Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

PENGAMATAN SEL KELAMIN

DISUSUN OLEH :

Kelompok 11 Indralaya

1. Anggela (06091182126007)
2. Haslinda (06091082126044)
3. May Liza Anggraini (06091282126023)
4. Reni Angelina (06091182126001)
5. Suri Handayani (06091282126031)

Mata Kuliah :
Praktikum Perkembangan Hewan

Dosen Pengampu :
Dr. Riyanto, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2023
PRAKTIKUM KE – V

I. Judul Praktikum : Pengamatan Sel Kelamin

II. Tanggal Praktikum : Senin, 20 Februari 2023

III. Tujuan Praktikum :


1. Mengamati struktur morfologi spermatozoa dan sel telur beberapa vertebrata
2. Mengamati perbedaan sel kelamin yang diambil dari bagian-bagian sistem
reproduksi yang berbeda.

IV. Landasan Teori


Sel kelamin (gamet) merupakan hasil proses gametogenesis. Gamet jantan
disebut spermatozoa (sperma) , dan gamet betina disebut ovum atau sel telur.
Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus seminiferous testis. Sperma vertebrata
terdiri atas bagian kepala, leher, bagian tengah, dan ekor yang berupa flagel panjang .
Sperma hewan-hewan yang berbeda, berbeda pula dalam ukuran, bentuk dan
mobilitasnya. Bentuk spermatozoid adalah spesifik spesies, perbedaannya terutama
terletak pada bentuk kepalanya, yaitu dari bulat pipih sampai panjang lancip. (Gambar
4.1)
Pada hewan-hewan yang tidak memiliki epididymis, testis menjadi tempat
perkembangan serta maturasi sperma. Jadi pada hewan-hewan tersebut sperma yang
dikeluarkan dari testis merupakan sperma yang matang, mempunyai motilitas dan
mempunyai kemampuan untuk membuahi sel telur. Motilitas sperma meliputi :
jumlah spermatozoa yag bergerak cepat, gerak lambat, gerak di tempat, dan tidak
bergerak/diam.
Hewan yang memiliki epididimis, sperma yang berada dalam tubulus
seminiferous atau yang dikeluarkan dari testis belu motil ; motilitasnya baru
diperoleh setelah mengalami aktivitas atau pematangan fisiologis di dalam
epididymis. Spermatozoa dapat disimpan dalam epididymis dan vas deferens selama
beberapa hari sampai beberapa bulan.
Gambar 4.1 Skematis bentuk sperma vertebrata
a. Katak b. Merpati c. Mencit d. Manusia

Gambar 4.2 Fotomikrograf spemra manusia perbesaran 100x

Gambar 4.3 Skematis struktur kepala sperma

Perkembangan sel telur terjadi di dalam folikel telur. Folikel telur yang
matang akan mengalami ovulasi, sel telur yang dilepaskan dari ovarium akan masuk
ke dalam oviduk. Seperti sel yang lain, sel telur dilengkapi dengan membrane sel
yang disebut plasmalema atau oolema. Untuk melindungi sitoplasma, inti yolk, dan
organel-organel dalam sel. Di samping oolema, kebanyakan sel telur dikelilingi oleh
membrane-membran telur. Membran telur yang disekresi oleh sel telur sendiri,
disebut membrane telur primer, Membran vitelin yang mengelilingi oolema termasuk
membrane telur primer. Membran telur yang disekresi oleh sel-sel folikel disebut
membrane telur sekunder, misalnya zona pelusida yang terletak disebelah luar
membrane vitelin. Membran telur yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar oviduk dan
uterus disbeut membrane sel tersier, misalnya membrane cangkang kapur pada telur
reptile da naves.
Berdasarkan jumlah dan penyebaran yolknya, tipe sel telur vertebrata
dibedakan : isolesital (yolk sedikit dan tersebar tidak merata, terutama tertimbun di
kutub vegetal, misalnya telur amphibia), dan megalesital (telolesital ekstrim, yolk
sangat banyak, tersebar merata, misalnya telur aves).
Gambar 4.3

Gambar 4.4 Telur mencit yang telah dibuahi, didalam ampula oviduk
Gambat 4.5 Diagram penampang sagittal telur aves

V. Alat dan Bahan


1. Alat
• Alat seksi
• Papan seksi
• Gelas arloji
• Gelas kimia 100 ml
• Pipet
• Kaca pembesar
• Mikroskop
• Kaca benda
• Kaca penutup
• Timbangan
2. Bahan
• Mencit jantan dan betina
• Merpati jantan dan betina
• NaCl
• Akuades

VI. Langkah Kerja


1. Pengamatan Spermatozoa
a. Matikan mencit dengan melakukan dislokasi leher, dan matikan
merpati dengan memotong lehernya, kemudian bedahlah.
b. Ambillah testisnya, bersihkan dari jaringan lemak yang menempel.
c. Cucilah testis dengan garam fisiologis (NaCl 0,9%)
d. Letakkan testis pada kaca arloji, tambahkan garam fisiologis
secukupnya.
e. Iris-irislah testis sehalus mungkin, tambahkan garam fisiologis bila
perlu sampai terbentuk suspensi.
f. Letakkan beberapa tetes suspense testis pada kaca benda, tutup dengan
kaca penutup, lalu amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran 10
× 10, lalu 10 × 40
g. Gambarlah sperma yang terlihat. Perhatikan apakah sperma tersebut
dapat bergerak atau diam saja.

2. Pengamatan sel telur


a. Matikan mencit dengan melakukan dislokasi leher, dan matikan pula
mencit dengan memotong lehernya, kemudian bedahlah.
b. Ambillah ovariumnya, cucilah dengan garam fisiologis secukupnya.
c. Letakkan ovarium pada kaca arloji, tambahkan garam fisiologis
secukupnya.
d. Potong-potonglah ovarium menjadi beberapa bagian, kemudian tekan-
tekanlah untuk mengeluarkan oositnya.
e. Letakkan beberapa tetes suspense ovarium diatas kaca benda, tutup
dengan kaca penutup, lalu amati dengan mikroskop perbesaran 10 ×
10, lalu 10 × 40.
f. Gambarlah oosit yang terlihat. Sel-sel apakah yang menyertai sel telur
tersebut.
VII. Hasil Pengamatan

Gambar 1. Sperma Mencit (Mus musculus)

Gambar 2. Sperma Merpati (Columba livia)


VIII. Daftar Pustaka
Sudatri, N.W., dan.,Suartini, N.M. (2015). Kualitas Spermatozoa Mencit yang
terpapar Radiasi Sinar-X Secara Berulang. 16(1), 56-61.

Anda mungkin juga menyukai