristik subjek penelitian.

4. Hasil Penelitian

a. Deskripsi umum subjek penelitian

Penelitian ini menilai asupan vitamin C dengan nutrisurvey,


terdapat perbedaan yang didapatkan antara sebelum dan sesudah
diberikan vitamin c pada nutrisurvey

b. Pengaruh pemberian vitamin C pada kadar LDH dan nutrisurvey


vitamin

Penilaian skor kualitas hidup sebelum dan sesudah


dilakukan perlakuan terdapat kenaikan. Untuk skala fungsi pada
kelompok low grade sebelum perlakuan didapatkan data yang
tidak terdistribusi normal. dengan nilai median 91.11 (62.2 –
93.3) dan sesudah perlakuan nilai median 95.56 (77.78 - 95.56)

Untuk skala fungsi pada kelompok high grade sebelum


perlakuan didapatkan data yang tidak terdistribusi normal
dengan nilai median 65.55 (51.11 – 95.56) dan sesudah
perlakuan didapatkan median 78.89 (51.11 – 100).

c. Pengaruh pemberian vitamin C pada komponen kualitas hidup

Pada penilaian korelasi antara kadar vitamin C dengan


kadar serum LDH sebelum perlakuan pada kelompok high grade
dengan menggunakan uji Spearman rho didapatkan hubungan
korelasi kuat dengan arah korelasi bersifat negatif antara kadar
serum vitamin C dengan kadar LDH

d. korelasi kadar vitamin C dengan LDH pada kelompok High


Grade

Setelah perlakuan didapatkan korelasi kuat dengan arah


korelasi positif antara nutrisurvey dengan skala gejala
e. korelasi kadar vitamin C dengan kualitas hidup (skala fungsi dan
skala gejala) pada kelompok High Grade

Untuk kelompok high grade, pada setelah perlakuan


didapatkan korelasi kuat dengan arah korelasi bersifat negatif
antara nutrisurvey dengan skala gejala

5. Kesimpulan

Suplementasi vitamin C mempengaruhi penurunan kadar serum


LDH pada semua stadium klinis pasien LNH dan mempengaruhi
perbaikan kualitas hidup pasien LNH pada stadium lanjut atau high
grade. Suplementasi vitamin C mempengaruhi korelasi antara kadar
vitamin C dengan komponen skala gejala kualitas hidup pasien LNH
pada stadium lanjut atau high grade

6. Saran

Ada beberapa mekanisme potensial di mana vitamin C dapat


meningkatkan kualitas hidup untuk pasien kanker. Salah satunya
adalah kondisi defisiensi vitamin C yang ditemukan pada banyak
pasien kanker Suplementasi dapat meningkatkan kualitas hidup
dengan menghilangkan gejala kelelahan dan berbagai gejala lain yang
disebabkan oleh keadaan kekurangan vitamin C kronis pada pasien
kanker.
BAB III

RELEVANSI DAN PENERAPAN PADA KEPERAWATAN DI INDONESIA

Vitamin C sebagai terapi kanker memiliki masa lalu yang kontroversial.


Hal yang menarik adalah uji klinis kecil yang menunjukkan beberapa respons,
namun tanpa alasan yang jelas mengapa kanker harus merespons vitamin C atau
jalan ke depan untuk menjelaskan pasien mana yang paling mungkin merespons.
Kini semakin banyak penelitian praklinis yang menunjukkan bagaimana vitamin
C dosis tinggi dapat bermanfaat bagi pasien kanker. Yang penting, studi praklinis
ini memberikan dasar pemikiran yang jelas dan biomarker potensial yang dapat
membantu mempersonalisasi pendekatan terapeutik dan mengidentifikasi populasi
pasien yang cenderung merespons terapi vitamin C dosis tinggi. Karena
mekanisme kerja vitamin C semakin jelas, kita dapat mengusulkan kombinasi
vitamin C dengan cara yang lebih rasional dan berdasarkan hipotesis.

Bukti biologis dan data farmakokinetik klinis memberikan masuk akal


biologis terhadap gagasan bahwa vitamin C dapat mempengaruhi biologi kanker
dan mungkin menjelaskan sebagian hasil negatif dari uji coba Mayo Clinic.
Dengan demikian, sudah cukup banyak bukti yang terkumpul, bukan untuk
menggunakan vitamin C sebagai pengobatan kanker, namun untuk
mengeksplorasi lebih jauh konsep terapeutiknya (Padayatty, 2006).

Padayatty, S. J., Riordan, H. D., Hewitt, S. M., Katz, A., Hoffer, L. J., &
Levine, M. (2006). Intravenously administered vitamin C as cancer therapy:
three cases. CMAJ : Canadian Medical Association journal = journal de
l'Association medicale canadienne, 174(7), 937–942.
https://doi.org/10.1503/cmaj.050346

Anda mungkin juga menyukai