Anda di halaman 1dari 15

DUKUNGAN KELUARGA PADA PERAWATAN PALIATIF

Nama Anggota :
Kelompok 4

Alek candra aditama 2019.c.11a.1036


Viorado yolandri 2019.c.11a.1068
Yapan harianto 2019.c.11a.1070
yessi 2019.c.11c.1071

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah ini.
Kami menyusun makalah ini dengan judul “Dukungan Keluarga Pada Perawatan
Paliatif”. Penulisan makalah ini bertujuan agar memenuhi tugas Mata Kuliah ….. dan diharapkan
sebagai sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ARTIKEL
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita yang
sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah tidak
memiliki respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan
ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Aziz, Witjaksono, & Rasjidi, 2008).
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien
(dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang
sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, social atau
spiritual. (World Health Organization (WHO) 2016).
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan pada pasien dengan penyakit yang
dapat membatasi hidup mereka atau penyakit terminal dimana penyakit ini sudah tidak lagi
merespon terhadap pengobatan yang dapat memperpanjang hidup(Robert, 2003).Perawatan
paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga dalam mengoptimalkan
kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan menghilangkan penderitaan.Perawatan
paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit termasuk fisik, intelektual, emosional, sosial,
dan kebutuhan spiritual serta untuk memfasilitasi otonomi pasien, mengakses informasi, dan
pilihan (National Consensus Project for Quality Palliative Care, 2013). Pada perawatan paliatif
ini, kematian tidak dianggap sebagai sesuatu yang harus di hindari tetapi kematian merupakan
suatu hal yang harus dihadapi sebagai bagian dari siklus kehidupan normal setiap yang bernyawa
(Nurwijaya dkk, 2010).
Permasalahan yang sering muncul ataupun terjadi pada pasien dengan perawatan paliatif
meliputi masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep diri, masalah dukungan keluarga
serta masalah pada aspek spiritual (Campbell, 2013). Perawatan paliatif ini bertujuan untuk
membantu pasien yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan hidup
selama mungkin. Perawatan paliatif ini meliputi mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya,
membuat pasien menganggap kematias sebagai proses yang normal, mengintegrasikan aspek-
aspek spikokologis dan spritual (Hartati & Suheimi, 2010). Selain itu perawatan paliatif juga
bertujuan agar pasien terminal tetap dalam keadaan nyaman dan dapat meninggal dunia dengan
baik dan tenang (Bertens, 2009).
Prinsip perawatan paliatif yaitu menghormati dan menghargai martabat serta harga diri
pasien dan keluarganya (Ferrel & Coyle, 2007). Menurut Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (KEMENKES, 2013)dan Aziz, Witjaksono, dan Rasjidi (2008) prisinsip pelayanan
perawatan paliatif yaitu menghilangkan nyeri dan mencegah timbulnya gejala serta keluhan fisik
lainnya, penanggulangan nyeri, menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses
normal, tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian, memberikan dukungan
psikologis, sosial dan spiritual, memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin,
memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita, serta menggunakan pendekatan
tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
Elemen dalam perawatan paliatif menurut National Consensus Project dalam Campbell
(2013), meliputi :
1. Populasi pasien. Dimana dalam populasi pasien ini mencangkup pasien dengan semua
usia, penyakit kronis atau penyakit yang mengancam kehidupan.
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga. Dimana pasien dan keluarga
merupakan bagian dari perawatan paliatif itu sendiri.
3. Tim interdisiplin. Tim ini termasuk profesional dari kedokteran, perawat, farmasi, pekerja
sosial, sukarelawan, koordinator pengurusan jenazah, pemuka agama, psikolog, asisten
perawat, ahli diet, sukarelawan terlatih.
4. Kemampuan berkomunikasi : Komunikasi efektif diperlukan dalam memberikan
informasi, mendengarkan aktif, menentukan tujuan, membantu membuat keputusan
medis dan komunikasi efektif terhadap individu yang membantu pasien dan keluarga.

1.2. Rumusan Masalah


kurangnya pemahaman dan kesadaran pada perawat menyebabkan kurangnya pemberian
perawatan paliatif pada pasien

1.3. Tujuan Umum


Agar mahasiswa mengetahui informasi dan gambaran tentang perawatan paliatif
1.4. Tujuan Kusus
1. Mampu menjelaskan tentang paliatif
2. Mampu membuat rencana tidakan keperawatan
3. Mampu menerapkan rencana keperawatan
BAB II
ARTIKEL
DAFTAR PUSTAKA
1. Baxter S, Beckwith SK, Clark D, Cleary J,Falzon D, Glaziou P, et al. Global athlas of
palliative care at the end of life. In: Connor SR dan Bermendo MCS. Worldwide
palliative care. England: Worldwide Palliative Care Alliance; 2014. p.1-102.
2. World Health Organization (WHO). Planning and implementing palliative care services:
a guide for programme managers. Geneva: WHO Library Cataloguing; 2016. p.1-79
3. Kelley AS, Meier DE. Palliative care a shifting paradigm. N Engl J Med.
2010;363(8):781-2.
4. Jang Y, Park NS, Chiriboga DA, Radhakrishnan K, Kim MT. The knowing doing gap in
advance directives in Asian Americans:The role of education and acculturation.
Innovation in Aging.2016;1(S1):756.
5. Radhakrishnan K, Van Scoy LJ, Jillapalli R, Saxena S, Kim MT. Community-based
game intervention to improve South Asian Indian Americans' engagement with advanced
care planning. Ethn Heal. 2017;0(0):1-19.
6. Turley M. Impact of a care directives activity tab in the electronic health record on
documentation of advance care planning. Perm J. 2016;20(2):43-8.
7. Biondo PD, Kalia R, Khan R-A, Asghar N, Banerjee C, Boulton D, etal. Understanding
advance care planning within the South Asiancommunity. Heal Expect. 2017;20(5):911-
9.
8. Sabatino CP. The evolution of health care advance planning law and policy. Milbank Q.
2010;88(2):211-39. 9.
9. Ades T, Yeargin P, Brown E, Kumar R, Rosario MD, Shead DA, etal. The advanced
cancer care treatment guidelines for patients. Plymouth Meeting, Pennsylvania: National
Comprehensive Cancer Network; 2008. p.1-82.
10. Kroning M. Advance directives education: a critical need. J Christ Nurs. 2014;31(4):220-
7.
11. Yennurajalingam S, Bruera E. Oxford american handbook of hospice and palliative
medicine and supportive care, 2nd ed. Madison Avenue, New York: Oxford university
press; 2016. p.1-487
12. Johnson PD, Ulrich A, Siv J, Taylor B, Tirschwell D, Creutzfeldt CJ. Planning after
stroke survival: advance care planning in the stroke clinic. J Am Heart Assoc.
2019;8(9):e011317.
13. World Health Organization (WHO). Essential medicine in palliative care [Internet].
Geneva: WHO; 2013 [cited 8 February 2018]. Available from:
http://www.who.int/cancer/palliative/definition/ en/
14. St Luke's Playmouth Hospice. National end of life qualifications and six steps
programme [Internet]. Leeds: St Luke's Playmouth Hospice; 2013 [Accessed 8 February
2018].

Anda mungkin juga menyukai