Anda di halaman 1dari 31

BUKTI ILMIAH INTERVENSI SPIRITUAL ISLAMI UNTUK

MENGONTROL HALUSINASI PADA SKIZOFRENIA


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan jiwa holistik islami

Dosen Pembimbing
Shella Febrita Puteri Utomo, S.Kep.,Ners., M.Kep

Disusun oleh :
Gelombang 1 Stase Jiwa

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan literature review mengenai
“Bukti ilmiah intervensi spiritual islami untuk mengontrol halusinasi pada
skizofrenia”. Serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai panutan dan guru tauladan.

Dalam menyusun literature review ini peneliti mendapatkan bantuan dari


beberapa sumber dan jurnal. Peneliti juga mendapatkan bimbingan dari dosen dan
bantuan dari teman seperjuangan.. Oleh karena itu dengan segenap hati peneliti
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Tia Setiawati, S.Kp., M.Kep., Ns., Sp.Kep.An sebagai Rektor Universitas


‘Aisyiyah Bandung
2. Popy Siti Aisyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Bandung
3. Nina Gartika, S.Kp., M.Kep sebagai Kaprodi Profesi Ners
4. Shella Febrita Puteri Utomo, S.Kep.,Ns., M.Kep sebagai Koordinator Stase
Keperawatan Jiwa Holistik Islami
5. dr. Elly Marliyani, Sp.KJ.,M.KM sebagai Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jawa Barat
6. Seluruh Clinical Instructor (CI) ruangan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat.

Bandung, 05 Oktober 2023

Gelombang 1 Stase Jiwa


PENDAHULUAN Gangguan jiwa yaitu manifestasi
Kesehatan jiwa menurut World dalam bentuk penyimpangan
health Organization (WHO) adalah perilaku akibat adanya distorsi
ketika seseorang merasa sehat dan emosi. Sehimgga terjadi
bahagia, mampu menghadapi ketidakwajaran dalam bertingkah
tantangan hidup sehingga dapat laku. Hal ini disebabkan oleh
menerima masyarakat sebagaimana menurun banyaknya fungsi kejiwaan
seharusnya. serta mempunyai sikap (Herawati & Afconner, 2020).
positif terhadap diri sendiri dan Prevalensi gangguan jiwa di
orang-orang. Kesehatan jiwa seluruh dunia menurut data (World
merupakan sebuah kondisi dimana health Organization, 2019), terdapat
seseorang individu dapat 264 juta orang mengalami depresi,
berkembang secara fisik, mental, 45 juta orang menderita gangguan
spiritual, dan sosial sehingga bipolar, 50 juta orang mengalami
individu dapat menyadari demensia, dan 20 juta orang jiwa
kemampuan sendiri, dapat mengatasi mengalami skizofrenia. Meskipun
tekanan, serta bekerja secara prevalensi skizofrenia tercatat dalam
produktif, dan mampu melakukan jumlah yang relative lebih rendah
kontribusi untuk komunitas dibandingkan prevalensi jenis
(Syafriani & Fitriani, 2020). gangguan jiwa lainnya berdasarkan
Menurut Undang-Undang No. National Institute of Mental Health
18 tahun 2014 Pengertian kesehatan (Departemenet Of Helath and
jiwa adalah kondisi dimana Human Services, 2014), skizofrenia
seseorang individu bisa berkembang merupakan salah satu dari 15
secara fisik, mental, spritual, dan penyebab besar kecacatan di seluruh
sosial. Sehingga individu menyadari dunia, orang dengan skizofrenia
kemampuan sendiri, bisa mengatasi memiliki kecendrungan lebih besar
tekanan. Dapat bekerja secara peningkatan resiko bunuh diri. Data
produktif atau mampu memberikan American Psychiatric Association
kontribusi dalam komunitasnya (APA) tahun 2014 menyebutkan 1%
(Republik Indonesia, 2014). populasi penduduk dunia menderita
skizofrenia. Indonesia saat ini jumlah orang gangguan jiwa 48.722 /
memiliki penderita gangguan jiwa 96,59 % (PemProvJabar, 2022).
yang tercatat meningkat berdasarkan Skizofrenia adalah suatu
hasil riset kesehatan dasar gangguan jiwa berat yang ditandai
(Riskesdas, 2018) kasus gangguan oleh penurunan atau kesulitan
jiwa di Indonesia meningkat. berkomunikasi, gangguan realitas
Menurut Depkes RI, 2017 (halusinasi atau waham), afek yang
mencatat masalah gangguan jiwa tidak wajar atau tumpul, gangguan
yang sering dialami pasien yaitu kognitif (tidak mampu berpikir
halusinasi yang dibuktikan dengan abstrak). Sehingga mengalami
data: halusinasi (41%), kekerasan kesukaran dilakukannya aktivitas
(39,2%), depresi (16,9%), isolasi sehari-hari (Pratiwi & Setiawan,
sosial (11,7%), waham (2,8%), harga 2018). Dapat disimpulkan bahwa
diri rendah (2,1%), bunuh diri klien dengan skizofrenia mengalami
(2,3%). Berdasarkan data gangguan persepsi sensori halusinasi.
(Riskesdes) tahun 2017 Halusinasi merupakan salah satu
menunjukkan bahwa prevalensi bentuk manifestasi dari masalah
ganguan jiwa 1-2 orang per 1.000 mental, Artinya, klien mengalami
penduduk. Diperkirakan sekitar 400 perubahan persepsi sensori, perasaan
ribu orang yang mengalami palsu seperti ada suara, kadang-
halusinasi. Dari jumlah tersebut kadang seperti penglihatan, juga
sekitar 75.000 orang yang pernah berupa rasa, kontak dan bau. Klien
atau sedang dipasung. Sekitar 80% merasakan hal peningkatan dan
pasien dirawat di RSJ dengan hasutan tidak asli (Damayanti &
gangguan halusinasi yaitu 25% Iskandar, 2020).
pasien halusinasi dapat sembuh, 25% Halusinasi bisa didengar oleh
dapat mandiri, 25% membutuhkan pasien berupa rangsangan dimana
bantuan, dan 25% kondisi berat klien mendengar banyak suara-suara
(Riskesdas, 2018). Menurut open yang sebetulnya tidak ada, termasuk
data Jawa Barat 2022, total dengan suara manusia. Klien mendengar
suara orang lain sesuai apa yang
dipikirkan klien yang kemudian komprehensif. Pernyataan diatas
memerintahkannya untuk dalam dapat disimpulkan bahwa pasien juga
melakukan sesuatu yang bisa membutuhkan terapi lainnya seperti
menyakiti dirinya sendiri, orang lain psikoterapi disamping terapi medis.
dan masyarakat lain (Patimah, Psikoterapi yang dapat dilakukan
2021). adalah sosial skills training,
National Institute Mental Health cognitive remediation, cognitive
of United States (2007) dalam (Gasril adaptation training, cognitive
et al., 2020) , menjelaskan bahwa behavior therapy, group therapy dan
terapi yang dilakukan untuk family therapy dan Psikoreligus
mengurangi halusinasi pada pasien therapy, terapi psikososial yang
skizofrenia adalah dengan cara diberikan adalah terapi keluarga,
pemberian terapi medis dan juga cognitive behavior therapy dan self
psikoterapi. Terapi medis dan help group. Terapi psikososial ini
psikoterapi tersebut harus dilakukan dibutuhkan untuk mengurangi
secara bersamaan agar didapat hasil kekambuhan dari gejala-gejala
yang lebih optimal. Pemberian terapi psikotik seperti halusinasi dan delusi
medis meliputi pemberian pada pasien skizofrenia. Salah satu
antipsikotik atau yang dikenal juga terapi yang direkomendasikan dalam
sebagai obat-obatan neuroleptik, upaya untuk mengatasi halusinasi
yang terdiri dari dua jenis yaitu adalah terapi psikoreligius. Terapi ini
antipsikotik tipikal dan antipsikotik merupakan suatu bentuk psikoterapi
atipikal yang berguna untuk yang mengkombinasikan pendekatan
mengurangi gejala psikotik yang kesehatan jiwa modern dan
terjadi pada pasien skizofrenia. pendekatan aspek religius atau
Berdasarkan Kaplan et al (2019) keagamaan yang bertujuan
menyatakan hanya 10% pasien yang meningkatkan mekanisme koping
efektif dalam pemberian antipsikotik atau mengatasi masalah. World
dan perawatan dirumah sakit yang health Organization telah
singkat. Sedangkan selebihnya menetapkan unsur spiritual (agama)
membutuhkan terapi yang sebagai salah satu dari 4 unsur
kesehatan. Keempat unsur kesehatan,
yang terdiri dari kesehatan fisik, BAHAN DAN METODE
sosial, psikologis, dan spiritual. A. Strategi Pencarian Literature
Salah satu upaya yang bisa dilakukan 1. Desain Penelitian
untuk menggunakan unsur spiritual Penulisan literature ini
(agama) sabagai unsur kesehatan menggunakan metode literature
yang bisa dilakuakan dengan review. Kajian literature ini
menggunakan terapi sehat spiritual adalah alat yang digunakan
seperti terapi dzikir . sebagai contect review, kajian
Elemen spiritual pada diri literature ini sangat berguna dan
manusia mengintegrasikan dan sangat membantu untuk
mempersatukan elemen kebutuhan mendapatkan konteks. Penulis
fisik, emosi dan intelektual. Oleh dapat menyatakan eksplisit
kerena itu penanganan gangguan- sehingga isi dan makna dalam
gangguan kesehtan termasuk artikel dapat diketahui dan
penderita skizofrenia harus ditangani pembaca juga dapat mengetahui
dengan terapi spiritual. Beberapa mengapa hal yang ingin diteliti
penelitian menyebutkan bahwa terapi merupakan masalah yang
yang bersifat spiritual dianggap seharusnya diteliti, baik dari segi
mampu mengentaskan gangguan- subjek yang akan diteliti,
gangguan psikis pada individu lingkungan dan juga hubungan
seperti stress, despresi dan juga penelitian tersebut dengan
skizofrenia. Terapi tersbut memiliki penelitian lain yang relevan
efek yang lebih baik daripada terapai (Hanson, 2015).
obat maupun terapi kelompok 2. Database Pencarian
(Misbakhuddin & Arofah, 2020). Penelusuran literature ini
Berdasarkan fenomena diatas pada dilakukan pada bulan September
pasien skizofrenia apakah terdapat 2023. Data yang didapatkan
terapi spiritual islami yang dapat merupakan data sekunder bukan
digunakan untuk dalam pengamatan langsung, tetapi
mengontrol halusinasi. didapatkan dalam hasil penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya Pencarian artikel jurnal bereputasi
yang dilakukan oleh peneliti-peneliti. Bahasa Indonesia menggunakan kata
Sumber data sekunder ini diperoleh kunci “terapi spiritual islami
dalam bentuk artikel jurnal terhadap halusinasi penderita
bereputasi nasional maupun skizofrenia”, sedangkan pencarian
internasional yang sesuai dengan artikel jurnal bereputasi Bahasa
tema yang telah ditentukan. Inggris menggunakan kata kunci
Pencarian literature ini menggunakan pencarian “((spiritual islamic
beberapa database dengan kualitas therapy) AND (Skizofrenia) AND
tinggi dan sedang, yaitu Google (Halusination))”.
Scholar dan Research Gate. B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3. Kata Kunci Strategi yang digunakan
Pencarian kata kunci yang untuk melakukan pencarian artikel
sesuai dengan tema dan isu yang atau jurnal dengan menggunakan
sudah ditentukan dilakukan dengan format PICOS yang terdiri dari:
empat kelompok kata kunci 1. Problem/Populasi merupakan
berdasarkan Medical Subject suatu masalah atau populasi
Heading (MeSH) yang di yang akan dilakukan analisis
kombinasikan dengan operator yang sesuai dengan tema yang
Booelan (AND, OR dan NOT) yang sudah ditentukan yaitu pasien
dapat mempermudah melakukan dengan skizofrenia
pencarian artikel atau jurnal dan 2. Intervation merupakan suatu
mempersempit pencarian artikel tindakan yang dilakukan
yang sesuai dengan tema atau isu terhadap kasus perorangan
yang sudah ditentukan sebelumnya ataupun kelompok yang
(Dewi, 2020). Kata kunci dalam dilakukan pada masyarakat
literature review ini sesuai dengan tentang penatalaksanaan studi
Medical Subject Healing (MeSH) yang sesuai dengan tema yang
dan terdiri dari “skizofrenia” AND telah ditentukan yaitu
“terapi spiritual islami” AND intervensi spiritual islami.
“halusinasi”
3. Comparison merupakan dengan
terapi
intervensi atau penatalaksanaan
modalitas
lain yang digunakan dalam lainnya
jurnal atau artikel sebagai Comparis Tidak ada
on perbandinga
pembanding, dalam literatur ini n
tidak terdapat perbandingan. Outcome Halusinasi Perubahan
terkontrol perilaku
4. Outcome merupakan hasil atau Desain RCT, Quasi Literatur
luaran yang didapatkan pada Penelitian Eksperimen review
t, RMRAD
studi terdahulu yang sesuai Tahun >2018 <2018
dengan tema yang telah terbit
Bahasa Indonesia, -
ditentukan yaitu halusinasi Inggris
terkontrol. Keyword : skizofrenia, psikoreligius

5. Study Design merupakan


desain penelitian yang HASIL PENCARIAN
digunakan dalam artikel atau LITERATUR
jurnal yang akan direview. Melalui pencarian yang telah
Literatur ini menggunakan dilakukan dengan kata kunci
desain penelitian RCT, Quasi skizofrenia dan psikoreliguis. Hasil
Eksperiment, RMRAD. yang didapatkan adalah 16 artikel.
PICOS Hasil analisa terdapat yang dipilih

Kriteria berdasarkan kriteria inklusi dan


Inklusi Ekslusi eksklusi yaitu 4 artikel menjelaskan
Populasi Pasien Pasien
dengan dengan terapi spiritual pada pasien dengan
Skizofrenia gangguan skizofrenia
mental
(bipolar,
depresi,
kecemasan
)
Intervensi Intervensi Intervensi
on spiritual spiritual
islami Islami
yang
dikombina
sikan
Diagram Flow Literature Review berdasarkan PRISMA (Preferred
Reporting Items For Systematuc Review and Meta- Analyses)

Artikel penelitian yang Karakteristik yang dilihat dari

ditemukan pencarian artikel pada Database:


melalui 2
Goggle Scholar dan Research Gate
database: Goggle Scholar dan
dengan kata kunci “Skizofrenia”,
Research Gate dengan
“psikoreligius”.
menggunakan kata kunci yang

sudah ditentukan (n=20)

Artikel duplikasi di ekslusi


(n=16)
Artikel yang sama
Skirinning berdasarkan judul (n=4)

Skrinning berdasarkan metode


(n=4)

Metode selain menggunakan


metode literature review
(n=16)
Penelitian yang akan
dilakukan
Review (n=4)
Tabel 1 Hasil Rangkuman Dari Literatur yang Telah Diajukan
Jurnal Validity
Judul : V1:
Pengaruh Terapi Zikir Populasi semua pasien halusinasi di ruang Sebayang dan Indragiri
Terhadap Penurunan dengan total 21 pasien. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
Tanda dan Gejala pasien yang menjalani halusinasi yang telah menjalani SP 1
Halusinasi pada Pasien (berteriak) dan SP 2 (berbicara dengan orang lain), dan alat untuk
Halusinasi pengumpulan data menggunakan format penilaian perawatan jiwa
dengan mengukur perhitungan frekuensi terjadinya halusinasi
Penulis : sebelum dan sesudah terapi diberikan dzikir.
Emulyani Kesimpulan :
Herlambang Pada penelitian ini menjelaskan kriteria inklusi

Tahun : V2 :
2020 Design pada penelitian ini menggunakan quasi eksperimen tanpa
control, dimana jumlah responden sebanyak 21 orang
menggunakan purposive sampling, menggunakan analisis statistic
uji T dependent yaitu dengan membandingkan hasil sebelum dan
sesudah dilakukannya terapi zikir terhadap gejala dan tanda
halusinasi. Prosedur penelitian ini dilaksanakan dengan
mengumpulkan data dengan melihat hasil pengamatan
pengontrolan halusinasi sebelum (pre test) dan setelah
dilakukannya terapi zikir (post test). Pada penelitian ini telah
dilaksanakan terapi dzikir dengan teknik komunikasi terapetik
terhadap pasien, yaitu komunikasi dalam rangka pemberian
pelayanan kesehatan yang menyangkut interaksi antara pasien
dengan perawat/petugas spritual. Alat ukur ampel dalam penelitian
ini adalah seluruh pasien yang menjalani halusinasi yang telah
menjalani SP 1 (berteriak) dan SP 2 (berbicara dengan orang lain),
dan alat untuk pengumpulan data menggunakan format penilaian
perawatan jiwa dengan mengukur perhitungan frekuensi terjadinya
halusinasi sebelum dan sesudah terapi diberikan zikir,
menggunakan data analisis analisis bivariat dengan uji T.
Kesimpulan :
Penelitian ini menjelaskan mengenai rancangan penelitian dan
jumlah sampel.

V3 :
Sebelum melaksanakan aktivitas terapi zikir nilai rata-rata
responden mengalami tanda dan gejala halusinasi sebanyak 16,9
(17) kali halusinasi yang muncul dan setelah dilakukan terapi
dzikir, nilai rata-rata responden mengalami tanda dan gejala
halusinasi sebanyak 5,4 (5) kali. Terdapat penurunan nilai rata-rata
munculnya tanda dan gejala halusinasi pada responden, hal ini
disebabkan pasien telah mampu mengontrol tanda dan gejala
halusinasi yang muncul dengan melakukan terapi dzikir.
Kesimpulan :
Pada jurnal ini tidak memiliki faktor perancu

V4 :
Analisa data penelitian ini menggunakan purposive sampling,
yaitu menggunakan analisis statistic uji T dependent yaitu dengan
membandingkan hasil sebelum dan sesudah dilakukannya terapi
zikir terhadap gejala dan tanda halusinasi. Pelaksanaan terapi
selama 7 hari di bimbing dan diarahkan serta diamati/observasi
agar responden dapat melaksanakan sesuai tahapan yang di
rencanakan.
Kesimpulan :
Analisa yang dilakukan mendapatkan hasil yang sesuai.
V5 :
Hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata
keberhasilan kontrol halusinasi pada pasien halusinasi sebelum
terapi dzikir adalah 16,90 dan setelah terapi zikir adalah 5,48
dengan nilai p = 0,000.
Hal ini berarti ada pengaruh terapi zikir pada kontrol halusinasi
pada pasien halusinasi.
Kesimpulan :
Tidak terdapat pembahasan non internal
Judul : V1 :
Pengaruh Terapi Jurnal ini menggunakan responden/ sample penelitian yaitu 42
Psikoreligious: Dzikir responden, tetapi yang mengikuti terapi sampai selesai hanya 20
dalam Mengontrol responden, 22 responden tidak bisa mengikuti terapi karena 9
Halusinasi Pendengaran orang beragama non islam, 5 orang tidak bersedia menjadi
Pada Pasien Skizofrenia responden, 4 orang kambuh dan 4 orang pulang. Dengan kriteria
yang Muslim di Rumah inklusi responden yang bersedia menjadi responden, responden
Sakit Jiwa Tampan yang terdiagnosa halusinasi pendengaran, responden yang
Provinsi Riau kooperatif dan stabil, responden beragama islam, mendapatkan
obat atau terapi yang sama. Dan kriteria ekslusi responden yang
Penulis : dirawat diruang isolasi, responden yang baru saja selesai ECT,
Pratiwi Gasril , Suryani , responden yang mengalami gangguan pendengaran.
Heppi Sasmita Kesimpulan :
Penelitian ini menjelaskan ketepatan subjek, menjelaskan kriteria
Tahun : inklusi dan ekslusi dengan baik.
2020 Metode pengambilan sample bersifat non random, dengan jumlah
sample hanya kelompok perlakuan.

V2 :
Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan
desain penelitian adalah quasy expriemental dengan rancangan
One Group pretest-posttest dimana rancangan yang tidak ada
kelompok pembanding (kontrol). Sampel pada penelitian ini
dievaluasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan, kemudian
setelah dilakukan perlakuan sampel tersebut dievaluasi kembali,
pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan
modul dan lembar evaluasi yang dikembangkan oleh Haddock
(2009) yang berupa Auditory Hallucinations Rating Scale
(AHRS). Adapun kriteria penilaian yang dikembangkan oleh
haddock dengan score 0-4 yang terdiri dari : frekuensi, durasi,
lokasi, kekuatan suara halusinasi, keyakinan, jumlah isi suara
negatif, derajat isi suara negatif, tingkat kesedihan/tidak
menyenangkan suara yang didengar, intensitas kesedihan/tidak
menyenangkan, gangguan untuk hidup akibat suara, dan
kemampuan mengontrol suara.
Kesimpulan :
Prosedur dijelaskan secara detail tentang dzikir yang sering
diucapkan untuk pasien dengan halusinasi pendengaran dan berapa
lama durasi dzikir yang dilakukan.

V3 :
Pemilihan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi, Dengan kriteria inklusi responden yang bersedia
menjadi responden, responden yang terdiagnosa halusinasi
pendengaran, responden yang kooperatif dan stabil, responden
beragama islam, mendapatkan obat atau terapi yang sama. Dan
kriteria ekslusi responden yang dirawat diruang isolasi, responden
yang baru saja selesai ECT, responden yang mengalami gangguan
pendengaran. Di dalam penelitian hanya menjelaskan pasien
halusinasi pendengaran dapat disembuhkan menggunakan terapi
farmakologis dan terapi non farmakologis.
Kesimpulan :
Pemilihan sample heterogen, sehingga pengontrol variabel
perancu diperhatikan dan tidak terdapat faktor perancu sehingga
tidak harus dilakukan matching sample.

V4 :
Analisis data menggunakan perangkat lunak komputer, hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat
menggunakan uji Paired Sample Test.
Hasil uji paired sample test pada masing-masing item didapatkan
p value 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
psikoreligius: dzikir dalam mengontrol halusinasi pada pasien
skizofrenia.
Kesimpulan :
Analisis yang dilakukan tepat. Terdapat sajian data univariat
sebagai baseline data dan hasil bivariat yang menjelaskan tentang
pengaruh.

V5 :
Pembahasan menyebutkan kesamaan hasil penelitian dengan
penelitian sebelumnya, jumlah sample sesuai dengan teori dan
menggunakan kelompok control sehingga kesimpulan dapat
digeneralisasi
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan internal validity dan eksternal validity yang
sesuai
Judul: V1:
Efektifitas Terapi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia dengan
Qur’anic Healing halusinasi yang dirawat di ruang tenang sebanyak 36 responden.
Terhadap Halusinasi Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Kriteria
Pendengaran Pada inklusi yaitu pasien skizofrenia dengan halusinasi.
Skizofrenia
Penulis : Kesimpulan :
Shella Febrita Puteri Penelitian ini telah menjelakan ketetapan subjek, kriteria inklusi
Utomo ekslusi dengan baik
Popy Siti Aisyah
Gilang Tresna Andika V2:
Pengukuran dilakukan di pagi hari setelah responden melakukan
Tahun : kegiatan makan, mandi, dan minum obat dengan mendengarkan
2021 lantunan ayat suci Al-Quran Surat Ar-Rahman sekitar 15 menit
selama 6 hari. Terapi ini dilakukan di ruangan perawatan, terpisah
dengan pasien lainnya dengan suasana yang tenang dan kondusif.
Pengukuran dilakukan dua kali sebelum dilakukan dan setelah
dilakukan terapi pada kelompok intervensi. Pengukuran kelompok
kontrol juga dilakukan dua kali tanpa memberikan intervensi.
Instrumen yang digunakan yaitu AHRS (Auditory Hallucinations
Rating Scale).
Kesimpulan :
Prosedur pengambilan data telah jelas di ungkapkan oleh peneliti,
dan telah menyertakan instrumen yang dipakai

V3 :
pada penelitian ini peneliti memberikan intervensi terapi quranic
healing pada pasien setelah makan, dan minum obat
Kesimpulan :
Pada penelitian ini terdapat variabel perancu, dilihat dari prosedur
pemberian intervensi oleh peneliti kepada pasien setelah makan
dan minum obat.

V4 :
Penelitian ini menggunakan Metode Quasi Eksperimen Pretest-
Posttest with Control Design, Analisis data univariat dilakukan
untuk melihat usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan
menggunakan distribusi frekuensi. Analisis bivariat untuk
mengetahui perbedaan pada kelompok kontrol dan intervensi
setelah diberikan perlakuan menggunakan Uji T-Test Independent
dengan tingkat kepercayan 95% (α ≤ 0,05).
1. Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan Qur’anic
Healing Surat Ar- Rahman didapatkan nilai rata-rata dari 18
responden di kelompok intervensi sebesar 21,50 dan pada
kelompok kontrol skor 20,11.
2. Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan memberiakan
terapi quranic healing surat Ar – Rahman pada kelompok
intervensi sebanyak 18 orang dengan skizofrenia diagnosa
keperawatan halusinasi pendengaran. Intervensi dilakukan
selama 6 hari dengan durasi waktu selama 30 menit setiap sesi
di pagi hari atau setelah responden makan dan minum obat.
Hasil penelitian menunjukan terdapat penurunan skor
halusinasi. Sebelum dilakukan intervensi rata-rata skor
halusinasi berada pada 21,50 setelah diberikan intervensi
terjadi penurunan skor menjadi 10,06.
Kesimpulan :
Analisis yang digunakan pada penelitian ini sudah tepat. Terdapat
sajian data univariat dan bivariat.

V5:
Hasil penelitian yang dilakukan terdapat kesamaan dengan hasil
penelitian sebelumnya serta membahas tentang hasil penelitian
dalam artikel yang mendukung dan menguatkan dalam penelitian
ini.
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan internal validity, dan eksternal validity.

Judul : V1
Pengaruh Terapi Audio Populasi penilitian ini adalah semua pasien halusinasi pendengaran
Murottal Al-Qur’an Yayasan Mitra Mulya Nusada Palembang, dengan sampel 12
( Surat Ar-Rahman) orang.
Terhadap Skor Kesimpulan :
Halusinasi Pada Pasien Pada penelitian ini menjelaskan ketetapan populasi dengan 12
Halusinasi Pendengaran orang

Penulis: V2 :
Waja, N.T Design pada penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan
Syafei, A. one grup prestest-posttest, dimana jumlah responden sebanyak 12
Putinah, P. orang,dengan menggunakan kriteria inklusi dengan pasien
Latifah, L. halusinasi pendengaran menggunakan analisis uji paired sampel t-
test yaitu dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah
Tahun : dilakukannya terapi diberikan terapi audio murotal (Ar-Rahman).
2023 Pengukuran dilakukan dua kali sebelum dilakukan dan setelah
dilakukan terapi pada satu kelompok intervensi. Instrument yang
digunakan dengan lembar observasi yang terdiri dari 15 item.
Kesimpulan :
Prosedur pengambilan data belum jelas diungkapkan oleh peneliti
berupa durasi dan frekuensi yang dilakukan pada instrument
tersebut, tetapi sudah focus pada kriteria inklusi.

V3 :
Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat pemberian
farmakologi yang di konsumsi pada sampel ini.
Kesimpulan :
Pada jurnal ini tidak berfokus pada terapi diberikan terapi audio
murotal (Ar-Rahman) tetapi dengan pemberian farmakologinya

V4 :
Analisa data penelitian ini menggunakan desain penelitian
kuantitatif pra-eksperimental design dengan one grup pretest-
postets. Dengan teknik total sampling, yaitu menggunakan uji
paired sampel t-test didapatkan P value 0,007 maka disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada
pengaruh terapi audio murotal Al-Qur’an (Ar-Rahman) terdahap
skor halusinasi pendengaran di Yayasan Mitra Mulia Husada
Palembang. Dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah
dilakukannya terapi diberikan terapi audio murotal (Ar-Rahman)
terhadap gejala dan tanda halusinasi. Pelaksanaan terapi dilakukan
pada pagi hari, setelah melakukan aktivitas pagi hari, dengan lama
nya selama 6 hari serta durasinya 15 menit.
Kesimpulan :
Analisa yang dilakukan mendapatkan hasil sesuai dengan hasil
yang disampaikan dengan tujuan jurnal.

V5 :
Hasil penelitian yang dilakukan terdapat persamaan dengan hasil
penelitian sebelumnya serta membahas tentang hasil kelebihan
dalam arkitel yang mendukung dan menguatkan dalam penelitian
ini.
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan non internal casual validity, dan eksternal
validity
Tabel 2. Hasil Rangkuman dari Literatur yang telah diajukan
No Penulis Tujuan Metode dan Sample Hasil
Instrumen
1 Judul : Untuk mengetahui Rancangan penelitian Sampel dalam Setelah diberikan terapi
Efektifitas Terapi efektifitas Terapi menggunakan Metode penelitian ini kelompok intervensi
Qur’anic Healing Qur’anic Healing Quasi Eksperimen adalah pasien menunjukkan terjadi
Terhadap Halusinasi terhadap halusinasi pada Pretest- Posttest with skizofrenia penurunan rerata skor
Pendengaran Pada skizofrenia di Rumah Control Design. dengan halusinasi pendengaran
Skizofrenia Sakit Jiwa Provinsi halusinasi yang menjadi 10,6. Gejala yang
Penulis : Jawa Barat. Instrumen yang dirawat di ruang ditunjukan yaitu
Utomo, S, F, P, Aisyah, digunakan yaitu AHRS tenang sebanyak responden lebih tenang,
P, S. & Andika, G, T. (Auditory 36 respondene. tidak tampak berbicara
Hallucinations Rating Teknik sampling sendiri, konsentrasi lebih
Publisher : Scale). AHRS terdiri menggunakan fokus. Berbeda dengan
JKA.2021;8(1):77-85 dari 11 item pertanyaan purposive kelompok kontrol yang
Tahun : yang di kembangkan sampling dengan tidak diberikan terapi
2021 oleh Hoffman et al., kriteria inklusi selama 6 kali dalam 6 hari,
2003). pasien rerata skor halusinasi pada
skizofrenia awal pengkajian adalah
dengan 20,11 dan setelah 6 hari
halusinasi. dikaji kembali rerata skor
Penelitian ini halusinasi pendegaran
dilakukan di menjadi 15,72 yaitu terjadi
Rumah Sakit penurunan skor halusinasi,
Jiwa Provinsi namun tidak sebesar
Jawa Barat. kelompok intervensi,
dengan nilai p- value pada
Uji Independent Sample
Test didapatkan 0,000
(<0,05). Hal ini terbukti
bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap
skor hausinasi
pendengaran pada pasien
skizofrenia dengan
pemberian Terapi Murotal
Surat Ar-Rahman
2 Judul : Tujuan penelitian ini Metode penelitian ini 20 responden di Hasil penelitian
Pengaruh Terapi adalah untuk adalah kuantitatif Rumah Sakit menunjukkan bahwa
Psikoreligious: Dzikir mengetahui pengaruh dengan pendekatan Jiwa Tampan terdapat pengaruh terapi
dalam Mengontrol terapi Psikoreligious: Quasy expriemental. Provinsi Riau. psikoreligious: dzikir
Halusinasi dzikir dalam Pengumpulan data pada Teknik dalam mengontrol
Pendengaran Pada mengontrol halusinasi penelitian ini dilakukan pengambilan halusinasi pada pasien
Pasien Skizofrenia pada pasien Skizofrenia dengan menggunakan sampel ini skizofrenia (p value =
yang Muslim modul dan lembar dilakukan atas 0,000), Hasil penelitian ini
di Rumah Sakit Jiwa evaluasi yang dasar dapat dijadikan terapi
Tampan Provinsi Riau dikembangkan oleh pertimbangan tambahan dalam
Haddock (2009) yang waktu, mengontrol halusinasi
Penulis : berupa keterbatasan pada pasien dengan
Gasril,P Auditory biaya, tenaga, halusinasi pendengaran.
Suryani Hallucinations Rating dan lokasi
Sasmita,H Scale (AHRS). Adapun dengan kriteria
kriteria penilaian yang sebagai berikut:
Publisher : dikembangkan oleh 1. Kriteria
Jurnal Ilmiah haddock inklusiyaitu :
Universitas dengan score 0-4 yang a. Responden
Batanghari Jambi terdiri dari : Frekuensi, yang bersedia
Tahun : Durasi, menjadi
2020 Lokasi, Kekuatan suara responden
halusinasi, Keyakinan, b. Responden
Jumlah yang terdiagnosa
isi suara negatif, Halusinasi
Derajat isi suara Pendengaran
negatif, Tingkat c. Responden
kesedihan/tidak yang kooperatif
menyenangkan suara dan stabil
yang didengar, d. Responden
Intensitas beragama islam
kesedihan/tidak e. Mendapatkan
menyenangkan, obat atau terapi
Gangguan yang sama
untuk hidup akibat 2. Kriteria
suara, dan Kemampuan ekslusiyaitu :
mengontrol a. Responden
suara yang dirawat
diruang isolasi
b. responden
yang baru saja
selesai ECT
c. Responden
yang mengalami
gangguan
pendengaran
3. Judul : dari penelitian ini Penelitian ini jumlah Di dapatkan hasil bahwa
Pengaruh Terapi Zikir adalah untuk merupakan penelitian responden rata-rata tanda dan gejala
Terhadap Penurunan mengetahui pengaruh kuantitatif dengan sebanyak 21 halusinasi sebelum
Tanda Dan Gejala terapi zikir pada design kuasi orang dilakukan terapi zikir
Halusinasi Pada pengurangan tanda- eksperimen tanpa menggunakan adalah 16,90 (17). Dan
Pasien Halusinasi tanda dan gejala control, dimana purposive rata-rata tanda dan gejala
halusinasi pada pasien penelitian ini sampling, halusinasi
Penulis : halusinasi di RSJ menggunakan analisis setelah dilakukan terapi
Emulyani & Tampan Provinsi Riau. statistic uji T. zikir adalah 5,48
Herlambang (5) kali. Serta ada
Alat untuk pengaruh yang
Publisher : pengumpulan data signifikan terhadap
Healthcare: Jurnal menggunakan format penurunan tanda dan
Kesehatan 9 (1) Juni penilaian perawatan gejala halusinasi yang di
2020 (17-25) jiwa dengan mengukur tunjukan dengan
perhitungan frekuensi p value 0,000 (p < 0,05)
Tahun : terjadinya halusinasi
2020 sebelum dan sesudah
terapi diberikan zikir,
menggunakan data
analisis analisis
bivariat dengan uji T
4. Judul : Tujuan penelitian Metode penelitian Populasi dalam Hasil uji statistik wilcoxon
Pengaruh Terapi Audio diketahui menggunakan One- penelitian ini didapatkan nilai p value =
Murottal Al Qur'an pengaruh terapi audio group pre and post test. adalah semua 0,007 < α 0,05.
(Surah Ar-Rahman) murottal Al-Qur'an pasien halusinasi Kesimpulan: ada pengaruh
Terhadap Skor Terhadap Skor Instrumen yang pendengaran di terapi audio murottal Al-
Halusinasi Pada Pasien Halusinasi pada pasien digunakan untuk Yayasan Mitra Qur'an Terhadap Skor
Halusinasi halusinasi pendengaran mengukur skor Mulia Husada Halusinasi pada pasien
Pendengaran di halusinasi adalah Palembang yang halusinasi pendengaran di
Yayasan Mitra Mulia lembar observasi yang berjumlah 12 Yayasan Mitra Mulia
Penulis : Husada Palembang terdiri dari 15 item orang Husada Palembang.
Waja, T., N pernyataan yang Teknik
Syafei, A diamati oleh peneliti pengambilan
Putinah selama penelitian sampel dalam
Latifah penelitian ini
menggunakan
Publisher : teknik
Jurnal Riset Media total sampling
Keperawatan ISSN
2621-4385
Tahun :
2023
PEMBAHASAN mengurangi kekambuhan dari gejala-
Skizofrenia adalah suatu gejala psikotik seperti halusinasi dan
gangguan jiwa berat yang ditandai delusi pada pasien skizofrenia. Salah
oleh penurunan atau kesulitan satu terapi yang direkomendasikan
berkomunikasi, gangguan realitas dalam upaya untuk mengatasi
(halusinasi atau waham), afek yang halusinasi adalah terapi
tidak wajar atay tumpul. Gangguan psikoreligius. Terapi ini merupakan
kognitif (tidak mampu berpikir suatu bentuk psikoterapi yang
abstrak). Sehingga menglami mengkombinasikan pendekatan
kesukaran dilakukannya aktivitas kesehatan jiwa modern dan
sehari-hari (Pratiwi & Setiawan, pendekatan aspek religious atau
2018). keagamaan yang bertujuan
National Insitute Mental of meningkatkan mekanisme koping
United States dalam (Gasril et al., atau mengatasi masalah.
2020), menjelaskan bahwa terapi Elemen spiritual pada diri
yang dilakukan untuk mengurangi manusia mengintegrasikan dan
halusinasi pada pasien skizofrenia mempersatukan elemen kebutuhan
adalah dengan cara pemberian terapi fisik, emosi dan intelektual. Oleh
medis dan juga psikoterapi. kerena itu penanganan gangguan-
Psikoterapi yang dapat gangguan kesehtan termasuk
dilakukan adalah sosial skills penderita skizofrenia harus ditangani
training, cognitive remediation, dengan terapi spiritual. Beberapa
cognitive adaptation training, penelitian menyebutkan bahwa terapi
cognitive behavior therapy, group yang bersifat spiritual dianggap
therapy dan family therapy dan mampu mengentaskan gangguan-
Psikoreligus therapy, terapi gangguan psikis pada individu
psikososial yang telah diberikan seperti stress, despresi dan juga
adalah terapi keluarga, terapi skizofrenia. Terapi tersbut memiliki
keluarga, cognitive behavior therapy efek yang lebih baik daripada terapai
dan self help group. Terapi obat maupun terapi kelompok
psikososial ini dibutuhkan untuk (Misbakhuddin & Arofah, 2018).
terdapat modul dan lembar evaluasi
Pada pemberian terapi Quraniq yang dikembangkan oleh Haddok,
healing diberikan selama 6 hari dengan skor 0-4 terdiri dari
dilakukan dipagi hari setelah klien frekuensi, durasi, lokasi, kekuatan
diberikan makan dan minum obat suara halusinasi, keyakinan, jumlah
dengan durasi 30 menit setiap sesi, isi negative, derajat isi suara
sebelumnya terapi ini diberikan negative, tingkat kesedihan atau
terapi ini dibagi menjadi 2 kelompok tidak menyenangkan, suara yang di
terdapat kelompok terkontrol dan dengar, intensitas kesedihan atau
intervensi dengan sama dilakukan 2 tidak menyenangkan, gangguan
kali terapi. Dengan terapi zikir yang untuk hidup suara, kemampuan
diberikan dengan durasi 15-30 mengontrol suara. Dengan pada zikir
menit, tetapi terapi ini tidak dapat yang kedua menggunakan format
dilakukan pada pasien halusinasi penilaian jiwa dengan perhitungan
pendengaran dikarenakan harus frekuesni, terjadinya halusinasi
menggunakan kuantitatif. Sedangkan sebelum dan sesudah diberikan terapi
pada terapi zikir penurunan zikir. Intsrumen yang digunakan
terhadapat tanda dan gejala pada untuk mengukur skor halusinasi
halusinasi pelaksanaan dilakukan adalah dengan lembar observasi yang
selama 7 hari dengan dibimbing dan terdiri dari 15 item pernyataan.
diarahkan serta diobservasi untuk
pelaksanaan zikirnya dilakukan
waktu pagi, siang, sore dan malam.
Sedangkan pada audio murotal tidak
terdapat menjelaskan frekuensi,
durasi dan waktu yang diberikan
kepada klien.
Alat ukur pada literatur review pada
quranic healing intrumen yang
digunakan dengan AHRS yang
terdiri 11 item pertanyaan. Pada zikir
Tabel 3 Pembahasan
Persamaan Perbedaan
Assesment Pada jurnal ke satu dan 1. Pada jurnal ketiga alat ukur
kedua alat ukur kuesioner pengumpulan data
menggunakan AHRS. menggunakan format
penilaian perawatan jiwa
dengan mengukur
perhitungan frekuensi
terjadinya halusinasi sebelum
dan sesudah terapi diberikan.
2. Pada jurnal keempat alat ukur
kuesioner menggunakan
lembar observasi dengan 15
item pernyataan.

Pasien Responden yang 1. Pada jurnal pertama sampel


digunakan adalah pasien sebanyak 36 responden
dengan skizofrenia. pasien skizofrenia dengan
halusinasi.
2. Pada jurnal kedua sampel
sebanyak 20 responden
skizofrenia dengan
halusinasi.
3. Pada jurnal ketiga sampel
sebanyak 21 responden
dengan pasien halusinasi.
4. Pada jurnal keempat sampel
sebanyak 12 responden
pasien dengan halusinasi
pendengaran.

Hasil evaluasi Dari keempat jurnal -


didapatkan bahwa terapi
spiritual islami
berpengaruh terhadap
penurunan tingkat
halusinasi pada pasien
skizofrenia. Selain itu,
terapi spiritual islami
dapat menurunkan tanda
dan gejala halusinasi juga
dapat membuat pasien
mengontrol halusinasinya.
Berdasarkan penelitian suasana perasaan dan mencegah
ditemukan psikoreligius efektif dapat depresi. Kemudian hormon endorfin
menurunkan gejala positif pada yang berfungsi untuk mengurangi
gangguan jiwa skizofrenia. Terapi kecemasan dan merasa lebih
spiritual dapat memberikan dampak membaik (Misbakhuddin & Siti
positif bagi tubuh dan Arofah, 2015)
menumbuhakan rasa tenang dan
Al-quran dapat menjadi
nyaman. (Devina 2020). Pada pasien
penyembuh, hal ini dibuktikan dalam
yang mengalami halusinasi, terjadi
surat Yunus ayat 52 artinya “Wahai
ketidakseimbangan hormon dopamin
manusia, sungguh telah datang
sehingga timbulnya persepsi yang
kepadamu pelajaran Al-Qur’an dari
salah meskipun tidak ada stimulus
tuhanmu. Penyembuh bagi penyakit
dari luar (Zainuddin and Hashari
yang ada dalam dada dan petunjuk
2019).
serta rahmat bagi orang yang
Seorang muslim beriman”. Bahwa dengan
diperintahkan untuk berdzikir kepada mendengarkan morrotal Al-quran
Allah SWT pada setiap waktu akan memengaruhi gelombang otak
dengan hati, lisan, dan anggota manusia. Dengan menggunakan alat
badannya, karena dzikir adalah obat electroencephalograph (EEG) terlihat
kegersangan hati yang dapat reaksi otak yaitu terjadi perubahan
melandasi perilaku manusia. Dalam gelombang otak dari frekuensi beta
Al-Quran surat Ar-Rad ayat 28 telah (di atas 12 Hz sampai dengan 20 Hz)
disebutkan bahwa: “(yaitu) orang- menjadi frekuensi alfa (8 Hz sampai
orang yang beriman dan hati mereka dengan 12 Hz) yang membuat
menjadi tentram dengan mengingat kondisi tubuh dalam keadaan rileks.
Allah. Ingatlah, hanya dengan Kemudan terjadi peningkatan
mengingat Allah hati menjadi frekuensi gelombang delta (0,5 Hz
tentram”. Saat berdzikir tubuh sampai dengan 4 Hz) yang akan
manusia merasakan relaksasi atau membuat tingkat relaksasi lebih
pengendoran saraf sehingga dalam dan terjadi penurunan depresi
ketegangan-ketegangan jiwa (stres) yang signifikan. Perubahan
akibat tidak terpenuhinya kebutuhan gelombang inilah yang dapat
jasmani maupun rohani akan memberikan rasa nyaman, rileks dan
berkurang. (Misbakhuddin & Siti tenang akibat dari pengeluaran horon
Arofah, 2015) penurun stres sehingga terjadi
perubahan skor halusinasi dan
Pada penderita skizofrenia,
penurunan rasa depresi. Semua
halusinasi terjadi akibat perubahan
reaksi pada otak yang dipengaruhi
sistem transmisi sinyal penghantar
oleh medan gelombang tersebut akan
syaraf (neurotransmiter) dan reseptor
meningkatkan berbagai
di sel-sel syaraf otak (neuron). Zikir
neurotransmitter seperti serotonin
dapat melepaskan hormon serotonin
dan dopamine sehingga terjadi
yang berfungsi untuk mengatur
perubahan perilaku menjadi lebih
tenang dan rileks sehingga pasien
dengan halusinasi bisa mengontrol
dan membedakan suara yang tidak
nyata dan nyata (Zainuddin and
Hashari 2019).
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil beberapa jurnal Damayanti, M., & Iskandar. (2020).
Asuhan Keperawatan Jiwa. In
yang digunakan literature review Jurnal Keperawatan. Refika
diatas dapat disimpulkan bahwa Aditama.
Departemenet Of Helath and Human
terapi spiritual islami yang dapat Services. (2019). The National
digunakan untuk penderita halusinasi Insitute of Mental Health
Schizophrenia.
yaitu dengan terapi dzikir, qur’anic Emulyani, E. (2020). Pengaruh
healing dan murrotal Al – Qur’an Terapi Zikir Terhadap
Penurunan Tanda Dan Gejala
(Surah Ar - Rahman). Semua terapi Halusinasi Pada Pasien
spiritual yang diberikan efektif dapat Halusinasi. Health Care: Jurnal
Kesehatan, 9(1), 17-25.
menurunkan gejala dan mengontrol Gasril, P., Suryani, S., & Sasmita, H.
halusinasi pendengaran pada pasien (2020). Pengaruh Terapi
Psikoreligious: Dzikir dalam
skizofrenia. Mengontrol Halusinasi
Pendengaran Pada Pasien
Skizofrenia yang Muslim di
SARAN Rumah Sakit Jiwa Tampan
Hasil dari penelusuran Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi,
literature review ini dapat dijadikan 20(3), 821.
acuan oleh perawat dalam https://doi.org/10.33087/jiubj.v
20i3.1063
memberikan asuhan keperawatan Herawati, N., & Afconner, Y.
guna membantu pasien dalam proses (2020). Perawatan Diri Pasien
Skizofrwnia Dengan
penyembuhan. Intervensi spiritual Halusinasi. Jurnal Keperawatan
terdapat beberapa cara seperti Jiwa, 8(1), 9–20.
Misbakhuddin, A. D., & Arofah, S.
beristigfar, berdoa dan (2018). Zikir sebagai Terapi
mendengarkan murrotal Al – Qur’an Penderita Skizofrenia (Living
Alquran di Unit Pelaksana
(Surah Ar - Rahman) dimana terapi Teknis Rehabilitasi Sosial Eks-
tersebut masih jarang dilakukan Psikotik Dinas Sosial Provinsi
Jawa Timur). Spiritualita, 2(1),
kepada pasien dengan gangguan 1–19.
jiwa skizofrenia. Patimah. (2021). Aplikasi Terapi
Bercakap-cakap Pada Tn. N
dengan Gangguan Presepsi
Sensori Halusinasi
Pendengaran di Jampang
Kulon. Jurnal Keperawatan.
PemProvJabar. (2022). Open Data World health Organization. (2019).
Jawa Barat. Schizophrenia.
Pratiwi, M., & Setiawan, H. (2018). Zainuddin, Ricky, and Rahmiyanti
Tindakan Menghardik Untuk Hashari. 2019. “Efektifitas
Mengatasi Halusinasi Murotal Terapi Terhadap
Pendengaran Pada Klien Kemandirian Mengontrol
Skizofrenia Di Rumah Sakit Halusinasi Pendengaran.”
Jiwa. Jurnal Kesehatan. jurnal keperawatan
Republik Indonesia. (2014). Muhammadiyah
Peraturan Menteri Hukum Dan
Hak Asasi ManusiaRepublik
Indonesia Nomor 18 Tahun
2014 Tentang Pelaksanaan
PemberianTunjangan Kinerja
Bagi Pegawai Di Lingkungan
Kementerian HukumDan Hak
Asasi Manusia. In
Kemenhumham RI.
Riskesdas. (2018). Laporan
Riskesdas Provinsi Jawa Barat.
In Lembaga Penerbit Badan
Litbang Kesehatan.
Syafriani, N., & Fitriani, D. . (2020).
Hubungan stigma dengan
pengetahuan keluraga memiliki
anggota keluarga skizofrenia di
Poliknlik Rumah Sakit Atma
Husada Samarindah. Borneo
Student Research, 1(3), 1743–
1751.
Utomo, S. F. P., Aisyah, P. S., &
Andika, G. T. (2021).
Efektifitas Terapi Qur’anic
Healing Terhadap Halusinasi
Pendengaran Pada Skizofrenia.
Jurnal Keperawatan'Aisyiyah,
8(1), 77-85.
Waja, N. T., Syafei, A., Putinah, P.,
& Latifah, L. (2023). Pengaruh
Terapi Audio Murottal Al-
Qur'an (Surah Ar-Rahman)
Terhadap Skor Halusinasi Pada
Pasien Halusinasi
Pendengaran. Jurnal Riset
Media Keperawatan, 6(1), 7-14.

Anda mungkin juga menyukai