Anda di halaman 1dari 8

PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN LEDAKAN DEBU YANG

MUDAH TERBAKAR DALAM PENGOLAHAN DAN


PENGERJAAN KAYU

Pendahuluan
Dewasa ini dunia industri makin berkembang di berbagai bidang, salah satu contoh industri yang
sedang berkembang di Indonesia saat ini adalah industri kayu. Mengingat bahwa dalam indutri tersebut
menggunakan kayu sebagai bahan olahan maka perlu untuk menganalisa adanya bahaya kebakaran maupun
ledakan di area produksi yang dapat berdampak buruk bagi perusahaan itu sendiri.

Proses Produksi

 Veneer Peeling
Merupakan proses pengupasan batang kayu menjadi veneer atau lembaran kayu. Proses ini menggunakan alat
bernama rotary maupun barker.

 Veneer Drying
Adalah proses pengeringan dengan tujuan untuk meminimalkan kadar air dari veneer tersebut, umumnya
menggunakan kiln dry dengan media panas disuplay dari boiler.

 Veneer Cliping
Veneer yang keluar dari mesin pengering akan dipotong dengan mesin otomatis maupun manual untuk
menghilangkan bagian veneer yang tidak utuh dan meratakan bagian tepi veneer agar siku.

 Glue Spreading
Pada tahap ini veneer yang sudah disetting akan dilakukan perakitan. Veneer akan dirakit sesuai aturan yang
berlaku. Mesin yang digunakan yaitu mesin glue spreader.
 Cold Pressing
Face/back dan core yang telah diberikan lem dan setelah dirakit menjadi satu tumpukan, maka tumpukan ini harus
dilakukan pengepresan awal di mesin Cold Press.

 Hot Pressing
Panel - panel yang telah dilakukan pengepresan dingin dan telah dilakukan inspeksi untuk menghindari terjadinya
cacat - cacat yang tidak diinginkan, akan dimasukkan ke dalam Hot Press. Bahan kayu lapis hasil penekanan
dingin dimasukkan ke dalam mesin tekan panas yang bercelah banyak.

 Double Sawing
Panel - panel hasil keluaran Hot Press akan dipotong sesuai dimensi yang diminta oleh pelanggan yang sesuai
dengan instruksi kerja dari rencana produksi.

 Caulking
Kemudian panel - panel yang keempat sisinya telah dipotong dilakukan pendempulan untuk memperbaiki cacat yang
didapati. Pendempulan dilakukan secara manual untuk menutupi cacat terbuka.

 Sanding
Semua panel - panel kayu lapis perlu diamplas oleh Mesin Sander sehingga dapat diperoleh permukaan panel yang
licin. Pengampelasan dilakukan untuk menghaluskan permukaan kayu lapis.

 Grading dan Packing


Panel - panel kayu lapis harus dilakukan inspeksi dan dipilah-pilah, sehingga diperoleh grade kayu lapis sesuai
standar mutu yang berlaku.

Identifikasi Masalah
Industri kayu merupakan suatu industri dengan tingkat bahaya kebakaran dan ledakan yang tinggi.
Data yang didapatkan oleh sebuah lembaga di Amerika Serikat “Dust Safety Science” menunjukkan bahwa
di AS sejak 2017 hingga 2019 pengolahan kayu menyumbangkan antara 21% hingga 28% insiden dari
semua kebakaran dan ledakan pada bidang industrial setiap tahun.
Lalu dari mana asal kebakaran dan ledakan tersebut ? menurut sumber yang sama pada tahun 2019 pengumpul debu
merupakan peralatan yang mengakibatkan 59 kebakaran dan 12 ledakan.

Dengan data tersebut maka dapat diidentifikasi bahwa debu kayu merupakan masalah utama yang ada pada industri
kayu dengan didukung oleh permesinan yang banyak menggunakan maupun mengeluarkan energi panas. Lalu
bagaimana debu yang memiliki ukuran kecil dapat menimbulkan kerugian yang besar ?.

Deflagrasi
Deflagrasi adalah ledakan di mana kecepatan pembakaran lebih rendah dari kecepatan
suara di sekitarnya. Contoh yang sangat mudah untuk dipahami adalah ketika
menyiramkan sejumlah air kedalam panci berisi minyak yang sedang terbakar, di mana
air mendidih dengan cepat dan menyemburkan material. Deflagrasi kemudian terjadi saat
semburan menyala dan terbakar dengan sangat cepat.
Pada kasus pada industri kayu berdasarkan NFPA 664 (Section 5.1.1) menyebutkan
bahwa partikel kayu yang memiliki kadar air kurang dari 25 persen dan ukuran inti massa kurang dari 500 mikron
harus dianggap sebagai debu kayu yang dapat menimbulkan deflagrasi kecuali jika dalam pengujian menunjukkan
bahwa partikel tersebut tidak dapat menyebarkan deflagrasi.
Deflagrasi dapat terjadi jika terdapat :

4.0 Populasi debu


FIRE
TRIANGLE kayu di udara
Flash Fire and/or
Flaming Combustion
Hazard
(Oxygen, Fuel,
& Heat are present)

Ada lima kondisi yang diperlukan untuk terjadinya ledakan debu:


- Debu harus mampu terbakar.
- Harus ada oksidan, biasanya oksigen.
- Debu harus tersuspensi di udara
- Harus ada sumber penyalaan.
- Harus ada penahanan untuk memungkinkan terjadinya tekanan.
Kelima kondisi ini terdapat di mesin pengumpul debu. Sebab itu, pada tahun 2019 di Amerika Serikat mesin
pengumpul debu menunjukkan persentase insiden tertinggi, dengan 59 kebakaran dan 12 ledakan dari total 325
insiden yang dilaporkan.

Risiko
- Deflagrasi dapat terjadi pada setiap saluran, konveyor tertutup, silo, bunker, pengumpul debu, atau bejana lain
yang berisi debu yang mudah terbakar dalam jumlah atau kondisi yang cukup untuk mendukung penyebaran
nyala api deflagrasi.
- Proses pada boiler, untuk mendukung aktivitas pengeringan veneer, maka sumber pemanas berasal dari boiler.
Bahaya yang melekat pada boiler antara lain berasal dari meledaknya boiler akibat dari terakumulasinya gas
diakibatkan saluran pembuangan yang tertutup atau tidak berfungsi.
- Proses pengeringan veneer, terdapat proses pemanasan untuk mengurangi kadar air pada veneer. Proses tersebut
menyebabkan adanya bahaya kebakaran yang terjadi. Kebakaran dapat terjadi dari adanya panas yang berlebih
pada kiln dry dan didukung oleh veneer yang sudah benar-benar dalam keadaan kering sehingga dapat terbakar
dengan sendirinya.
- Proses glue spreading, proses pengeleman ini risiko dapat terjadi dari terbakarnya lem akibat dari gesekan
antara veneer dan mesin sehingga dapat menimbulkan listrik statis.
- Proses pressing, proses ini mempunyai 2 sistem, yaitu cold press dan hot press. Risiko terdapat pada proses hot
press, yang dapat menimbulkan kebakaran akibat dari terbakarnya bahan baku karena panas yang dihasilkan
mesin.
- Proses Sanding, proses pengamplasan dapat menimbulkan elektrik statis akibat dari gesekan secara terus
menerus antara mesin amplas dan plywood
- Risiko pada penyimpanan bahan baku, kemungkinan darurat yang dapat terjadi pada penyimpanan bahan baku
akibat peletakan yang tidak sesuai, seperti diletakkan pada dinding kiln dry.
- Penyimpanan bahan bakar boiler, risiko yang melekat pada bahan bakar boiler adalah kebakaran akibat dari
tempat peletakannya yang terlalu dekat dengan pembakaran di boiler, sehingga berisiko terkena percikan api
dan memicu kebakaran.

Mitigasi
1 Pengendalian Sumber Api
1.1 Sistem Kelistrikan.
1.1.1 Semua sistem kelistrikan dan komponen sistem harus dipasang sesuai dengan NFPA 70
1.1.2 Bagian fasilitas tempat terjadinya penumpukan debu atau dimana suspensi debu kayu di udara dapat
terjadi harus dilengkapi dengan sistem dan peralatan kelistrikan sesuai Pasal 502 atau 503 pada
NFPA 70.
1.2 Permukaan Panas.
1.2.1 Permukaan eksterior peralatan atau permesinan yang menimbulkan panas yang bersentuhan dengan
kayu tidak boleh melebihi suhu maksimum yang diperbolehkan 260°C (500°F).
1.3 Truk Industri.
1.3.1 Di area dengan bahaya deflagrasi, hanya truk yang sudah di periksa dan disetujui untuk klasifikasi
kelistrikan di area tersebut harus digunakan sesuai dengan NFPA 505.
1.4 Penangkal Petir.
1.4.1 Proteksi petir, disediakan, dirancang, dipasang, dan dipelihara sesuai dengan NFPA 780.
1.5 Mesin dan Peralatan Pemrosesan.
1.5.1 Kontrol Kecepatan. Kecepatan dan penyetelan mesin pada proses pemotongan kayu, pembentukan,
perencanaan, dan operasi pengamplasan harus dikontrol untuk mencegah panas berlebih dan sumber
api.
1.5.2 Pemotong dan Perawatan Kasar. Peralatan pemotongan, pembentukan, dan perencanaan kayu harus
dipertahankan pada tingkat ketajaman untuk meminimalkan panas yang dihasilkan dari operasi
pengerjaan kayu.
1.6 Bahan Asing.
1.6.1 Stok kayu harus diperiksa apakah ada benda asing, seperti paku, keran gula, kawat pagar, dan lain
sebagainya, sebelum diolah.
1.6.2 Material asing seperti logam bekas yang dapat menyulut limbah kayu dan debu kayu harus dicegah
memasuki peralatan proses kayu dan debu.
1.6.3 Pencegahan bahan asing dalam sistem pengumpulan debu harus sesuai dengan 8.2.2.
1.6.4 Pencegahan bahan asing dalam peralatan pengurangan ukuran partikulat harus sesuai dengan Bagian
8.4.
2 Housekeeping
2.1 Housekeeping
2.1.1 Pembuangan berupa limbah pabrik yang mudah terbakar harus diperhatikan untuk mencegah bahan-
bahan ini menumpuk di luar, atau di sekitar peralatan operasional atau di dalam pabrik dengan
jumlah yang cukup untuk dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
2.1.2 Limbah yang mudah terbakar yang tidak dapat dimasukkan kembali ke proses produksi atau
digunakan sebagai bahan bakar harus ditempatkan dalam wadah logam tertutup sampai dipindahkan
ke tempat yang aman untuk proses pembuangan.
2.1.3 Peralatan produksi harus dipelihara dan dioperasikan dengan cara yang meminimalkan keluarnya
debu sesuai dengan NFPA 664 poin 9.
2.1.4 Cairan yang mudah terbakar harus ditangani dan disimpan sesuai dengan NFPA 30.
2.2 Metode Pembersihan Debu
2.2.1 Debu kayu yang dihasilkan oleh peralatan dan permesinan, harus disediakan vacuum untuk
menghisap debu secara terus menerus
2.2.2 Pembersihan permukaan atau lantai harus dilakukan dengan cara yang dapat meminimalkan debu
berterbangan.
2.2.3 Sebelum menggunakan kompressor, metode pembersihan awal harus dilakukan menggunakan vakum
cleaner, sapu, atau menggunakan air.
2.2.4 Saat pembersihan, Semua sumber penyulut dan permukaan panas yang mampu membuat debu atau
lapisan debu terbakar ditutup atau dipindahkan dari area tersebut.
3 Proteksi Kebakaran
3.1 Penyiram Otomatis.
3.1.1 Jika disediakan, sprinkler harus dirancang, dipasang, dan dipelihara sesuai dengan NFPA 13 atau
NFPA 15
3.2 Hidrant
3.2.1 Sistem hidran, jika disediakan, harus mematuhi NFPA 24.
3.2.2 Pompa kebakaran, jika disediakan, harus memenuhi NFPA 20.
3.2.3 Tangki air proteksi kebakaran, jika disediakan, harus memenuhi NFPA 22.
3.3 Alat Pemadam Api Ringan.
3.3.1 APAR harus disediakan di seluruh bangunan sesuai dengan persyaratan NFPA 10.
3.4 Merokok
3.4.1 Merokok hanya diperbolehkan di area yang ditentukan yang dilengkapi dengan perangkat yang
memadai untuk pembuangan putung rokok.
4 Sistem Pengumpul Debu
4.1.1 Seluruh sistem, termasuk setiap kipas, motor, unit blower, panel kontrol operasi, scrubber asap, dan
peredam, harus diperiksa dan dipelihara sesuai dengan pedoman dan praktik aman yang
direkomendasikan pabrikan.
4.1.2 Cat aluminium tidak boleh digunakan pada permukaan baja interior.
4.1.3 Semua ventilasi atau lubang yang berfungsi untuk menghilangkan tekanan yang disebabkan oleh
deflagasi harus dijaga dan bebas dari semua penghalang.
4.1.4 Perawatan tidak boleh dilakukan pada kipas, blower, atau peralatan lain saat unit beroperasi.
5 Hot Work Permit
5.1.1 Pekerjaan panas harus dilakukan sesuai dengan NFPA 51B.
5.1.2 Perusahaan harus memastikan bahwa kontraktor luar beroperasi sesuai dengan NFPA 51B.
6 Pelatihan Keselamatan Karyawan
6.1.1 Pelatihan keselamatan umum harus memastikan bahwa semua karyawan memiliki pengetahuan
tentang hal-hal berikut:
(1) Aturan keamanan pabrik umum
(2) Prosedur darurat
(3) Prosedur untuk melaporkan kecelakaan atau kondisi tidak aman
(4) Kebijakan dan praktik housekeeping
(5) Persyaratan alat pelindung diri
(6) Lokasi kantor keselamatan, pusat kesehatan, dan stasiun pertolongan pertama
(7) Rute darurat, pintu keluar, dan tempat penampungan yang aman
(8) Lokasi peralatan proteksi kebakaran
(9) Area berbahaya
6.1.2 Pelatihan khusus pekerjaan harus memastikan bahwa semua karyawan memiliki pengetahuan tentang
hal-hal berikut:
(1) Bahaya lingkungan kerja dan perilaku serta prosedur jika terjadi keadaan darurat.
(2) Rencana tanggap darurat, termasuk evakuasi yang aman dan metode pemadaman kebakaran.
(3) Sistem proteksi kebakaran dan ledakan terkait yang berada di bawah tanggung jawab mereka.
(4) Persyaratan dan praktik pemeliharaan peralatan, termasuk prosedur logout tagout.
(5) Penanganan, penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan bahan berbahaya yang digunakan di
area kerja karyawan dengan aman
(6) Lokasi dan pengoperasian peralatan proteksi kebakaran.
7 Konstruksi Bangunan
7.1 Kompartmen
7.1.1 Untuk mencegah penyebaran api ke kompartmen, bangunan atau tempat tinggal yang lain, maka
perusahaan perlu menambahkan sistem proteksi kebakaran pasif seperti pemisahan ruang, dinding
api, dll.
7.2 Sistem Keselamatan Jiwa Penghuni
7.2.1 Cara keluar dan sarana jalan keluar untuk ruangan pada bangunan atau bangunan yang berisi area
bahaya deflagrasi harus dirancang sesuai dengan NFPA 101 poin 7.11. dimana sarana jalan keluar
didesain agar dapat mudah dilihat dan dimegerti.
7.3 Area atau ruangan yang berisiko tinggi
7.3.1 Area di mana terdapat bahaya deflagrasi pada kompartemen bangunan harus dipisahkan dari area
atau bangunan lain untuk meminimalkan kerusakan akibat kebakaran atau ledakan.
7.4 Peralatan Berbahan Bakar
7.4.1 Pembakar dan boiler berbahan bakar kayu harus dirancang, dipasang, dan dioperasikan dengan cara
yang mencegah penyalaan yang tidak disengaja dari kayu atau bahan selulosa lainnya di luar zona
pembakaran.
7.4.2 Ketentuan harus dibuat untuk mencegah penumpukan kayu dan debu selulosa pada permukaan unit
pemanas yang beroperasi pada suhu melebihi 180 ° C (356 ° F).
7.4.3 Di lokasi fasilitas di mana debu di udara atau akumulasi debu pada permukaan horizontal cenderung
terjadi, unit pemanas harus dilengkapi dengan sumber udara pembakaran yang disalurkan langsung
dari bagian luar gedung.
8 Sistem Pengering (Kiln Dry)
8.1.1 Sprinkler harus disediakan pada pengering, ruang tunggu udara, dan cerobong pembuangan udara.
8.1.2 Perlindungan sprinkler tidak diperlukan untuk yang berikut ini:
a. Bagian pengering yang bahannya lembab kandungan air lebih dari 40 persen
b. kotoran atau endapan yang mudah terbakar tidak menumpuk di dalam pengering.
8.1.3 Bagian dalam pengering harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur, jika perlu, untuk mengurangi
endapan debu.
8.1.4 Area langit-langit di atas pengering ini harus dibersihkan secara teratur, terutama di sekitar bukaan
kipas untuk membersihkan dari debu.
9 Boiler
9.1 Peralatan Berbahan Bakar
9.1.1 NFPA 85, Kode Bahaya Sistem Boiler dan Pembakaran
9.1.2 Pembakar dan boiler berbahan bakar kayu harus dirancang, dipasang, dan dioperasikan dengan cara
yang dapat mencegah penyalaan yang tidak disengaja dari kayu atau bahan selulosa lainnya di luar
zona pembakaran.
9.1.3 Ketentuan harus dibuat untuk mencegah penumpukan kayu dan debu kayu pada permukaan pemanas
unit pemanas yang beroperasi pada suhu melebihi 180 ° C (356 ° F).
9.1.4 Unit pemanas harus dilengkapi dengan sumber udara pembakaran yang disalurkan langsung dari
bagian luar gedung.
9.1.5 Katup pemutus darurat, yang dapat diakses selama kebakaran, harus disediakan untuk saluran bahan
bakar yang mudah terbakar.

Anda mungkin juga menyukai