Siklus Reproduksi Mencit
Siklus Reproduksi Mencit
DI SUSUN OLEH :
Kelompok 11 Indralaya
1. Anggela (06091182126007)
2. Haslinda (06091082126044)
3. May Liza Anggraini (06091282126023)
4. Reni Angelina (06091182126001)
5. Suri Handayani (06091282126031)
MATA KULIAH :
Perkembangan Hewan
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Riyanto, M.Si.
II. Tujuan
1. Membedakan sel-sel hasil apusan vagina
2. Menentukan tahap siklus reproduksi hewan betina
Pada siklus mensturasi, endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan
vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus, endometrium
diserap kembali oleh uterus dan tidak terjadi pendarahan yang banyak. Periode aktivitas seksual
yang disebut estrus,adalah satu-satunya waktu dimana perubahan vagina memungkinkan
terjadinya perkawinan. estrus kadang-kadang disebut heat (panas), dan memang sebenarnya
suhu tubuh betina sedikit meningkat (Campbell, 2004).
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau
“gairah”, hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH).
Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi
pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi
ovulasi. Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing
hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan.
Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit
berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan
mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada
suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah,
karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua
siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus
mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam
pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus endometrium diserap kembali
oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak (Campbell, 2004).
Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang berlangsung pada hewan non primata betina
dewasa seksual yang tidak hamil.
Pada mencit, siklus estrus terdiri atas beberapa fase utama adalah fase diestrus, fase
proestrus, fase estrus, dan fase metestrus.
1. Fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah
yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang sangat banyak. Lamanya fase ini kurang
lebih 55 jam.
2. Fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk
bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. Lamanya fase ini kurang lebih 18 jam.
3. Fase estrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk yang sangat
banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih
25 jam (Billet dan Wild, 1975).
4. Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan
leukosit yang banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 8 jam (Adnan, 2006)
Pada hewan yang mengalami siklus estrus, selama satu siklus hewan betina siap
menerima hewan jantan untuk kawin dalam waktu yang singkat, yaitu masa ovulasi. Selain itu,
dinding saluran reproduksi pada akhir siklus tidak mengalami disintegrasi dan tidak luruh
sehingga tidak mengalami pendarahan. Siklus estrus terdiri atas empat tahap/fase, yaitu tahap
diesturs, proestrus, estrus dan metestrus. Tahapan/fase estrus yang dialami hewan dapat
dikenali dari sel yang diperoleh melalui hasil apus vagina (Isnaeni, 2006).
IV. Perangkat Observasi
Alat :
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Pipet tetes
5. Gelas kimia 100 ml
Bahan :
1. Mencit (Mus musculus) betina dewasa tidak hamil
2. Alkohol 70%
3. Metilen biru 1%
4. Air ledeng
5. Cotton bud
6. NaCL 0,9% = 50 ml
V. Prosedur Kerja
1. Masukkan cotton bud yang sudah dilembabkan dengan alkohol 70%, masukkan ke
dalam vagina mencit kira-kira sedalam 0,5 cm, putar dengan hati-hati.
2. Apuskan ujung cotton bud pada kaca benda yang sudah dibersihkan dengan alkohol
70% (arah apusan satu arah).
3. Selanjutnya diwarnai dengan metilen biru 1 % beberapa tetes.
4. Setelah 15 - 20 menit, buanglah kelebihan metilen biru dan bilas dengan air leding.
5. Tutup dengan kaca penutup dan amatilah dengan mikroskop sel-sel apusan vagina yang
terlihat.
6. Tentukan gambaran sitologis apusan vagina dan tahapan siklus reproduksinya.
Cara yang kedua dengan menggunakan pipet, disebut cara lavage.
1. Dilakukan dengan cara lavage, yaitu dengan pipet halus yang berisi NaCl 0,9%,
disemprotkan dan disedot ke dalam vagina, beberapa kali sampai cairan pada pipet
tampak keruh.
2. Teteskan 3-4 tetes cairan keruh tersebut di atas kaca objek.
3. Beri pewarnaan metilen blue 1% 3-5 tetes.
4. Setelah 15 - 20 menit, buanglah kelebihan metilen biru dan bilas dengan air leding.
5. Tutup dengan kaca penutup dan amatilah dengan mikroskop sel-sel apusan vagina yang
terlihat.
6. Tentukan gambaran sitologis apusan vagina dan tahapan siklus reproduksinya.
Adnan. 2006. Reproduksi dan Embriologi. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Campbell, Neil A. 2004. Biologi Jilid III Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.