Anda di halaman 1dari 8

Rancang Bangun Ketel Uap Mini Dengan Pendekatan Standar Sni Berbahanbakar Cangkang Sawit

RANCANG BANGUN KETEL UAP MINI DENGAN PENDEKATAN STANDAR SNI


BERBAHANBAKAR CANGKANG SAWIT UNTUK KEBUTUHAN PABRIK TAHU
KAPASITAS 200 KG KEDELAI/HARI

Legisnal Hakim1, Purwo Subekti2

ABSTRAK
Ketel uap pada industri tahu merupakan alat pendukung dalam proses pengolahan tahu, yang menjadi
bagian yang terpenting untuk meningkatkan produktivitas pengolahan tahu di dunia industri kecil, menengah
dan besar pada pabrik tahu. Tapi kebanyakan di industri tahu kecil dan menengah untuk produksi tahu masih
menggunakan peralatan perebusan sederhana, terbuat dari drum bekas dan tidak ada spesfikasi teknisnya,
yang jauh dari standar dan keamanan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan spesifikasi teknik dan
pemilihan material ketel uap yang tepat dan diharapkan rancangan ketel uap mini mendekati standar SNI.
Rancangan ini juga disesuaikan dengan pemilihan dan pemakaian bahan bakar yang sesuai pada daerah
penelitian dan mudah didapat yaitu cangkang sawit, yang memiliki komposisi kimia antara lain : Cangkang
sawit 61,34%, Hidrogen 3,25%, Oksigen 31,16%, Nitrogen 2,45%, Abu 1,8% dan nilai bakar cangkang sawit
adalah LHV 18034,56 kJ/kg, HHV 21274, 56 kJ/kg. Langkah-langkah dalam rancangan ketel uap mini ini
terdiri dari : menghitung kebutuhan uap, menentukan tekanan uap keluar dari ketel, menentukan temperature
kerja, menentukan nilai kalor, menentukan daya ketel, menentukan luas bidang pemanas, menentukan jenis
material, menentukan ukuran drum dan pipa. Untuk tipe ketel uap dipilih adalah ketel uap pipa api dan
berbentuk horizontal, yang memiliki spesifikasi diameter drum 1000 mm, panjang drum 1200 mm, tebal plat
drum 5 mm, diameter pipa api 125 mm, tebal 2,5 mm, tebal tubesheet 5 mm, jarak antara pipa api 203,2
mm, diameter pipa nosel 25,4 dan 50,8 mm, tebal pipa nosel 1,1 mm dan 1,24 mm.

Kata kunci : Ketel uap

ABSTRACT

Boiler in the tahu industry is a support tool in the processing tahu, it is became the most important
part to improve the productivity of processing out in the small, medium and large industry at the tahu
factory. But most small and medium tahu industry, for production, still use simple boiling equipment, made
of drums and no specification of the technical, which is far from standard and safety. Pusrpose of this
research is to produce technical specifications and material selection and proper boiler is expected to draft
boiler mini approaching ISO standard. This design is also adapted to the election and the corresponding fuel
consumption in the study area and easily obtained, namely palm shell, which has a chemical composition,
among others: palm shells of 61.34%, 3.25% hydrogen, 31.16% Oxygen, Nitrogen 2, 45%, Abu 1.8% and the
value of fuel oil palm shell is LHV 18034.56 kJ / kg, HHV 21274, 56 kJ / kg. The steps in the design of this
mini steam boiler consists of: calculating the steam requirements, determine the pressure of the steam out of
the kettle, determine the working temperature, determines the calorific value, determine the power boiler,
determine the extent of the field of heating, determine the type of material, determine the size of drums and
pipes. For the type of boiler chosen is fire tube boiler and is horizontal, which has a diameter of drum
specifications 1000 mm, 1200 mm long drum, drum plate thickness 5 mm, 125 mm diameter pipeline fire,
thickness 2.5 mm, 5 mm thick tubesheet, the distance between the fire tube 203.2 mm, the diameter of the
pipe nozzle 25.4 and 50.8 mm, thickness 1.1 mm nozzle pipe and 1.24 mm.

Keywords: Boiler

1
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Page 1
2
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
1. PENDAHULUAN menengah dan besar. Akibat kurang dan tidak
Industri Tahu tidak lepas dari panas untuk adanya sosialisasi tentang ketel uap skala mini,
memanaskan tahu yang merupakan sumber utama sehingga masyarakat industry tahu membuat
untuk proses pengolahan tahu yang panasnya dengan bahan dan peralatan seadanya.
bersumber dari uap yang dihasilkan oleh ketel uap Tidak adanya panduan standar operasional
atau boiler. Dimana ketel uap adalah mesin prosedur pada ketel uap yang digunakan pada
pembakaran luar yang berfungsi merebus air untuk industry kecil tahu ini merupakan kelemahan pada
menghasilkan uap jenuh yang mana uapnya masih pengoperasian ketel uap yang digunakan oleh
mengandung air, salah satunya peralatan industri industri kecil tahu. Minimnya pengetahuan
tahu yang merupakan peralatan sekunder adalah masyarakat industri tahu tentang ketel uap bisa
ketel uap yang berfungsi untuk memasak kedelai mengakibatkan kegagalan fungsi pada ketel uap
yang akan digiling dan dicetak jadi tahu. Saat ini yang disebabkan Human Error. Perlu dilakukan
ketel uap yang digunakan di masyarakat produsen langkah-langkah atau metode rancangan ketel uap
industri tahu menggunakan tangki ketel uap dari mini dengan persyaratan ketel uap mini berbasis
drum oil atau bahan bakar minyak bekas dan tidak standar SNI dengan bahan bakar yang di
menggunakan alat instrument pengontrol suhu dan rencanakan menggunakan cangkang sawit.
tekanan. ditinjau dari tingkat keamanan dan Bahan dan rancangan ketel uap memberikan
keselamatan ini sangat beresiko sekali. untuk itu kontribusi paling besar dalam efisiensi aliran kalor
perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi pada ketel uap . Setiap bahan mempunyai sifat
secara keseluruhan sistem proses produksi Tahu hantar kalor berbeda-beda. pememilihan bahan
agar dapat ditemukan model dan rancangan ketel dengan hantar kalor besar akan meningkatkan
uap mini yang sesuai dengan kapasitas jumlah aliran kalor. kalor yang optimum akan
produksinya. memaksimalkan aliran kalor. Dengan rancangan
Dari katagori usaha/industri tahu dapat ketel uap mini akan didapat spesifikasi ketel dan
dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu jenis ketel uap yang akan dirancang dan mudah di
usaha/industri tahu kecil, sedang, dan besar. operasi dan aman.
Usaha/industri tahu dikategorikan sebagai Kajian dibuat oleh Halomoan Siregar
usaha/industri tahu kecil bila kapasitas “Rekayasa dan rancang bangun ketel uap
produksinya kurang dari 50 kg kedelai kering dalam rangka pengembangan industry kecil pangan
setiap harinya. Usaha/industri tahu skala sedang tradisional”. (laporan akhir proyek penelitian dan
produksi tahu dengan kapasitas 50-200 kg kedelai pengembangan swasembada pangan tahun 1998).
kering setiap harinya, sedang Usaha/industri tahu Hasil rancangan yang telah dilakukan, maka
skala besar bila kapasitas produksinya lebih dari diperoleh data dan spesifikasi ketel uap sebagai
200 kg kedelai kering per harinya. berikut :
Permasalahan yang terjadi dilapangan, ketel Type : Water tube, Dimensi : tungku, PxLxt (910 x
uap yang dibuat dan digunakan industri tersebut 700 x 695)mm, laluan gas asap (900 x 690 x
tidak memenuhi standar yang telah ditentukan dan 1090)mm, luas bidang pemanas, FR + FK = 1,97
ditetapkan sesuai dengan persyaratan ketel uap m2, EKO = 0. 35 m2, APL = 0, 24 m2, kapasitas
mini. panas, tekanan uap yang dihasilkan ketel uap 100 kg uap/jam, bahan bakar briket batubara,
tak terukur atau tak terkontrol, sehingga panas dan efisiensi ketel = 0,72, laju bahan bakar 20 kg/jam,
tekanan diukur menggunakan perasaan atau lama penguapan awal 15 menit.
perkiraan saja sehingga mudah meledak dan Kajian dibuat oleh Rusnoto
berisiko tinggi terhadap keselamatan pekerja dan “Perencanaan Ketel Uap Tekanan 6 Atm
bisa berujung pada kematian. Dengan Bahan Bakar Kayu Untuk Industri
Pemilihan bahan untuk ketel uap diindustri Sederhana”. Ketel uap/boiler adalah suatu pesawat
tahu masih kurang memenuhi standar rancangan yang mengubah air menjadi uap dengan jalan
ketel uap, karena kekurangan pengetahuan pemanasan dan uap tersebut digunakan ke pesawat
masyarakat pengusaha tahu terhadap teknologi ini. pemakai. Perencanaan boiler ini berskala kecil
Dan perlu dilakukan penelitian dan pengembangan dengan kapasitas uap hasil 0,3 ton/jam uap basah
ketel uap untuk industry tahu sekala kecil, dengan menggunakan bahan bakar kayu sebagai

Page 2 JURNAL APTEK Vol. 7 No. 1 Januari 2015


Rancang Bangun Ketel Uap Mini Dengan Pendekatan Standar Sni Berbahanbakar Cangkang Sawit

sumber energi panas. Ketel uap ini sebagai unit 2. Udara yang dipakai harus mencukupi
penggerak proses pengolahan dan banyak 3. Waktu yang diperlukan untutk proses
digunakan industri kecil menengah seperti industri pembakaran harus cukup.
tahu, kerupuk, manisan buah, industri rotan dan 4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
sebagainya menggunakan peralatan yang disebut 5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan
dandang sebagai alat perebusan/pemasakan. nyala api
Dapurnya menggunakan bahan bakar kayu karena Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan
mudah didapat dan harganya murah. adalah cangkang, alasan mengapa digunakan
Industri kecil pengolahan umumnya hanya cangkang sebagai bahan bakar adalah :
menggunakan uap jenuh/uap basah, maka ketel uap 1. Bahan bakar cangkang cukup tersedia dan
ini direncanakan menghasilkan uap pada mudah diperoleh dipabrik.
temperature 100-120C pada tekanan uap 1,5-2 bar 2. Cangkang merupakan limbah dari pabrik
(tekanan operasional). Tekanan uap perencanaan kelapa sawit apabila tidak digunakan.
ketel 6 atm. Jenis yang dirancang adalah jenis ketel 3. Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut
uap pipa api. Bahan ketel menggunakan carbon memenuhi persyaratan untuk menghasilkan
steel SA 299. Ruang bakar menggunakan cor bata panas yang dibutuhkan.
dengan dibagian bawahnya menggunakan 4. Sisa pembakaran bahan bakar dapat
ranjangan besi cor supaya abu hasil pembakaran digunakan serbagai pupuk untuk tanaman
bisa turun ke bawah, dan dibawahnya ranjangan kelapa sawit.
besi cor ada ruangan kosong sebagai tempat abu. 5. Harga lebih ekonomis.
Kajian dibuat oleh Irhan Febijanto Persyaratan Ketel Uap Mini (SNI 05-6702-
“Potensi Biomasa Indonesia Sebagai Bahan 2002)
Bakar Pengganti Energi Fosil”. (Jurnal Sains dan Standar ini berlaku untuk konstruksi ketel
Teknologi Indonesia Vol. 9 No. 2 Agustus 2007 ) uap mini dan kelengkapannya. Klasifikasi yang
Jumlah potensi biomasa di Indonesia tidak sebesar dipakai pada ketel uap mini ini tidak boleh
dari prediksi hasil perhitungan teori. melebihi batasan berikut :
Di lapangan, untuk beberapa jenis limbah biomasa  Diameter dalam badan 406 mm (16 inchi)'
sudah digunakan secara tradisonal sebagai bahan  Permukaan kena panas 1,9 m2 (20 ft2)tidak
bakar baik yang digunakan untuk kebutuhan bahan berlaku untuk ketel uap listrik'
bakar boiler atau industri skala kecil atau rumah  Volume kotor 0,14 m3 (5 ft3) tidak termasuk
tangga. Jumlah limbah yang tidak terkonsentrasi selubung (casing) dan insulasi'.
dalam jumlah banyak, tetapi tersebar dalam jumlah Parameter SNI dalam rancang bangun ketel
yang relatif kecil (tidak ekonomis untuk dijadikan uap mini antara lain :
proyek), menyebabkan sulitnya penggunaan  Acuan Normatif
sebagai bahan bakar pengganti. Potensi yang besar  Pemilihan bahan
adalah pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit,  Rancangan ( Desain )
yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pupuk  Pengelasan
atau dibakar begitu saja.  Bukaan pencucian
Bahanbakar Cangkang Sawit  Pengisian air umpan
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel  Katup kuras ( Blow up)
uap sesuai dengan yang dibutuhkan, maka  Penduga Air
dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air  Pemegang dan Penyambung
tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari
 Katup Pengaman
pembakaran bahan bakar di ruang bakar ketel.
 Katup Penghenti Uap
Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna
 Piranti Otomatis
didalam ketel maka diperlukan beberapa syarat,
Perhitungan kontruksi Ketel Uap
yaitu:
Badan ketel uap
1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus
Ketel Uap yang direncanakan tergolong ke dalam
sesuai
ketel uap kapasitas kecil (kurang dari 10 ton/jam)
1
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Page 3
2
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
dan bertekanan rendah (kurang dari 10 atm), (3)
sehingga standar perancangan yang digunakan
Dengan menggunakan prosedur pencarian pada
yaitu SNI.
ASME Section IV untuk ketebalan pipa api dapat
Pipa Api (Fire Tube)
dicari dengan menggunakan beberapa data dari
Pipa api yang dirancang harus dapat
table antara lain :
menahan Maximum Allowable Working Pressure
- ASME Section II Part D 2010 Table G hal
(MAWP). Pipa api pada ketel uap ini merupakan
791
komponen yang mendapatkan external pressure.
- ASME Section II Part D 2010 Table CS-2 hal
Pada perhitungan ketebalan tube direncanakan
794
dengan metode trial and error untuk mendapatkan
ketebalan yang sesuai - (4)

Tebal pipa api ( t ) : Menentukan
0 0
L/D dan D /t :

Tabel 1. Pencarian P dengan D0/t = 60


D0/t L/D0 Faktor A T 0C Faktor A Faktor B Factor B
( MPa) ( Lb/in2 )

60 10,000 3,22 x 10-4 150 1,6 x 10-4 15,63 2266,93


60 14,430 3,1 x 10-4 150 3,1 x 10-4 30,29 4393.19
-4 -4
60 25,000 3,07 x 10 150 7,83 x 10 77,90 11298,44

Tabel 5.8. Pencarian P dengan D0/t = 50


0 0
D /t L/D Faktor A T 0C Faktor A Faktor B Factor B
( MPa) ( Lb/in2 )
-4 -4
50 12,000 4,49 x 10 150 2,84x 10 27,90 4046,55
50 14,430 4,46 x 10-4 150 4,46 x 10-4 43,81 6354.10
-4 -4
50 16,000 4,44 x 10 150 8,0 x 10 78,60 11109,89

Tabel 2. Pencarian P dengan D0/t = 40


0 0
D /t L/D Faktor A T 0C Faktor A Faktor B Factor B
( MPa) ( Lb/in2 )

40 8,000 7,31 x 10-4 150 3,56 x 10-4 27,90 4668,76


40 14,430 6,97 x 10-4 150 6,97 x 10-4 43,81 9143.18
40 16,000 6,92 x 10-4 150 9,0 x 10-4 78,60 11806,07

Tubesheet P = Tekanan perancangan = 6 bar = 87 lb/in2


Tubesheet adalah komponen untuk p = Maksimal jarak antar pipa api = 8 in (203,2
menopang pipa-pipa api pada boiler. Tubesheet mm)
merupakan komponen/bagian yang mendapatkan C = 2.7 untuk pipa api pengelasan ketebalan
tekanan yang paling besar. Oleh karena itu kurang dari 11 mm (7/16inchi)
tubesheet harus dapat menahan Maximum 2.8 untuk pipa api pengelasan ketebalan lebih dari
Allowable Working Pressure (MAWP). 11 mm (7/16inchi) (ASME Section IV 2004: 26)
D = Diameter luar pipa
√( ) ( ) (5)

Page 4 JURNAL APTEK Vol. 7 No. 1 Januari 2015


Rancang Bangun Ketel Uap Mini Dengan Pendekatan Standar Sni Berbahanbakar Cangkang Sawit

Tekanan yang dialami tubesheet : p = Jarak antar lubang


(6) d = diameter lubang pipa api
( ) Pipa Nosel
Ligament Safety valve, pressure gauge / manometer,
Ligament adalah jarak antar lubang pipa api thermometer, water level gauge, main steam valve,
pada tubesheet. Ligament menggunakan pola jarak dan blowdown merupakan instrumen boiler yang
yang sama pada setiap baris. Efisiensi ligament ditopang oleh Pipa nosel. Kebutuhan pipa nosel
ditentukan dengan menggunakan rumus: disesuaikan dengan kebutuhan fungsi
(7) instrumennya, jadi ada perbedaan ukuran pipa
nosel setiap instrumen.

2. METODE PENELITIAN

Mulai

Penentuan Disain Ketel uap mini


Pemilihan bentuk ketel : Pemilihan Jenis ketel : Pipa
vertikal atau horizontal api atau pipa air
Menentukan kebutuhan uap jenuh

Menentukan tekanan uap Menentukan temperature


jenuh keluar dari boiler uap kerja
Menentukan nilai BTUs per pound dari uap yang butuhkan

Menentukan nilai Boiler Horsepower (BTUs per hour)

Menentukan luas area perpindahan panas boiler

Menentukan jenis material yang akan digunakan berdasarkan tekanan


kerja uap air di dalam pipa-pipa boiler
Menentukan ketebalan material pipa yang akan digunakan

Selesai

3. HASIL DAN PEMBAHASAN - Entalpi air uap ( hfg ) : 2705 kJ/kg


Penghitungan kebutuhan uap air - Tekanan ( P ) : 2 kg/cm2
a. Parameter dan asumsi untuk menghitung - Lama proses perebusan air : ± 60 menit
kebutuhan kalor untuk penghitungan kebutuhan Menghitung daya ketel uap , N (BTUs/jam)
uap : Panas yang dibutuhkan Q4 = 155040 kJ/jam yang
- Volume air ( V ) : 400 Liter , (0.4 m3) dipilih dengan tekanan 2 kg/cm2. Atau N = 155040
- Massa air (G) : 400 kg x 0,95 = 147288 BTUs/jam = 44186.4 W = 59 HP.
- Panas jenis air (Cp) : 4.187 kJ/kg oC
- Temperatur Air ( Ta ) : 29 oC Menghitung jumlah kebutuhan bahanbakar
- Temperatur uap rencana( Tu ): 120 oC Be = Q4/ηktx LHV = 155040/(0,718 x 18034, 56) =
- Temperatur api ( Tf ) : 616, 6 0C 155040/12948.8 = 12 kg bb/jam
- Entalpi air didih ( hf ) : 121 kJ/kg

1
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Page 5
2
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
Analisa perencanaan drum ketel uap/boiler kapasitas 400 liter air
Volume Panjang Jumlah
jari-jari drum Luas Drum Volume Drum
air drum rencana Drum
V L r A V Drum
3
m m m m2 m3
r rencana A=3.14*r^2 Vdrum = A x L
0.4 1 0.5 0.785 1 0.785
0.4 1.2 0.5 0.785 1 0.942
0.4 1.3 0.5 0.785 1 1

Perhitungan kontruksi Ketel Uap


A = Luas permukaan kena panas, disesuaikan dengan SNI = 1,9 m2 (0.001224 in2)
Bagian ketel Uap Material Formula Ukuran
SA 285 Grade C
a. Tebal Plat badan
(carbon Steel, ASME t = 5 mm
Ketel Uap
section IV)
t = 2.5 mm
SA 53 Grade B
D = 125 mm
b. Pipa Api (seamless carbon steel
Jumlah Pipa Api
ASME Section IV) A=πDL
=7

√( )( ) t = 2,54 mm.
SA 285 Grade C diambil = tebal
c. Tubesheet
(carbon steel) plat badan ketel
uap = 5mm
( )
Efisiensi
d. Ligament
ligament = 41%
e. Pipa Nozel
 Pipa nosel safety
valve, manometer,
R1 = 12.7 mm
thermometer dan seamless carbon steel
R2 = 25,4 mm
water level gauge SA 53 Grade B
t = 1mm
 Pipa nosel main
steam dan
blowdown

KESIMPULAN DAN SARAN  Radius rencana (R) = 500 mm (19,7 in)


Kesimpulan  Diameter badan ketel rencana (D)
Dari hasil penelitian ini dapat kesimpulan = 1000mm (39,4in)
sementara yang akan dikembangkan selanjutnya  Tebal plat badan ketel uap mini std SNI (t) =
yang terdiri beberapa item sebagai parameter untuk 6 mm (0.236 in)
mendesain ketel uap mini yaitu:  Luas permukaan kena panas std SNI
1. Ukuran ketel uap (A) = 1.9 m2 (0.00123 in2)
 Badan Ketel Uap  Pipa Api
 Bentuk Kontruksi Ketel Uap  Diameter pipa api (Dp) = 125 mm
= Horizontal  Tebal Pipa api (tP) = 2,5 mm
 Tekanan Perancangan (P) = 6 bar ( 87 PSI)  Panjang pipa api (L) = 1200 mm

Page 6 JURNAL APTEK Vol. 7 No. 1 Januari 2015


Rancang Bangun Ketel Uap Mini Dengan Pendekatan Standar Sni Berbahanbakar Cangkang Sawit

 Jumlah Pipa api rencana = 7 buah  Tebal pipa nosel 1 = 1,1 mm


 Tubesheet  Pipa nosel main steam dan blowdown
 Maksimal jarak antar pipa api  Diameter pipa nosel 1 = 50,8 mm
= 203,2 mm (8 in)  Tebal pipa nosel 1 = 1,24 mm
 Tebal tubesheet = 5 mm  Panjang pipa nosel 1 dan 2 = 15mm
 Diameter lubang pipa api (D) Saran
= 125 mm Hasil dari penelitian ini masih perlu
 Ligament dilakukan penelitian dan pengembangan lanjut
 Jarak antar lubang (p) = 203.2mm (8 in) karena masih banyak hal dari ketel uap mini untuk
 Pipa Nosel dilakukan penelitian lanjut guna mendapatkan
 Pipa nosel safety valve, manometer, kelengkapan lain pada sebuah ketel uap mini yang
thermometer dan water level gauge: dapat diaplikasikan ke masyarakat industri tahu.
 Diameter pipa nosel 1 = 25,4 mm
DAFTAR PUSTAKA Mulianti, 2010, “Analisa Efisiensi Termal Ketel
Eflita Yohana;Askhabulyamin, 2009, Uap”, Teknomekanik : Jurnal Teknik
“Perhitungan Efisiensi dan Konversi dari Mesin, Vol 2, No 1.
Bahanbakar Solar ke Gas Pada Boiler
Ebara hkl 1800 ka”, Rotasi : Media M.J. Djokosetyardjo, 1989,” Ketel Uap”, PT.
Komunikasi Ilmu Dan Profesi Bidang Pradnya Paramita.
Teknik Mesin, Vol. 11, No 3 Syamsir A. Muin, 1988,” Pesawat-pesawat
Konversi Energi I ( Ketel Uap )”, Rajawali
Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Pers Jakarta
Ismail, 2010 “Modifikasi Mesin
Pembangkit Uap Untuk Sumber Energi Rusnoto, 2008” Perencanaan Ketel Uap Tekanan
Pengukusan dan Pengeringan Produk 6 atm Dengan Bahanbakar Kayu Untuk
Pangan”, Jurnal Rekayasa Mesin Vol.1, Industri Sederhana,” Jurnal ISJD LIPI vol 4
No. 3 ISSN 0216-468X
SNI 05-6702-2002, “ Persyaratan ketel uap mini”
I Nengah L. Antara, 2013, “Optimalisasi
Pembakaran Bahanbakar Cair Pada Ketel Suparto, S.Y. 1998, “Faktor-faktor Yang Perlu
Uap Pipa Api di PT. Canning Indonesia Dipertimbangkan Pada Perancangan
Products (CIP), Denpasar “,Matrix : Jurnal Bejana Tekan”. Poros : Jurnal Ilmiah
Manajemen Teknologi dan Informatika, Vol Teknik Mesin, Vol 1, No 1.
3, No 1.
Surasno, Supriyatno, “ Pembuatan Ketel Mini
Joko Winarno, 1999, “Pengembangan Rancang untuk Mendukung Pengembangan Agro
Bangun Ketel Uap Untuk Industri Industri Minyak Astiri”. Artikel Kebijakan
Pembuatan Tahu”, Janateknika : jurnal energy dan energy alternatif ISSN 1410-
teknik, Vol. 1, No 1 9891.

JP. Holman, E. Jasjfi, 1991, “ Perpindahan Sariadi, 2008, “Kajian terhadap faktor-faktor
Kalor” , Penerbit Erlangga. penyebab korosi pada ketel uap: Artikel
Machmud, Syahril, 1999, “Meningkatkan review”, Reaksi : Jurnal Sains dan
Efisiensi Ketel Uap Dengan Economizer Teknologi, Vol. 6, No 11
“,Janateknika : jurnal teknik, Vol 1, No 1
Sri Widharto, 2005,” Inspeksi Teknik Buku 1”,
Michael J. Moran, Howard N. Shapiro, 2004, “ PT Pradnya Paramita Jakarta
Termodinamika Teknik”, Penerbit Erlangga. W. Djoko Yudisworo;Chandrasa Soekardi,
2011, ” Analisis faktor pengotor (Fouling)

1
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Page 7
2
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
ketel Pipa Api di Industri jaring kaitannya : jurnal ilmiah magister teknik mesin, Vol 1,
dengan penurunan kualitas Uap”, Teknobiz No 1

Page 8 JURNAL APTEK Vol. 7 No. 1 Januari 2015

Anda mungkin juga menyukai