Teks Editorial
Teks Editorial
Pesta pernikahan yang terjadi di Irak pada September 2023 lalu berakhir menjadi
kabar pahit bagi keluarga dari para korban yang hadir di pesta itu. Kebakaran ini kemudian
melahap gedung tempat dimana berlangsungnya pesta pernikahan hingga hangus tidak
tersisa, yang mana hal ini diperkirakan disebabkan oleh kembang api yang membakar
dekorasi atap gedung.
Wakil Gubernur Provinsi Nineveh Hassan al-Allaf menyebutkan bahwa pada pesta
pernikahan yang dihadiri 300 orang tersebut diantaranya 113 orang dipastikan tewas dan
150 orang lainnya mengalami luka-luka. Sungguh, kebakaran tersebut menjadi kado yang
tidak menyenangkan bagi sepasang suami istri tersebut, juga keluarga dari para korban.
Pasalnya, pernikahan yang seharusnya membawa kabar baik berakhir menjadi berita duka.
Sementara itu, pada Rabu malam, pemerintah daerah Kurdi telah menahan pemilik
gedung pernikahan yang diidentifikasi oleh Dewan Keamanan Wilayah Kurdistan. Kalau
dugaan kebakaran tersebut benar adanya disebabkan oleh bahan konstruksi yang kurang
bagus, bisa saja keputusan pengadilan menyatakan pemilik gedung bersalah. Sebab hal itu
membawa kerugian untuk semua pihak di dalamnya terutama keluarga dari para korban.
Kerugian yang terjadi itulah yang kemudian menjadi bahan pembelajaran Pemerintah
Irak dalam mengambil langkah cepat dengan mengumumkan pemecatan seluruh pejabat
lokal pasca kebakaran yang terjadi. Tentu, hal ini seharusnya dapat menjadi pembelajaran
bagi pemerintah lokal untuk lebih memperhatikan proses pembangunan. Hal ini penting
dilakukan guna mencegah terjadinya peristiwa yang sama kembali terulang.