Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

KAPASITAS RETENSI AIR TANAH

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 INDRALAYA :

ANGGELA (06091182126007)
DEA TRISANDINI (06091282126039)
HASLINDA (06091082126044)
KEZIA ARDIAN ANJALI (06091282126051)
LISNA NEPRIANI (06091282126046)
PUTRI AYU NUR ROHMAH (06091282126054)
TRI SEPTIANA (06091182126002)

DOSEN PENGAMPU :

Drs. KHOIRON NAZIP, M.Pd


Drs. DIDI JAYA SANTRI, M.Si
NIKE ANGGRAINI, S.Pd., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah
sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air sekaligus sebagai penopang
akar. Tanah adalah gejala alam permukaan daratan, membentuk suatu mintakat (zone)
yang disebut pedosfer, tersusun atas massa galir (loose) berupa pecahan dan lapukan
batuan (rock) bercampur dengan bahan organik.

Fungsi tanah ialah sebagai penyangga secara fisik, penyedia udara, penyedia air,
pengatur suhu, pengendali bahan beracun, dan penyedia hara. Dalam melakukan
fungsinya sebagai penyangga, tanah memengaruhi daya jangkar akar tumbuhan melalui
kedalaman dan jenis tanah.

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk gumpalan kecil.
Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan)
yang berbeda-beda).

Berdasarkan bahan dan proses pembentukannya tanah dibedakan menjadi beberapa


jenis antara lain tanah aluvial/endapan, tanah humus, tanah kapur, tanah vulkanik, dan
tanah gambut.

Kemampuan tanah meretensi air sangat dipengaruhi jenis tanah dan vegetasi yang
ditanam di lahan. Dalam pengelolaan lahan kering, kemampuan tanah meretensi air
sangat penting untuk diketahui. Data retensi air tanah penting untuk diketahui terutama
dalam usaha penyusunan pola tanam untuk memaksimalkan potensi lahan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada praktikum ini meliputi :
1. Bagaimana keterkaitan sifat tanah terhadap retensi air tanah?
2. Mengapa setiap tanah memiliki hasil warna air yang berbeda-beda?
3. Mengapa hasil dari volume air yang keluar dari tanah berbeda dengan jumlah air
yang dituangkan diatas permukaan tanah?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka laporan praktikum ini ditulis dengan tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui keterkaitan sifat tanah terhadap retensi air tanah
2. Mengetahui alasan mengapa warna air yang dihasilkan berbeda-beda
3. Mengetahui alasan mengapa volume air awal yang dituangkan diatas
permukaan tanah berbeda dengan air yang keluar kembali ke tanah

1.4 Manfaat
Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu memahami mengenai bagaimana
proses terjadinya retensi air tanah serta mengetahui alasan mengapa air yang dihasilkan
dapat berubah warna dan menghasilkan volume yang berbeda-beda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ketersediaan air sangat menentukan keberhasilan kegiatan budidaya tanaman di lahan


kering, karena air sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu fungsi air yang
utama antara lain, sebagai pelarut unsur hara di dalam tanah agar bisa diserap oleh tanaman,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan hara untuk pertumbuhan dan produksi tanaman
(Chintala et al. 2012).
Ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh presipitasi, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan air pada sistem pertanian lahan kering akan tergantung dari air hujan dan
kemampuan tanah dalam meretensi air. Kemampuan tanah dalam meretensi air penting untuk
diketahui terutama dalam usaha pengelolaan lahan kering untuk pertanian. Data tentang
retensi air tanah penting untuk diketahui terutama dalam usaha pengelolaan lahan kering
pertanian, agar lahan mampu menghasilkan produksi yang optimum dan menghindari
terjadinya kegagalan panen (Rusastra et al. 2019).
Perbedaan jenis tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam meretensi air,
dikarenakan memiliki sifat tanah yang berbeda-beda. Sifat tanah yang berkorelasi positif
dengan kemampuan tanah dalam meretensi air adalah bobot isi, bahan organik tanah, struktur
tanah dan distribusi ukuran pori (Silva et al. 2018).
Tanah di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa
kandungan bahan organik. Butiran-butiran dengan mudah dipisah-pisahkan satu sama lain
dengan kocokan air. Tanah berasal dari pelapukan batuan, yang prosesnya dapat secara fisik
maupun kimia. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali dipengaruhi oleh sifat batuan induk yang
merupakan material asalnya juga dipengaruhi oleh unsur-unsur luar yang menyebabkan
terjadinya pelapukan batuan tersebut. Semua macam tanah ini secara umum terdiri dari tiga
bahan, yaitu butiran tanahnya sendiri, serta air dan udara yang terdapat dalam ruangan antara
butir-butir tersebut. Ruangan ini disebut pori (voids). Apabila tanah sudah benar-benar kering
maka tidak akan ada air sarna sekali dalam porinya, keadaan semacam ini jarang ditemukan
pada tanah yang masih dalam keadaan asli dilapangan. Air hanya dapat dihilangkan sarna
sekali dari tanah apabila kita ambil tindakan khusus untuk maksud itu, misalnya dengan
memanaskan di dalam oven.
Dialam tanah terdiri dari berbagai macam ukuran butiran, dari yang terbesar sampai
yang terkecil. Pembagian nama jenis tanah, umumnya dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Berangkal (boulders) merupakan potongan batuan yang besar, biasanya diambil lebih
besar dari ukuran 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran ukuran 150 mm sampai 250
mm, fragmen batuan ini dapat disebut kerakal (cobbles).
2. Kerikil (gravel) merupakan partikel batu batuan yang memiliki ukuran 5 mm sampai 150
mm.
3. Pasir (sand) merupakan partikel batuan berukuran 0.0074 mm sampai 5 mm, berkisar dad
kasar (5 mm - 3 mm) sampai halus « 1 mm).
4. Lanau (silt) merupakan partikel batuan berukuran dari 0.002mm sampai 0.0074 mm.
5. Lempung (clay) merupakan partikeJ mineral yang berukuran lebih kecil dari 0.002 mm,
partikel-partikel ini merupakan sumber utama dad kohesi di dalam tanah yang berkohesif.
6. Koloid (colloids) merupakan partikel mineral yang berukuran lebih keeil dari 0.001 mm.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan di lingkungan sekitar Laboratorium Kebun Botani
Kampus FKIP UNSRI Inderalaya. Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 16
Februari 2023 pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. 5 buah corong
2. 5 buah gelas ukur
3. Alat tulis

3.2.2 Bahan
1. Tanah pasir 100gr
2. Tanah lumpur 100gr
3. Clay (Tanah liat) 100gr
4. Tanah kering angina 100gr
5. Cocopeat 100gr
6. Kertas saring
7. Air

3.3 Langkah Kerja


1. Letakkan masing-masing corong di atas gelas Ukur
2. Bentuk kertas saring menyesuaikan besaran corong. Lalu masukkan kertas
saring tersebut di atas kertas saring
3. Letakkan masing-masing sampel tanah kedalam corong yang berisikan kertas
saring
4. Masukkan air di atas sampel tanah masing-masing 100 gr.
5. Tunggu beberapa saat, sampai air dalam sampel tanah mengering
6. Cara kerja juga dapat dilihat pada https://www.youtube.com/watch?v=Ond_-
SsiWE8
7. Catat hasil pengamatanmu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


No Sampel tanah Berat sampel Volume air Volume air Warna Air
Tanah retensi

1. Tanah kering angin 100 gr 100 ml 56 ml Bening

2. Tanah liat 100 gr 100 ml 27 ml Jernih

3. Tanah lumpur 100 gr 100 ml 56 ml Keruh coklat


kehitaman

4. Tanah pasir 100 gr 100 ml 45 ml Keruh kekuningan

5. Cocopeat 100 gr 100 ml 52 ml Keruh kecoklatan

4.2 Analisis Data


1. Tanah kering angin
Retensi air tanah = Volume air awal – volume air yang tertampung
= 100 ml – 44 ml
= 56 ml
2. Tanah liat
Retensi air tanah = Volume air awal – volume air yang tertampung
= 100 ml – 73 ml
= 27 ml
3. Tanah lumpur
Retensi air tanah = Volume air awal – volume air yang tertampung
= 100 ml – 44 ml
= 56 ml
4. Tanah pasir
Retensi air tanah = Volume air awal – volume air yang tertampung
= 100 ml – 55 ml
= 45 ml
5. Cocopeat
Retensi air tanah = Volume air awal – volume air yang tertampung
= 100 ml – 48 ml
= 52 ml
4.3 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan didapat hasil data praktikum
yang telah tertera di atas dan dapat dibahas sebagai berikut Untuk sampel
tanah yang dipakai yaitu tanah kering angin, tanah liat, tanah lumpur, tanah
pasir dan cocopeat. Berat sampel masing-masing tanah yang digunakan
sebesar 100 gr dan volume air masing-masing yang digunakan untuk tanah
sebesar 100 ml. Pertama pada tanah kering angin diperoleh retensi air tanah
yaitu volume air dikurang volume air yang tertampung hasilnya 56 ml warna
air yang diperoleh bening. Kedua pada tanah liat diperoleh retensi air tanah
yaitu volume air awal dikurang volume air yang tertampung hasilnya 27 ml
warna air yang diperoleh jernih. Ketiga pada tanah lumpur diperoleh retensi
air tanah yaitu volume air awal dikurang volume air yang tertampung hasilnya
56 ml warna air yang diperoleh keruh coklat kehitaman. Keempat pada tanah
pasir diperoleh retensi air tanah yaitu volume air awal dikurang volume air
yang tertampung hasilnya 45 ml warna air yang diperoleh keruh kekuningan.
Terakhir pada cocopeat diperoleh retensi air tanah yaitu volume air awal
dikurang volume air yang tertampung hasilnya 52 ml warna air yang diperoleh
keruh kecoklatan.
Untuk volume air yang tertampung pada gelas ukur hasilnya berbeda
dengan volume air yang disediakan hal tersebut dikarenakan adanya
penyerapan air oleh pori tanah. Selain itu, air yang jatuh ke dalam gelas ukur
dikarenakan tanah sudah tidak dapat melakukan penyerapan akibat pori tanah
yang sudah terisi. Selain itu, adanya gaya gravitasi yang lebih besar
dibandingkan gaya tarik molekul tanah dan air mengakibatkan air turun jatuh
ke bawah. Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah
karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi
mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca
sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara. Sedangkan pada warna
air yang keluar dari tanah berbeda-beda disebabkan karena pada tanah
memiliki kandungan organik dan anorganik serta partikel dan pori tanah yang
berbeda. Semakin luas pori penyerapan air pada tanah maka kemungkinan
partikel tanah ikut terikat dengan air yang turun semakin kecil sehingga pada
tanah kering angin air berwarna bening. Sedangkan untuk air yang memiliki
warna keruh hal tersebut dikarenakan pori tanah memiliki partikel yang halus
walaupun daya serap air lebih luas namun partikel-partikel halus tersebut
dapat terikat sehingga partikel yang terdapat kandungan organik tersebut ikut
turun. Maka dari itu perubahan warna pada air disebabkan oleh adanya
partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metalalam (besi dan
mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman air. Adanya oksida
besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan
menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak
0,3 mg/l dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat
menimbulkan warna pada air. Bahan organik tanah mempuyai pori-pori yang
jauh lebih bnayak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan
penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organik
tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Semakin halus tekstur tanah maka semakin banyak volume retensi air pada tanah
sebaliknya semakin kasar tekstur tanahnya maka semakin sedikit volume retensi
air.

5.2 Saran
1. Cara kerja dalam praktikum harus dilakukan dengan sesuai dan teliti agar
mendapatkan hasil yang benar.
2. Semoga dalam praktikum selanjutnya dapat terus menambah ilmu bagi kita
yang melakukan praktikum.
3. Bekerjasama pada saat melakukan praktikum agar praktikum tersebut selesai
tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar S, Sudadi U. 2013. Kimia Tanah. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
IPB. Bogor. 206 pp

Hanafiah KA. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 386 pp.

Hardjowigeno S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta.


354 pp.
LAMPIRAN

1. Kegiatan

2. Kelompok yang bekerja


PERTANYAAN
1. Setelah melakukan percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan tentang
keterkaitan sifat tanah dengan retensi air tanah?

Jawab :
Kesimpulan dari percobaan kapasitas retensi air tanah adalah bahwa semakin halus tekstur
tanah maka semakin banyak volume retensi air pada tanah sebaliknya semakin kasar tekstur
tanahnya maka semakin sedikit volume retensi air. Hal ini juga dapat membuktikan bahwa
volume pori tanah itu dapat dikatakan kecil ataupun besar dengan melihat tekstur tanah
tersebut.

2. Analisis hasil pengamatanmu berdasarkan jumlah volume air dan warna air yang
tertampung pada gelas ukur. Mengapa demikian?

Jawab :
Berdasarkan analisis pengamatan yang sudah dilakukan volume air yang tertampung pada
gelas ukur hasilnya berbeda dengan volume air yang disediakan hal tersebut dikarenakan
adanya penyerapan air oleh pori tanah. Selain itu, air yang jatuh ke dalam gelas ukur
dikarenakan tanah sudah tidak dapat melakukan penyerapan akibat pori tanah yang sudah
terisi. Selain itu, adanya gaya gravitasi yang lebih besar dibandingkan gaya tarik molekul
tanah dan air mengakibatkan air turun jatuh ke bawah.
Sedangkan pada warna air yang keluar dari tanah berbeda-beda disebabkan karena pada tanah
memiliki kandungan organik dan anorganik serta partikel dan pori tanah yang berbeda.
Semakin luas pori penyerapan air pada tanah maka kemungkinan partikel tanah ikut terikat
dengan air yang turun semakin kecil sehingga pada tanah kering angin air berwarna bening.
Sedangkan untuk air yang memiliki warna keruh hal tersebut dikarenakan pori tanah
memiliki partikel yang halus walaupun daya serap air lebih luas namun partikel-partikel halus
tersebut dapat terikat sehingga partikel yang terdapat kandungan organik tersebut ikut turun.
Maka dari itu perubahan warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan
bahan organik, ion-ion metalalam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan
tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida
mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l
dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna pada air.

Anda mungkin juga menyukai