Kegiatan : Penjabaran langkah-langkah elemen DSD (Kasus DM tipe 2)
1. Tentukan peran dan distribusikan tugas di antara anggota tim:
a. Membuat daftar peran dan tanggung jawab yang jelas bagi setiap anggota tim perawatan, termasuk perawat, dokter, terapis, dan tenaga medis lainnya. - Dokter: Evaluasi parameter klinis pasien, menentukan target perawatan, dan menentukan regimen medikasi untuk pasien - Perawat: Edukasi dan pendampingan pasien, monitoring dan kunjungan rutin, melakukan supervisi perilaku kesehatan pasien serta case manager dan rujukan - Farmasi: Memastikan adanya ketersediaan logistic seperti obat, insulin, serta melakukan edukasi cara penyimpanan obat, dan aintenance - Petugas asuransi: Meningkatkan pelayanan pemeliharaan kesehatan terkait biaya pelayanan kesehatan Pengaplikasian dalam kasus : Dokter : Menyampaikan kepada kolega mengenai penyakit DM yang diderita pasien terdapat luka ulkus di punggung dan kaki kanannya. Perawat : Memberi edukasi terkait pengaturan diit, senam DM, dan cara perawatan dirumah Farmasi : Menyiapkan terapi insulin 3 kali sehari ( 9-9-11) sebelum makan sesuai advise dokter Petugas asuransi : Menjelaskan mengenai asuransi yang bisa digunakan pasien supaya pasien tidak mengeluarkan biaya yang banyak selama menjalani perawatan b. Menggunakan pertemuan tim reguler untuk membahas distribusi tugas, memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki pemahaman yang jelas tentang peran dan kontribusinya dalam perawatan pasien. Dalam pembentukan tim, kita harus samakan persepsi target capaian, agar tidak bergerak sendiri dalam perawatan pasien karena setiap pasien memiliki penyait yang berbeda beda. Lalu identifikasi jobdesk perawatan dan lakukan permbagian tugas serta pertimbangkan skill dan kewenangan jangan sampai ada tenaga medis yang bekerja di luar skill dan kewenangan agar Delivery System Design dapat tercapai. Pengaplikasian dalam kasus : Dokter menghimbau untuk melaksanakan pembagian tugas yang telah didiskusikan Perawat : menjelaskan terkait pola diit DM adalah tujuannya untuk mengatur kadar gula darah dalam batas normal, dan tidak menyebabkan luka ulkus pasien kembali kambuh. Tatalaksananya adalah dengan membatasi makanan yang mengandung gula pasir, es krim, sirup manisan, dendeng, dll karena akan memicu gula darah naik. Serta menjelaskan makanan yang aman untuk dikonsumsi adalah makanan yang terbuat dari biji-bijian, atau karbo kompleks seperti nasi merah, ubi panggnagng, oatmeaal, roti gandum, daging tanpa lemak, sayuran yang direbus/dikukus. Petugas asuransi : Memberikan penjelasakan kepada pasien bahwa asuransi kesehatan misalnya BPJS dapat digunakan pada dua kondisi. Pertama, kondisi sakit yang harus melalui faskes pertama untuk ketahapan faskes kedua. Kedua yaitu kondisi sakit yang parah atau kondisi darurat yang membutuhkan perawatan medis dengan cepat dan langsung masuk ke IGD yaitu langsung dengan faskes kedua. 2. Gunakan interaksi terencana untuk mendukung perawatan berbasis bukti a. Merencanakan pertemuan reguler atau kunjungan berbasis jadwal dengan pasien untuk menyampaikan informasi tentang pengobatan, pemantauan kondisi, dan tindak lanjut yang direkomendasikan Interaksi merupakan kontak dengan pasien untuk mengatasi suatu situasi dalam managemen penyakitnya. Dalam interaksi diberikan pelayanan berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukti klinis, dan memberikan managemen diri secara reguler dan terjadwal dan agar tidak tercampur dengan kondisi yang akut akibat perburukannya. Pengaplikasian dalam kasus : Interaksi pertama Kunjungan ke rumah pasien untuk mengetahui koping atau pengkajian masalah prioritas pasien. Tanyakan terkait apakah pasien merasa sesak ketika berjalan, apakah kaki dan tangan terasa kesemutan, tanyakan nafsu makan, kaji hb pasien b. Menggunakan literatur ilmiah dan pedoman klinis sebagai dasar untuk memberikan perawatan berbasis bukti kepada pasien, serta memberikan penjelasan dan edukasi yang relevan. Dalam memberikan perawatan berbasis bukti, dapat menggunakan berbagai metode sesuai karakteristik pasien (audio, visual, psikomotor). Serta dapat menggunakan berbagai media pendukung, yang terpenting adalah menyesuaikan dengan kemampuan pasien. Pengaplikasian dalam kasus : masa perawatan yang lama membutuhkan konsistensi perawatan dari pasien maupun keluarga. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan perawatan diri di rumah. Salah satunya dengan diabetes self-management education and support sebagai implementasi patient centered care. Salah satu metode self- management support pada pasien DM adalah (DSME/S). 3. Meberikan layanan manajemen kasus klinis untuk pasien kompleks a. Mengidentifikasi pasien-pasien yang membutuhkan manajemen kasus klinis yang lebih intensif, seperti pasien dengan kondisi kronis yang kompleks atau yang memerlukan koordinasi perawatan dari berbagai penyedia layanan kesehatan. Antara lain; - Kondisi fisik pasien Saat kunjungan langsung ke pasien dapat melakukan pemeriksaan fisik. Jika tidak bisa bertemu secara langsung maka bisa ditanyakan ke pasien secara subjektif - Kondisi psikologis pasien Mengkaji respon psikologis pada pasien, misalnya marah, takut, gelisah, kesedihan, karena akan berpengaruh pada self-management pasien - Terapi pasien Terapi pada pasien dapat berupa terapi obat, terapi aktivitas fisik, dan terapi diet. - Penyesuaian lifestyle pasien Rata-rata kondisi kronis pasien disebabkan oleh lifestyle yang kurang sehat dan berlangsung lama sehingga butuh penyesuaiaan dan modifikasi pada pasien. Pengaplikasian dalam kasus : Memberikan edukasi kepada pasien untuk menjaga asupan protein untuk membantu penyembuhan luka ulkus pasien. Memberikan penjelasan terkait kebersihan kaki, yaitu pasien agar menjaga kaki supaya tidak lembab, penggunaan alas kaki yang tepat. Memberi lotion dengan coconut oil untuk menjaga hidrasi daerah sekitar luka. Mengajarkan dan melatih senam kaki pada pasien dengan luka pada kaki. b. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan pasien dan mengembangkan rencana perawatan yang terkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Evaluasi yang dapat dilakukan antara lain; - Koordinasi sumber daya agar dapat dilakukan sendiri oleh pasien diluar rumah sakit secara mandiri - Mengelola faskes yang berada dekan dengan pasien agar pasien tidak selalu ke rumah sakit 4. Pastikan tindak lanjut rutin oleh tim perawatan a. Mengatur pertemuan atau komunikasi rutin antara anggota tim perawatan untuk membahas perkembangan pasien, meninjau rencana perawatan, dan mengevaluasi keefektifan intervensi yang telah dilakukan Pencapaian dalam menilai keefektifan interaksi antara lain; - Apakah suatu interaksi yang produktif dapat tercapai (menghasilkan suatu perbaikan) dan terapeutik (mengandung efek terapi) pada pasien, misalkan komunikasi dan pengaturan pola makan - Apakah issue psikososial tertangani/tidak - Apakah kondisi pasien termonitor dengan baik - Apakah perubahan pola hidup menjadi lebih baik - Apakah pengobatan dan terapi dilakukan secara optimal/tidak Pengaplikasian dalam kasus : Evaluasi gula darah, ttv pasien. Anjurkan untuk memepetahanlan self- managemen apabila hasilnya bagus. Lakukan tindak lanjut yaitu perawatan luka rutin pada punggung dan kaki pasien DM yang mengalami luka. b. Memastikan bahwa setiap anggota tim perawatan memiliki pemahaman yang jelas tentang tindak lanjut yang diharapkan dari mereka dan memastikan bahwa tindak lanjut ini dilakukan secara konsisten Pengaplikasian dalam kasus : Tim proaktif menghubungi pasien interaksi 20-40 menit untuk bekerja sama dalam menangani masalah dan melakukan tindak lanjut yaitu melakukan perawatan luka rutin pada punggung dan kaki pasien DM yang mengalami luka setiap 3 hari sekali. 5. Berikan perawatan yang dipahami pasien dan sesuai dengan latar belakang budaya mereka a. Melakukan evaluasi budaya untuk memahami nilai-nilai, kepercayaan, dan praktik kesehatan pasien, serta memastikan bahwa perawatan yang diberikan sesuai dengan latar belakang budaya mereka Tenaga kesehatan bisa menemukan harmoni antara terapi dan budaya atau kepercayaan pasien. Aspek kunci asuhan peka budaya yaitu: - Pahami konsep budaya dan kepercayaan pasien terkait kondisi yang dihadapi pasien - Kaji bagaimana sisi budaya dan kepercayaan dalam menilai kondisi penyakitnya - Identifikasi ketidaksesuaiaan dengan tatalaksana (dengan analisis kasus) - Diskusikan ketidaksesuaian tersebut secara terbuka dan objektif - Jangan mempertentangkan (pendekatan solutif win-win) - Kompromi dalam batas tertentu Pengaplikasian dalam kasus : Tanyakan terkait pemikiran pasien tentang penyakitnya Berikan dukungan bahwa penyakit yang dialami adalah kehendak Tuhan YME dan perawatan yang dijalani saat ini adalah bentuk usaha untuk kesembuhan pasien. Yakinkan bahwa tenaga kesehatan yang merawat akan memberikan asuhan perawatan yang terbaik untuk kesembuhan pasien. Anjurkan pasien untukberibadan dan berdoa selalu sesuai keyakinan-Nya b. Mengkomunikasikan informasi perawatan dengan cara yang dipahami oleh pasien, menggunakan bahasa yang sesuai dan memanfaatkan terjemahan atau layanan interpreter jika diperlukan
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu