Anda di halaman 1dari 58

Basic Safety Training

Materi
Rencana Tanggap Darurat dan
Penanganan Kebakaran
Kenapa Tanggap Darurat Penting?
Emergency
• Definition of EMERGENCY
• plural emergencies
1. :an unforeseen combination of circumstances or the resulting state that
calls for immediate action
2. :an urgent need for assistance or relief

Emergency: sudden, urgent, usually unexpected


occurrence or event requiring immediate action.
An emergency is usually a disruption or condition that can
often be anticipated or prepared for, but seldom exactly
foreseen. (ISO 22300:2018)
Continuity
Operational level

Preparedness Response Recover Restore

100% Incident

Time
Continuity
Operational level
Restore
Recover
Preparedness Response

100% Incident

Shorten period of disruption

Reducing impact of incident


Time
Manajemen Tanggap Darurat

Program Maintenance
Risk Assessment
and Improvement

Exercise and Prevention and Mitigation Plan


Test

Training and
Resource Management
Education
Jenis Keadaan Darurat
Dampak kebakaran
Pemiskinan,
kerugian harta Disrupsi bisnis,
benda Musnahnya dokumen
dan rekaman penting.

Cedera,
Fatality,
Trauma psikologis

Properti Proses
Bisnis

Lingkungan

Manusia

Polusi udara,
Kelestarian Lingk,
Kerusakan ozon.
Tipologi Kebakaran

Real Fire Arson

Enclosed Open

Building Hutan Industrial

Rumah Kantor Migas Coal

Hotel/Apt Rumah sakit Semen Tekstil

Mall/pasar Pabrik Pembangkit Aviasi


Apa itu api (fire)
• a process of combustion characterized by the
emission of heat accompanied by smoke or flame
(suatu proses pembakaran yang dicirikan dengan
adanya emisi panas yang disertai asap atau nyala)
• Dalam konteks ini, api yang dimaksud adalah api
yang tidak terkendali (kebakaran)
*Penyebab terjadinya api
• Api adalah hasil dari
reaksi kimia antara
bahan bakar dan
oksigen.
• Api tidak dapat terjadi
jika salah satu
komponen kunci hilang,
yaitu jika panas, bahan
bakar atau oksigen
dihilangkan.
Apa yang terbakar?
Dalam banyak kasus, yang
terbakar adalah badan
material itu sendiri (misalnya
kayu atau pakaian), tetapi
dalam banyak kasus lain itu
yang terbakar adalah uap gas
yang dilepaskan selama
proses pembakaran yang
ternyalakan kembali dan
menyebabkan api membesar.
Mekanisme penyebaran api
• Energi panas ditransfer dari
bahan panas ke yang lebih dingin
dengan radiasi, konduksi dan
konveksi.
• Modus penyebaran yang paling
lazim dalam kebakaran di gedung
adalah konveksi dan radiasi.
*Kelas Api
• Class A- biasanya bahan-bahan seperti kertas,
kayu, kain
• Class B- cairan flammable atau cairan
combustible seperti gasoline, cat, thinners,
propane, kerosene
• Class C- api yg berasal dari peralatan listrik,
perlengkapan listrik, saklar, panel
• Class D- logam tertentu seperti magnesium,
sodium, yang dapat meledak
Gas-gas yang umum ada di site
*Sistem proteksi aktif dan pasif
Aktif Pasif
• Deteksi (asap, heat, UV) • material incombustibility
• Alarm dan warning • compartmentation
• Alat pemadam api ringan • fire separation
• Standpipe, hidran dan hose • fire resistive construction
reel
• Sprinkler
• Pompa dan pasokan air
Askes dan sarana jalan keluar
• Site planning for fire safety • Fire safety management
– accessibility for fire services, – inspection and
– safe separation distance,
maintenance scheme,
– assembly points, etc)
– internal fire emergency
• Means of escaping
team,
– plant sitting,
– professional training,
– evacuation paths,
– travel distance to exits, – fire and evacuation drills
– exit width,
– signage,
– exit light,
– muster points
Fire Risk Assessment
• Pada dasarnya adalah audit tempat kerja dan
kegiatan kerja untuk menentukan
– seberapa besar kemungkinan kebakaran akan
dimulai (fire start),
– di mana akan terjadi,
– seberapa mungkin kebakaran tersebut dapat terjadi,
– seberapa parah akibatnya,
– bagaimana orang akan keluar fasilitas gedung dalam
keadaan darurat.
Identifikasi sumber penyalaan
• Rokok, pemantik api
• Kompor
• Pipa panas
• Percikan api (spark)
• Exhaust kendaraan atau genset
• Pemanas (heater)
• Gesekan mekanik
• Instalasi listrik yang tidak memadai
• Charging unit
• Lampu penerangan
• Pengelasan
Identifikasi bahan bakar
• Cairan mudah terbakar, cth: cat, thinner,
vernis, lem, minyak goreng, dll
• Bahan kimia yang mudah terbakar, cth:
bahan pembersih, toner, bahan pencuci “dry
cleaning”
• Penumpukan barang yang tinggi Kelas A Kelas B
• Bahan makanan yang mengandung gula dan
minyak
• Kertas, kardus, kayu, dll
Kelas
• Gorden, seprei, sofa, karpet, dll
Api

Kelas D Kelas C
Identifikasi oksigen
• Sumber utama oksigen untuk
api ada di udara di sekitar
kita.
• Di gedung: aliran udara alami
melalui pintu, jendela dan
bukaan lainnya; atau melalui
sistem handling udara.
• Bahan kimia yang bersifat
oksidizer
• Oksigen di dalam tabung
(untuk pengelasan)
Contoh
Identifikasi orang yang menjadi target risiko
• karyawan yang bekerja sendiri, mis. janitor, staf keamanan;
• orang-orang yang berada di bagian yang terisolasi, mis.
petugas pembersih gedung;
• orang-orang yang tidak familiar dengan tempat kerja, mis.
pekerja sementara, kontraktor, pengunjung, dan pelanggan;
• penyandang cacat atau mereka yang mungkin memiliki
alasan lain karena tidak dapat meninggalkan tempat dengan
cepat;
• orang dengan kesulitan bahasa; dan
• masyarakat sekitar atau tetangga pabrik
Skenario kebakaran
• Lokasi
– Identifikasi lokasi yang paling mungkin dapat dilakukan dengan
menggunakan data statistik kebakaran.
– Atau, jika data statistik tidak tersedia, kita dapat membuat
penilaian berdasarkan adanya sumber panas/penyalaan dan
bahan bakar.
• Jenis kebakaran (pool fire, jet fire, flash fire, BLEVE, vapor
cloud explosion)
• Kecepatan pertumbuhan dan penyebaran api
• Ditentukan berdasarkan hasil identifikasi sumber
penyalaan, bahan bakar dan oksigen
Urutan respon manusia terhadap kebakaran
Sistem Proteksi Aktif
• Sistem deteksi dan alarm kebakaran (detektor, alarm kebakaran, manual call
point)

• Sistem pemadam basis air manual (hidran, hose reel)


• Sistem pemadam basis air otomatik (sistem sprinkler, sistem kabut air, foam)
• Sistem pemadam basis kimia portable (APAR)
• Sistem pemadam basis kimia khusus (DCP, CO ) 2

• Peralatan pendukung sistem aktif (sumber air, genset, pompa kebakaran)


Standar APAR
Alat Pemadam Api Ringan
• Pemilihan alat pemadam api ringan sesuai dengan:
– Kelas api dan ukuran besarnya api yang paling mungkin terjadi;
– Bahaya yang ada di sekitar area dimana awal api kemungkinan terjadi, termasuk
peralatan bertenaga listrik;
– Suhu lingkungan, (NFPA 10 tahun 2018 pasal 5.1)
• Alat pemadam api ringan dipasang di lokasi yang mencolok, dapat diakses
dengan mudah dan dapat segera digunakan pada saat terjadi kebakaran
(NFPA 10 tahun 2018 pasal 6.1.3.1)
• Alat pemadam api ringan dipasang di sepanjang jalur yang normalnya
dipakai untuk lalu lalang, termasuk jalur exit (NFPA 10 tahun 2018 pasal
6.1.3.2)
• Sign atau tanda untuk mengindikasikan lokasi alat pemadam api ringan
terlihat dari jalur normal yang dipakai untuk lalu lalang (NFPA 10 tahun
2018 pasal 6.1.3.3.4)
Alat Pemadam Api Ringan
• Alat pemadam api ringan, selain yang beroda, sudah dipasang dengan
cara yang telah dipersyaratkan (NFPA 10 tahun 2018 pasal 6.1.3.4):
– Digantung pada gantungan yang disediakan khusus untuk alat pemadam api
ringan
– Diletakkan di dalam braket yang dilengkapi dengan tali atau pita pelepas yang
dipasok oleh pabrikan pemadam
– Diletakkan di lemari atau ceruk dinding
• Jumlah minimum alat pemadam api ringan ditentukan dengan membagi
total luas lantai dengan area maksimum yang akan dilindungi per
pemadam kebakaran sebagaimana ditentukan pada tabel 6.2.1.1 NFPA 10
tahun 2018.
• Alat pemadam api ringan telah ditempatkan sehingga jarak perjalanan
maksimum tidak melebihi 75 kaki (23 m), sebagaimana ditentukan oleh
NFPA 10 tahun 2018 pasal 6.2.1.4
Pemasangan APAR
Sistem Proteksi Pasif
• Pembatasan pemakaian bahan mudah terbakar (combustible materials)
• Penerapan sistem kompartemenisasi (fungsi gedung, luas, volume,
perlindungan bukaan, struktur terlindung)
• Penggunaan konstruksi tahan api/fire rated (stabilitas - insulasi - integrasi
yang dinyatakan dalam jam/menit)
• Perlindungan pada bukaan (fire stopping, fire damper, fire shutter, canopy/overhang)
• Sistem pengendalian asap (smoke venting - smoke removal - pressurization - smoke
screen - smoke zoning)
• Penyediaan sarana jalan ke luar yang aman (fire door – fire stair - corridor -
exit sign - area of refugee - exit discharge)
• Site planning for fire safety (hardstanding - jarak bangunan - akses ke gedung -
siamesse connection - hidran luar - sumber air)
Persyaratan Perundangan
Syarat-syarat pemasangan
Per dan pemeliharaan APAR Per Men
Menaker PU
Kep
UU No 4/1980 26/2008
Menaker
1/1970 186/1999

Pasal 3 ayat 1 (b), kewajiban pengurus:


mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran Unit Penanggulangan Sistem Proteksi
Kebakaran di tempat Kebakaran di Gedung
kerja dan Lingkungan
Per
Menaker
2/1983

Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis


JENIS APAR

34
AIR BUSA

CO2

KIMIA HALON
KERING 1211
SYSTEM STORED PRESSURE / VALVE

Sistem dimana gas


penekannya dikempakan
ke dalam tabung berisi
bahan pemadam.

SYSTEM CARTRIDGE
Sistem CARTRIDGE
dimana bahan
pemadamnya
terpisah dengan gas
penekan (cartridge).
Gas penekannya
adalah CO2
Syarat Pemasangan APAR
Pemasangan rambu APAR pada dinding

Pemasangan rambu APAR pada tiang


Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR :
1. Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah dengan arah angin)
supaya media pemadam benar-benar efektif menuju ke pusat api dan jilatan api tidak
mengenai tubuh petugas pemadam.

2. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai dengan klasifikasi sumber
kebakaran.
Ringkasan
• Ketahui bahaya-bahaya akibat material yang
combustible/flammable
• Pahami upaya-upaya yang diharuskan untuk
melindungi karyawan
• Buatlah “emergency action plan” (rencana tanggap
darurat)
• Latih karyawan dalam menghindari bahaya (Hot Work
Permit)
• Latih karyawan dalam kedudukan mereka di rencana
tanggap darurat tersebut
PD 25666
Metode exercises
• Drills
• Seminar (or syndicate)
exercise
• Table-top exercise
• Simulation exercise
• Live play
Drill
• Kegiatan yang diawasi dan terkoordinasi.
• Biasanya digunakan untuk menguji satu kegiatan,
prosedur atau fungsi secara spesifik.
• Drill biasanya digunakan untuk mengevaluasi
proses penting tetapi relatif sederhana
– Fire evacuation tests;
– Recovering a single server;
– Testing the emergency communication system;
– Proving the technical aspects of opening a recovery site.
Seminar
• Latihan di mana peserta
dibagi dalam kelompok-
kelompok untuk
membahas isu-isu
spesifik (terkait dengan
penerapan rencana
untuk skenario tertentu
atau sejumlah
skenario).
Table-top exercise
• Latihan yang difasilitasi
dimana peserta diberi peran
khusus untuk dijalankan, baik
sebagai individu atau sebagai
sebuah kelompok.
• Dapat melibatkan skenario
yang berkembang dan
menjadi lebih kompleks
dimana pemain diberikan
informasi lebih lanjut, untuk
mensimulasikan evolusi dari
suatu krisis.
Simulation
• Latihan di mana sekelompok
pemain, biasanya mewakili
sebuah pusat kendali atau tim
manajemen, bereaksi terhadap
insiden yang disimulasikan
yang seolah-olah terjadi di
tempat lain.
• Cara ini memiliki keuntungan
dengan melatih personil dalam
lingkungan yang sebenarnya di
mana mereka mungkin akan
terlibat selama keadaan
darurat yang sebenarnya.
Live Play
• Kegiatan latihan yang
paling mendekati
sebuah kejadian nyata.
• Hal ini biasanya
melibatkan personil dan
peralatan yang benar-
benar berada dan
ditempatkan di lokasi
keadaan darurat
Struktur Organisasi Tanggap Darurat
Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran
• Dimulai dengan briefing
simulasi tanggap
darurat oleh
koordinator tanggap
darurat, menjelaskan
siapa? dimana?
bagaimana? dan
dimana simulasi
tanggap darurat
dilakukan
Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran
1. Ketika alarm darurat berbunyi
tim evakuasi mengarahkan
semua pekerja yang ada di
area kerja berkumpul ke titik
kumpul melalui jalur evakuasi
dengan berjalan cepat (tidak
lari)
2. Di titik kumpul Tim P3K
memeriksa apakah ada yang
mengalami cidera/luka dan
melakukan tindakan P3K
(membawa kotak/obat P3K)
Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran
3. Tim komunikasi/security
menghubungi nomor
telpon darurat
(Damkar/Ambulance) dan
pimpinan unit.
Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran
4. Tim pemadam
kebakaran
menggunakan APAR
untuk tindakan awal
pengendalian
kebakaran
Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran
5. Apabila api cukup
besar tim pemadam
kebakaran dan tim
teknisi hydrant
melakukan tanggap
darurat kebakaran
dengan hydrant
(apabila di lokasi ada),
apabila tidak, akan
diambil alih damkar
Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran
6. Apabila kondisi darurat
sudah dapat
dikendalikan, alarm
dibunyikan lagi dan
koordinator
memberikan arahan
lebih lanjut.
Strengths and Weaknesses
Spot the not
Storage Akses
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai