TERAPI DIGNITY
(TERAPY MARTABAT)
Lampiran pertanyaan :
2) Identitas Klien
3) Status kesehatan
8) Pemeriksaan Fisik
Perawatan Di Rumah
Alternatif lainnya adalah meninggal di rumah. Untuk alternatif ini, beberapa faktor harus
dipertimbangkan karena perawatan teradap orang yang menjelang ajal di rumah menciptakan
ketegangan lebih bagi pemberi perawatan. Jika kebutuhan pasien lebih besar dari sumber-sumber
yang ada, maka pasien dan pemberi perawatan dapat merasakan pengalaman sebagai sesuatu
yang negatif. Banyak pertanyaan yang harus dijawab :
Siapa yang akan memberikan perawatan?
Apakah orang tersebut mampu mempertahankan kontinuitas asuhan?
Adakah sumber pendukung yang lain, seperti teman-teman, layanan sosial, rumah
sakit terdekat, layanan hospice dan bantuan medis serta finansial?
Ke amanan dan keselamatan pasien serta dukungan pemberi perawatan harus mendapat
perawat yang seimbang (Stanley, 2006).
Perawatan di rumah sangat bergantung kepada besarnya komitmen dan kekuatan beberapa orang
mengkoordinasikan dan memberikan perawatan. Sebelum menjadi pemberi perawatan, refleksi
pribadi perlu dilakukan. Keyakinan dan kesungguhan yang baik bukan satu-satunya sifat karakter
yang diperlukan untuk memikul untuk tanggung jawab ini. Pemberi asuhan yang berpotensi
perlu mengkaji kekuatan pribadinya, kemampuan dan keterbatasan yang berkaitan dengan peran
baru tersebut. Inventaris pribadi meliputi survei introspektif yang jujur terhadap keterampilan
organisasional seseorang, umur, kesehatan, tingkat energi, fleksibilitas, dan kemampuan
menyelesaikan masalah. Jenis pemeriksaan diri ini akan membantu orang tersebut
mengidentifikasi sikap dan perspektif yang akan dibawa dalam situasi ketika memberikan
perawatan (Stanley, 2006).
Pemberi perawatan yang potensial dapat merasa siap untuk menerima tanggung jawab
tersebut. Namun, setelah ia dilibatkan dalam proses, dapat muncul berbagai kesulitan dalam
memberikan perawatan fisik dan emosional yang tepat. Kesulitan ini sudah diperkirakan
sebelumnya dan bersifat normal, dan dapat memerlukan rujukan kepada sistem pendukung
tambahan. Perawatan terhadap orang-orang yang menjelang ajal merupakan pengalaman yang
berharga, memuaskan dan melelahkan. Refleksi yang jujur yang kontinu terhadap keterbatasan,
kekuatan dan kebuthan pemberi perawatan diperlukan untuk mempertahankan hubungan yang
kohesif dan saling mengormati dengan pasien yang menjelang ajal (Stanley, 2006).
1. Perhatian Perawat
Pada saat perawat bekerja dengan pasien lansia yang menghadapi kematian, akan muncul
banyak isu yang memengaruhi perawat untuk merawat pasien lansia yang menjelang ajal tersebut
secara kompeten.
a. Dukungan Kolega
b. Rasa Nyaman
c. Caring
d. Pemberian Asuhan dan Tindakan
e. Pendidikan
4. Berbagi perhatian
Saling berbagi perhatian dapat memenuhi kebutuhan perawat dan tim
pasien – pemberi perawatan.
a. Hubungan saling percaya
b. Martabat
c. Kualitas Hidup dan Kematian
d. Sentuhan
e. Status Fungsional
5. Spiritualitas
Memenuhi kebutuhan spiritual pasien yang akan meninggal harus menjadi perhatian utama
bagi perawat, pasien dan keluarga. Membantu pasien mengenali dan mengungkapkan kebutuhan
spiritualnya dapat membantu meningkatkan kualitas dan makna hidup (Stanley, 2006).
Menurut Koezier & Wikinson, 1993 cit Hamid, 2000, dimensi spiritual adalah upaya untuk
mempertahankan keharmonisan atau keselarasan 34dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab
atau mendapat kekuatan ketika menghadapi stress emosional, penyakit fisik, penyakit terminal
sampai dengan kematian. Kekuatan yang timbul di luar kekuatan manusia.dimensi spiritual
berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar, berjuang
untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional,
penyakit fisik, atau menjelang kematian (Padila, 2013).
Dimensi spiritual juga dapat menumbuhkan kekuatan yang timbul di luar kekuatan manusia
(Kozier, 2004). Spritualitas sebagai suatu yang multidimensi, yaitu dimensi eksistensial dan
dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, dan dimensi
agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Penguasa.
Spritualitas sebagai konsep dua dimensi. Dimensi vertikal adalah hubungan dengan tuhan atau
Yang Maha Tinggi yang menuntunj kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah
hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan lingkungan (Padila, 2013).
Kebutuhan spiritual (keagamaan) dapat memberikan ketenangan batiniah. Rasulullah
bersabda : “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau
penghayatan terhadap keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun
kesehatan mental, hal ini ditujkan dengan penelitian yang dilakukan oleh hawari (1997) yang
menyimpulkan bahwa lanjut usia yang religius akan tabah dan tenang menghadapi saat-saat
terakhir atau menghadapi fase terminal (kematian) daripada yang non religius (Padila, 2013).
Pada point spiritualitas hal apa saja yang bisa di tanyakan dan apa saja hal yang perlu di
perhatikan yaitu :
Hal yang perlu di perhatikan :
1. Hindari hal atau pertanyaan yang dapat membuat pasien berduka
2. Hindari pertanyaan terbuka
3. Hindari hal hal sensitif yang membuat pasien merasa tidak berguna
4. Berikan pertanyaan yang tertutup dan dapat mudah di pahami
Contoh yang dapat perawat tanyakan pada pasien :
1. Nek, selama ini apakah nenek masih ingat bahwa pertolongan tuhan itu pasti ada?
2. Apakah nenek masih ingat cara meminta pertolongan itu?
3. Apakah sampai sekarang nenek masih bisa untuk melakukan kewajiban nenek
sebagai hamba tuhan?
4. Apakah nenek ingin membaca Al qur’an?
5. Apakah nenek ingin mendengarkan suara atau lantunan Al qur’an saat ini?
\