Manajemen Kelompok 4 Bandung Kiwari Fix
Manajemen Kelompok 4 Bandung Kiwari Fix
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................3
C. TUJUAN PENELITIAN.....................................................................................3
D. MANFAAT.........................................................................................................4
BAB II PENGKAJIAN.........................................................................................5
A. Profil dan Gambaran Umum Rumah Sakit.........................................................5
B. Profil Ruangan....................................................................................................6
1. Struktur Organisasi.............................................................................................7
D. Kajian situasi.....................................................................................................11
1. Unsur Input.......................................................................................................11
2. Unsur Proses.....................................................................................................22
3. Unsur Output.....................................................................................................35
1. MAN/SDM.......................................................................................................47
2. Material............................................................................................................48
3. Methode...........................................................................................................50
i
4. Money...............................................................................................................51
5. Market/Machine..............................................................................................52
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................53
1. Man..................................................................................................................53
2. Material............................................................................................................54
3. Methode...........................................................................................................54
4. Money...............................................................................................................54
5. Market/Machine..............................................................................................55
C. Prioritas Masalah..............................................................................................55
D. Diagnosa Manajemen.......................................................................................56
F. Analisis Jurnal......................................................................................................61
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................69
A. Kesimpulan.......................................................................................................69
B. Saran.................................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................70
LAMPIRAN..........................................................................................................71
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan instansi pelayanan kesehatan yang melayani
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,
rawat inap, dan gawat darurat (Kemenkes RI, 2020). Kualitas pelayanan kesehatan
tidak terlepas dari peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan,
sedangkan asuhan keperawatan yang berkualitas ditentukan dengan bagaimana
fungsi manajemen yang diterapkan dalam organisasi keperawatan tersebut (Sudarta,
Rosyidi, & Susilo, 2019).
Manajemen merupakan suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (Suarli & Bahtiar,
2019). Manajemen keperawatan berupa suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam,
2016). Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara
umum yaitu pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan
(Suarli & Bahtiar, 2019).
Kegiatan manajemen tersebut mencakup perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (coordination) dan pengawasan
(controling), hal-hal tersebut memiliki peranan penting dalam manajemen untuk
memaksimalkan kinerja di dalam organisasi. Pengorganisasian berfungsi untuk
mengelompokan sumber daya yang dimiliki organisasi seperti orang-orang, alat-
alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk menyelaraskan dan
mengatur semua kegiatan dan pekerjaan yang berhubungan dengan anggota,
finansial, material dan tatacara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
disepakati bersama. Pengorganisasian dapat difungsikan secara efektif apabila
dalam fungsi pengorganisasian terlihat
1
2
pembagian tugas dan tanggung jawab orang-orang atau karyawan yang akan
melakukan kegiatan masingmasing. Menurut penelitian (Yani, Wahyuni, &
Priscilla 2019) fungsi pengorganisasian menunjukan bahwa setengah dari 86
responden yang ada setengah dari populasi tersebut menunjukan kategori yang
kurang baik, sedangkan menurut penelitian (Ovari, Setyowati, & Yasmi 2017)
menunjukan sebagian besar dengan jumlah responden sebanyak 61 dengan kategori
baik.
Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan yang sangat menentukan
kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan (Suryanto, 2020).
Keperawatan berupa suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian
terdepan dari pelayanan kesehatan yang sangat menentukan kualitas pelayanan.
Menurut Gillies (2014) menyatakan bahwa sekitar 40-60% pelayanan rumah sakit
adalah pelayanan keperawatan. Selain itu, pelayanan keperawatannya juga sangat
berpengaruh, karena merupakan pelayanan yang paling dekat dengan pasien,
dimana tenaga keperawatan selalu memberikan perawatan secara terus menerus
selama dalam pelayanan di rumah sakit. Oleh karena itu, perawat ruang rawat inap
idealnya harus dapat melakukan proses perawatan seefisien mungkin, tergantung
pada kondisi pasien dan tingkat perawatan, sehingga pekerjaan keperawatan yang
ditawarkan kepada klien dapat dilakukan secara optimal.
Mengingat peran keperawatan yang sangat penting dalam menentukan mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit, maka tenaga keperawatan harus mampu
memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas. Untuk mencapai harapan
tersebut diperlukan manajemen perawatan yang efektif dan efisien melalui proses
manajemen yang dikenal dengan manajemen perawatan.
Salah satu upaya tersebut dapat diwujudkan melalui praktek program perawatan
profesional. Program Profesi Ners Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung
yang dilaksanakan di RSUD Bandung Kiwari diharapkan dapat memberikan
pembelajaran serta pengalaman nyata para praktisi terkait proses manajemen
3
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui cara mengkaji situasi unit di ruang Jayaningrat seperti man,
money, material, methods, dan marketing.
b. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti perencanaan yang ada
di ruang Jayaningrat.
c. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengorganisasian
yang ada di ruang Jayaningrat.
d. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengarahan yang ada
di ruang Jayaningrat.
e. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengawasan yang ada
di ruang Jayaningrat.
f. Mengetahui cara mengkaji asuhan keperawatan di ruang Jayaningrat.
D. MANFAAT
1. Perawat
Perawat diharapkan dapat memberikan gambaran tentang manajemen unit dan
manajemen asuhan di Unit Jayaningrat RSUD Bandung Kiwari.
2. Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak rumah
sakit untuk merumuskan kebijakan dalam mengoptimalkan fungsi manajemen
dalam pengorganisasian
3. Penelitian Selanjutnya
BAB II
PENGKAJIAN
A. Profil dan Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Bandung Kiwari merupakan rumah
sakit milik Pemerintah Kota Bandung yang sebelumnya bernama Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung dan terdaftar di Departemen
Kesehatan RI No. 3273260. RSKIA beralamat di JI. Astanaanyar No. 224
Kelurahan Nyengseret Kecamatan Astanaanyar yang merupakan Rumah Sakit
milik Pemerintah Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah pada awalnya
adalah Puskesmas yang dikembangkan secara bertahap menjadi Rumah Sakit.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung.
RSKIA Kota Bandung telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) sesuai Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor
900/Kep.066DPKAD/2011 tanggal 27 Januari 2011.
Pembangunan RSKIA di JI. K.H. Wahid Hasyim No. 311 Kelurahan
Situsaeur Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung telah dilakukan sejak
tahun 2017 secara bertahap. Gedung RSKIA dibangun 15 (lima belas) lantai
yaitu lantai Basement 1, Basement 2, Lantai dasar (ground floor), Lantai 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan
prasarana masing-masing. RSKIA saat ini mempunyai luas tanah + 7.433 m2
dengan luas bangunan + 47.000 m2.
Pembukaan gedung RSKIA yang berada di JI. K.H. Wahid Hasyim No. 311
Kelurahan Situsaeur Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung telah
diresmikan oleh Bapak Wali Kota Bandung pada tanggal 30 Desember 2020 dan
mulai beroperasional tanggal 16 Januari 2021.
RSKIA berubah status menjadi RSUD Bandung Kiwari sesuai Peraturan
Walikota Bandung Nomor 107 tahun 2021 tentang Pendirian Rumah Sakit
Umum Daerah Bandung Kiwari dan perizinan berbasis risiko dari DPMPTSP
Provinsi Jawa Barat dengan nomor 91202078727760001. RSUD Bandung
Kiwari diresmikan oleh Plt. Wali Kota Bandung pada tanggal 11 Januari 2022.
5
6
B. Profil Ruangan
RSUD Bandung Kiwari pertama kali berdiri pada tahun 2007 dengan nama
RSKIA. Lalu awalanya pada tahun 2020 RSKIA berencana untuk berubah
menjadi RSUD, hanya saja masih terhambat karena adanya covid-19, sehingga
pada saat itu IPD 8 masih bergabung dengan bedah. IPD dan bedah awalnya
dibentuk pada tanggal 1 April 2020 dengan penerimaan pasien awal yaitu laki-
laki tanpa menggunakan BPJS. Pada tanggal 11 Januari 2022 RSKIA mulai
berubah menjadi RSUD Bandung Kiwari.
Pada awalnya, ruang IPD dan Bedah ditempatkan di lantai 11. Kemudian
pada tanggal 16 September 2022, IPD dan Bedah mulai dipisahkan dan ruang
IPD dipindahkan ke lantai 8 yang sebelumnya digunakan untuk pasien covid.
IPD baru dapat menerima pasien laki - laki dengan BPJS, dikarenakan
peningkatan kasus IPD yang cukup meningkat.
Ruang Jayaningrat merupakan ruang yang berada di bawah naungan ruang
rawat inap. Ruang ini terletak di lantai 8 utama RSUD Bandung Kiwari. Ruang
Jayaningrat merupakan unit yang dikelola oleh kelompok staf medis dari unit
Pulmologi, Kardiologi, IPD, dan Neurologi. Ruang Jayaningrat sebelumnya
bernama ruang Orion.
C. Gambaran Umum Ruangan
Ruangan Jayaningrat merupakan ruang rawat inap di bawah instalasi rawat
inap RSUD Bandung Kiwari. Unit ruangan ini terdiri dari 19 ruangan pasien
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2 1 Kamar di Unit Jayaningrat
Intermediate Kelas II Kelas III Cadangan Isolasi
1 kamar 4 Kamar 5 Kamar 3 Kamar 6 kamar
Jayaningrat memiliki 1 ners station dan tempat tunggu untuk keluarga, 1
mushola, 2 toilet umum, 1 toilet disabilitas, 1 ruang mahasiswa, 1 ruang
penyimpanan APD, 1 ruang untuk penyimpanan alat logistic dan obat serta 1
ruang kepala ruangan. Jumlah perawat sebanyak 46 orang yang bertugas.
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan wawancara dengan CI ruangan didapatkan struktur organisasi
ruangan sebagai berikut:
Ka.
Ruangan
7
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut secara
umum nilai yang ideal antara 6-9 hari.
Rumus LOS:
Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Berdasarkan bagan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata lamanya
perawatan seorang pasien (LOS) di Ruang Jayaningrat berkisar 4,04% yang
mendapatkan lama perawatan pada rentang 4-7 hari.
c. TOI (Turn Over Interval)
Menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi sampai saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus LOS:
(Jumlah tempat tidur x periode) – hari perawatan)
Jumlah pasien keluar
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tempat tidur
tidak ditempati (TOI) Ruang Jayaningrat 0,12% standar nasional (1-3 hari).
d. NDR (Net Death Rate)
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011). Indikator
ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang
dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 (Kementerian
Kesehatan 2011)
Rumus NDR:
Jumlah pasien mati > 48 jam x 1000/mil
Jumlah pasien keluar (hidup dan mati)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa angka kematina 48
jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar (NDR) dengan
jumlah tempat tidur 51 dengan jumlah pasien NDR 12. Nilai standar yang
ditolerin adalah < 60 periode per 1000 penderita keluar.
e. GDR (Gross Death Rate)
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011). Nilai GDR seyogyanya
10
dibutuhkan dan dengan kriteria seperti apa pada suatu unit pada setiap
unitnya untuk menetapkan ini ada beberapa rumus yang dikembangkan
oleh para ahli. Selain itu untuk menetapkan rumus ini juga dapat
digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang saat
ini cukup, kurang, atau lebih. Adapun perhitungan ketenagaan menurut
Gillies dan Douglas berdasarkan data ketergantungan pada Jayaningrat di
3 bulan terakhir
Perhitungan tenaga menurut Gillies (1982)
Prinsip perhitungan rumus Gillies: Jumlah Jam keperawatan yang
dibutuhkan klien per hari adalah:
- Waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari)
dengan spesifikasi pembagian adalah keperawatan mandiri (self
care) = ¼ x 4 = 1 jam, keperawatan partial (partial care ) = ¾ x
4 = 3 jam, keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan
keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
- Waktu keperawatan tidak langsung = 1 jam/klien/hari
- Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang menit/hari/klien =
0,25 jam/hari/klien
- Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menggunakan
dengan rumus Gillies:
4 jam/pasien/hari x 30 pasien/hari x 365 hari x 100%
Jumlah tempat tidur x 365 hari
Jumlah hari pertahun yaitu: 365 hari
- Hari libur masing – masing perawat per tahun, yaitu: 77 hari (hari
minggu) atau libur = 52 hari (untuk hari sabtu tergantung
kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur
maka diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur nasional =
13 hari, dan cuti tahunan = 12 hari).
- Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau
kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 = 7 jam per hari, kalau kerja
efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari).
- Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di satu unit harus
ditambah 25% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan).
12
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst.
- Klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan
menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 2 4 Klasifikasi Pasien berdasarkan kebutuhan
Jumlah perawat yang diperlukan untuk jaga adalah pagi, sore, dan
malam, sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap
keperawatan menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut.
Tabel 2 5 Klasifikasi berdasarkan kriteria
Klasifikasi Kriteria
Perawatan Minimal - Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
Memerlukan waktu - Ambulasi dengan pengawasan
selama 1-2 jam/24 jam - Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan Intermediate - Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
Memerlukan waktu 3-4 - Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
jam/24 jam - Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
- Folley catheter/intake output dicatat.
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
Perawatan Total - Segalanya diberikan/dibantu
Memerlukan waktu 5-6 - Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
jam/24 jam - Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
- Pemakaian suction
- Gelisah, disorientasi
b) Kajian/ Faktual
Menurut rumus Gillies
Tanggal Jumlah Pasien Jumlah Perawat
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
13
M P T M P T M P T
12/02/24 22 15 8 21 15 8 22 15 7 11 8 3
Total 22
15/02/24 25 16 9 23 24 7 26 20 8 12 9 4
Total 25
Ner
Ika Risti Wardani, S.Kep.,Ners BLUD
5 P s PA BTCLS
Ner
Hayum Pernanda,S.Kep.,Ners BLUD
6 P s PA BTCLS
Ner
Ovi Hardyanti, S.Kep.,Ners BLUD
7 P s PA BTCLS
Ner
Eva Sri Rahayu, S.kep., Ners BLUD
8 P s PA BTCLS
Husni Amirudin Zen, Ner
BLUD
9 S.Kep.,Ners L s PA BTCLS
Ner
Rini Rani L., S.Kep.,Ners BLUD
10 P s PA BTCLS
Fillia Siti Nurlatipah, Ner
BLUD
11 S.Kep.,Ners P s PA BTCLS
Ner
Iwan, S.Kep.,Ners BLUD
12 L s PA BTCLS
Ner
Rina Lestari, S.Kep.,Ners BLUD
13 P s PA BTCLS
Ner
Kiki Fitriyani, S.Kep.,Ners BLUD
14 P s PA BTCLS
Ner
Veronica Lita, S.Kep.,Ners BLUD
15 P s PA BTCLS
Rizki Mardhotullah Syarief, Ner
BLUD
16 S.Kep.,Ners L s PA BTCLS
Ner
Tita Parida, S.Kep.,Ners BLUD
17 P s Katim 2 BTCLS
Ner
Dede Maulana, S.Kep.,Ners BLUD
18 L s PA BTCLS
Fitri Fatimah Zakiati, Ner
BLUD
19 S.Kep.,Ners P s PA BTCLS
Ner
Sindy Erma Lestari, S.Kep.,Ners BLUD
20 P s PA BTCLS
16
Ner
Ahyar Ginanjar, S.Kep.,Ners BLUD
21 L s PA BTCLS
Ner
Rita Pitriani, S.Kep.,Ners BLUD
22 P s PA BTCLS
Astri Nurul Siti Patimah, S.Kep., Ner
BLUD
23 Ners P s PA BCLS
Ner
Eva Fitria, S.Kep.,Ners BLUD
24 P s PA BCLS
Ner
Endas, S.Kep.,Ners BLUD
25 L s PA BCLS
Indah Putriani Hartini, Ner
BLUD
26 S.Kep.,Ners P s PA BTCLS
Cinthya Rohadatul Aisy, Ner
BLUD
27 S.Kep.,Ners P s PA BTCLS
Ner
Nita Apriani, S.Kep.,Ners BLUD
28 P s PA BTCLS
Ner
Sophie Amalia, S.Kep.,Ners BLUD
29 P s PA BTCLS
Ner
Indra Kesumajaya, S.Kep.,Ners BLUD
30 L s PA BTCLS
Ner
Siti Rohaeti, S.Kep.,Ners BLUD
31 P s PA BTCLS
32 PNS
Dian Handayani, Amd.Kep.
6 P D3 (II/c) Katim 3 BTCLS
Ner
Vina Nurhandiya, S.Kep.,Ners BLUD
33 P s PA BTCLS
Ner
Risma Octaviana, S.Kep.,Ners BLUD
34 P s PA BTCLS
Ner
Sintia Mustopa, S.Kep.,Ners BLUD
35 P s PA BTCLS
Ner
Abdillah, S.Kep.,Ners BLUD
36 L s PA BTCLS
17
Ner
Sintia Nursafitri, S.Kep.,Ners BLUD
37 P s PA BTCLS
Ner
Andri Dwi Gunari, S.Kep.,Ners BLUD
38 L s PA BTCLS
Ner
Kusniyah, S.Kep.,Ners PPPK
39 P s PA BTCLS
Ner
Tamara Oktaviani, S.Kep., Ners BLUD
40 P s PA BTCLS
Ner
Endar Andianto, S.Kep.,Ners BLUD
41 L s PA BTCLS
Ner
Rani Nur'aini, S.Kep.,Ners BLUD
42 P s PA BTCLS
Ner
Andianti Maulida, S.Kep.,Ners BLUD
43 P s PA BTCLS
Rifha Nurul Fauziah, Ner
BLUD
44 S.Kep.,Ners P s PA BTCLS
Ner
Suci Pratiwi, S.Kep.,Ners BLUD
45 P s PA BTCLS
Ner
M.Arid Riyadi, S.Kep.,Ners BLUD
46 L s PA BTCLS
c) Interpretasi
Berdasarkan hasil bahwa kualitas SDM di Jayaningrat berdasarkan
kategori tingkat pendidikan menunjukan bahwa 46 orang berpendidikan
S1 Keperawatan Ners dan 1 orang berpendidikan Diploma III
keperawatan. Pelatihan atau seminar yang telah diikuti oleh SDM di
ruangan Jayaningrat sudah dilaksanakan namun masih ada beberapa yang
belum sesuai dengan ruangan perawatan di Jayaningrat.
b. Money/dana
1) Kajian teori
Memberikan pelayanan kesehatan baik medis maupun non-medis
merupakan salah satu fungsi rumah sakit agar pelayananya dapat berjalan
secara optimal dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Untuk itu
18
a) Tenaga
b) Terjaga kebersihan
c) Sirkulasi udara dan cahaya baik
d) Luas ruangan cukup nyaman
e) Privacy klien terjaga
f) Memenuhi standar keamanan pasien
2) Kajian data
Dari hasil observasi yang dilakukan diruang Jayaningrat, didapatkan hasil
sebagai berikut:
a) Daftar inventaris Alat Kesehatan
Tabel 2 6 Inventaris Alat Kesehatan
No Nama Alat Jumlah
1 Bed side monitor 8
2 Defibrilator 1
3 EKG 1
4 Suminating lamp 1
5 Infus pump 12
6 Lampu sorot 3
7 Nebulizer 3
8 Pulse oxymetri 2
9 Suction pump 1
10 Syringe pump 5
11 Tensi meter 4
12 Timbangan 1
13 Bengkok 3
b) Logistik Di Ruang Jayaningrat
No Nama Alat Jumlah
1 Tempat tidur pasien 51
2 Kasur pasien 51
3 Bantal pasien 50
4 Guling pasien 0
5 Lemari pasien 51
6 Jam dinding 5
7 Kursi tunggu 51
8 Meja pasien 51
10 AC 5
11 Tempat sampah 40
12 Water heater 18
13 Lemari tempat linen 1
14 Lemari tempat obat 2
15 Jam dinding ruang perawat 1
16 Kursi ruang perawat 16
21
3) Interpretasi
Berdasarkan bagan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata presentase
pemakaian tempat tidur (BOR) Ruang Jayaningrat adalah 72%, rata-rata
lamanya perawatan seorang pasien (LOS) di Ruang Jayaningrat berkisar
4,04% yang mendapatkan lama perawatan pada rentang 4-7 hari, rata-rata
tempat tidur tidak ditempati (TOI) Ruang Jayaningrat 0,12% standar
25
20
15
10
0
November Desember Januari
BOR (Bed Occupancy Rate) LOS (Length Of Stay) TOI (Turn Over Interval)
nasional (1-3 hari).
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa angka kematina 48
jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar (NDR) dengan
jumlah tempat tidur 51 dengan jumlah pasien NDR 12. Nilai standar yang
ditolerin adalah < 60 periode per 1000 penderita keluar.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa angka kematian
umum setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar (GDR) dengan
jumlah tempat tidur 51 dengan jumlah pasien GDR 24. Nilai standar yang
ditolerin adalah < 84 periode per 1000 penderita keluar. Jumlah pasien
masuk dan keluar pada 3 bulan terakhir yang kami kaji di ruang rawat inap
Jayaningrat berjumlah 1.125 orang.
2. Unsur Proses
a. Manajemen Pelayanan Keperawatan
1) Perencanaan:
a) Konsep teori
24
c) Interpretasi
Semua pengeluaran pasien diserahkan kepada pengelola
administrasi rumah sakit sehingga ruangan tidak melakukan
manajemen keuangan pada setiap pasien.
3. Unsur Output
a. Kepuasan pasien
Kepuasan pasien tidak lepas dari kinerja yang dilakukan oleh perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan, kinerja perawat terdiri dari
pengkajian, diagnose, keperawatam, rencana tindakan, tindakan
keperawatan, evaluasi dan catatan keperawatan yang dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu: faktor individu, faktor psikologi, dan faktor organisasi.
Faktor individu meliputi kemampuan dan keahlian, latar belakang dan
demografi seseorang. Faktor psikologi meliputi persepsi, attitude,
personality, pembelajaran, dan motivasi, sedangkan faktor organisasi
mencakup sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, dan
jobdisign.
Frekuensi Kepuasan Pasien
No Kepuasan Pasien Jumlah
.
1. Puas 66,6%
2. Cukup 26,7%
3. Tidak Puas 6,7%
(Num)
Sampel Pasien (50 pasien) (Denum) 52
Angka Ketidakpatuhan pendokumentasian Asesmen 5,35714
5
Nyeri Secara Kontinyu di status pasien (0%) 3
Ketidakpatuhan pelaksanaan asesmen nyeri (Num) 3
Sampel Pasien (50 pasien) (Denum) 56
Angka Pemenuhan Personal Hygiene (PH) Pasien 97,3154
6
Barthel Indeks <9 (100%) 4
Jumlah pasien yang terpenuhi mandi dan berpakaian 2x
dalam 1 hari pada bulan pengukuran 145
Jumlah pasien dengan barthel indeks <9 pada bulan
pengukuran 149
7 Kejadian Pasien Jatuh (0%) 0
Kejadian pasien jatuh 0
Jumlah pasien dirawat/hari 772
8 Kejadian cedera Restrain (0%) 0
Jumlah kejadian cedera 0
Jumlah pasien direstrain/hari 14
Angka Kejadian Pulang Atas Permintaan Sendiri 0,97087
9
(<5%) 4
Jumlah pasien pulang permintaan sendiri (Num) 2
Jumlah pasien keluar (Denum) 206
2,32558
10
Angka kematian > 48 jam (< 0.24%) 1
Jumlah kematian > 48 jam (Num) 5
Jumlah Pasien Keluar (Denum) 215
Angka Kepatuhan komunikasi efektif dengan metoda 98,4894
11
SBAR oleh perawat di rawat inap >90% 3
Jumlah kelengkapan SBAR pada lembar hand over 326
Jumlah hand over (300 kegiatan handover per bulan) 331
13 DATA PASIEN RUJUK (Lengkapi dengan derajat 1
42
TK KETERGANTUNGAN/HARI
MIN 389
PARSIAL 182
TOTAL (Bartel Indeks 9) 201
JUMLAH PASIEN/HARI 772
JUMLAH PASIEN BARU/HARI 199
JUMLAH PASIEN KELUAR 206
JUMLAH PASIEN OBSERVASI/TERMINAL/HARI 20
Jumlah pasien B20 1
Jumlah pasien TB 19
Jumlah Pasien Kemotherapi 0
2. Mutu Asuhan Keperawatan Desember 2023
D INDIKATOR MUTU UNIT
Angka Kesalahan Pemberian Obat Rawat Inap
1
(IAK) (<0.5%)
0,46403
a. Penyebab 7
Salah Pasien 0
Salah Obat 0
Salah Dosis 2
Salah waktu 0
43
Sedang (5-6) 17
Tinggi ≥ 7 29
TK KETERGANTUNGAN/HARI
MIN 446
PARSIAL 209
TOTAL (Bartel Indeks 9 ) 200
JUMLAH PASIEN/HARI 859
JUMLAH PASIEN BARU/HARI 209
JUMLAH PASIEN KELUAR 213
JUMLAH PASIEN OBSERVASI/TERMINAL/HARI 30
Jumlah pasien B20 0
Jumlah pasien TB 23
Jumlah Pasien Kemotherapi 0
46
5
Kepatuhan pelaksanaan asesmen awal keperawatan
(Num) 54
Sampel Pasien (50 pasien) (Denum) 58
Angka Ketidakpatuhan pendokumentasian Asesmen 5,17241
5
Nyeri Secara Kontinyu di status pasien (0%) 4
Ketidakpatuhan pelaksanaan asesmen nyeri (Num) 3
Sampel Pasien (50 pasien) (Denum) 58
Angka Pemenuhan Personal Hygiene (PH) Pasien 95,8333
6
Barthel Indeks <9 (100%) 3
TK KETERGANTUNGAN/HARI
MIN 334
PARSIAL 237
TOTAL (Bartel Indeks 9 ) 205
JUMLAH PASIEN/HARI 779
JUMLAH PASIEN BARU/HARI 203
JUMLAH PASIEN KELUAR 195
JUMLAH PASIEN OBSERVASI/TERMINAL/HARI 22
Jumlah pasien B20 3
Jumlah pasien TB 23
Jumlah Pasien Kemotherapi 0
BAB III
ANALISA SWOT, IDENTIFIKASI DAN PERENCANAAN
A. Analisis SWOT
1. MAN/SDM
No Faktor Strategik Internal Bobot Rating Nilai Skor
1 Kekuatan
- Dari 46 perawat, 3-4 perawat telah 0,3 4 1,2 s-w = 3.6
mengikuti pelatihan yang dibutuhkan – 2.0 =
di ruangan diantaranya yaitu pelatihan 1.6
Vascular Akses, CVC, tracheostomi,
plabotomi, dan BTCLS
- Perawat di ruang Jayaningrat, yang
0,2 3 0.6
hampir seluruhnya berpendidikan ners
dan 1 perawat pendidikan D3
keperawatan
- Kepala ruangan Jayaningrat
berpendidikan Ners 0,2 3 0.6
- Jabatan Kepala Ruangan (KaRu)
Jayaningrat sudah cukup lama kurang 0,3 4 1.2
lebih sekitar 4 tahun dan telah
mengikuti pelatihan manajemen
bangsal
2 Kelemahan
- Di ruang jayaningrat belum memiliki 1,00 2 2,00
helper yang dapat membantu dalam
meringankan tugas perawat dalam
mengambil atau mengirim barang.
49
50
4 Ancaman
- Tuntunan masyarakat dalam pelayanan 0,5 2 1.0
yang optimal dan professional di ruang
rawat Jayaningrat.
- Penambahan SDM akan berdampak
0,5 2 1.0
pada sistem penggajian dan remunerasi
pegawai, yang akan berdampak pula
pada pendapatan Rumah Sakit.
2. Material
No Faktor Strategik Internal Bobot Rating Nilai Skor
1 Kekuatan
- Di ruang jayaningrat telah memiliki 0,4 3 1.2 S-W=
fasilitas alat kesehatan elektronik yang 3,0-
dapat mempermudah dan menunjang 1,8=
pemeriksaan pasien 1,2
- Pemeliharaan dan kalibrasi alat
0,2 3 0,6
kesehatan yang terdapat di Jayaningrat
mengikuti keputusan dari RS
- Mendata pemakaian alat setiap operan
dinas di ruangan 0,4 3 1,2
2 Kelemahan
- Alat kesehatan yang ada terbatas dan 0,3 2 0,6
tidak sesuai dengan jumlah perawat
sehingga alat digunakan secara
bergantian dan mengalami error
- Kurangnya alat bantu untuk pasien
seperti kursi roda untuk mobilisasi
pasien
0,2 1 0,2
- Pengelompokkan obat belum
berdasarkan ruangan, namun di tiap
loker diberi nama dan nomor medrek.
- Linen bersih dan barang tenun lainnya 0,3 2 0,6
belum dilabeli nama di tiap
susunannya
0,2 2 0,4
3 Peluang
- Pengajuan peralatan dapat menjadi 0,5 2 1,0 O-T =
peluang untuk evaluasi bidang 2,5-
keperawatan dalam melengkapi alat 2,0=
kesehatan yang belum tersedia di unit 0,5
agar pelayanan kesehatan dapat
diberikan secara maksimal
- RSUD Bandung Kiwari mengadakan
0,5 3 1,5
kalibrasi alat jika terjadi kerusakan alat
dan PJ shift melakukan pemantauan
alat kesehatan setiap hari
Total 1,00 2.5
4 Ancaman
- Alat kesehatan yang tidak di kalibrasi 0,5 2 1.0
secara berkala, di khawatirkan akan
52
3. Methode
No Faktor Strategik Internal Bobot Rating Nilai Skor
1 Kekuatan S-W=
- Ruang Jayaningrat mengadopsi metode 0,2 2 0,4 1.6-
modular atau gabungan antara primer dan 1.0= -
tim 0,6
- Setiap pelayanan atau tindakan yang
0,3 3 0,9
dilakukan oleh perawat
didokumentasikan kedalam asuhan
keperawatan yang terintegrasi dan
tercatat di SIM RS untuk melihat
progress atau kemajuan keadaan pasien.
- Adanya pembagian tugas, peran dan
wewenang yang jelas 0,2 2 0,4
- Adanya struktur organisasi di
Jayaningrat yang terbagi dalam tiga shift 0,3 3 0,9
(pagi, siang dan malam). Sehingga
pelayanan akan tetap berjalan selama 24
jam.
2 Kelemahan
- Sebagian perawat tidak melakukan 0,3 3 0,6
edukasi terkait dengan cuci tangan 6
langkah
53
3 Peluang Indicator
- PPI meliputi kepatuhan cuci cuci tangan,
kepatuhan pemilahan sampah medis, O-T=
kepatuhan penggunaan APD 0,4 3 1,2 3,0-
- Adanya program akreditasi rumah sakit 2,0=
dari pemerintah dimana 1.0
pendokumentasian keperawatan
0,6 3 1,8
merupakan salah satu penilaian
4 Ancaman
- Ada tuntutan tinggi dari masyarakat 1,00 2 2.00
untuk pelayanan yang lebih profesional
dan makin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum
4. Money
No Faktor Strategik Internal Bobot Rating Nilai Skor
1 Kekuatan S-W =
- RSUD Bandung Kiwari bekerjasama 0,5 4 2.0 3,0-2,1
dengan BPJS, sehingga pasien BPJS = 0,9
bisa memanfaatkan fasilitas tersebut
54
2 Kelemahan
- Dari hasil wawancara didapatkan hasil 1,00 2 2.0
bahwa perawat kurang puas terhadap
sistem penggajian.
3 Peluang
- RSUD Bandung Kiwari memiliki O-T =
sumber pendapatan dari BPJS maupun 3,0-
umum 1,0 3 3,0 3.0= 0
4 Ancaman
- Ada beberapa kasus yang LOS nya 0,5 3 1,5
memanjang dikarenakan kebutuhan
klinis pasien
- Semakin banyaknya rumah sakit yang
0,5 3 1,5
menawarkan pelayanan keperawatan
berkualitas yang dapat menjadi
pesaing bagi RS
Total 1,00 3.0
5. Market/Machine
No Faktor Strategik Internal Bobot Rating Nilai Skor
1 Kekuatan
- Lokasi rumah sakit yang strategis 0,1 3 0,3 S-W=
- Petunjuk alur denah RS sudah jelas, 0,2 3 0,6 3,2-
55
2 Kelemahan
- Tidak tersedianya tempat dan media 1,00 1 1,00
edukasi kesehatan seperti poster dan
leaflet yang mudah dijangkau oleh
keluarga dan pasien di setiap lorong
ruangan
4 Ancaman
- Adanya rumah sakit competitor 1,00 3 3
dengan jarak yang tidak jauh dari
RSUD Bandung Kiwari Bandung
56
Total 1,00 3
B. Identifikasi Masalah
1. Man
Masalah :
- Di ruang jayaningrat belum memiliki helper yang dapat membantu dalam
meringankan tugas perawat dalam mengambil atau mengirim barang.
Penyebab:
- Rumah sakit belum merekrut karyawan untuk menempati posisi helper di
ruangan Jayaningrat
2. Material
Masalah:
- Alat kesehatan yang ada terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah perawat sehingga
alat digunakan secara bergantian dan mengalami error
- Kurangnya alat bantu untuk pasien seperti kursi roda untuk mobilisasi pasien
- Pengelompokkan obat belum berdasarkan ruangan, namun di tiap loker diberi nama
dan nomor medrek.
- Linen bersih dan barang tenun lainnya belum dilabeli nama di tiap susunannya
Penyebab :
- Karena ada beberapa proses yang harus dilewati sehingga untuk
mendapatkan alat yang baru sedikit kendala.
3. Methode
Masalah :
- Sebagian perawat tidak melakukan edukasi terkait dengan cuci tangan 6 langkah
- Pada saat hand over perawat tidak melibatkan pasien, sehingga pasien kurang
terpapar informasi mengenai kondisinya dan tindakan yang akan dilakukan.
- Pelaksanaan Ronde keperawatan dan nursing conference belum dilakukan
Penyebab :
- Belum terlaksananya proses hand over dengan melibatkan pasien karena
beban kerja perawat yang tinggi dan keterbatasan alat meja dorong serta
terbatasnya waktu, sehingga perawat melaksanakan hand over tidak
melibatkan pasien
57
4. Money
Masalah :
- Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa perawat kurang puas terhadap
system penggajian.
Penyebab :
- Kurangnya transparansi dalam sistem penggajian karyawan.
5. Market/Machine
Masalah :
- Tidak tersedianya tempat dan media edukasi kesehatan seperti poster dan
leaflet yang mudah dijangkau oleh keluarga dan pasien di Lorong ruangan
Penyebab :
- Fasilitas untuk melakukan edukasi masih sangat terbatas
C. Prioritas Masalah
No Skor Analisis SWOT
Masalah Prioritas Keterangan
. IFAS EFAS
1. Man 1,1 1,0 0,1 2
2. Material 1.2 0,5 0,7 4
3. Method 0,6 1,0 -0,4 1
4. Money 0,9 0 0,9 3
5. Market 2,2 0,5 1,7 5
Dari hasil skala diatas maka prioritas masalah manajemen unit keperawatan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Method
2. Man
3. Material
4. Money
5. Market
58
D. Diagnosa Manajemen
1. Manajemen Asuhan
Diagnosa Issue
No Ideal
Keperawatan Perawat Pasien dan Keluarga
1. Belum optimalnya Perawat yang berdinas Beberapa pasien Penerimaan pasien baru merupakan salah
pemberian asuhan merasa pasien sudah mengatakan belum satu bentuk pelayanan kesehatan yang
pada pasien mengetahui terkait hal mengetahui bagaimana komprehensif melibatkan pasien dan
mengenai tersebut cara melakukan cuci keluarga, dimana sangat mempengaruhi
pentingnya hand tangan 6 langkah, hal ini mutu kualitas pelayanan. Penerimaan
hygiene disebabkan kurangnya pasien baru yang belum dilakukan sesuai
berhubungan dengan paparan informasi dari standart maka besar kemungkinan akan
kurangnya edukasi perawat menurunkan mutu suatu kualitas
terkait cara cuci pelayanan yang pada akhirnya dapat
tangan 6 langkah menurunkan tingkat kepercayaan pasien
pada saat terhadap pelayanan suatu Rumah Sakit,
penerimaan pasien oleh karena itu pada saat penerimaan
baru pasien baru harus dilakukan sesuai
dengan standar operasional prosedur
59
2. Manajemen Unit
Diagnosa Issue
No Ideal
Keperawatan Perawat Pasien dan Keluarga
1 Kurang optimalnya Seluruh perawat Beberapa pasien Pada saat overan atau timbang terima
pelaksanaan hand melakukan overan dinas mengatakan bahwa tidak antar perawat, di perlukan suatu
over di ruangan diruangan pasien hanya mendapatkan informasi komunikasi yang jelas tentang kebutuhan
Jayaningrat menyampaikan perawat mengenai tindakan yang pasien, intervensi yang sudah dan yang
pengganti di shif akan dilakukan belum dilaksanakan, serta respons yang
selanjutnya saja selanjutnya serta progress terjadi pada pasien. Perawat melakukan
dari kondisinya pada saat overran/timbang terima bersama dengan
60
1 Methode Keluarga pasien Keluarga pasien di Melakukan edukasi 20 Februari Ruangan pasien - Kepala
Berdasarkan dapat memahami ruangan dapat terkait SOP dan 2024 - 22 Ruangan
observasi dan dan menerapkan menerapkan cuci pentingnya cuci tangan Februari 2024. - Ketua
wawancara kepada cuci tangan 6 tangan 6 langkah 6 langkah dengan media Kelompok
keluarga pasien langkah vidio Stase
mengatakan bahwa Manajemen
perawat tidak
melakukan edukasi
terkait dengan cuci
tangan 6 langkah.
2 Pada saat hand over Tujuan Target : Mengusulkan : 20 Februari Ruang - Kepala
seluruh perawat Tujuan Umum: Timbang terima - Menentukan 2024 Pendidikan Ruangan
tidak melibatkan Menjaga dapat berjalan lebih penanggung jawab - Perawat
pasien, sehingga kesinambungan optimal dengan timbang terima ruangan
pasien kurang informasi keadaan perbaikan format - Timbang terima dapat - Ketua
terpapar informasi pasien pada setiap content yang dilakukan secara lisan Kelompok
mengenai shift disampaikan serta atau tertulis Stase
kondisinya dan Tujuan Khusus : mempertahankan alur - Dilaksanakan pada Manajemen
tindakan yang akan - Menyampaikan dan proses timbang setiap pergantian shift
dilakukan. kondisi dan terima yang telah - Informasi yang
keadaan baik dalam disampaikan harus
62
paripurna
-Dapat meningkatkan
kemampuan
komunikasi antar
perawat
-Menjalin hubungan
Kerjasama yang
bertanggung
jawab antar
perawat
-Pelaksanaan asuhan
keperawatan dapat
berjalan
bekesinambungan.
F. Analisis Jurnal
JURNAL VALIDITY IMPORTANCY APPLICABILITY
Pengaruh Edukasi V1 Pada penelitian ini menjelaskan Artikel penelitian ini menjelaskan
Terstruktur Jenis penelitian ini adalah Quasi edukasi terstruktur dengan media manfaat dari penelitian, sehingga bisa
dengan Media Experimental dengan rancangan Pre tes video. Edukasi terstruktur diterapkan sebagai referensi dan acua
64
Vidio Terhadap Post test with Control Group Design, menunjukkan bahwa materi edukasi dalam manajemen keperawatan bagi
Kepatuhan Enam dimana kelompok eksperimental diberi disiapkan dengan baik sesuai dengan institusi kesehatan.
Langkah Mencuci perlakuan sedangkan kelompok kontrol tujuan yang hendak dicapai dan
Tangan pada tidak. Peneliti menggunakan dengan materi yang disusun rapi
Keluarga Pasien di Nonprobability sampling dengan sistem sehingga intervensi edukasi menjadi
Ruang ICU Consecutive sampling, populasinya yaitu lebih optimal dan efektif. Penggunaan
keluarga pasien ruang ICU RSUD media edukasi yang berbeda, mampu
klungkung dengan jumlah sampel yaitu 16 memberikan hasil dan pengalaman
orang kelompok perlakuan dan 16 orang yang berbeda pula
kelompok control yang sesuai dengan
criteria inklusi dan eklusi. Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah keluarga pasien
Ruang ICU RSUD Kabupaten Klungkung
yang berusia 7 tahun– 55 tahun, keluarga
pasien yang tetap menemani keluarganya di
RS minimal 2har, dan bisa membaca dan
menulis serta membawa smartphone dan
sebagai eklsui adalah keluarga pasien yang
menolak dijadikan responden penelitian.
65
Kesimpulan :
Penelitian ini menjelaskan mengenai
ketepatan subjek serta menjelaskan secara
detail kriteria inklusi dan eksklusi
V2 :
Peneliti akan mengobservasi secara
langsung kepatuhan keluarga pasien dalam
mencuci tangan menggunakan lembar
observasi/cheklist dengan 10 pernyataan
yang dikembangkan dari Standar Prosedur
Operasional (SPO) cuci tangan yang
dimiliki oleh RSUD Kabupaten Klungkung
yang berisi 6 langkah mencuci tangan.
Kesimpulan :
Prosedur dijelaskan secara detail sehingga
pembaca mudah dalam
mengimplementasikannya
66
V3 :
Dalam penelitian ini tidak terdapat faktor
perancu
Kesimpulan :
Tidak ada faktor perancu dalam penelitian
V4 :
Berdasarkan tabel kepatuhan enam langkah
mencuci tangan pada keluarga pasien
sebelum dan sesudah edukasi dengan media
video pada kelompok perlakuan yaitu P
value = 0,0001 dimana p. Sedangkan
berdasarkan tabel kepatuhan enam langkah
mencuci tangan sebelum dan sesudah pada
kelompok kontrol yaitu P value = 0,002.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai
post tes pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan P value = 0,0001,
67
dimana P
Kesimpulan :
Analisa data yang dilakukan dalam
penelitian ini dilakukan secara tepat
V5 :
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Astami (2010)
Penelitian terhadap 16 responden kelompok
kontrol juga menunjukkan P value <0,05
yang berarti ada pengaruh edukasi sesuai
prosedur ruangan terhadap kepatuhan enam
Langkah mencuci tangan dengan p=0,002
Kesimpulan :
Penelitian ini menyebutkan kesamaan hasil
penelitian dengan penelitian sebelumnya
68
68
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi
sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna
analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa
yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang
mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang
mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang
dihadapi oleh organisasi. Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu:
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa
depan.
Berdasarkan hasil analisis pada kasus di Ruang Jayaningrat Rumah Sakit
Bandung Kiwari telah disusun rumusan masalah yang berkaitan dengan
manajemen asuhan dan manajemen unit keperawatan. Masalah-masalah tersebut
sudah disusun berdasarkan prioritas masalah dan masalah yang menjadi prioritas
utama yaitu mengenai metode atau model asuhan keperawatan di di ruangan.
Dari permasalahan tersebut kami mengambil tema untuk analisis jurnal yaitu
penerapan SOP dalam penerimaan pasien baru, Hand Hygiene dan Hand Over.
Berdasarkan hasil analisis pada kasus di Ruang Jayaningrat Rumah Sakit
69
70
72
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. 2013. Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Arruz
Madia.
Kuntoro. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hidayah, N. 2014. Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
dalam Peningkatan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit. Jurnal Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Huber, D. 2014. Leadership and Nursing Care Management (5 th ed). St. Louis
Missouri: Elsevier Saunders.
Mudallal, R. H., Saleh, M. Y. N., Al-Modallal, H. M., & Abdel-Rahman, R. Y. 2017.
Quality of Nursing Care: The Influence of Worl Conditions, Nurse
Characteristics and Burnout. International Journal of Africa Nursing Sciences, 7:
24-30
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan