Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH IMPLEMENTASI CORPORATE GOVERNANCE DI

PERUSAHAAN, CG SCORECARD, CG EVIDANCE, VARIABEL –


VARIABEL YANG MEMPENGARUHI SCORECARD

Dosen Pengampu :

Sinta Ramaiyanti, SE., M.Ak

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Assilah Putri Aritonang 2102134709

Lazuardi Fadhly Mochamad 2102113113

Risma Diana 2102110029

Syarifah Mutiara Marza 2102110315

Yayiq Rully Harnie 2102113062

Yupintar Gulo 2102126517

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah tata
kelola perusahaan dengan judul “Implementasi Corporate Governance Di Perusahaan, Cg
Scorecard, Cg Evidance, Variabel – Variabel Yang Mempengaruhi Scorecard.”

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari uluran tangan berbagai
pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Sinta Ramaiyanti, SE.,
M.Ak selaku dosen pengampu mata kuliah tata kelola perusahaan yang telah membimbing kami
dan memberi tugas ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah ini. Untuk tercapainya
kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis maupun para pembaca.

Pekanbaru, 23 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................................................2
2.1 Implementasi CG di Perusahaan......................................................................................................2
2.2 CG Scorecard...................................................................................................................................2
2.3 CG Evidance.....................................................................................................................................3
2.4 Variabel yang Mempengaruhi Scorecard.........................................................................................4
2.5 Kasus Implemetasi GCG di PT KAI....................................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corporate Governance adalah suatu konsep yang menyangkut struktur perseroan,


pembagian tugas, pembagian kewenangan, dan pembagian beban tanggung jawab dari masing
masing unsur yang membentuk unsur perseroan, dan mekanisme yang harus di tempuh oleh
masing masing unsur tersebut. Corporate Governance berfungsi untuk menumbuhkan
kepercayaan nasabah. Implementasi CG sesungguhnya bukan menilai perusahaan apakah telah
memiliki kebijakan atau cara tentang bagaimana mengelola perusahaan yang baik, melainkan
lebih dari itu menuntut setiap orang-orang yang ada di perusahaan untuk menjalankan praktik
pengelolaan perusahaan yang baik (good governance) dengan bertindak untuk kepentingan
korporasi dan bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Saat organisasi semakin besar
dan berkembang, maka implementasi CG dalam sebuah korporasi tidak mungkin diserahkan
atau tergantung pada orang akan tetapi perlu dibuat kebijakan atau pedoman yang mengaturnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi CG di perusahaan?


2. Bagaimana CG scorecard?
3. Bagaimana CG evidence?
4. Apa saja variable yang memperngaruhi scorecard?
5. Bagaimana kasus implementasi GCG di PT KAI?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui implementasi CG di perusahaan


2. Untuk mengetahui CG Scorecard
3. Untuk mengetahui CG evidence
4. Untuk mengetahui variable yang mempengaruhi scorecard
5. Untuk mengetahui kasus implementasi GCG di PT KAI

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Implementasi CG di Perusahaan


Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia Timur pada tahun 1999 mulai
mengalami pemulihan kecuali Indonesia. Pemahaman tersebut membuka wawasan
bahwa korporat korporat Indonesia belum menjalankan governansi. Survey dari Booz –
Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki indeks
Corporate Governance paling rendah dengan skor 2,88 jauh dibawah Singapura (8,93),
Malaysia (7,72) dan Thailand (4,89). Rendahnya kualitas Good Corporate Governance
korporasi- korporasi di Indonesia diduga menjadi pemicu kejatuhan perusahaan –
perusahaan tersebut. Ada sesuatu yang lebih dalam Good Corporate Governance yang
mereka terapkan tersebut yaitu :
1. Organisasi hidup untuk mengkreasikan nilai bagi lingkungannya jika organisasi
tidak mampu lagi memberikan nilai tersebut maka akan hilang atau mati atau
bahkan akan pindah dan berganti menjadi organisasi lain.
2. Untuk dapat mengkreasikan nilai organisasi perlu dikelola artinya organisasi
perlu manajemen untuk membuatnya mampu mengkreasikan nilai dengan efisien.
Perkembangan terbaru membuktikan bahwa proses pengelolaan manajemen
berjalan dengan efisien maka diperlukan instrumen baru yakni Good Corporate
Governance (GCG).
3. Diperlukan GCG untuk memastikan bahwa menajemen berjalan dengan baik,
tetapi organisasi berisi manusia-manusia atau individu-individu, GCG berjalan
jika individuindividu secara internal mempunyai value atau sistem nilai yang
mendorong mereka untuk menerima, mendukung dan melaksanakan GCG,
adapun sistem nilai yang ada pada individu-individu, tumbuh didalam perusahaan
yang digunakan sebagai sistem perekatnya disebut Corporate Culture (Djoko
Santoso M,2005).

Setiap perusahaan berkomitmen melakukan semua bisnis dengan cara yang jujur, etis,
dan profesional. Implementasi Good Corporate Governance (GCG) dalam diri perseroan
adalah hal fundamental untuk mewujudkan prestasi kerja di setiap lini. Hal ini menjadi salah
satu kunci kesuksesan untuk dapat terus tumbuh dan menguntungkan secara jangka panjang.
Penerapan GCG yang baik dan konsisten, diharapkan mampu membuat perusahaan menjadi
lebih andal karena secara umum, salah satu tujuan dari penerapan GCG adalah untuk
meningkatkan kepercayaan publik khususnya pelanggan.

2.2 CG Scorecard

Salah satu penilaian Corporate Governance adalah menggunakan Asean Corporate


Governance Scorecard, yang merupakam suatu tolak ukur atau parameter pengukuran praktek
Corporate Governance yang disepakati oleh ACMF (ASEAN Capital Market Forum) yaitu
v
asosiasi otoritas pasar modal ASEAN, dimana ASEANCorporate Governance Scorecard
tersebut dibuat berdasarkan OECD Principles dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan
investor kepada perusahaan-perusahaan listing di ASEAN.

Instrumen penilaian mengacu pada prinsip-prinsip Corporate Governance yang


dikembangkan oleh OECD meliputi :
1. Hak-hak pemegang saham (Rights of Shareholders)
2. Perlakuan yang Setara Terhadap Pemegang Saham Equitable Treatment of
Shareholders)
3. Peran Pemangku kepentingan (Role of Stakeholders)
4. Pengungkapan dan Transparansi (Disclosure and Transparency)
5. Tanggung Jawab Dewan (Responsibilities of Boards)

2.3 CG Evidance
Mengingat pentingnya implementasi praktik good corporate governance pada
perusahaan-perusahaan di Indonesia, Pemerintah Indonesia telah membentuk Komite
Nasional Corporate Governance . Komite ini bertujuan untuk menyusun Code for Good
Corporate Governance sebagai panduan bagi komunitas bisnis di Indonesia. Komite ini
juga akan merekomendasikan perbaikan perangkat hukum yang diperlukan untuk
menunjang implementasi Code tersebut. Di samping itu Komite ini juga akan
membentuk badan baik tetap maupun ad-hoc yang menunjang implementasi Code
tersebut di Indonesia.
Disadari bahwa kelemahan implementasi good corporate governance, sebagaimana
juga terjadi di negara lain di Asia, disebabkan lemahnya kesadaran dan pengetahuan
untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai good corporate governance
di kalangan Direksi, Komisaris dan eksekutif senior perusahaan di Indonesia. Oleh
karena itu pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan tentang hal tersebut akan
mendapatkan perhatian.
Pemantauan atas implementasi good corporate governance oleh perusahaan dapat
dilakukan antara lain melalui mekanisme pemeringkatan perusahaan melalui audit atas
implementasi dan kepatuhan atas praktik good corporate governance oleh perusahaan.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah kenyataan bahwa implementasi good corporate
governance sangat kondusif dalam lingkungan good public governance. Sebagai misal,
penegakan hukum yang imparsial dan efektif atas penyimpangan dan kejahatan
korporasi akan mencegah perusahaan untuk melakukan pelanggaran.

Arsjah (2005) menemukan bukti adanya hubungan positif antara indeks CG dan
kinerja akuntansi perusahaan (ROA, ROE), namun tidak menemukan hubungan yang
signifikan antara indeks CG dan nilai perusahaan (price-to-book ratio).

vi
2.4 Variabel yang Mempengaruhi Scorecard

Balance Scorecard adalah metode pengukuran efektivitas dan efisiensi hasil kerja yang
digunakan perusahaan setelah menyusun strategi. BSC tidak hanya menguji kinerja dan
strategi, namun juga memotivasi ide-ide baru. Secara keseluruhan, konsep BSC sangat tepat
diterapkan untuk mencapai tujuan dan visi misi perusahaan ke depan. Untuk menyusun BSC
yang tepat, perusahaan membutuhkan sebuah data akurat. Data inilah yang akan mewakili
keseluruhan sistem kerja perusahaan. Dalam BSC, terdapat empat variabel untuk mengetahui
vii
ukuran kinerja perusahaan :

1. Finansial Perspective (Perspektif Keuangan)


Financial perspective atau perspektif keuangan yang merupaka pemasukan dan
pengeluaran perusahaan. Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan. Ada tiga tolok ukur
dalam perspektif keuangan, yaitu:
• Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis berlangsung.
• Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi investasi.
• Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja.

2. Costumer Perspective (Perspektif Pelanggan)


Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan
melayani pelanggan. Jika pelanggan merasa pelayanan yang diberikan maksimal dan
baik, mereka biasanya akan bertahan. Bila terjadi sebaliknya, pelanggan akan lebih
memilih perusahaan lain yang dinilai bagus dari segala aspek. Ada pun ukuran yang
ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan, antara lain:
• Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
• Tingkat kepuasan pelanggan.
• Tingkat profitabilitas pelanggan.
• Kebutuhan pelanggan.

3. Internal Process Perspective (Perspektif Proses Bisnis Internal)


Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses
bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan
keuntungan yang didapat perusahaan juga akan bertambah. Hal ini membantu menilai
sejauh mana peraturan perusahaan dijalankan. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
perspektif proses bisnis internal, antara lain:
• Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang.
• Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan
bagian internal.
• Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk
meningkatkan omzet penjualan.
4. Learning and Growth Perspective (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)
viii
Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya
karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi banyak
kendala. Ada tiga hal yang dijadikan tolok ukur dalam perspektif ini, antara lain:
• Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
• Kemampuan mengelola sistem informasi.
• Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab

Keberadaan BSC sangat penting bagi perusahaan. Adanya BSC telah terbukti membuat
perusahaan mampu menciptakan persaingan yang kompetitif.

2.5 IMPLEMENTASI GCG DI PT KAI

Dalam menjalankan praktik bisnisnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tanggung
jawab menerapkan tata kelola yang baik didasari etika bisnis yang benar sebagai salah satu
fondasi utama. Dengan menjalankannya secara konsisten dan berkelanjutan, KAI mampu
mengelola bisnis yang profesional, beretika serta berintegritas tidak terkecuali di tengah masa
pandemi.

Kerja keras KAI dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik salah satunya diwujudkan
dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di dalam proses
bisnis perusahaan. Usaha tersebut berbuah manis dengan diterimanya sertifikat ISO
37001:2016 oleh KAI di Gedung Jakarta Railway Center (JRC), Jakarta, pada 24 September
2020 lalu setelah menjalani proses sertifikasi yang sesuai dengan penerapan Sistem Manajemen
Anti Penyuapan (SMAP) di beberapa unit kerja.

Untuk mendapatkan sertifikasi SMAP SNI ISO 37001:2016 ini, KAI melakukan beberapa
tahapan yaitu perencanaan, pengembangan dan implementasi, evaluasi, dan sertifikasi. Adapun
sertikasi yang diperoleh oleh KAI dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi TUV Nord Indonesia
untuk unit Quality Assurance & GCG dan lembaga sertifikasi Sucofindo untuk unit Pengadaan
Barang dan Jasa. Tahun ini, untuk meningkatkan awareness tentang penerapan tata kelola
perusahaan yang baik, KAI memperluas cakupan sertifikasi SMAP-nya ke seluruh direktorat
dan beberapa Daop, Divre, serta balai yasa. Dalam implementasi SMAP ini, KAI telah
menetapkan beberapa kebijakan anti penyuapan. Kebijakan lainnya adalah menjalankan SMAP
serta memberikan wewenang serta tanggung jawab yang independen kepada fungsi kepatuhan
anti penyuapan.
KAI juga rutin mengadakan sosialisasi SMAP di lingkungan internal dan stakeholder minimal
5 (lima) kali dalam sebulan. Adapun bentuk sosialisasi yang dilakukan adalah dengan tatap
muka secara langsung maupun online. Selain itu sosialisasi juga dilakukan dengan mencetak
banner, email blast, dan melalui tabloid internal perusahaan.
ix
Tidak hanya sosialisasi, pelatihan pencegahan tindakan penyuapan dan peningkatan SMAP
juga rutin dilakukan. Setidaknya pada tahun 2021 telah dilakukan sebanyak 2 (dua) kali
pelatihan kepada para pegawai. Sementara untuk tahun 2022 ini, pelatihan terkait SMAP akan
dilaksanakan pada semester 2. Edukasi terkait SMAP ini merupakan upaya bersama untuk
menciptakan situasi yang bersih sesuai dengan standar GCG.
Untuk itu menurutnya, perusahaan dan para pemangku kepentingan perlu sama-sama
membangun kondisi yang selaras dengan prinsip-prinsip GCG.

x
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) adalah sangat
penting sebagai salah satu proses untuk menjaga kesinambungan usaha perusahaan dalam
jangka panjang dengan mengutamakan kepentingan para pemegang saham (shareholders)
dan pemangku kepentingan (stakeholders). Secara teoritis, praktek good corporate
governance dapat meningkatkan nilai perusahaan diantaranya meningkatkan kinerja
keuangan, mengurangi risiko yang merugikan akibat tindakan pengelola yang cenderung
menguntungkan diri sendiri serta dapat meningkatkan kepercayaan investor.

11
DAFTAR PUSTAKA

(Memiliki Indeks Corporate Governance, 2003)

(Suparyanto dan Rosad (2015, 2020)

https://www.coursehero.com/file/51025110/CG-14-Compilationdoc/

https://www.ojk.go.id > regulasiPDF KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


INDONESIA - Otoritas Jasa Keuangan

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2015). Auditing & Jasa Assurance Pendekatan
Terintegrasi (Vol. 15). Jakarta: Erlangga.

https://www.acga-asia.org Asian Corporate Governance Association

12

Anda mungkin juga menyukai