Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

“ASUHAN KEPERAWATAN PALLIATIVE CARE KANKER PARU STADIUM 2”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah palliative care

Dosen Pengampu:

Stephanie Melia, S.Kep., Ners., MNS

Disusun oleh:

MUHAMAD RIFKY ZAKI SATYA

432051420117022

PROGRAM S1 KEPERAWATAN 2017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2020
Kata Pengantar

Daftar isi
KATA PENGANTAR

puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah – Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “asuhan keperawatan paliative care KANKER PARU STADIUM 2”

penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu dnegan segala kerendahan hati membuka diri untuk menerima segala bentuk
kritikan dan saran yang dapat menambah nilaiinformasi pada tugas ini.semoga informasi
yang ada pada tugas ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswa
STIK IMMANUEL

oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini

November, 2020

penulis
BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien ( dewasa dan anak-anak ) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam nyawa, dengan cara meringankan penderita dari rasa
sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna dan penatalaksanaan
nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, social atau spiritual, WHO 2016.
Menurut WHO , 2016 penyakit yang termasuk dalam perawatan paliatif seperti
penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi 38,5% , kanker 34%, penyakit
pernafasan kronis 10,3% , HIV/AIDS 5,7% , diabetes 4,6% , dan memerlukan
perawatan paliatif sekitar 40-60 %. Pada tahun 2011 terdapat 29 juta orang
meninggal di karenakan penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif.
Kebanyakan orang yang membutuhkan keperawatan paliatif berada pada
kelompok dewasa 60% dengan usia lebih dari 60 tahun, dewasa usia ( 15-59 tahun
) 25%, pada usia 0-14 tahun yaitu 6% ( Baxter,el al, 2014).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan di adakan masalah ini pada pembahasan semoga mahasiswa
keperawatan dapat memahami dan menerapkan keperawatan paliatif dalam
dunia keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keperawatan paliatif
b. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keperawatan paliatif
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan keperawatan paliatif
d. Mahasiswa mampu menjelasakan prinsip keperawatan paliatif
e. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien paliatif

C. Metode Penulisan
Dalam pembuatan laporan ini saya menggunakan teknik studi kepustakaan yaitu
mempelajari buku-buku sumber dan mengambil bahan dari internet berupa jurnal
keperawatan untuk memperoleh bahan ilmiah yang berhubungan dengan
penulisan laporan.

D. Sistematika Penulisan
Laporan ini terdiri dari 5 bab, yaitu :
1. Bab I Pendahuluan
Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Menjelaskan tentang konsep paliatif care secara umum, konsep paliatif care
pada populasi sesuai khasus, konsep penyakit sesuai khasus.
3. Bab III Pembahasan khasus dan Asuhan keperawatan
Menjelaskan diagnosis keperawatan, rencana asuhan keperawatan.
4. Bab IV Terapi aktivitas kelompok
Berisi tentang terapi aktivitas yang akan di berikan
5. Bab V Kesimpulan dan saran
Menjelaskan mengenai kesimpulan akhir dari laporan dan saran-saran yang di
rekomendasikan.

BAB II
A. Konsep palliatif care
Paliatif berasal dari bahasa latin yaitu “Palium”, yang berarti
menyelimuti atau menyingkapi dengan kain atau selimuti untuk memberikan
kehangatan atau perasaan nyaman. berangkat dari makna kata tersebut sehingga
perawatan paliatif di dimaknai sebagai pelayanan yang memberikan
perasaan nyaman terhadap keluhan yang di rasakan oleh pasien. Sehingga
tujuan utama dari pelayanan perawatan paliatif adalah memberikan perasaan
nyaman pada pasien dan keluarga. Namun, pelayanan perawatan paliatif
tidak hanya mengatasi masalah fisik pasien akan tetapi juga mencakup
masalah dari aspek psikologis, social dan spiritual. Kesemua aspek tersebut
saling berintegrasi sehingga dapat saling mempengaruhi satu sama lain.
Selain itu, tenaga professional kesehatan, para pembuat kebijakan dan
masyarakat luas, memahami perawatan paliatif sama dengan perawatan di
akhir kehidupan (end-of-life care), Yodang ( 2018 ).
Perawatan paliatif merupakan perawatan total yang dilakukan secara
aktif terutama pada pasien yang menderita penyakit yang membatasi hidup,
dan keluarga pasien, yang dilakukan oleh tim secara interdisiplin, dimana
penyakit pasien tersebut sudah tidak dapat lagi berespon terhadap
pengobatan atau pasien yang mendapatkan intervensi untuk memperpanjang
masa hidup,Yodang ( 2018 ).
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit
yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan
penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (WHO 2016).

B. Konsep palliatif care Kanker Paru


Integrasi perawatan paliatif ke dalam penatalaksanaan kanker terpadu telah lama
dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO, seiring dengan terus meningkatnya
jumlah pasien kanker sebagai akibat dari meningkatnya usia harapan hidup
manusia. Di Indonesia, sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium
lanjut, sehingga angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum
seperti yang diharapkan meskipun tatalaksana kanker telah berkembang dengan
pesat. Pasien dengan kondisi tersebut mengalami penderitaan yang memerlukan
pendekatan terintegrasi berbagai disipilin ilmu agar pasien tersebut memiliki
kualitas hidup yang baik dan pada akhir hayatnya meninggal secara bermartabat.
Hal ini merupakan kebutuhan penting bagi kemanusiaan terutama untuk pasien
dengan penyakit yang tidak bias disembuhkan, WHO ( 2017 ).
Program paliatif merupakan pendekatan yang efektif bagi pasien yang
penyakitnya tidak dapat disembuhkan untuk mengurangi penderitaan dan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarganya. Hal ini untuk mengantisipasi
masalah yang mungkin timbul dan meminimalkan dampak dari progresifitas
penyakit sehingga pasien dapat berfungsi semaksimal mungkin sembelum akhirnya
meninggal.

C. Trajekteori Proses kematian

Terminal illness atau penyakit terminal yaitu merupakan gambaran dari penyakit
aktif yang ganas dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang bervariasi,
serta tidak dapat disembuhkan seperti kanker, HIV, Stroke. Dari awal diagnosa
memerlukan perawatan palliatif, lalu saat terjadi penurunan dilakukan rujukan ke
RS untuk dilakukan pengobatan terapi (seperti kemoterapi 1 bulan), kemudian
mengahadapi kematian secara bermartabat.

D. Konsep Kanker Paru


1. Definisi
Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru (metastasis tumor
paru) maupun yang berasal dari paru sendiri, dimana kelainan dapat disebabkan
oleh kumpulan perubahan genetika pada sel epitel saluran nafas, yang dapat
mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapat dikendalikan. Kanker paru primer
yaitu tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (Purba,
2015).
Kanker paru merupakan kanker yang onsetnya dimulai dari paru-paru dimana
terjadi pertumbuhan sel abnormal yang sangat cepat dan tidak terkendali.
Pertumbuhan sel yang tidak normal tersebut dipicu oleh kerusakan DNA
diantaranya adanya delesi pada bagian DNA, inaktivasi gen supresor tumor,
aktivasi proto-onkogen menjadi onkogen, tidak terjadinya apoptosis dan aktivitas
dari enzim telomerase.(Yu, dkk, 2014; Yolder dkk,2010).

2. Etiologi
Kanker paru dapat disebabkan oleh polusi udara, paparan zat karsinogenik di
tempat kerja seperti asebstos, kromium, hidrokarbon polisiklik dan gas radon yang
ditemukan secara alami dalam batu, air tanah dan tanah (Purba, 2015)

serta perokok pasif, Perokok pasif adalah orang yang menghirup asap rokok dari
orang lain. Risiko kanker paru dapat terjadi pada anak-anak yang terpapar asap
rokok selama 25 tahun . Wanita yang hidup dengan pasangan perokok juga terkena
risiko kanker paru 2-3 kali lipat (Rahmawan, 2010).

3. Faktor Resiko
a. Kebiasaan merokok menjadi penyebab utama.
b. Faktor usia diatas 50 tahun.
c. Faktor genetic ada nya riwayat kanker paru dalam anggota keluarga
d. Faktor karsinogen diantaranya zat kimia, radiasi, virus, hormone, dan iritasi
kronis.
e. Faktor perilaku/ gaya hidup diantaranya kebiasaan merokok atau terpapar
rokok. Kemenkes RI ( 2019 ).
4. Klasifikasi
Tingkat stadium kanker paru di bagi menjadi 4 menurut anonym 2014 :
a. Stadium 1
Pertumbuhan kanker paru masih terbatas pada paru-paru dan di kelilingi
oleh jaringan paru-paru.
b. Stadium 2
Kanker telah menyebar dekat kelenjar getah bening
c. Stadium 3a
Kanker telah menyebar kelaur paru-paru tetapi masih bisa di ambil dengan
operasi bedah.
Stadium 3b
Kanker telah menyebar keluar paru-paru dan tidak bisa di ambil dengan
operasi bedah.
d. Stadium 4
Kanker telah menyebar ke organ lain/jaringan tubuh yang lain ( metastasis).
5. Tanda dan gejala
Gejala klinis kanker paru tidak khas tetapi batuk, sesak napas, atau nyeri
dada ( gejala respirasi ) lama atau tidak kunjung sembuh dengan pengobatan
biasa pada kelompok resiko harus di tidak lanjuti untuk prosedur diagnosis
kanker paru.

Gejala yang berkaitan dengan pertumbuhan tumor langsung, seperti batuk,


hemoptisis, nyeri dada dan sesak napas/stridor. Batuk merupakan gejala
tersering (60-70%) pada kanker paru, ( Kemenkes, 2016 ).

6. Phatway
7. Diagnostik Penunjang
a. Foto toraks AP/lateral merupakan pemeriksaan awal untuk menilai pasien
dengan kecurigaan terkena kanker paru [rekomendasi A].
b. CT scan toraks dilakukan sebagai evaluasi lanjut pada pasien dengan
kecurigaan kanker paru, dan diperluas hingga kelenjar adrenal untuk menilai
kemungkinan metastasis hingga regio tersebut [rekomendasi A].
c. Bronkoskopi adalah prosedur utama yang dapat menetapkan diagnosis kanker
paru [rekomendasi A].
d. Spesimen untuk menghasilkan pemeriksaan sitologi dan histologi didapat
terutama melalui biopsi bronkus
[rekomendasi A].
e. Biposi jarum halus (fine needle aspiration biopsy, FNAB) adalah metode
utama mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan sitologi [rekomendasi A].
f. Pemeriksaan transthoracal biopsy (TTB) dapat dilakukan untuk mendapatkan
spesimen untuk pemeriksaan sitologi maupun histopatologi [rekomendasi A]
g. Bila tersedia, tuntunan endobrachial ultrasound (EBUS) juga dapat dilakukan
sebagai pemeriksaan tambahan, terutama untuk evaluasi kelenjar mediastinal,
dan mendapatkan spesimen histopatologi. [rekomendasi A].
h. Tindakan biopsi pleura, pleuroscopy dapat dilakukan untuk mendapatkan
spesimen pada pleura.[rekomendasi A].
i. Jika hasil sitologi negatif, tetapi masih ada kecurigaan keganasan, maka
penilaian ulang atau CT scan toraks dianjurkan [rekomendasi A].
j. Pemeriksaan molekul marker (gen EGFR, gen KRAS, fusigen
EML-ALK), digunakan untuk pemilihan obat sistemik berupa terapi target
(targeted therapy) pada jenis adenokarsinoma, jika fasilitas dan bahan
pemeriksaan memenuhi syarat
[rekomendasi A].
Daftar Pustaka

World Health Organization. ( 2016 ). Definition Of Palliative Care.

http://www.who.int/mediac entre/factsheets/fs402/en/ di akses 2 November 2020.

Baxter, S., Beckwith, S. K., Clark, D., Cleary, J., Falzon, D., Glaziou, P., et al. (2014).
Global Atlas of Palliative Care at the End of Life. (S. R. Connor, & M. C. Bermedo,
Penyunt.) Worldwide Palliative Care Aliance.

World Health Organization. ( 2016 ). Definition Of Palliative Care.

http://www.who.int/mediac entre/factsheets/fs402/en/ di akses 2 November 2020.

Baxter, S., Beckwith, S. K., Clark, D., Cleary, J., Falzon, D., Glaziou, P., et al. (2014).
Global Atlas of Palliative Care at the End of Life. (S. R. Connor, & M. C. Bermedo,
Penyunt.) Worldwide Palliative Care Aliance.

KEMENKES RI, 2016. Komite Penanggulangan Kanker Nasional.


http://kanker.kemkes.go.id/

Di akses 2 November 2020.

Yodang, 2018. Buku ajar Keperawatan Palliatif Berdasarkan kurikulum AIPNI 2015.

Jakarta.

Purba, Ardina Filindri. 2015. Pola Klinis Kanker Paru Di RSUP Dr.Kariadi Semarang
Periode julu 2013-juli 2014. Fakultas kedokteran Unipersitas Diponegoro.Semarang.
KEMENKES RI, 2019. Faktor Pencetus Kanker Paru.

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-
darah/page/6/apa-saja-faktor-risiko-kanker-paru Di akses ( 3 November 2020 )

World Health Organization, 2017. Definition Of Palliative Care.

http://www.who.int/cancer/palliative/definition/end di akses ( 3 November 2020 )

Farmasi UGM, Cancer Chemopreventional Research Center.

https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=802. Di akses ( 3 november 2020 )

Anda mungkin juga menyukai