Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM HOME CARE

Nama Mahasiswa : Yuka Dyah Ayu Mustikaningrum

NIM : 23517010911036

Kelompok : 2

Topik : Delivery System Design

Kegiatan : Penjabaran langkah-langkah elemen DSD (Kasus DM tipe 2)

1. Tentukan peran dan distribusikan tugas di antara anggota tim:


a. Membuat daftar peran dan tanggung jawab yang jelas bagi setiap
anggota tim perawatan, termasuk perawat, dokter, terapis, dan
tenaga medis lainnya.
- Dokter: Evaluasi parameter klinis pasien, menentukan target
perawatan, dan menentukan regimen medikasi untuk pasien
- Perawat: Edukasi dan pendampingan pasien, monitoring dan
kunjungan rutin, melakukan supervisi perilaku kesehatan pasien serta
case manager dan rujukan
- Farmasi: Memastikan adanya ketersediaan logistic seperti obat,
insulin, serta melakukan edukasi cara penyimpanan obat, dan
aintenance
- Petugas asuransi: Meningkatkan pelayanan pemeliharaan kesehatan
terkait biaya pelayanan kesehatan
Pengaplikasian dalam kasus :
Dokter : Menyampaikan kepada kolega mengenai penyakit DM yang
diderita pasien terdapat luka ulkus di punggung dan kaki kanannya.
Perawat : Memberi edukasi terkait pengaturan diit, senam DM, dan cara
perawatan dirumah
Farmasi : Menyiapkan terapi insulin 3 kali sehari ( 9-9-11) sebelum
makan sesuai advise dokter
Petugas asuransi : Menjelaskan mengenai asuransi yang bisa digunakan
pasien supaya pasien tidak mengeluarkan biaya yang banyak selama
menjalani perawatan
b. Menggunakan pertemuan tim reguler untuk membahas distribusi
tugas, memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki pemahaman
yang jelas tentang peran dan kontribusinya dalam perawatan pasien.
Dalam pembentukan tim, kita harus samakan persepsi target capaian, agar
tidak bergerak sendiri dalam perawatan pasien karena setiap pasien
memiliki penyait yang berbeda beda. Lalu identifikasi jobdesk perawatan
dan lakukan permbagian tugas serta pertimbangkan skill dan kewenangan
jangan sampai ada tenaga medis yang bekerja di luar skill dan
kewenangan agar Delivery System Design dapat tercapai.
Pengaplikasian dalam kasus :
Dokter menghimbau untuk melaksanakan pembagian tugas yang telah
didiskusikan
Perawat : menjelaskan terkait pola diit DM adalah tujuannya untuk
mengatur kadar gula darah dalam batas normal, dan tidak menyebabkan
luka ulkus pasien kembali kambuh. Tatalaksananya adalah dengan
membatasi makanan yang mengandung gula pasir, es krim, sirup manisan,
dendeng, dll karena akan memicu gula darah naik.
Serta menjelaskan makanan yang aman untuk dikonsumsi adalah makanan
yang terbuat dari biji-bijian, atau karbo kompleks seperti nasi merah, ubi
panggnagng, oatmeaal, roti gandum, daging tanpa lemak, sayuran yang
direbus/dikukus.
Petugas asuransi : Memberikan penjelasakan kepada pasien bahwa
asuransi kesehatan misalnya BPJS dapat digunakan pada dua kondisi.
Pertama, kondisi sakit yang harus melalui faskes pertama untuk ketahapan
faskes kedua. Kedua yaitu kondisi sakit yang parah atau kondisi darurat
yang membutuhkan perawatan medis dengan cepat dan langsung masuk
ke IGD yaitu langsung dengan faskes kedua.
2. Gunakan interaksi terencana untuk mendukung perawatan berbasis
bukti
a. Merencanakan pertemuan reguler atau kunjungan berbasis jadwal
dengan pasien untuk menyampaikan informasi tentang pengobatan,
pemantauan kondisi, dan tindak lanjut yang direkomendasikan
Interaksi merupakan kontak dengan pasien untuk mengatasi suatu situasi
dalam managemen penyakitnya. Dalam interaksi diberikan pelayanan
berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukti klinis, dan memberikan
managemen diri secara reguler dan terjadwal dan agar tidak tercampur
dengan kondisi yang akut akibat perburukannya.
Pengaplikasian dalam kasus :
Interaksi pertama
Kunjungan ke rumah pasien untuk mengetahui koping atau pengkajian
masalah prioritas pasien. Tanyakan terkait apakah pasien merasa sesak
ketika berjalan, apakah kaki dan tangan terasa kesemutan, tanyakan nafsu
makan, kaji hb pasien
b. Menggunakan literatur ilmiah dan pedoman klinis sebagai dasar
untuk memberikan perawatan berbasis bukti kepada pasien, serta
memberikan penjelasan dan edukasi yang relevan.
Dalam memberikan perawatan berbasis bukti, dapat menggunakan
berbagai metode sesuai karakteristik pasien (audio, visual, psikomotor).
Serta dapat menggunakan berbagai media pendukung, yang terpenting
adalah menyesuaikan dengan kemampuan pasien.
Pengaplikasian dalam kasus : masa perawatan yang lama membutuhkan
konsistensi perawatan dari pasien maupun keluarga. Hal ini dapat
dilakukan melalui peningkatan kemampuan perawatan diri di rumah.
Salah satunya dengan diabetes self-management education and support
sebagai implementasi patient centered care. Salah satu metode self-
management support pada pasien DM adalah (DSME/S).
3. Meberikan layanan manajemen kasus klinis untuk pasien kompleks
a. Mengidentifikasi pasien-pasien yang membutuhkan manajemen
kasus klinis yang lebih intensif, seperti pasien dengan kondisi kronis
yang kompleks atau yang memerlukan koordinasi perawatan dari
berbagai penyedia layanan kesehatan.
Antara lain;
- Kondisi fisik pasien
Saat kunjungan langsung ke pasien dapat melakukan pemeriksaan
fisik. Jika tidak bisa bertemu secara langsung maka bisa ditanyakan ke
pasien secara subjektif
- Kondisi psikologis pasien
Mengkaji respon psikologis pada pasien, misalnya marah, takut,
gelisah, kesedihan, karena akan berpengaruh pada self-management
pasien
- Terapi pasien
Terapi pada pasien dapat berupa terapi obat, terapi aktivitas fisik, dan
terapi diet.
- Penyesuaian lifestyle pasien
Rata-rata kondisi kronis pasien disebabkan oleh lifestyle yang kurang
sehat dan berlangsung lama sehingga butuh penyesuaiaan dan
modifikasi pada pasien.
Pengaplikasian dalam kasus :
Memberikan edukasi kepada pasien untuk menjaga asupan protein untuk
membantu penyembuhan luka ulkus pasien.
Memberikan penjelasan terkait kebersihan kaki, yaitu pasien agar
menjaga kaki supaya tidak lembab, penggunaan alas kaki yang tepat.
Memberi lotion dengan coconut oil untuk menjaga hidrasi daerah sekitar
luka.
Mengajarkan dan melatih senam kaki pada pasien dengan luka pada kaki.
b. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan pasien dan
mengembangkan rencana perawatan yang terkoordinasi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Evaluasi yang dapat dilakukan antara lain;
- Koordinasi sumber daya agar dapat dilakukan sendiri oleh pasien
diluar rumah sakit secara mandiri
- Mengelola faskes yang berada dekan dengan pasien agar pasien tidak
selalu ke rumah sakit
4. Pastikan tindak lanjut rutin oleh tim perawatan
a. Mengatur pertemuan atau komunikasi rutin antara anggota tim
perawatan untuk membahas perkembangan pasien, meninjau
rencana perawatan, dan mengevaluasi keefektifan intervensi yang
telah dilakukan
Pencapaian dalam menilai keefektifan interaksi antara lain;
- Apakah suatu interaksi yang produktif dapat tercapai (menghasilkan
suatu perbaikan) dan terapeutik (mengandung efek terapi) pada pasien,
misalkan komunikasi dan pengaturan pola makan
- Apakah issue psikososial tertangani/tidak
- Apakah kondisi pasien termonitor dengan baik
- Apakah perubahan pola hidup menjadi lebih baik
- Apakah pengobatan dan terapi dilakukan secara optimal/tidak
Pengaplikasian dalam kasus :
Evaluasi gula darah, ttv pasien. Anjurkan untuk memepetahanlan self-
managemen apabila hasilnya bagus.
Lakukan tindak lanjut yaitu perawatan luka rutin pada punggung dan kaki
pasien DM yang mengalami luka.
b. Memastikan bahwa setiap anggota tim perawatan memiliki
pemahaman yang jelas tentang tindak lanjut yang diharapkan dari
mereka dan memastikan bahwa tindak lanjut ini dilakukan secara
konsisten
Pengaplikasian dalam kasus : Tim proaktif menghubungi pasien interaksi
20-40 menit untuk bekerja sama dalam menangani masalah dan
melakukan tindak lanjut yaitu melakukan perawatan luka rutin pada
punggung dan kaki pasien DM yang mengalami luka setiap 3 hari sekali.
5. Berikan perawatan yang dipahami pasien dan sesuai dengan latar
belakang budaya mereka
a. Melakukan evaluasi budaya untuk memahami nilai-nilai,
kepercayaan, dan praktik kesehatan pasien, serta memastikan bahwa
perawatan yang diberikan sesuai dengan latar belakang budaya
mereka
Tenaga kesehatan bisa menemukan harmoni antara terapi dan
budaya atau kepercayaan pasien. Aspek kunci asuhan peka budaya
yaitu:
- Pahami konsep budaya dan kepercayaan pasien terkait kondisi yang
dihadapi pasien
- Kaji bagaimana sisi budaya dan kepercayaan dalam menilai kondisi
penyakitnya
- Identifikasi ketidaksesuaiaan dengan tatalaksana (dengan analisis
kasus)
- Diskusikan ketidaksesuaian tersebut secara terbuka dan objektif
- Jangan mempertentangkan (pendekatan solutif win-win)
- Kompromi dalam batas tertentu
Pengaplikasian dalam kasus :
Tanyakan terkait pemikiran pasien tentang penyakitnya
Berikan dukungan bahwa penyakit yang dialami adalah kehendak Tuhan
YME dan perawatan yang dijalani saat ini adalah bentuk usaha untuk
kesembuhan pasien.
Yakinkan bahwa tenaga kesehatan yang merawat akan memberikan
asuhan perawatan yang terbaik untuk kesembuhan pasien.
Anjurkan pasien untukberibadan dan berdoa selalu sesuai keyakinan-Nya
b. Mengkomunikasikan informasi perawatan dengan cara yang
dipahami oleh pasien, menggunakan bahasa yang sesuai dan
memanfaatkan terjemahan atau layanan interpreter jika diperlukan

Anda mungkin juga menyukai