Widianto - 21241040 - Uas Manajemen SDM
Widianto - 21241040 - Uas Manajemen SDM
NIM : 21241040
Anda merupakan staff dari bagian Manajemen SDM di sebuah lembaga dakwah, anda
bertanggungjawab atas kuantitas dan kualitas SDM yang ada pada lembaga tersebut. Anda
diminta pimpinan untuk mencukupi ketersediaan jumlah SDM sekaligus pembinaan dan
peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tujuan.
Anda diminta untuk membuat perencanaan rekrutmen SDM bermutu meliputi:
1. Tusliakan Identitas!
a. Nama Lembaga : KSPPS YAUMMI M.A.Z cab klaten
b. Fokus Lembaga : KEUANGAN SYARIAH
c. Alamat : Jln.Melati no 26 mlinjon tonggalan klaten
2. Susunlah perencanaan dan peramalan untuk terpenuhinya kekurangan SDM?
N ANALISI KEBUTUHAN TERSEDI
POSISI KEKURANGAN KRITERIA
O S SEBAB IDEAL A
B>>Pengumuman Lowongan Pekerjaan: Buat iklan pekerjaan yang menarik dan jelas
dengan mencantumkan persyaratan dan kriteria seleksi yang telah ditetapkan. Iklan
tersebut dapat dipasang di situs web perusahaan, platform rekrutmen online, media
cetak, dan media sosial.
Ketentuan yang perlu dipertimbangkan dalam SOP seleksi mencakup aspek legal,
kesetaraan kesempatan, kerahasiaan data pribadi, dan keberlanjutan lingkungan.
Pastikan SOP seleksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
etika profesional, serta mempromosikan inklusi dan keadilan dalam proses
5.Bagaimana proses orientasinya, penempatan, pelatihan dan pengembangan
SDM?
Orientasi:
> Pertimbangkan tujuan jangka panjang karyawan dan peluang karir yang tersedia
dalam organisasi.
>Sediakan arahan yang jelas tentang struktur organisasi, saluran komunikasi, dan
kerjasama antardepartemen.
Pelatihan:
>Lakukan evaluasi kinerja secara berkala untuk mengukur kemajuan karyawan dan
mengidentifikasi area pengembangan selanjutnya.
>Berikan umpan balik konstruktif kepada karyawan mengenai kinerja mereka, serta
berikan apresiasi dan pengakuan atas prestasi mereka.
>Buat rencana pengembangan individu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
aspirasi karyawan.
>Penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan
pertumbuhan karyawan. Ini termasuk menciptakan budaya yang mendorong
kolaborasi, inovasi, dan peningkatan terus-menerus dalam organisasi.
6.Bagaimana cara menilai prestasi kerjanya?
>Penetapan Tujuan: Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur untuk setiap karyawan.
Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu.
Evaluasi prestasi kemudian dapat dilakukan dengan membandingkan pencapaian
karyawan terhadap tujuan yang ditetapkan.
>Pengukuran Kinerja Kualitatif: Evaluasi prestasi kerja juga harus mencakup aspek
kualitatif, seperti kualitas kerja, kerjasama tim, komunikasi, inisiatif, dan kemampuan
pemecahan masalah. Pengukuran ini dapat dilakukan melalui observasi, umpan balik
dari atasan atau rekan kerja, dan penilaian subyektif berdasarkan standar dan
kompetensi yang telah ditetapkan.
>Penilaian 360 Derajat: Melibatkan umpan balik dari berbagai pihak yang terlibat
dalam interaksi dengan karyawan, termasuk atasan langsung, rekan kerja sebaya, dan
bawahan. Pendekatan ini memberikan perspektif yang lebih komprehensif tentang
kinerja dan dampak karyawan dalam berbagai konteks.
>Evaluasi Kinerja Tengah dan Akhir Tahun: Lakukan evaluasi formal secara berkala,
baik setengah tahunan atau tahunan, untuk meninjau pencapaian karyawan selama
periode tersebut. Selama evaluasi ini, berikan umpan balik terperinci tentang
kekuatan, kelemahan, dan rekomendasi pengembangan untuk karyawan.
>Penting untuk menciptakan proses evaluasi yang obyektif, adil, dan transparan.
Komunikasikan hasil evaluasi dengan jelas kepada karyawan, berikan umpan balik
yang konstruktif, dan identifikasi peluang pengembangan yang dapat membantu
karyawan meningkatkan kinerja mereka.
7. Bagiamana rencana pelaksanaan survey kepuasan kerjanya?
Untuk melaksanakan survei kepuasan kerja, berikut adalah rencana pelaksanaan yang
dapat Anda ikuti:
Identifikasi kriteria dan indikator kepuasan kerja yang ingin dievaluasi. Misalnya,
kepuasan terhadap lingkungan kerja, kompensasi, kesempatan pengembangan,
dukungan manajemen, dan keseimbangan kerja-kehidupan.
>Gunakan metode pengumpulan data yang sesuai, seperti survei online, wawancara,
atau kuesioner tertulis. Pastikan bahwa pertanyaan dan skala penilaian yang
digunakan jelas dan dapat diinterpretasikan dengan mudah oleh responden.
>Pertimbangkan anonimitas dalam survei untuk mendorong kejujuran dan
kepercayaan responden.
>Penjadwalan dan Pelaksanaan:
>Tetapkan jadwal survei dan komunikasikan kepada semua karyawan tentang tujuan,
manfaat, dan proses survei.
>Berikan instruksi yang jelas kepada karyawan tentang cara mengisi survei dan
tenggat waktu pengisian.
>Pastikan bahwa survei dilakukan secara adil, transparan, dan menghormati privasi
karyawan.
>Analisis dan Interpretasi Data:
>Setelah survei selesai, lakukan analisis data dengan menggunakan alat statistik atau
metode kualitatif yang sesuai. Identifikasi tren umum, temuan utama, dan perbedaan
di antara kelompok karyawan.
>Interpretasikan hasil survei dengan hati-hati dan teliti. Identifikasi faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kepuasan atau ketidakpuasan karyawan. Gunakan temuan ini
untuk mengidentifikasi area perbaikan dan peluang untuk meningkatkan kepuasan
kerja.
>Umpan Balik dan Tindakan Perbaikan:
>Sampaikan hasil survei secara terbuka kepada karyawan dan jelaskan langkah-
langkah yang akan diambil sebagai tanggapan terhadap temuan tersebut.
>Libatkan karyawan dalam proses perbaikan dengan mengadakan diskusi, pertemuan,
atau kelompok kerja untuk mengidentifikasi solusi dan mengembangkan rencana
tindakan.
>Tetapkan tanggung jawab dan tenggat waktu untuk implementasi tindakan
perbaikan. Pastikan untuk mengkomunikasikan kemajuan dan hasilnya kepada
karyawan secara berkala.
>Evaluasi dan Monitoring:
Gaji Pokok:
Gaji pokok merupakan jumlah yang dibayarkan kepada karyawan sebagai pengakuan
terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab yang diemban.
Gaji pokok biasanya ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, dan peran atau jabatan dalam organisasi.
Tunjangan:
Tunjangan adalah komponen tambahan dalam kompensasi yang diberikan kepada karyawan
untuk menutupi biaya-biaya khusus atau memberikan manfaat tambahan.
Contoh tunjangan yang umum meliputi tunjangan transportasi, tunjangan makan, tunjangan
kesehatan, tunjangan perumahan, dan tunjangan anak.
Insentif atau Bonus:
Insentif atau bonus adalah pembayaran tambahan yang diberikan kepada karyawan sebagai
pengakuan atas pencapaian kinerja yang luar biasa, mencapai target tertentu, atau
berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan organisasi.
Insentif atau bonus dapat berupa bonus tahunan, bonus kinerja, komisi penjualan, atau
program insentif khusus lainnya.
Pemangkasan Saham atau Saham Karyawan:
Skema pemangkasan saham atau saham karyawan memberikan karyawan kesempatan untuk
memiliki saham perusahaan atau menerima bagian dari kepemilikan perusahaan.
Ini dapat memberikan insentif jangka panjang kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam
kesuksesan perusahaan dan meningkatkan kinerja jangka panjang.
Tunjangan Kesejahteraan:
Selain kompensasi finansial, pengakuan dan penghargaan non-moneter juga penting untuk
meningkatkan kepuasan karyawan.
Ini bisa berupa pengakuan publik atas prestasi, penghargaan karyawan bulan ini, program
penghargaan kreativitas, kesempatan pengembangan karir, atau kesempatan untuk
menghadiri konferensi atau pelatihan yang relevan.
Dalam merancang skema pemberian kompensasi, penting untuk mempertimbangkan keadilan
internal (perbandingan upah antarkaryawan dalam organisasi) dan keadilan eksternal
(perbandingan upah dengan pasar tenaga kerja). Juga, pastikan bahwa skema kompensasi
sesuai dengan anggaran perusahaan dan mampu menjaga daya saing organisasi dalam
merekrut dan mempertahankan karyawan yang berkualitas.
Tetapkan prosedur yang jelas untuk memberikan pemberitahuan kepada karyawan yang akan
dipecat.
Berikan pemberitahuan tertulis yang mencakup alasan pemutusan kerja, tanggal efektifnya,
dan informasi terkait hak dan manfaat setelah pemutusan kerja.
Pastikan pemberitahuan diberikan secara pribadi dan sensitif, menghormati privasi karyawan.
Penggajian dan Manfaat Setelah Pemutusan Kerja:
Tentukan bagaimana penggajian dan manfaat akan diatur setelah pemutusan kerja.
Pastikan bahwa karyawan menerima semua gaji dan manfaat yang masih mereka miliki,
termasuk cuti yang belum digunakan, uang pensiun, atau manfaat lain sesuai peraturan
perusahaan dan perundangan yang berlaku.
Pembayaran Pemutusan Kerja:
Tetapkan kriteria atau rumus yang digunakan untuk menghitung pembayaran pemutusan
kerja, jika diperlukan oleh hukum atau kebijakan perusahaan.
Pastikan bahwa pembayaran pemutusan kerja dibayarkan sesuai dengan ketentuan hukum
ketenagakerjaan yang berlaku dan perjanjian kerja yang ada.
Pendampingan Karyawan:
Sediakan sumber daya atau dukungan bagi karyawan yang dipecat, seperti konseling karir,
bantuan penempatan kerja, atau pelatihan untuk membantu mereka dalam mencari pekerjaan
baru.
Proses Banding dan Penyelesaian Sengketa:
Jelaskan prosedur banding jika karyawan ingin mengajukan keberatan atau sengketa terkait
pemutusan kerja.
Sediakan mekanisme alternatif penyelesaian sengketa, seperti mediasi atau arbitrase, untuk
menyelesaikan sengketa dengan cara yang lebih cepat dan efisien.
Kepatuhan Hukum:
Pastikan kebijakan pemutusan kerja sesuai dengan hukum ketenagakerjaan yang berlaku di
negara atau wilayah tempat perusahaan beroperasi.
Konsultasikan dengan ahli hukum atau konsultan sumber daya manusia untuk memastikan
kebijakan pemutusan kerja memenuhi persyaratan hukum yang relevan.
Penting untuk merancang kebijakan pemutusan kerja dengan hati-hati dan memastikan bahwa
mereka adil, transparan, dan sesuai dengan peraturan perusahaan dan hukum ketenagakerjaan
yang berlaku. Selain itu, komunikasi yang sensitif dan penghormatan terhadap karyawan
yang diberhentikan adalah penting untuk menjaga reputasi perusahaan dan hubungan kerja
yang baik dengan karyawan yang tersisa.