Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

REGENERASI IKAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11 INDRALAYA :

1. ANGGELA ( 06091182126007)
2. HASLINDA ( 06091082126044 )
3. MAY LIZA ANGGRAINI ( 06091282126023 )
4. RENI ANGELINA ( 06091182126001 )
5. SURI HANDAYANI ( 06091282126031 )

DOSEN PENGAMPU :

DR. RIYANTO, S.PD., M.SI.

MATA KULIAH :

PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
PRAKTIKUM

A. Judul
Regenerasi Ikan

B. Tujuan
Setelah melakukan percobaan regenerasi ini diharapkan mahasiswa memiliki
pemahaman yang lebih baik mengenai konsep-konsep perkembangan pada hewan
dewasa, regenerasi dan proses regenerasi.

C. Landasan Teori
Regenerasi merupakan proses yang begitu penting bagi kehidupan makhluk
hidup. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk melakukan
regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu
melakukan regenerasi pada tingkat organ. Faktor yang mempengaruhi regenerasi
pada ikan yaitu terdapat faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti
kegiatan kelenjar tiroid dan hipofisis yang mengatur tingkat regenerasi, sedangkan
faktor eksternal seperti suhu, intensitas cahaya tertentu, kontaminan lingkungan
dan obat-obatan seperti amino propionitrile, penisilanin, indometasin,
deksaminaton, danacidmay asetisalisiat yang mengganggu kapasitas regenerasi
sirip (Radiopoetro,1989). Menurut Radiopoetro (1989) regenerasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah temperatur, proses biologi dan faktor
bahan makanan. Kenaikan dari temperatur, pada hal tertentu, mempercepat
regenerasi. Regenerasi menjadi lebih cepat pada suhu 29,7oC. Faktor bahan
makanan tidak begitu mempengaruhi dalam proses regenerasi.
Menurut Ochandio et al. (2015), fase dasar regenerasi yaitu dimulai dari
penyembuhan luka, permulaan pembentukan pada epidermis oleh massa sel
mesenkim yang disebut blastema, lalu sel melakukan perbanyakan yang akhirnya
akan membentuk kembali atau merestorasi morfologi dari sirip ikan. Menurut
Balinsky(1983), regenerasi melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab
yang bersifat sebagai pelindung
2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka di
bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada
saat itu luka telah tertutup oleh kulit.
3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat mudah
kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan
baru.Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar
di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya
mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang,tulang
rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat
myofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit.
4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka.Pada
saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-
sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan,
terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-sel pengembara akan
berproliferasi membentuk blastema.
5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak
dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai
besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi
sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat
menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf, dan saluran
pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur
anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.
Untuk terjadi proses regenerasi sirip diuraikan dalam tiga fase yaitu
penyembuhan luka, pembentukan blastemal dan perkembangan regenerative.
Mengikuti pemotongan dalam 12 jam pertama, sirip yang terluka diperbaiki oleh
migrasi sel epidermal secara cepat di atas permukaan pemotongan. Jaringan
mesenkimal berlokasi di sekitar bagian pemotongan yang mengalami diorganisasi
dan menampilkan tingkatan perkembang biakan sel. Proses ini diikuti oleh
pembentukan blastema pada 24-36 jam pasca amputation (hpa). Blastema
membuat suatu zona pertumbuhan mesenkimal apikal yang dirawat dibawah luka
kulit luar selama masa perkembangan regeneratif, yang mengambil kira-kira 2
minggu. Dengan pemanjangan perkembangan, sel blastema proksimal keluar dari
daerah ini dan mulai berdiferensiasi untuk memperbaiki struktur yang hilang
dengan arah proksomodistal (Rasmussen &Sagasti, 2016).
Beberapa jenis ikan menunjukkan kemampuan yang tinggi dalam
memperbaiki kerusakan yang terjadi pada bagian sirip. Selain itu ikan adalah
hewan yang mudah pemeliharaannya. Proses perbaikan bagian tubuh yang rusak
atau hilang (regenerasi) dapat diikuti dengan peralatan yang sederhana.
Topik regenerasi ini terdiri dari regenerasi pada ekor ikan. Oleh karena itu
pengamatan proses regenerasi ikan memakan waktu yang cukup lama (sekitar 3
minggu).
- Ekor ikan merupakan anggota gerak belakang ikan, bagian tubuh ini
sangat beresiko terhadap kerusakan. Perbaikan kerusakan pada ekor ikan
terdiri dari beberapa tahap.
- Tahap pertama adalah penyembuhan luka melalui penutupan permukaan
yang rusak. Tahap kedua adalah pertumbuhan dari bagian ekor yang rusak
hingga mencapai ukuran semula.
- Tahap kedua ini biasanya segera diikuti dengan tahap ketiga, yaitu
diferensiasi dari jaringan-jaringan yang baru terbentuk.
- Regenerasi ekor ikan ditunjukkan dengan sangat bagus pada ekor ikan
yang memiliki warna dengan pola tertentu, bergaris atau berbintik.

D. Perangkat Observasi
Alat :
- Baskom/baki
- Penggaris
- Petri disk kecil
- Jaring ikan
- Gunting bedah
- Plastik wrapping
- Aerator

Bahan :

- Ikan hias ( molly) 8 ekor


- Pakan ikan
- Air ledeng/sumber
E. Prosedur Kerja
1. Memotong ekor ikan
1. Letakkan ikan secara hati-hati
2. Potonglah ekor ikan dengan menggunakan gunting yang tajam dengan
pola yang dikehendaki yaitu 2 ekor ikan yang tidak di potong ekornya, 2
ekor ikan yang dipotong ekornya setengah atas, 2 ekor yang dipotong
ekornya setengah bawah dan 2 ekor yang dipotong ekornya melintang..
Lakukan pemotongan dengan cepat dan jangan terlalu ke pangkal ekor.
3. Setelah selesai kembalikan ikan kedalam baki dan peliharalah dengan baik.
2. Observasi terhadap proses regenerasi
1. Lakukan pengamatan terhadap proses regenerasi dari ekor yang dipotong
setiap hari. Catatlah semua perkembangan yang berkaitan dengan proses
regenerasi ekor ikan tersebut.
2. Ukurlah pertambahan panjang dari ujung ekor yang baru tumbuh satu
minggu setelah pemotongan , dan setiap minggu berikutnya sampai
minggu terakhir pengamatan.
3. Catatlah semua perkembangan yang terjadi pada jaringan (yang dapat
diamati), misalnya : perkembangan pola warna, pertumbuhan kerangka
ekor, dan sebagainya. Lengkapilah data dengan gambar .
4. Tulislah data yang diperoleh pada tabel hasil pengamatan.

F. Hasil Pengamatan
Panjang Ekor/Jenis Potongan
Waktu
Tidak Setengah
(Minggu ke-) Setengah atas Melintang
dipotong bawah
I Ikan 1 : Ikan 1 : Ikan 1 : Ikan 1 :
0,5 cm 0,5 cm 0,6 cm 0,5 cm
Ikan 2 : Ikan 2 : Ikan 2 : Ikan 2 :
0,6 cm 0,5 cm 0,8 cm 0,5 cm
II Ikan 1 : Ikan 1 : Ikan 1 : Ikan 1 :
0,5 cm 0,6 cm 0,7 cm 0,7 cm
Ikan 2 : Ikan 2 : Ikan 2 : Ikan 2 :
0,6 cm 0,6 cm 0,7 cm 0,6 cm
III Ikan 1 : Ikan 1 : Ikan 1 : Ikan 1 :
0,5 cm 0,7 cm 0,8 cm 0,8 cm
Ikan 2 : Ikan 2 : Ikan 2 : Ikan 2 :
0,6 cm 0,9 cm 0,8 cm 0,7 cm

G. Daftar Pustaka
Balinsky, B.I. 1983. An Introduction to Embriology. London: WB Saunders College
Publishing.
Enggar. P, E. Junaidi, & A. Setioini. 2013. Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap
Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal PenelitianSains,
12 (13): 63-66
Kalthoff, K. 1996. Analysis of Biological Development . New York: McGraw-Hall
Inc.
McMillan, S. C., Zhe T. Xu, Jing Z., Cathleen T., Vladimir K., Vance L. T., & Marie-
Andrée A. 2013. Regeneration of Breeding Tubercles on Zebrafish
PectoralFins Requires Androgens and Two Waves of
Revascularization.Stem Cell and Regeneration,140(22), pp. 4323-4334
Monroe, J. D., Rajadinakaran G. & Smith M. E. 2015. Sensory Hair Cell Death and
Regeneration in Fishes. Front. Cell. Neurosci, 9(131), pp. 1-18.
Ochandio, B. S., I. J. Bechara, P. P. Praise-Maltempi. 2015. Dexamethasone Action
on Caudal Fin Regeneration of carp Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758). Braz. J.
Biol., 75(2), pp. 442-450.
Radiopoetro. 1989.Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Rasmussen, J. P. & A. Sagasti. 2016. Learning to Swim, Again: Axon Regeneration in
Fish. Exp. Neurol., 2(22), pp. 318-330.
Sounder, J. W. 1982. Developmental Biology. New York: Macmillan Publishing Co.

Anda mungkin juga menyukai