DASAR HUKUM
KEWENANGAN KEMNAKER R.I
UU 1/1970
PMTK KMTK
2/1983 186/1999
SMTK
13/2015
UU 13/2003
PEDOMAN HUKUM
SNI 03-1736-2000 Tata cara
INSTANSI TERKAIT perencanaan sistem
protekasi pasif untuk
pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan
rumah dan gedung
KMPU 11/2000
SNI 03-1746-2000 Tata cara
Ketentuan Teknis perencanaan dan pemasangan
Manajemen sarana jalan ke luar untuk
Penanggulangan penyelamatan terhadap bahaya
Kebakaran di
kebakaran pada bangunan gedung
UU 28/2002 Perkotaan
BG PSL 17 SNI 03-3985-2000 Tata cara
KMPPW perencanaan, pemasangan dan
534/2001 pengujian sistem deteksi dan alarm
kebakaran untuk pencegahan bahaya
Standar Pelayanan
kebakaran pada bangunan gedung
Minimal Pemadam
Kebakaran
SNI 03-3989-2000 Tata cara
perencanaan dan
pemasangan sistem
springkler otomatik untuk
pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan
gedung
UU K K
Pasal 3 ayat 1
Syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk
mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran.
UU BG
Pasal 17
(1) Setiap satu kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
(2) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar
lantai tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam api ringan yang
bersangkutan.
TANDA UNTUK MENYATAKAN TEMPAT ALAT PEMADAM API RINGAN
YANG DIPASANG PADA DINDING
(4) Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengn lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan
lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
(5) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
(6) Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang
didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.
(7) Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung
pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan kontruksi penguat
lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
(8) Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus
diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
(9) Sengkang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh dikunci atau digembok
atau diikat mati.
(10) Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) harus disesuaikan
dengan besarnya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box)
sehingga mudah dikeluarkan.
(11) Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian
paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan tepung kimia kering (dry chemical) dapat ditempatkan
lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak
kurang dari 15 cm dari permukaan lantai.
(12) Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat
dimana suhu melebihi 49oC atau turun sampai 44oC kecuali apabila alat
pemadam api ringan tersebut dibuat khusus unutk suhu diluar batas tersebut.
(13) Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi
dengan tutup pengaman.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/
MEN/ 1980 setiap APAR harus diperiksa 2 ( dua ) kali dalam setahun, yaitu:
(a) Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan dalam tabung,
rusak atau tidaknya segi pengaman cartridge atau tabung bertekanan
mekanik penembus segel.
(b) Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handel dan label
harus selalu dalam keadaan baik.
(c) Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang tidak
boleh retak atau menunjukkkan tanda-tanda rusak.
(2) Pemeriksaan dalam jangka 12 bulan.
Untuk pemeriksaan dalam jangka 12 bulan sekali dilakukan seperti :
(a) Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah ditentukan.
(b) Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh
tersumbat atau buntu.
(c) Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran penyemprotan
tidak boleh tersumbat.
(d) Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
(e) Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang atau cacat
karena karat.
(f) Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya.
1. Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan secara berkala
dengan jangka waktu tidak melebihi 5 (lima) tahun sekali dan harus kuat menahan
tekanan coba selama 30 (tiga puluh) detik.
2. Untuk alat pemadam api jenis busa dan cairan harus tahan terhadap tekanan
coba sebesar 20 kg per cm2.
3. Untuk alat pemadam api ringan jenis Carbon Dioxida (CO2) harus dilakukan
percobaan tekan dengan syarat:
c. jarak tidak boleh dari 10 tahun dan untuk percobaan kedua tidak lebih dari 10
tahun dan untuk percobaan tekan selanjutnya tidak boleh lebih dari 5 tahun.
Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali dengan cara:
a. Untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun sekali;
b. Untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus diisi 2 (dua) tahun
sekali;
c. Untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen(tepung kering), tabung harus diisi
3 (tiga tahun sekali, sedangkan jenis Iainnya diisi selambat-lambatnya 5 (lima)
tahun
Penggolongan Kelas-Kelas Kebakaran
● Alat pemadam api ringan jenis foam merupakan sistem isolasi yaitu
mencegah agar oksigen tidak mendapatkesempatan untuk bereaksi
karena busa menyelimuti permukaan bahan yang terbakar.
● Spesifikasi APAR Foam ;
● Tabung dalam berisi larutan AL2SO4, tabung luar berisi larutan
NaHCO3
● Jarak semprotan 4 s/d 9 m
● Lama pemakaian 60 detik
● Tekanan yang dihasilkan 23 kg/cm2
● Busa yang dihasilkan 100 Ltr s/d 110 Ltr
● Tinggi tabung 605 mm
APAR CO2
● Digunakan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada peralatan
listrik.
● Tabung berisi gas CO2 yang berbentuk cair bila dipancarkan CO2 tersebut
mengembang menjadi gas.
● Disimpan didalam tabung-tabung gas yang terbuat dari baja sehingga
mudah disiapkan pada ruangan-ruangan yang sempit.
● Digunakan berulang kali sesuai dengan kebutuhan.
● Merupakan gas yang tidak dapat mengalirkan arus listrik dan
tidakmenyebabkan karat.
● Dapat menurunkan kadar O2 12 % s/d 15 %
● Berat CO2 1.5 x berat udara
● APAR Tepung Kimia Kering
● Merupakan alat pemadam api yang sistem kerjanya menggunakan tabung gas
CO2.
● Type APAR tepung kimia kering antara lain :
● Type Cartridge (tabung gas bertekanan tinggi)
● Type Stored pressure
● Tepung kimia kering tidak berbahaya bagi manusia
● Sebagai pemisah O2 dari api benda yang terbakar
● Tidak menghantarkan arus lisrik
● Efektif digunakan diruangan terbuka.
● Dapat menyerap panas sekaligus mendinginkan
● APAR Jenis Halon
● Halon adalah suatu ikatan antara Methane dan Halogen.
● Bahan-bahan Halon antara lain bromine (Br), Chlorine (CL),
Fluorine (F), Yodium (Y), Astatine (At).
● Halon tidak mengahantar arus listrik dan efektif untuk
memadamkan kebakaran seperti pada cairan yang mudah
terbakar, sebagian besar material padat mudah terbakar
dan kebakaran listrik
● Halon yang biasa digunakan untuk pemadaman api adalah
:
● Halon 1301 ( Bromotriflouromethane )
● Halon 1211 ( Bromochlorodiflouromethane )
● Bahan Pengganti Halon 1301 antara lain : FM-200, water mist (Hi-fog)
Tingkat Bahaya*
Rendah Sedang Tinggi
Maximum Luas Lantai per unit A 3000 ft2 1500 ft2 1000 ft2
Maximum Luas Lantai untuk APAR 11250 ft2 11250 ft2 11250 ft2
Rendah 5-B 30
10- B 50
Sedang 10- B 30
20- B 50
Tinggi 40- B 30
80- B 50
Suatu bangunan dengan luas area 67500 ft2 (6271 m2 ) atau lebar 150 ft (45.7 m )dan
panjang 450 ft (137.2 m ). Berapa jumlah APAR yang dibutuhkan ?
Untuk estimasi jumlah APAR dapat digunakan maximum luas lantai untuk
APAR yaitu 11250 ft2 (1045 m2)
Jadi : 67500 / 11250 = 6
● − Proteksi kebakaran pasif adalah suatu teknik desain tempat kerja untuk
membatasi atau menghambat penyebaran api, panas dan gas baik secara vertikal
maupun horizontal dengan mengatur jarak antara bangunan, memasang dinding
pembatas yang tahan api, menutup setiap bukaan dengan media yang tahan api atau
dengan mekanisme tertentu;
● − Proteksi kebakaran aktif adalah penerapan suatu desain sistem atau instalasi
deteksi, alarm dan pemadan kebakaran pada suatu bagunan tempat kerja yang
sesuai dan handal sehingga pada bangunan tempat kerja tersebut mandiri dalam hal
sarana untuk menghadapi bahaya kebakaran.
● PEMASANGAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
● 1. Pelaksanaan pemasangan instalasi proteksi kebakaran harus
sesuai dengan gambar yang telah disyahkan dan dilaksanakan oleh
instalatir yang telah ditunjuk.
● 2. Semua perlengkapan-perlengkapan instalasi yang dipasang harus
sesuai spesifikasi teknik yang telah disetujui.
● Setelah pekerjaan pemasangan instalasi selesai dilaksanakan harus
diadakan pemeriksaan dan pengujian setempat yang diikuti oleh
semua pihak yang terikat antara lain:
● − Kontraktor (Instalator);
● − Perencanaan (Konsultan);
● − Pemilik (Pemberi kerja);
● − Pengelola (Building Manager);
● − Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan (Spesialisasi
penanggulangan kebakaran).
● jarak tempuh mencapai pintu keluar tidak
melebihi 36 meter untuk risiko ringan, 30
meter untuk risiko sedang dan 24 meter
untuk risiko berat.
● Pompa hydran harus mempunyai
karakteristik tekanan minimal 4,5 kg/cm2
SEKIAN
TERIMA KASIH