Anda di halaman 1dari 2

Khutbah Jumat: Empat Tujuan Diciptakannya Lisan

Khutbah I

. ‫ َاْلَح ْم ُد ِهلل اَّلِذ ْي َاْن َع َم َن ا ِبِنْع َم ة اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْس اَل ِم َو َأْع َط ىَن ا الِّلَس اَن ِبَاْف َص ِح اْل َك اَل ِم‬.‫َاْلَح ْم ُد ِهلل‬
.‫َأْش َه ُد َاْن اَل ِاٰل َه ِااَّل ُهللا الَّر ْح ٰم ُن َو َأْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا َو َح ِبْي َب َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اْل ِكَر اُم‬
‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع ٰل ى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع ٰل ى ٰا ِلِه َو َاْص َح اِبِه َاْج َمِع ْي َن َاَّما َب ْع ُد َف َي اَأُّي َه ا‬
‫ َأُعْو ُذ‬. ‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر ٰا ِن اْلَع ِظ ْي‬. ‫الَّن اُس ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا َفَق ْد َفاَز اْلُم َّت ُقْو َن‬
‫ِم‬
‫ ٰي َأُّي َه ا اَّلِذ ْي َن ٰأ َم ُنْو ا اَّتُقوا َهللا َو ُقْو ُلْو ا َق ْو اًل‬. ‫ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِبْس ِهللا الَّر ْح ٰم ِن الَّر ِح ْي‬
‫ِم‬ ‫ِم ِم‬
‫ َم ا َي ْلِفُظ ِم ْن َق ْو ٍل ِااَّل َلَد ْي ِه َر ِقْيٌب َع ِتْي ٌد‬:‫ َو َقاَل ُهللا َت َع اَلى‬.‫َسِد ْي ًد ا‬.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah ‫ﷻ‬, Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah ‫ﷻ‬
karena manusia terbaik di sisi Allah ‫ ﷻ‬adalah yang paling bertakwa kepada-Nya. Dan marilah kita
wujudkan ketakwaan ini dengan senantiasa menjalankan segala perintah Allah ‫ ﷻ‬dan menjauhi
segala yang dilarang Allah ‫ ﷻ‬. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah ‫ﷻ‬, Al-Imam Abu Hamid
Muhammad bin Muhammad al-Ghazali al-Thusi menyampaikan dalam Bidayatul Hidayah, bahwa ada
empat hal tujuan diciptakannya lisan oleh Allah ‫ ﷻ‬.

Pertama, memperbanyak dzikir, ingat kepada Allah ‫ ﷻ‬. Hal ini sebagai bentuk kita bersyukur
kepada-Nya yang telah memberikan begitu banyak nikmat. Banyaknya menyebut asma-Nya dan
mengingat-Nya dengan berdzikir, juga merupakan wujud cinta kita kepada-Nya. Sebab, pepatah
mengatakan bahwa semakin kita cinta, semakin kita akan sering menyebut-nyebut namanya. Bahkan
dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. mengingatkan bahwa hamba yang paling utama derajatnya di
sisi Allah ‫ ﷻ‬pada hari kiamat nanti adalah mereka yang banyak berdzikir kepada Allah ‫ ﷻ‬.
Imam Abul Hasan al-Wahidi mengutip pernyataan Ibnu Abbas, mengatakan bahwa maksud dari
hadits tersebut adalah berdzikir kepada Allah di berbagai kesempatan seperti usai shalat, tidur,
bangun dari tidur, setiap makan dan juga saat istirahat.

Kedua, membaca Al-Qur’an. Hal ini penting untuk dapat menuntun kita ke jalan agama Allah ‫ﷻ‬
yakni agama Islam. Membaca Al-Qur’an juga memberikan kita begitu banyak pahala, meskipun kita
tidak memahami kandungan dari ayat-ayat yang kita baca. Memperbanyak membaca Al-Qur’an juga
akan memberikan kita syafaat kelak di hari kiamat. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw
bersabda:

‫َخ ْيُر ُك ْم َم ْن َت َع َّلَم اْلُقْر آَن َو َع َّلَم ُه‬


"Sebaik-baiknya orang di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya".

Ketiga, memberikan petunjuk bagi makhluk Allah ‫ ﷻ‬mengenai agamanya yang benar, yang
dijalankan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, yakni agama Islam.

Keempat, menyampaikan kebutuhan agama dan dunia kita. Dalam arti belajar dan melakukan
sesuatu keduniaan untuk memenuhi persyaratan peribadatan kita kepada-Nya. Termasuk soal
keduniaan, kita bekerja untuk memperoleh bekal makan sebagai sarana agar kuat dalam beribadah.
Jika lisan tidak digunakan untuk selain empat hal tersebut, maka tidak ada pilihan lain kecuali diam.
Sebab, jika lisan tidak digunakan sesuai dengan tujuan penciptaannya, maka hal tersebut merupakan
bentuk kufur nikmat. Oleh karena itu, marilah kita gunakan lisan sesuai dengan tujuannya atau lebih
baik diam saja. Allah ‫ ﷻ‬pun berfirman dalam QS Al-Ahzab: 70:

‫ٰٓي َاُّي َه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ُقْو ُلْو ا َقْو اًل َسِد ْي ًد ۙا‬
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian dan berkatalah (dengan) hal-hal baik." Dalam ayat
lain, Allah ‫ ﷻ‬berfirman:
‫َم ا َي ْل ِفُظ ِم ْن َقْو ٍل ِااَّل َلَد ْي ِه َر ِقْيٌب َع ِتْي ٌد‬
"Tidak sekali-kali seorang manusia berbicara sepatah kata pun kecuali di sampingnya terdapat Raqib
dan Atid" (QS Qaf: 18).

Artinya, jika bukan hal baik yang disampaikan, lebih baik diam, tidak malah mengatakan hal-hal yang
buruk. Sebab, ada dua malaikat yang selalu siap sedia mencatat segala perkataan kita. Jamaah
Jumat sekalian yang dimuliakan Allah ‫ ﷻ‬, Rasulullah Saw bersabda sebagaimana dikutip al-Imam
al-Hafidz Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar al-Suyuthi dalam Lubabul Hadits:

‫َم ْن َص َم َت َن َج ا‬
“Siapa yang diam, maka dia selamat.

” Syekh al-Alim al-Allamah Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani menjelaskan hadis tersebut
dalam kitab Tanqihul Qaulil Hatsits fi Syarhi Lubabil Hadits bahwa diam dari bicara, tidak ngomong
memang tidak memberikan pahala terhadap orang tersebut. Akan tetapi, dia dapat selamat dari siksa
Allah ‫ﷻ‬. Sebab, dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Ibn Umar
radliyallahu ‘anhuma, disabdakan: “Siapa yang banyak bicara, dia banyak salah. Siapa banyak salah,
maka banyak dosanya. Siapa banyak dosanya, tentu neraka lebih utama baginya.” Oleh karena itu,
hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah ‫ﷻ‬, Mari kita upayakan untuk tidak perlu banyak
bicara. dalam konteks kekinian, kita tidak perlu banyak mengunggah status di media sosial. Sebab,
Luqman pernah berkata kepada anaknya, bahwa jika bicara merupakan bagian dari perak, maka diam
adalah emas. Artinya, sebagaimana disebutkan Ibnul Mubarak, jika berbicara dalam ketaatan kepada
Allah adalah perak, maka diam dari maksiat kepada Allah adalah bagian dari emas.

‫ِاَذ ا َم ا اْض ُط ِر ْر َت ِاَلى َك ِلَم ٍة * َف َد ْع َه ا َو َب اَب الُّس ُك ْو ِت اْق ِص ِد َفَلْو َك اَن ُنْط ُقَك ِم ْن َفَّضٍة * َلَك اَن‬
‫ُس ُك ْو ُتَك ِم ْن َع ْس َج ٍد‬
Artinya: "Jika tidak terpaksa untuk bicara sepatah kata, maka tinggalkanlah dan diamlah!. Jika pun
pembicaraanmu merupakan bagian dari perak, maka sungguh diammu itu bagian dari emas" Jamaah
Jumat sekalian, Dalam kitab lain, Syarh Muraqil Ubudiyah ala Matni Bidayatil Hidayah, Syekh Nawawi
menjelaskan bahwa diam mengandung 7.000 kebaikan yang terangkum dalam tujuh kalimat berikut.

1. Diam adalah ibadah tanpa usaha

2. Perhiasan tanpa permata

3. Kemuliaan tanpa raja

4. Benteng tanpa penjaga

5. Tidak butuh alasan manusia

6. Memperoleh kemuliaan malaikat Katibin

7. Tirai aib-aibnya Oleh karena itu, mari kita jaga lisan kita, jaga jari-jemari dan lisan kita untuk
menjalankan empat hal yang tadi telah dijabarkan. Jika tidak, maka tahan lisan kita untuk
berbicara dan jemari kita dari mengunggah hal-hal buruk di media sosial dengan diam.

Demikian khutbah yang saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Amin

‫ِّذ ْل‬ ‫ٰاْل‬ ‫ْل ٰا ْل‬


‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي ا ُقْر ِن ا َع ِظ ْي ِم َو َنَفَع ِني َو ِاَّياُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِمَن ا َياِت َو ال ْك ِر ا َح ِك ْي ِم‬
‫َأ‬
‫ َو ْس َتْغ ِفُر َهللا اْل َعِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَساِئِر‬.‫َو َت َق َّب َل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتاَل َو َت ُه ِاَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬
‫اْلُمْس ِلِم ْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َفَي ا َفْو َز اْلُمْس َتْغ ِفِر ْي َن َو َي ا َن َج اَة الَّت اِئِبْي َن‬

Anda mungkin juga menyukai