Anda di halaman 1dari 16

Pembelajaran 1.

Menerapkan Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3)

Penyusun : 1. Dra. Catri Sumaryati, M. M.


2. Sri Prihati, S. Pd, M. M

A. Kompetensi

Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda diharapkan


dapat menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam bidang busana.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menerapkan Prosedur K3

2. Menangani situasi darurat

3. Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam bidang


busana

4. Menerapkan Standar prestasi individu

C. Uraian Materi

1. Menerapkan Prosedur K3

Cara kerja sangat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja, dimana cara
kerja tersebut dipertimbangkan dari segi teknis dan ekonomis. Jika seorang
pekerja tidak bekerja sesuai dengan cara kerja yang telah ditentukan maka
biasanya akan terjadi kecelakaan atau gangguan keselamatan kerja.

Dari segi ekonomis, meningkatnya produksi ini ditunjang juga dengan lingkungan
dan kondisi kerja yang baik. Dengan demikian kesehatan dan keselamatan kerja
yang dibutuhkan adalah :

Busana |7
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Membuat jalan penyelamatan jika terjadi suatu kejadian yang berbahaya.
c) Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan.
d) Memberi peralatan pelindung pada para pekerja.
e) Mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja seperti : penerangan,
kebersihan udara dsb.
f) Memelihara kebersihan pekerja, perkakas kerja, lingkungan, cara dan proses
kerja.
g) Memelihara kebersihan dan ketertiban kerja.
h) Mengusahakan keserasian antara pekerja, perkakas kerja, lingkungan, cara
dan proses kerja.
i) Mengamankan daerah-daerah, bahan dan sumber-sumber yang berbahaya
dengan pengaman yang sesuai dan sempurna.

Suatu Kecelakaan mungkin saja dapat terjadi dikarenakan faktor-faktor


berikut ini :
a) Kesalahan lingkungan tempat kerja, seperti adanya susunan tata ruang yang
membahayakan.
b) Perlengkapan dan material yang membahayakan, seperti material yang
kasar dan tajam, konstruksi kurang sempurna.
c) Penggunaan peralatan yang tidak berpengalaman secara sempurna.
d) Penggunaan bahan yang berbahaya seperti bahaya racun atau bahan yang
merusak organ tubuh.
e) Manusianya sendiri, seperti sifat mental, pengetahuan dan keterampilan
serta sikap yang tidak menunjang.
Memahami prosedur mencegah kebakaran.
Menurut Perda DKI Jakarta No. 3 tahun 1992, kebakaran didefinisikan suatu
peristiwa atau kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat
membahayakan keselamatan jiwa maupun harta benda.

8|Busana
Tabel 2. Klasifikasi Kebakaran
KELAS A Kebakaran melibatkan bahan-bahan padat bukan logam
biasanya merupakan bahan organik seperti kayu, bahan-
bahan yang mengandung selulosa, karet, kertas, dan
berbagai jenis plastik dan serat-serat alam
KELAS B Kebakaran yang melibatkan cairan dan gas dapat berupa
pelarut, pelumas, produk minyak bumi, bensin, dan cairan
yang mudah terbakar lainnya
KELAS C Kebakaran yang melibatkan perlengkapan listrik yang
bertegangan seperti kabel, stop kontak dan kontak sekring
KELAS D Kebakaran pada logam seperti : magnesium, zirconium,
titanium, natrium, lithium dan senyawa natrium kalium

Penyebab Kebakaran
Pada umumnya penyebab kebakaran dan peledakan bersumber pada 3 faktor
yaitu :
a) Faktor Manusia
• Tidak mau tahu/kurang mengetahui prinsip dasar pencegahan
kebakaran
• Menyimpan/menyusun bahan yang tidak pada tempatnya, misalnya
menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di dekat pipa uap atau
pipa pembuangan yang panas
• Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan, melebihi kapasistas yang
telah ditentukan
• Kurang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin
• Adanya unsur kesengejaan
• Kegagalan pengelola dalam penerapan pencegahan dan
pengendalian kebakaran sebagai suatu kesatuan prosedur
perencanaan dan prosedur operasional/pelaksanaan
b) Faktor Teknis
• Melalui proses fisik.mekanis dimana dua faktor penting yang menjadi
peranan dalam proses ini ialah timbulnya panas akibabt kenaikan
suhu atau timbulnya bunga api akibat dari pengetesan benda-benda,
maupun adalnya api terbuka

Busana |9
• Melalui proses kimia yaitu terjadi sewaktu-waktu, pengangkutan
bahan-bahan kimia berbahaya, penyimpanan tanpa memperhatikan
petunjuk-petunjuk yang ada
• Melalui tenaga listrik, pada umumnya terjadi karena hubungan pendek
sehingga menimbulkan panas atau bunga api dan dapat menyalakan
atau membakar komponen yang lain
c) Faktor Alam
• Petir adalah salah satu penyebab adanya kebakaran dan peledakan
akibat dari faktor alam
• Gunung meletus, bisa menyebabkan kebakaran hutan yang luas, juga
perumahan-perumahan yang dilalui oleh lahar panas
Dengan menniadakan salah satu faktor etrsebut api akan padam. Hal ini dapat
ditempuh dengan cara :
• Mematikan : Menjauhkan bahan bakar atau bahan-bahan
lainnya yang mudah terbakar
• Menutupi : Mengurangi oksigen di udara disekitar kebakaran.
Ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan busa, pasir atau pada
permukaan bahan bakar lainnya.
• Pendinginan : Menurunkan suhu benda-benda yang terbakar
dibawah suhu nyalanya. Hal ini dapat dicapai dengan cara
menyemprotkan air.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


APAR digunakan untuk memadamkan kebakaran pada tahap dini atau awal. Dan
jenisnya disesuaikan dengan klasifikasi kebakaran di gedung tersebut. Berikut ini
adalah tabel klasifikasi kebakaran berdasarkan bahan yang terbakar dan jenis
APAR yang dapat digunakan

10 | B u s a n a
Tabel 3. Klasifikasi kebakaran berdasarkan bahan yang tetrbakar dan jenis
APAR yang dapat digunakan
Bahan yang Terbakar Media Pemadaman Jarak terdekat dengan
Alat Pemadam
Kertas, kayu, kain • Air 75 kaki
beberapa bahan karet • Bubuk kering (dry
dan bahan plastik powder)
• Busa (foam)
Cairan, gas dan bahan • Busa (foam) 50 kaki
padat yang dapat larut • Air
dan mneyala, seperti : • Bubuk kering (dry
pelarut, minyak, cat, dll powder)
• CO2
• Halogen
Peralatan listrik • Halogen Tidak spesifik maximum :
• CO2 trdistribusi
• Bubuk kering (dry
powder)
Logam yang dapat Pemilihan jneis APAR 75 aki
terbakar, seperti harus sangat hati-hati
magnesium, titanium, karena harus diketahui
zirconium, sodium, secara spesifik jenis
lithium, dan pottasium logam yang terbakar.
Bubuk kering khusus
pasir

Upaya penyelamatan jiwa merupakan upaya untuk membimbing orang kejalan


keluar, mengarahkan agar jauh dari daerah berbahaya dan mencegah terjadinya
kepanikan. Agar semua tujuan tersebut tercapai maka perlu disediakan sarana
penyelamatan jiwa beserta kelengkapannya, yaitu sebagai berikut :

• Sarana jalan keluar


Sarana jalan keluar yang digunakan pada saat kebakaran harus bebas
dari halangan yang mengakibatkan pergerakan evakuasi menjadi
terhambat.
• Pintu darurat
Pintu darurat harus tahan api. Pintu darurat juga harus diber tanda sehingga
dapat dibedakan dengan pintu lain.
• Penerangan darurat
Pada peristiwa kebakaran biasanya disertai dengan pemadaman aliran
listrik utama. Oleh sebab itu penerangan darurat sangat penting sebagai
sumber energi cadangan untuk penerangan, baik untuk tanda arah jalan

B u s a n a | 11
keluar maupun jalur evakuasi. Timbulnya produk pembakaran, seperti asap
memperburuk keadaan karena kepekatan asap membuat orang sulit untuk
melihat.
• Tanda petunjuk jalan keluar
Arah jalan keluar diberi tanda sehingga dapat terlihat dengan jelas dan
dapat dengan mudah ditemukan. Dalam keadaan terancam biasanya
muncul keragu-raguan dan respon yang terlambat dalam menuju arah jalan
keluar. Karena dalan suatu gedung atau bangunan mungkin saja ada
pegawai baru yang tidak mengenal dengan baik letak jalan keluar gedung
tersebut.
Memahami hal-hal yang berkaitan dengan keamanan
Peringatan bahaya berikut ini harus selalu diperhatikan di area kerja
Tabel 4. Hal Yang Harus Di Perhatikan Di Area Kerja
Pengawasan Tidak diperkenanan mengoperasikan mesin tanpa
pengawasan.
SEPATU Sepatu yang sesuai (tumit rendah, tertutup) harus
digunakan di area kerja sepanjang waktu demi
pengendalian dan keamanan diri. Jangan pernah –
dalam kondisi apapun-mengoperasikan mesin tanpa alas
kaki.
RAMBUT Rambut yang panjang harus di ikat kebelakang. Bila
rambut kurang panjang untuk di ikat, gunakan jepit atau
jala untuk mencegah rambut jatuh ke wajah.
PAKAIAN Pakailah pakaian yang pas atau tidak terlalu longgar,
terutama di daerah lengan. Jangan memakai dasi atau
pita. Selendang harus diikat dengan baik (jangan
longgar).
PERHIASAN Dilanggar memakai kalung yang panjang. Tidak
dianjurkan memakai cincin, gelang atau anting jam
tangan rantai.
KUKU JARI Tidak boleh terlalu panjang.
JARI Jauhkan jari dari jarum mesin dan bagian-bagiannya
yang bergerak.
TANGAN Bila memakai tangan untuk memutar roda mesin agar
seimbang, janganlah memakai jari tetapi memakai
telapak tangan.
MEMASANG Matikan mesin dan kaki diangkat dari pedal ketika
BENANG memasang ulang benang, atau mengganti jarum atau
PADA MESIN sekoci.

PENANGANAN Penyuapan / pemasukan kain untuk dijahit ke dalam


KAIN mesin harus dari samping sepatu menggunakan jari-jari
tangan bukan dari depannya.

12 | B u s a n a
PEDAL Harus selalu diingat bahwa pedal juga merupakan rem.
Menekan bagian belakang pedal dengan tumit akan
menghentikan mesin.
MENINGGALKAN Selalu matikan mesin bila sedang tidak digunakan. Guru
MESIN / pelatih anda akan memberi tahu anda mengenai cara-
caranya.
KEBISINGAN Jangan membuat suara keras atau gerakan mendadak
yang dapat mengejutkan orang lain yang sedang
mengoperasikan mesin, karena dapat menimbulkan
kecelakaan.
KECELAKAAN Jangan panik jika terjadi kecelakaan. Beritahu orang
terdekat agar dapat mencarikan bantuan.
KERUSAKAN Segera beritahu guru / pelatih bila terjadi kerusakan atau
MESIN ketidak beresan kerja mesin.
KERAPIHAN DAN Jangan meninggalkan sisa-sisa potongan kain atau tas di
lantai.
KEBERSIHAN

SIKAP DAN Selalu bertindak dengan penuh tanggung jawab. Mesin-


KEBIASAAN mesin industri sangat berbahaya.
MAKANAN DAN Jangan membawa makanan dan minuman ke dalam area
MINUMAN. kerja.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Potensi Bahaya (Hazard) Secara Umum dan pada Usaha Busana

Hampir semua bahaya yang terdapat pada pekerjaan bisa muncul di area kerja.
Sebagian besar bahaya tersebut dapat diatasi dengan menjaga agar segala
sesuatu berada di tempatnya dan terus menjaga kebersihan area tersebut.
Beberapa bahaya yang dapat dihindari dengan menerapkan kebersihan dan
kerapihan yang baik adalah:

a. Tersandung dan jatuh


b. Terantuk benda
c. Tertusuk dan tergores
d. Kebakaran
e. Terpapar bahan kimia dan tumpahan bahan kimia serta rokok

B u s a n a | 13
f. Reaksi kimia
g. Terpotong
h. Terpeleset

Peran kebersihan dan kerapihan yang baik dalam K3 adalah untuk mencegah dan
menghilangkan bahaya dengan menjaga area kerja dalam kondisi baik terus-
menerus. Berikut adalah beberapa tips tentang kebersihan dan kerapihan yang
perlu diingat

a. Jangan biarkan minyak mesin jahit berceceran atau kotoran menempel;


bukan saja dapat mengakibatkan noda pada kain, tetapi juga tidak baik
untuk peralatan
b. Jauhkan makanan, minuman, dan rokok dari area kerja, karena dapat
mengotori dan pekerjaannya dapat terkontaminasi oleh bahan kimia,
mengundang serangga, dan hanya menambah polusi.
c. Simpanlah tali dan kabel tersusun rapih. Apabila tali dan kabel menjadi
kusut, akan rusak dan menjadi susah untuk diuraikan
d. Pastikan semua wadah dan bahan diberi label. Jika anda tidak tahu apa isi
di dalamnya, cari tahu apa isinya
e. Jaga lampu tetap bersih. Bola lampu yang kotor membuat cahaya redup
dan bahkan dapat menjadi sumber bahaya kebakaran dan merusak mata.
f. Laporkan lubang menganga, papan yang longgar, dan masalah lantai
lainnya agar dapat segera diperbaiki sebelum seseorang tersandung atau
celaka
g. Buang sampah segera dan pada tempatnya. Pastikan bahwa sampah
berbahaya dan mudah terbakar masuk dalam wadah yang tepat, tempat
sampah juga harus dikosongkan sesering mungkin
h. Jangan simpan sisa barang-barang yang sudah tidak dipakai dengan
alasan masih dapat digunakan lagi. Apabila dapat Anda gunakan, berikan
label dan tempatkan di tempat yang aman
i. Limbah perca dapat dimanfaatkan menjadi benda fungsional yang bernilai
estetik dan ekonomi yang tinggi, oleh karena itu harus dikelola yan baik
dan rapi.

14 | B u s a n a
j. Menjaga area kerja bersih, rapi, dan aman adalah hal yang tidak
sulit/mudah, dan akan menciptakan tempat kerja yang jauh lebih indah dan
produktif.

Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja pada Usaha Bidang Busana

Setiap bidang usaha memiliki potensi akan terjadinya bahaya dan kecelakaan
kerja. Namun demikian peraturan telah meminta agar setiap industry atau bidang
usaha mengantisipasi dan meminimalkan bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan atau terancamnya keselamatan seseorang baik yang ada dalam
lingkungan industri itu sendiri ataupun bagi masyarakat di sekitar industri.

Hal-hal yang menjadi permasalahan yang berkaitan dengan potensi bahaya


kecelakaan kerja pada industri busana antara lain seperti berikut ini:

a. Bahaya kebakaran
b. Jari tangan terpotong atau tersengat arus pendek
c. Jari terkena jarum, tersengat arus singkat, kebakaran
d. Jari tergencet mesin kancing, tersengat arus singkat
e. Tersengat arus singkat, kebakaran
f. Tergores dan bahaya jatuhan

Sampah
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Sumbersumber sampah dapat berasal dari sampah rumah tangga, pertanian,
perkantoran, perusahaan, rumah sakit, dan sampah pasar. Sedangkan
kategorisasi sampah secara garis besar dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu:

Sampahanorganik/kering
Contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, yang tidak dapat mengalami
pembusukan secara alami.

B u s a n a | 15
a. Sampah organik/basah
Contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah
atau sisa buah yang dapat mengalami pembusukan secara alami
b. Sampahberbahaya
Contoh: baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas, dan kemasan
bahan kimia. Sampah yang tidak dikelola dengan baik tentu akan
mengakibatkan banyak permasalahan.

Debu

Macam-macam Debu
Kategorisasi debu berdasarkan sifatnya dapat dikelompokkan menjadi :

✓ Sifat pengendapan, yaitu debu yang cenderung selalu mengendap karena


adanya grafitasi bumi,
✓ Sifat permukaan basa, sifatnya selalu basah dilapisi oleh lapisan air yang
sangat tipis,
✓ Sifat penggumpalan, karena sifatnya selalu basah maka debu satu
dengan yang lainnya cenderung menempel membentuk gumpalan,
✓ Debu listrik statik, debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik
partikel lain yang berlawanan dengan demikian partikel dalam larutan
debu mempercepat terjadinya penggumpalan
✓ Sifat opsis, partikel yang basah atau lembab, lainnya dapat memancarkan
sinar yang dapat terlihat dalam kamar gelap.

Faktor Ergonomi

Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara,
proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan Batasan
manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomic
bersifat konseptual dan kuratif, secara popular kedua pendekatan tersebut dikenal
sebagai “To Fit The Job To The Man and To Fit The Man To The Job”.

Sebagian besar pekerja di perkantoran atau laboratorium bekerja dalam posisi


yang kurang ergonomis, misalnyatenaga operator peralatan, hal ini disebabkan

16 | B u s a n a
peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya tidak
sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia.

Faktor Fisik

Beberapa faktor fisik di laboratorium yang dapat menimbulkan masalah


kesehatan kerja meliputi:

1) Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan


ketulian,
2) Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium,
ruang perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan kecelakaan kerja.
3) Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
4) Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
5) Terkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi
pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak
dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani.

Faktor Psikososial

Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium yang dapat menyebabkan


stress antara lain:

1) pekerja di laboratorium dituntut untuk memberikan pelayanan yang tepat


dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan,
2) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton,
3) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau
sesama teman kerja,
4) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sector formal
ataupun informal.

B u s a n a | 17
Kecelakaan Kerja di Laboratorium atau Usaha Busana

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari yang
paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di laboratorium dapat
berbentuk 2 jenis yaitu kecelakaan medis, yaitu jika yang menjadi korban
pasien/siswa/pekerja dan kecelakaan kerja, yaitu jika yang menjadi korban
petugas laboratorium itu sendiri

Penyebab kecelakaan kerja

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam beberapa kelompok sebagaimana


berikut:

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi yang tidak aman dari:
- mesin, peralatan, dan bahan kerja
- lingkungan kerja
- proses kerja
- sifat pekerja
- cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia yang dapat terjadi karena:
- kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana,
- cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect),
- keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
3. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik. Setiap jenis pekerjaan mempunyai
sifat dan cara yang berbeda. Keselamatan kerja menitikberatkan pada
peralatan dari perusahaan/ sekolah sedangkan pencegahan penyakit
akibat kerja ditujukan kepada orang-orang yang melakukan pekerjaan.
Pencegahan terhadap kecelakaan
Pencegahan resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai
metode, antara lain:
1) Secara teknis yaitu, dengan menghilangkan sumber bahaya,
mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya, menyendirikan

18 | B u s a n a
proses kerja yang berbahaya, memagari sumber bahaya, dan
ventilasi,
2) Secara administratif yaitu, dengan monitoring/ pengawasan,
Pendidikan dan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, sanitasi yang
bersih, dan fasilitas kesehatan,
3) Dengan memakai alat pelindung diri (personal protective equipment).
Menjahit dengan mesin jahit atau secara manual dengan jarum tangan
Hal ini merupakan pekerjaan sehari-hari di laboratorium. Potensi bahaya
yang terdapat ketika menjahit dengan mesin jahit atau secara manual
dengan jarum tangan antara lain:
a) tertusuk jarum mesin atau jarum pentul;
b) tertusuk ujung gunting;
c) tertusuk ujung pendedel;
d) tersengat listrik;
e) menghirup debu kapas;
f) sakit mata;
g) bising suara mesin di garmen;
h) kelelahan, dan
i) stress.

Alternatif pencegahan yang dapat ditempuh antara lain:


- menggunakan masker, bekerja dengan menggunakan pencahayaan
yang cukup, menggunakan bridal, segera menutup pendedel setelah
digunakan,
- gunakan gunting potong listrik, mesin highspeed dan mesin jahit
lainnya sesuai dengan Standart Operasional Prosedur ( SOP ) K3, dan
beban kerja yang terukur dan professional

B u s a n a | 19
Risiko terjadi kebakaran yang bersumber dari listrik
Hal ini dapat terjadi karena banyak alat-alat menjahit yang dioperasionalkan
dengan listrik, seperti mesin jahit, gunting potong, seterika, alat pres, dan
alat packing. Stekker yang tidak baik instalasinya dapat menimbulkan
hubungan singkat (konsletting) yang sangat membahayakan.
Sedangkan unsur penunjang kesehatan lingkungan ditempat kerja antara
lain:
1. adanya peralatan kebersihan,
2. adanya peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yaitu,
penutup luka (kasa steril), pembalut luka (perekat), cairan antiseptic
(alkohol 70%, iodium), kapas, tandu, selimut, tensimeter,
3. adanya tempat sampah yang memadai,
4. adanya WC ( water closed) yang memadai,
5. adanya air yang memenuhi kebutuhan,
6. ventilasi udara yang cukup,
7. masuknya sinar matahari ke ruang kerja,
8. adanya lingkungan yang alami; adanya kipas angin atau AC,
9. adanya jadwal piket kebersihan, dan
10. serta adanya pekerja kebersihan yang sudah terlatih .
Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja Industri
Busana/Garment

20 | B u s a n a
Gambar 1. Tanda Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja

Industri busana atau konveksi atau garmen merupakan perusahaan yang


menghasilkan produk pakaian jadi. Pada umumnya industri pakaian jadi
menggunakan bahan baku berupa tekstil dari berbagai jenis, sedangkan sarana
dan peralatan yang digunakan berupa pemotong bahan, mesin jahit, pemasang
kancing, dan alat-alat penunjang produksi lainnya, serta alat-alat pengepresan dan
pengepakan. Bahan-bahan yang digunakan, alat dan sarana kerja, serta suhu
ruang kerja maupun sistem dan cara kerja kemungkinan merupakan faktor-faktor
yang dapat menyebabkan gangguan terhadap tenaga kerja. Gangguan tersebut
dapat berupa gangguan keselamatan, kesehatan, atau kenyamanan kerja yang
dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja.
Agar gangguan tidak dialami oleh tenaga kerja, maka faktor-faktor penyebab perlu
dicegah, dikendalikan, diperkecil, atau bahkan dihilangkan. Untuk mencegah
berbagai gangguan yang muncul, maka terlebih dahulu perlu diketahui proses
produksi dan identifikasi permasalahannya, cara pemantauan, dan standar-
standar yang berlaku.

B u s a n a | 21
D. Rangkuman

Kesehatan kerja adalah suatu upaya untukmenjaga kesehatan pekerja dan


mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya (masyarakat dan
lingkungannya. Keselamatan kerja adalah upaya agar pekerja selamat ditempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk juga untuk menyelamatkan
peralatan serta hasil produksinya. Keamanan adalah upaya agar pekerja merasa
tentram dan nyaman di tempat kerjanya. Tujuan Kesehatan, Keselamatan, dan
keamanan dalam bekerja serta ruang lingkupnya. Faktor-faktor yang
menyebabkan kecelakaan mungkin saja terjadi adalah : Kesalahan lingkungan
tempat kerja, seperti adanya susunan tata ruang yang membahayakan,
perlengkapan dan material yang membahayakan, seperti material yang kasar dan
tajam, konstruksi kurang sempurna, penggunaan peralatan yang tidak
berpengalaman secara sempurna, penggunaan bahan yang berbahaya seperti
bahaya racun atau bahan yang merusak organ tubuh, manusianya sendiri, seperti
sifat mental, pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang tidak menunjang.

22 | B u s a n a

Anda mungkin juga menyukai