Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Insinyur Profesional

Volume 2, No. 3, Mei 2023


Available online https://jurnal.unimed.ac.id/2021/index.php/jip

PERENCANAAN KONDENSOR TIPE KOIL VERTIKAL UNTUK


KONDENSASI UAP PIROLISA BIOMASSA TEMPURUNG KELAPA
Janter P. Simanjuntak1, *, Kinanti Wijaya2, *
1
Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
*
Bidang Keahlian Teknik Mesin
janterps@unimed.ac.id
2
Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
kinantiwijaya@unimed.ac.id
*
Bidang Keahlian Teknik Sipil

ABSTRAK
Proses pirolisis sejatinya adalah proses pembakaran tidak langsung atau proses pemanasan
terhadap biomassa pada suhu tinggi (250 – 650) oC. Proses pirolisa menghasilkan uap panas
atau sering disebut dengan uap pirolisis ataupun volatiles. Uap pirolisis akan berubah wujud
menjadi cairan (condensate) bila didinginkan. Selain menghasilkan cairan juga menghasilkan
gas yang dapat terbakar (producer gas). Tujuan kajian ini adalah mendesain dan menguji secara
teoritis alat kondensasi asap pirolisis dari biomassa. Untuk proses kondensasi dibutuhkan alat
perpindahan panas (heat exchanger) dimana panas laten yang dimiliki uap pirolisis harus
segera dibuang (reject) menggunakan cairan pendingin (coolant) agar suhunya menurun
hingga mendekati suhu saturasinya sehingga proses kondensasi dapat berlangsung. Kondensor
tabung-koil spiral vertical (shell-coiled tubes) dapat menjadi solusi untuk masalah kondensasi
uap panas pirolisis biomassa bila direncanakan dengan tepat. Kondensor jenis ini sangat simple
dan mudah dalam hal maintenance. Merencanakan kondensor tipe tabung-koil berdasarkan
analisis hidrodinamik membawa para perancang (engineer) semakin dekat dengan alat
pendingin uap pirolisis dengan kinerja yang tinggi. Dari hasil analisis bahwa penambahan
jumlah gulungan koil dapat meningkatkan efektifitas pendinginan.

Kata Kunci: Biomassa, Pirolisis, Asap cair, Kondensor

ABCTRACT
The pyrolysis process is actually an indirect combustion process or a heating process on
biomass at high temperatures (250 – 650) oC. The pyrolysis process produces hot steam or
referred to as pyrolysis steam or volatiles. Pyrolysis steam will change to condensate when it
is cooled. In addition to producing condensate, it also produces flammable gases. The purpose
of this research is to redesign and analyze a condenser for the pyrolysis of biomass. For the
condensation process, a heat exchanger is needed, where the latent heat of the pyrolysis steam
must be immediately absorbed using a coolant so that the temperature decreases to the
saturation temperature so that the condensation process can take place. Tshell-coiledled tube
condenser can be a solution to the problem of condensation hot steam from the pyrolysis of
biomass if it is planned properly. This type of condenser is very simple and easy to maintain.
A designing type condenser based on thermal/heat analysis brings engineers closer to the high
performance of the condenser. From the results of the analysis, the addition of the number of
coils can increase the cooling effect.

Keywords: Biomass, Pyrolysis, Liquid smoke, Condenser

66
Jurnal Insinyur Profesional
Volume 2, No.3, Mei 2023
Available online
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jip

1. Latar Belakang adalah asap. Pada dasarnya, asap dapat


Pemanfaatan biomassa sebagai sumber diubah menjadi wujud cairan dengan
energi terbarukan khususnya sebagai menurunkan suhunya menggunakan alat
pengganti bahan bakar fosil sudah ada sejak pendingin. Alat pendingin dapat dibuat
jaman dahulu. Bahkan saat ini biomassa dengan menggunakan peralatan sederhana,
sudah menjadi sumber energi aternatif
yaitu dengan menggunakan beberapa
menggantikan bahan bakar fosil untuk
rangkaian drum dengan pendinginan alami.
mengurangi dampak efek rumah kaca dan
Dengan alat sederhana tersebut, asap
perubahan iklim. Dampak pesatnya
dikondensasi untuk diubah menjadi asap
perkembangan ilmu pengetahuan, biomassa
cair. Untuk proses yang sederhana, asap cair
juga sudah dapat diolah untuk menghasilkan
dapat diperoleh dalam tiga kelas (grade).
produk-produk komoditi pasar yang sangat
Melalui proses lebih lanjut, asap cair dapat
berguna. Beberapa industri sudah mulai
mengembangkan usaha mengolah biomassa digunakan sebagai bahan pengawet makanan
untuk menghasilkan produk lain yang dapat dan bahkan dapat dikonsumsi secara
digunakan sebagai bahan bakar bermutu langsung. Saat ini asap cair juga sudah
seperti arang (biochar) dan asap cair (liquid banyak digunakan sebagai pupuk tanaman
smoke). Namun teknologi yang mereka yaitu bio pestisida [3, 4].
gunakan masih sangat konvensional Masalah yang paling utama dihadapi
sehingga produk yang dihasilkan belum industry adalah pada produk dan kualitas
mencapai mutu yang terbaik. asap cair yang diperoleh. Tidak semua asap
dapat dikondensasi dan sebagian dibebaskan
Di industri yang memanfaatkan
ke lingkungan. Dari observasi di industri
tempurung kelapa sebagai sumber energi,
bahwa problem utama yang dihadapi dapat
biasanya adalah dengan membakar secara
diselesaikan dengan membuat alat pendingin
langsung untuk mendapatkan energi panas.
asap yang memiliki kinerja yang tinggi.
Proses seperti ini sangat tidak
Untuk memastikan alat ini berfungsi dengan
direkomendasikan. Hal ini akan
baik maka terlebih dahulu dibuat desain dan
menyebabkan udara pembakaran tidak
perhitungan geometri skala laboratorium dan
terkontrol sehingga menimbulkan emisi dan
kemudian perlu diuji dengan kondisi sesui
asap pembakaran yang melimpah. Emisi dan
dengan kondisi di industry.
asap pembakaran dilepaskan begitu saja ke
lingkungan bebas hingga mengakibatkan 2. Tinjauan Pustaka
polusi udara. Namun, selain menghasilkan 2.1 Pirolisis
energi panas yang terkandung dalam asap Semua jenis tanaman disebut juga
pembakaran, ternyata asap panas itu sendiri dengan biomassa. Khusus tempurung kelapa
masih memiliki zat-zat yang sangat berguna merupakan jenis biomassa yang sejak dahulu
dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi [1, kala sudah digunakan sebagai sumber energi
2], bahkan dapat diekspor ke luar negeri oleh penduduk pada jamannya. Biasanya
seperti yang dilakukan oleh industri tempung ini dibakar secara langsung untuk
pengolahan tempurung kelapa di daerah mendapatkan energi panas dengan metode
Sumatera Utara yang mengolahnya menjadi pembakaran konvensional diudara terbuka
arang yang mereka ekspor dan asap cair menggunakan tiga batu (three-stones fire).
digunakan sebagai pestisida oleh petani di Metode ini sangat tidak efisien dan boros
daerah Batubara, Sumatera Utara. bahan bakar bakar. Efisiensi tungku
Industri yang mengolah tempurung konvensional tiga batu biasanya hanya
kelapa menjadi arang masih menggunakan berkisar antara 5-17 % [5]. Seiring
sistem tungku sederhana yang terbuat dari berjalannya waktu dan berkembangnya
material batu bata dan dilapisi tanah liat. teknologi, tempurung kelapa juga sudah
Selama proses pembakaran bahan baku banyak digunakan sebagai sumber energi
menjadi arang, produk lain yag terbentu untuk pemanas ruang keluarga pada musim
dingin dengan menggunakan tungku modern

67
Jurnal Insinyur Profesional
Volume 2, No.3, Mei 2023
Available online
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jip

yang dilengkapi dengan alat control suhu mendapatkan nilai bakar gas (heating value)
dan emisi [6]. Bahkan tempurung kelapa dari biomassa serbuk gergajian mendekati 7
juga sudah digunakan sebagai sumber energi MJ/m3 [11, 12]. Bahkan melalui penelusuran
dalam sistem pembangkit listrik literatur, produksi gas mampu bakar dari
menggunakan tungku yang sudah biomassa khususnya Indonesia mampu
ditingkatkan kinerjanya. Misalnya energi menggantikan posisi bahan bakar utama
panas dari tungku modern pembakaran untuk kenderaan bermotor [13].
tempurung kelapa dapat meningkatkan Pirolisis tipe lambat (slow pyrolysis)
efisiensi hingga 20% dan mampu paling disukai para penggiat industri
menghasilkan energi listrik sebesar 1,133 pengolahan tempurung kelapa karena dapat
kW [7, 8]. menghasilkan arang dan bio-oil bermutu
Gambar 1 berikut ini menjelaskan proses tinggi untuk diperdagangkan. Proses pirolisa
yang dapat dilakukan untuk mengolah adalah proses yang sangat tergantung pada
biomassa menjadi lebih bernilai hingga energi panas dari luar tungku. Namun hal ini
memperoleh energi termal bahkan energi memicu terjadinya reaksi-reaksi kimia yang
listrik [9, 10]. Metode termokimia menjadi dapat meningkatkan mutu dan kualitas
metode paling popular hingga saat ini. produk dengan waktu (residence time) yang
Terbukti bahwa saat ini pemanfaatan dan tersedia [14, 15]. Hal ini tidak hanya
pengolahan biomassa sebagai sumber energi material organik, tapi material bukan
alternative terbarukan semakin meningkat. organik seperti plastik juga dapat diproses
Bahkan industri yang bergerak dibidang secara pirolisa untuk menghasilkan bahan
bioenergy dengan sistem pengolahan bakar cair [16].
pirolisis juga sudah sangat berkembang. Dari penelusuran cepat yang dilakukan
Seriring dengan berkembangnya sistem oleh tim peneliti pada artikel terindeks
pengolahan pirolisis, riset dan Scopus, banyak riset tentang proses pirolisis
pengembangan terhadap tungku pirolisa atau karbonisasi, bahkan hingga saat ini
(pyrolizer) yang efektif dan efisien juga masih terus dilakukan. Namun riset yang
berkembang dengan pesat. dilakukan masih sebatas eksperimen skala
kecil (bench-scale), juga berupa modeling
ataupun analisis [17, 18], dimana tungku
pirolisa menggunakan energi panas dari
listrik atau sumber lain [19-22], atau bahkan
menggunakan micro-wave [23, 24]. Teori-
teori pirolisis dan peningkatan mutu produk
seperti biochar dan bio-oil sangat banyak
Gambar 1. Rute konversi energi dari dibicarakan dan diteliti [25, 26]. Namun riset
biomassa secara termal terhadap proses pirolisa untuk aplikasi di
Posisi teknologi pirolisa diantara proses lapangan atau skala industri dengan sistem
termokimia memang sangat superior, hal ini pemanas dari luar tungku sangat jarang
disebabkan karena dapat menghasilkan diteliti.
produk-produk bernilai ekonomi dan relative 2.2 Asap cair
mudah untuk dilaksanakan. Proses gasifikasi 2.2.1 Kondensasi
memang potensial dan memiliki keunggulan Kondensasi atau pengembunan
pada produk gas yang dihasilkan dan dapat merupakan proses perubahan wujud suatu
terbakar (producer gas), namun dalam hal material dari uap ke wujud cairan.
reactor dan pengoperasiannya lebih rumit Kondensasi terjadi ketika uap panas
dari pirolisa. bersentuhan dengan permukaan yang dingin,
Melalui modeling dan rancang bangun atau dapat juga terjadi bila uap tersebut
serta ekperimen, Simanjuntak et al. berhasil mengalami peningkatan tekanan, atau dapat
juga terjadi karena keduan hal tersebut.

68
Jurnal Insinyur Profesional
Volume 2, No.3, Mei 2023
Available online
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jip

Cairan yang telah terkondensasi menjadi pipa koil. Suhu cangkang dipertahankan
titik-titik air dari uap disebut kondensat. Alat tetap atau konstan selama proses
yang biasa digunakan untuk mendinginkan pendinginan dengan cara mengalirkan air
uap agar berubah menjadi cairan disebut pendingin secara perlahan dan terukur.
kondenser. Pada umumnya kondenser
adalah sebuah pendingin atau penukar kalor
yang digunakan untuk berbagai tujuan,
memiliki konstruksi yang bervariasi, dan
banyak ukura yang tersedia, dari yang
portable sampai yang sangat besar
digunakan oleh industri.
2.2.2 Kondensor tipe koil-cangkang
Alat penukar kalor yang berfungsi
sebagai pendingin dalam istilah keteknikan
disebut dengan kondensor (Condenser).
Banyak riset terkait perencanaan dan uji
kinerja kondensor dari tipe pipa-cangkang
(shell and tube), namun pengembangan
kondensor tipe koil-cangkang masih jarang Gambar 2. Skema aliran fluida
digunakan didunia industry yang terkait didalam kondensor
dengan kondensasi dengan perubahan phase. 2.2.3 Perencanaan berbasis energi
Dalam penggunaannya, kondensor jenis termal
koil-cangkang adalah sangat mudah. Kinerja kondensor tipe koil dapat
Biasanya koil dimasukkan kedalam fluida menjadi optimum bila didesain dengan tepat.
pendingnya (embedded coil) dimana fluid Beban pendinginan harus disesuaikan
yang akan didinginkan mengalir didalam dengan ukuran kondensor. Ukuran dan
koil yang digulung. kinerja sebuah kondensor dapat
Banyak penelitian terkait peningkatan direncanakan melalui analisis dan teori-teori
kinerja condenser yang digunakan untuk yang terkait dengan perpindahan panas dan
proses kondensasi uap air dan refrigerant; alat penukar kalor. Bila suatu gulungan pipa
melalui metode numerik, metode analisis, koil berisi fluida suhu tinggi dimasukkan
dan juga melalui serangkain percobaan kedalam satu tangki (bath) berisi air dengan
(experiment) dan hasilnya sudah dipublikasi. volume tertentu dan suhunya konstan, maka
Namun kajian terkait kondensasi uap perpindahan kalor akan terjadi dari fluida
pirolisis biomassa menggunakan kondensor panas didalam koil ke fluida pendingin
tipe koil masih sangat jarang dilakukan. diluar koil, yaitu air pendingin secara
Penggunaan koil dalam perpindahan panas konveksi alami (natural convection) sebab
diketahui dapat meningkatkan koefisien fluida pendingin dianggap diam atau
perpindahan kalor didalam koil. Hal ini kecepatan nol termasuk dipermukaan pipa-
diakibatkan oleh efek sentrifugal yang pipa koil. Diasumsikan bahwa suhu fluida
dialami fluida didalam koil saat mengalir pendingin adalah konstan diseluruh
didalam koil. permukaan gulungan pipa koil dengan cara
Pengaruh parameter seperti jumlah mengalirkan air dingin terus menerus secara
lilitan koil, panjang koil yang digunakan, konstan kedalam tangki air pendingin.
posisi koil, dan jarak antar lilitan (coil pitch) Dalam kajian ini, tahanan termal koil
merupakan parameter yang perlu dikaji. diabaikan karena bahan koil dianggap dari
Gambar 2 berikut adalah skema kondensor bahan yang memiliki konduktivitas yang
tipe koil-cangkang. Fluida pendingin berada tinggi, misalnya pipa copper. Gambar 3
diluar dari gulungan pipa koil dengan fluida berikut adalah diagram konstruksi koil yang
pendingin menyelimuti seluruhnya gulungan
direncanakan. D adalah diameter gulungan

69
Jurnal Insinyur Profesional
Volume 2, No.3, Mei 2023
Available online
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jip

koil (helix-diameter), 𝛼 adalah kenaikan


𝑁𝑢 = 0,2183𝑅𝑎 4,01 𝑑 2,79 𝐻
7,281 [2]
0
jari-jari helix (m/rad), 𝐴 luas bidang 𝑑𝑜 (𝐷) (𝐿)
𝐿
𝑜
perpindahan panas tiap satuan panjang. Dimana, 𝐻𝑡, 𝑑𝑜, 𝐷, 𝐿, dan 𝐻 adalah dimensi
dari koil; masing-masing adalah tinggi koil,
diameter luar pipa, diameter koil (helix
diameter), panjang pipa, dan jarak antar pipa
(pitch). 𝑅𝑎𝐿 adalah bilangan Rayleigh tanpa
dimensi yang menghubungkan karakteristik
fluida pendingin dengan geometri koil, yang
dinyatakan dalam bilangan Grashof dan
Prandtl sebagai berikut
𝐺𝑟𝐿 g𝛽(𝑇𝑠−𝑇∞)𝐿3 [3]
=𝐶𝑝𝜇 𝑣2
𝑃𝑟 = [4]
𝑘
Dimana 𝑔 adalah percepatan gravitasi bumi,
𝛽 adalah koefisien ekspansi, 𝑣 adalah
viskositas kinematic, 𝛼 adalah difusivitas
panas dari fluida pendingin, 𝑇𝑠 adalah suhu
permukaan pipa koil, 𝑇∞ suhu menyeluruh
fluida pendingin. 𝑅𝑎𝐿 merupakan produk
perkalian 𝐺𝑟𝐿 dan 𝑃𝑟, yaitu
𝑅𝑎𝐿 [5]
gggg𝛽(𝑇𝑠−𝑇∞)𝐿
=
3
𝑣.𝛼
Gambar 3. Skema diagram ilustrasi Semua propertis fluida pendingin diambil
aliran didalam helically–coil yang pada suhu menyeluruh, yaitu 𝑇𝑓 =
direncanakan (𝑇𝑠 + 𝑇∞)⁄2. Diameter heliks 𝐷 dapat
ditentukan dari persamaan
2
berikut,
2.2.4 Koefisien perpindahan panas ∑ 𝑁 √ 𝐷2 − 𝑡
𝐻

pada sisi cangkang 𝑖=1 𝑠𝑖 ( 𝜋 ) [6]


Dalam kajian ini, cangkang diisi dengan 𝐷 = 𝑁
fluida air sebagai pendingin pipa koil berisi Dimana 𝐷𝑠𝑖 adalah slanted outer turn
uap panas. Volume air didalam cangkang diameter untuk tiap gulungan pipa, 𝑁 adalah
adalah konstan sehingga dianggap tidak ada jumlah gulungan (loop) seperti yang telah
kecepatan fluida pada sisi luar pipa. Dengan ditunjukkan pada Gambar 3 diatas. Bila
demikian bahwa konveksi yang terjadi parameter sudah ditentukan, maka koefisien
adalah konveksi alami karena heat transfer perpindahan panas konveksi dibagian
terjadi hanya karena perbedaan berat jenis cangkang dapat ditentukan.
fluida. Koefisien perpindahan panas
konveksi dibagian luar pipa koil yang 2.2.5 Koefisien perpindahan panas
disimbolkan dengan ℎ𝑜 dapat diperoleh didalam pipa
dengan terlebih dahulu mendapatkan Dalam kajian ini bahwa fluida yang
bilangan Nusselt disisi luar pipa koil vertikal berada didalam pipa koil adalah uap pirolisa
dengan menggunakan persamaan empiris biomassa yang sifatnya dapat berubah wujud
berikut [27], yaitu: menjadi kondensat atau cairan. Uap pirolisa
2 bergerak didalam pipa dengan kelajuan
𝑁𝑢 ℎ𝑜.𝐻𝑡 0,387𝑅𝑎𝐿
1/6
[1] tertentu, sehingga kasus perpindahan panas
𝑑𝑜 = 𝑘𝑙
={ 0,492 9/16 }
[1+( ) ]
𝘗r didalam pipa adalah konveksi paksa. Pada

70
Jurnal Insinyur Profesional
Volume 2, No.3, Mei 2023
Available online
Korelasi empiris Bilangan Nusselt berikut suhu dan tekanan saturasi, keadaan uap
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jip
yang ditemukan oleh Rahman-A et al. [28] panas berada dalam keseimbangan dengan
akan digunakan sebagai pembanding, phase liquidnya. Seiring berlangsungnya

71
Jurnal Insinyur Profesional
Volume 2, No.3, Mei 2023
Available online
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jip

proses pendinginan, maka panas laten (heat Helical 𝛼 15, 20,25


latent) uap panas diserap oleh fluida angle
pendingin disekitarnya sehingga suhunya do
Diameter cm 1.80
mendekati suhu saturasinya. Pada saat itu luar pipa
perubahan phase mulai terjadi. Namun di
Diameter cm 1,65
karena informasi karakteristik perpindahan dalam pipa
panas konveksi didalam pipa masih sangat
Panjang L cm 80
sedikit, termasuk perhitungan kecepatan
pipa
aliran dua phase, maka koefisien
perpindahan panas dibagian dalam pipa
didekati dengan hubungan hidrodinamik
antar parameter geometri. Dengan asumsi Daftar Pustaka
suhu permukaan sepanjang pipa koil adalah 1. Garcia-Nunez, J., Pelaez-Samaniego,
konstan sebab volume fluida pendingin di M., Garcia-Perez, M., Fonts, I.,
dalam cangkang adalah tetap atau konstan, Abrego, J., Westerhof, R., and Garcia-
maka bilangan Nusselt didalam pipa dapat Perez, M. (2017). Historical
ditentukan dengan persamaan berikut [28], developments of pyrolysis reactors: a
3 review. Energy & fuels, 31(6), 5751-
4,343 2}
𝑁𝑢𝑖 = [{3,657 + 957
+ 5775.
[1+ .𝐻𝑒2] 2. Rozum, J. (2014). Smoking. Liquid
𝘗r

𝐻𝑒 3/2 1/3 Smoke (Smoke Condensate)


1,158 { 0,477 } ] [7] Application. In M. Dikeman & C.
[1+( )]
𝘗r Devine (Eds.), Encyclopedia of Meat
Dimana 𝐻𝑒 atau disebut dengan bilangan Sciences (Second Edition) (pp. 315-
Helix (helical number) ditentukan dengan 320). Oxford: Academic Press.
korelasi Bilangan Dean dan konfigurasi koil 3. Latumahina, F. S., Mardiatmoko, G.,
sebagai berikut, and Tjoa, M. (2021). Penggunaan
𝐻
𝐻𝑒 = 𝐷𝑒 [1 + ( 2 1/2 Biopestisida Nabati untuk
] [8] Pengendalian Hama Tanaman
)
𝜋𝑑𝑖 Kehutanan (Peluang Pengembangan
3. Simulasi parametris Kelompok Tani): Penerbit Adab.
4. Chalermsan, Y., and Peerapan, S.
Untuk memeriksa dan menguji (2009). Wood vinegar: by-product from
rancangan secara parametris, maka dipilih
rural charcoal kiln and its role in plant
beberapa variable yang akan digunakan
protection. Asian Journal of Food and
dalam persamaan-persamaan yang sudah
Agro-Industry, 2(Special Issue).
ada. Tabel 1 berikut menunjukkan data-data
5. Berrueta, V. M., Edwards, R. D., and
fisik dari kondensor koil yang direncanakan.
Masera, O. R. (2008). Energy
Tabel 1. Spesifikasi koil rencana
performance of wood-burning
Spesifikasi Simbol Satuan Nilai cookstoves in Michoacan, Mexico.
koil Renewable Energy, 33(5), 859-870.
Bahan Copper 6. Illerup, J. B., Hansen, B. B., Lin, W.,
Diameter Dc cm 40 Nickelsen, J., Pedersen, V. H., Eskerod,
cangkang B., and Dam-Johansen, K. (2020).
Diameter D cm 20 Performance of an automatically
helix controlled wood stove: Thermal
Jumlah n 5,10,15,20 efficiency and carbon monoxide
gulungan emissions. Renewable Energy, 151,
Pitch H cm 2,4,6,8 640-647. doi:

72
Jurnal Insinyur Profesional
Volume 2, No.3, Mei 2023
Available online
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jip

https://doi.org/10.1016/j.renene.2019.1 fluidized bed gasifier. Biomass and


1.057 Bioenergy, 77, 147-154. doi:
7. Rahbar, K., Mahmoud, S., Al-Dadah, https://doi.org/10.1016/j.biombioe.201
R. K., Moazami, N., and Ashmore, D. 5.03.023
(2017). Feasibility study of power 13. Simanjuntak, J. P., Daryanto, E.,
generation through waste heat recovery Tambunan, B. H., and Silaban, R.
of wood burning stove using the ORC (2018). Producer gas production of
technology. Sustainable Cities and
Indonesian biomass in fixed-bed
Society, 35, 594-614.
downdraft gasifier as an alternative fuel
8. Simanjuntak, J.P., Daryanto, E., and
for internal combustion engines.
Tambunan, B.H. (2021). Performance
Journal of Physics: Conference Series,
improvement of biomass combustion-
970 (1): p. 012019.
basedstove byimplementing internally
https://doi.org/10.1088/1742-
air-distribution. Journal of Physics:
6596/970/1/012019
Conference Series, 1811(1). Doi: 14. Wang, Z., Cao, J., and Wang, J. (2009).
10.1088/1742-6596/1811/1/012015 Pyrolytic characteristics of pine wood
9. Baharuddin, Simanjuntak, J.P., in a slowly heating and gas sweeping
Daryanto, E., Tambunan, B.H., Hasan, fixed-bed reactor. Journal of Analytical
H., Samsudin, A., and Syamsiro, M. and Applied Pyrolysis, 84(2), 179-184.
(2022). Development of a Small-Scale doi:
Electricity Generation Plant Integrated https://doi.org/10.1016/j.jaap.2009.02.0
on Biomass Carbonization: 01
Thermodynamic and Thermal 15. Yorgun, S., and Yıldız, D. (2015).
Operating Parameters Study. Journal of Slow pyrolysis of paulownia wood:
Advanced Research in Fluid Mechanics Effects of pyrolysis parameters on
and Thermal Sciences, 94 (1): p. 79-95. product yields and bio-oil
https://doi.org/10.37934/arfmts.94.1.79 characterization. Journal of Analytical
95 and Applied Pyrolysis, 114, 68-78. doi:
10. Simanjuntak, J.P., Samsudin, A., https://doi.org/10.1016/j.jaap.2015.05.0
Syamsiro, M., Daryanto, E., and 03
Tambunan, B.H. (2021). Thermal 16. Tambunan, B. H and Simanjuntak, J. P.
Energy Storage System from (2018). Pyrolysis of Plastic Waste into
Household Wastes Combustion: The Fuel Oil.
System Design and Parameter Study. http://dx.doi.org/10.4108/eai.3-11-
Journal of Advanced Research in Fluid 2018.2285610
Mechanics and Thermal Sciences, 80 17. Lamarche, P., Tazerout, M., Gelix, F.,
(2): p. 115-126. Köhler, S., Mati, K., & Paviet, F.
https://doi.org/10.37934/arfmts.80.2.11 (2013). Modelling of an indirectly
5126 heated fixed bed pyrolysis reactor of
11. Simanjuntak, J. P., Al-attab, K., and wood: Transition from batch to
Zainal, Z. (2019). Hydrodynamic flow continuous staged gasification. Fuel,
characteristics in an internally 106, 118-128. doi:
circulating fluidized bed gasifier. https://doi.org/10.1016/j.fuel.2012.12.0
Journal of Energy Resources 05
Technology, 141(3). 18. Tamburini, D., Cartwright, C. R.,
https://doi.org/10.1115/1.4041092 Gasson, P., Łucejko, J. J., and Leme, C.
12. Simanjuntak, J. P., and Zainal, Z. A. L. D. (2020). Using analytical pyrolysis
(2015). Experimental study and and scanning electron microscopy to
characterization of a two-compartment evaluate charcoal formation of four
cylindrical internally circulating wood taxa from the caatinga of north-

73
Jurnal Insinyur Profesional
Volume 2, No.3, Mei 2023
Available online
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jip

east Brazil. Journal of Analytical and https://doi.org/10.1016/j.fuproc.2017.0


Applied Pyrolysis, 151, 104909. doi: 6.006
https://doi.org/10.1016/j.jaap.2020.104 25. Nhuchhen, D. R., Afzal, M. T., Dreise,
909 T., and Salema, A. A. (2018).
19. Wang, Z., Wang, F., Cao, J., and Characteristics of biochar and bio-oil
Wang, J. (2010). Pyrolysis of pine produced from wood pellets pyrolysis
wood in a slowly heating fixed-bed using a bench scale fixed bed,
reactor: Potassium carbonate versus microwave reactor. Biomass and
calcium hydroxide as a catalyst. Fuel Bioenergy, 119, 293-303. doi:
Processing Technology, 91(8), 942- https://doi.org/10.1016/j.biombioe.201
950. doi: 8.09.035
https://doi.org/10.1016/j.fuproc.2009.0 26. Guzelciftci, B., Park, K.-B., and Kim,
9.015 J.-S. (2020). Production of phenol-rich
20. Wang, Z., J. Cao, and J. Wang, bio-oil via a two-stage pyrolysis of
Pyrolytic characteristics of pine wood wood. Energy, 200, 117536.
in a slowly heating and gas sweeping 27. Yunus, A.C., Heat and mass transfer:
fixed-bed reactor. (2009) Journal of fundamentals and applications. 2019:
Analytical and Applied Pyrolysis, 84 McGraw-Hill Education.
(2): p. 179-184. 28. Abdel-Rahman, Z. A., and Abdullah,
21. Kumar V.A., Thakur, L.S., Shankar, R., G. H. (2007). a Study in Flow
and Mondal, P. (2019). Pyrolysis of Characteristics of Liquid Falling Film
wood sawdust: Effects of process in Spiral Tubes. Tikrit Journal of
parameters on products yield and Engineering Sciences, 14(2), 86-10.
characterization of products. Waste
Management, 89: p. 224-235.
https://doi.org/10.1016/j.wasman.2019.
04.016
22. Wang, L., He, Y., Tang, C., Wang, Y.,
and Che, D. (2019). A novel design of
rotary regenerative condensing heat
exchanger for the dehydration from
high humidity flue gas. International
Journal of Heat and Mass Transfer,
131, 517-526. doi:
https://doi.org/10.1016/j.ijheatmasstran
sfer.2018.11.080
23. Gadkari, S., Fidalgo, B., and Gu, S.
(2017). Numerical investigation of
microwave-assisted pyrolysis of lignin.
Fuel Processing Technology, 156, 473-
484. doi:
https://doi.org/10.1016/j.fuproc.2016.1
0.012
24. Salema, A. A., Ani, F. N., Mouris, J.,
and Hutcheon, R. (2017). Microwave
dielectric properties of Malaysian palm
oil and agricultural industrial biomass
and biochar during pyrolysis process.
Fuel Processing Technology, 166, 164-
173. doi:

74

Anda mungkin juga menyukai