Anda di halaman 1dari 27

PENGONTROLAN KEBAKARAN

DIATAS KAPAL

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 1


PENGONTROLAN KEBAKARAN DIATAS KAPAL
1. Pendahuluan
- Penyebab utama kebakaran di atas kapal di karenakan
oleh kelalaian manusianya yang tidak bertanggung jawab
mentaati prosedur kerja dan tidak melaksanakan
pencegahan keadaan berbahaya di temukan.
- Beberapa kejadian kebakaran menjadi bencana besar
karena tidak berhasilnya mengontrol situasi dan kondisi
yang ada.
- Kegagalan mengendalikan kebakaran diatas kapal dapat
mengakibatkan kehilangan kapal dan bakan jiwa manusia
oleh sebab itu penting sekali crew kapal selalu siaga akan
situasi-situasi yang dapat terjadinya kebakaran diatas
kapal.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 2


.

2.Daerah-daerah bahaya kebakaran


a. Ruangan mesin.
Keberhasilan dalam pencegahan kebakaran di mesin
sangat tergantung :
- Kesadaran akan keselamatan bagi setiap orang bekerja
- Kebersihan.
- Mengerti daerah beresiko tinggi dimana perhatian
ekstra harus diambil .
misalnya : Dilarang keras merokok di tempat tertentu (puri
fier room ).
- Merawat peralatan mekanik, listrik dan peralatan
pemadam di kamar mesin.
- Menjaga saluran got ( bilge ) bebas dai minyak/air.
- Menjaga ruangan berventilasi baik bebas dari gas
hydrocarbon setiap saat.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 3


C/E harus yakin : bahwa semua perhatian-
perhatian di atas kapal ditaati.
Hal- hal yang perlu diingat
- Ketahui dimana tempat peralatan pemadam
- Perhatikan peringatan “DILARANG MEROKOK”
- Jaga ruang mesin bebas dari sampah-sampah
yang mudah menyala.
- Jaga saluran air got bebas dari sampah-sampah.
 

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 4


b. Boiler ( Ketel ).

Boiler Blow Backs ( tiupan balik ketel )

Tiupan balik boiler terjadi jika procedur flashing up
( menyalakan boiler ) tidak mengikuti dengan benar dan
banyak kecerobohan dalam operasional boiler. Sebelum
flahing up periksa furnace ( tungku 0 untuk meyakinkan tidak
ada minyak yang tinggal di dalamnya, yakin temperatur bahan
bakar sudah benar untuk tingkatkan penggunaannya ( MFO
60°C- 70°C ± suhu kamar ).


Tiupan udara ( blow up ) untuk membersihkan uap minyak
didalam furnace (tungku). Jangan melakukan pembakaran
ulang ( reigunation ) berner (dapur) dari tungku jika belum
yakin benar uap minyak sudah tidak ada lagi kalau tidak,
ledakan besar akan terjadi.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 5


Selalu diingat :
- Buang udara di tungku sebelum melakukan
pembakaran
- Periksa bahan bakar sesuai temperatur kapacitinya
- Gunakan iguiter ( alat penyala ) khusus yang
tersedia.
- Berdiri disalah satu sisi jika menyalakan secara
manual untuk menghindari penyalaan kembali.
- Pembersihan ulang tungku dengan cara bloe up jika
penyalaan pertama dan selalu setelah skut down
barner ber akhir.
- Jaga perawatan peralatan dengan benar.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 6


c. Ruang akomodasi ( Accomodation Room )
Umumnya kebakaran di ruang akomodasi dari
bahan bakar kelas A.
Penyebab kabakaran di ruang akomodasi :
- Kecerobohan merokok
- Penggunaan peralatan listrik yang salah.
- Pembakaran spontan.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 7


Harus mentaati di atas kapal tentang merokok.
- Setiap kamar seharusnya disediakan asbak
dari jenis yang dapat mematikan sendiri puntung
rokok.
- Kebiasaan yang jelek yang dapat menimbulkan
kebakaran.
- Jangan marokok sambil tiduran.
- Jangan menggantung pakaian pada stop kontak.
- Dapur harus selalu bersih.
- Peralatan listrik dimatikan jika tidak digunakan.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 8


d . Store Room ( Ruangan Gudang )
Resiko pembakaran spontan pada beberapa gudang di
kapal, terutama bila lembab/basah karena minyak.
 
e. Kegiatan Pengelasan :
- Izin harus diberikan dari perwira yang bertanggung
jawab sebelum melakukan pengelasan.
- Tidak ada material yang mudah terbakar di
sekitarnya. - Siapkan karung basah.
- Siapkan botol pemadam kebakaran yang siap
digunakan.
- Cegah jangan sampai bunga api ( sporks ) jatuh
kebelakang hold atau ventilator.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 9


f. Flame Arrestores ( kasa api )
Tersedia 5 jenis kasa api :
- Crushe Wire
- Wire gawle
- Perforated metal plate
- Craimped
- Baffle plate.

Fungsi ke 5 jenis kasa api diatas adalah sama untuk menahan


api ( nyala ) masuk kedalam ruangan. Sebenarnya walaupun
pemasangan flame arrestor dilakukan dengan benar pada
jaringan, namun jika terjadi panas dan tidak dapat diuraikan
( dicerai beraikan ) maka secara bertahap panas akan
menjalar jatuh kedalam tangki muatan hal inilah yang
menyebabkan suatu ledakan.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 10


g. Electrical Storms
Jika ada hembusan angin gas hydrocarbon dapat
tertahan pada deck kapal yang akhirnya menjadi
terkonsentrasi. Tiupan angin kearah super structure
kapal akan membuat, sehingga gas-gas akan
terbawadan berhenti/terkonsentrasi di daerah itu.
 

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 11


3. Fire Protection (Tindakan pencegahan kebakaran)
a. Kelengkapan konsentrasi kapal.
Didesain dibangun berdasarkan pada pengalaman dari
kasus-kasus tragis yang terjadi dikapal sehingga
mengakibatkan kehilangan jiwa dan harta benda.
Peraturan-peraturan dan standar keselamatan selalu di
“upgrade” berdasar tambahan pengalaman yang terjadi.
Salah satu peraturan Internasional yang mengatur
masalah ini adalah SOLAS 74 ( konvensi safety at life at
sea tahun 1974 ) yang telah menetapkan tingkat
pencegahan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan
jenis kapal dan prestasi bahaya kebakaran yang ada.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 12


Untuk mencegah dan pengendalian bahaya kebakaran
maka disusun dan kelangkapan konstruksi kapal
diatur :
1. Konstruksi kapal dibagi kedalam daerah vertikal pada batas waktu
tertentu dan struktur bahannya yang tahan api.
2.Perlindungan ruang akomodasi dengan menggunakan sekat yang
tahan panas.
3. Pembatasan dalam penggunaan bahan-bahan yang mudah terbakar.
4. Penempatan deteksi kebakaran pada tempat-tempat tertentu.
5. Pemasangan sistim pemadam api tetap yang sesuai dengan kelas
kebakaran setempat.
6. Perlindungna terhadap jalur penyelamatan ( Escape Route ) atau
jalan untuk memadamkan kebakaran.
7. Menempatkan alat pemadaman api ringan ( APAR ) sesuai kelas
kebakarannya.
8. Mengendalikan dan mengurangi kemungkinan uap muatan yang
mudah menyala.
ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 13
b. Pembagian konstruksi kapal
Sesuai ketentuan SOLAS 1974 : 
- Pembagian kelas A :
Pembagian yang dibentuk oleh sekat ( dinding ) dan
geladak-geladak yang memenuhi hal-hal tersebut di
bawah ini :
a. Harus dibuat dari baja/logam sejenis.
b. Harus diperkuat secaa baik.
c. Harus diknstruksi sedemikian rupa sehingga mampu
mencegah baku lewatnya asap dan lidah api sampai
akhir pengujian baku kebakaran selama satu jam.
d. Harus diberi lapisan isolasi yang disetujui dari
bahan- bahan tidak mudah menyala.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 14


- Pembagian kelas B :
Pembagian yang dibentuk oleh sekat, geladak, langit-
langit atau lapisan-lapisan yang sesuai :
* Harus dikonstruksi sedemikian rupa sehingga mampu
mencegah lalunya lidah api sampai akhir setengah
jam pertama dari pengujian kebakaran baku.
* Harus memiliki kemampuan isolasi sedemikian rupa,
sehingga suh rata-rata dari sisi yang tidak terbuka
tidak akan meningkat lebih dari 139°C diatas suhu
semula termasuk sambungan yang ada, lebih baik
225°C suhu semula dalam jangka waktu :
a. Kelas B – 15 15 menit.
b. Kelas B – 0 0 menit.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 15


.

- Pembagian kelas C.
Harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar
yang disetujui.. Kelas C ini tidak harus memenuhi
ketentuan yang berkaitan dengan lewatnya asap dan
lidah api/meningkatnya pembatasan suhu.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 16


PERALATAN PEMADAM DAN SISTIMNYA

1. POTABLE & SEMI PORTABLE FIRE


EXTINGUISHER (ALAT PEMADAM API RINGAN/
APAR) KEBAKARAN API KECIL

2. FIXED FIRE EXTINGUISER (SISTIM


PEMADAM API TETAP / APAT)

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-


MAKASSAR 17
SOLAS 74 MENGATUR TENTANG APAT UNTUK
PERLINDUNGAN BAHAYA KEBAKARAN DI ATAS KAPAL

1. PENGGUNAAN MEDIA PEMADAM YANG DAPAT MENIMBULKAN GAS


GAS DALAM JUMLAH BANYAK SEHINGGA MEMBAHAYAKAN
ORANG TIDAK BOLEH DIIJINKAN.
2. DILENGKAPI KONTROL VALVE, PETUNJUK OPERASI DIAGRAM
YANG MENUNJUKKAN KOMPARTAMEN MANA PIPA DISALURKAN.
3. BILAMANA DIGUNAKAN MEDIA CO2 MAKA
A. DIRUANG MUATAN CAPASITAS HARUS CUKUP
UNTUK MENGISI MINIMAL 3O% VOLUME DARI
KOMPARTAMEN MUATAN YANGTERTBESAR YANG
HARUS DITUTUP RAPAT.
B. DI KMAR MESIN KLAS A KAPASITASNYA HARUS MAMPU
UNTUK MENGISI MIN 40 % DARI ISI RUANG TERBESAR.
KAPAL BARANG < 2000 GRT MINIMUM KAPASITAS 30 %

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-


MAKASSAR 18
4. PELEPASAN MEDIA CO2 85 % HARUS DAPAT
DILAKUKAN DALAM WAKTU 2 MENIT.
5. DILENGKAPI SARANA PERINGATAN KESEMUA
RUANG AN SEBELUM DI GUNAKAN.
6. RUANGAN PENYIMPANAN CO2 HARUS DILAKUKAN
DI TEMPAT YG AMAN , MUDAH DIMASUKI DAN
DIBERI VENTILASI YANG BAIK.
7. SEMUA PELEPASAN MEDIA GAS TIDAK BOLEH
DIOPERASIKAN SECARA OTOMATIS.
8. PERINTAS PENGOPERASIAN SISTIM INI BAHAYA
DIBERIKAN OLEH NAKHODA ATAU MUALIM
SENIOR
ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-
MAKASSAR 19
BANYAK FAKTOR YANG HARUS DIANALISA BILA SISTIM
PEMADAMAN API TETAP DI PASANG DI ATAS KAPAL,
OLEH SEBAB ITU DESAIN BERDASARKAN :
A. KLAS KEBAKARAN A.B.C.D DARI POTENSI
BAHAYANYA.
B. MEDIA PEMADAM YANG DIGUNAKAN
C. LOKASI DARI BAHAYA BAHAYA SPESIFIC
D. POTENSI PELEDAKAN
E. PAPARAN
F. EFEK TERHADAP STABILITAS KAPAL
G. METODE PEMADAMAN
H. PERLINDUNGAN TERHADAP KESELAMATAN CREW

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-


MAKASSAR 20
JENIS SISTIM PEMEDAMAN API
TETAP YANG DIPASANG DI KAPAL

1. FIRE MAIN SYSTEM


2. AUTOMATIC AND MANUAL
SPINKLER SYSTEM
3. SPRAY SYSTEM
4. FOAM SYSTEM
5. CARBON DITIDE (CO2 SYSTEM)
6. HALOGEN 1301
7. DRY CHEMICAL SYSTEM
Perlu diperhatikan apapun bentuk pengetahuan yang kita miliki, tanpa ada
penerapannya maka segalanya akan tidak berarti sama sekali.

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 21


PINTU PINTU KEDAP AIR
( WATER TIGHT DOOR )
DIDESIGN UNTUK MENGCEGAH
ALIRAN AIR MASUK MELALUI PINTU
PINTU LALUAN AIR
KLASIFIKASI
BERDASARKAN OPERASINYA ADA 3
KELAS PINTU KEDAP AIR :
1. PINTU ENGSEL
2. PINTU GESER DENGAN
MANUAL BANTUAN
HYDROULIC
3. PINYU GESER SECARA
MANUAL DAN OUTOMATIC
ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 22
FIRE DAMPER
PLAT BAGIAN TEBAL PALING SEDIKIT 3,2
MM (1/8 INCHI) YANG KUAT MENGATUR
ALIRAN UDARA PADA SUATU RUANGAN.
TERLETAK DIDALAM “VENTILATION DUCK”
DAN TERPASANG PADA POSISI TERBUKA
DITAHAN OLEH FUSIBLE LINK, BILA UDARA
DALAM DUCK MENCAPAI TEMPERATUR 74˚C
ATAU 100˚C DI DAERAH YANG PANAS
SEPERTI DI DAPUR FUSEBLE LINK
MELUMER SEHINGGA DAMPER AKAN
TERTUTUP. DIBAGIAN LUAR DUCT DAPAT
TERLIHAT INDICATOR APAKAH DAMPER
AKAN TERTUTUP ATAU TERBUKA & DAMPER
INI DAPAT JUGA DAPAT DITUTUP SECARA
MANUAL
ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 23
FIRE DAMPER TIDAK MENCEGAH
KEBAKARAN TETAPI DAPAT
MENGHENTIKAN PENYEBARAN API

2 (DUA) CARA UNTUK DAPAT MENGHENTIKAN


PENYEBARAN API :

1. MENURUNKAN SUPLY UDARA KE API


2. MEMBELOK PANAS ASAP DAN API

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-


MAKASSAR 24
PERLENGKAPAN DARURAT

1. FIREMANS OUTFIT
(PERLENGKAPAN REGU PEMADAM)

TERDIRI DARI:

A) SEPATU
B) SARUNG TANGAN
C) TOPI
D) PAKIAN PELINDUNG
E) BREATING APPARATUS
F) TALI PENYELAMAT
G) SENTER
ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-
MAKASSAR 25
2. BAJU TAHAN API
(PROXIMITY SUIT)

A) BAJU YANG MENUTUPI SELURUH TUBUH


B) PELINDUNG KEPALA SAMPAI BAHU DAN BAGIAN
ATAS PELINDUNG KEPALA DILENGKAPI DENGAN
KACA MATA TRANSPARAN
C) SARUNG TANGAN TEBAL
D) SEAPATU BOOTS KHUSUS

3. BRAETHING APPARATUS

ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-


MAKASSAR 26
4. BAJU TAHAN API (ENTRY SUIT)

A)SEAPTU
B) CELANA
C)PAKAIAN
D)PELINDUNG KEPALA

MATERIALA DIBUAT LEBIH


KHUSUS DAN DESIGN
UNTUK MELINDUNGI
SIPEMAKAI BILA KONTAK
LANGSUNG DENGAN API
ADFANCED FIRE FIGHTING. PIP-MAKASSAR 27

Anda mungkin juga menyukai