Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

ANALISIS KONTAMINASI MIKROORGANISME PADA UANG

DOSEN PENGAMPUH MATA


KULIAH MIKROBIOLOGI UMUM :
OLEH :
LISNA AHMAD S.TP, M.Si

DI SUSUN OLEH :

Hilma A. Jenggu ( 651421043 )

Rahman Isima ( 651422005 )

Icha Affilia Maele ( 651422031 )

Alwina Ramdina S. Nurdin ( 651422017 )

Nurul Anissa Lumalaga ( 651422022 )

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NEGERI

GORONTALO 2023
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“ ANALISIS KONTAMINASI MIKROORGANISME PADA UANG ”. Dalam


proses penyusunan makalah ini kami sebagai tim penyusun menemui beberapa
hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami tim penyusun
dapat menyelesikan makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun


dan bagi pembaca lain. Oleh saran dan kritik sangat di perlukan untuk kami. Sekian dari
kami tim penyusun, kami ucapkan terima kasih.

Gorontalo, September 2023

penyusun

i
ABSTRAK

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................i

ABSTRAK........................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................v

DAFTAR TABEL.............................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2

1.3 Tujuan Masalah................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3

2.1 Uang.................................................................................................3

2.2 Bakteri...............................................................................................4

2.3 Jamur................................................................................................6

BAB III METODE PERCOBAAN...................................................................8

3.1 Waktu Dan Tempat...........................................................................8

3.2 Alat Dan Bahan................................................................................8

3.2.1 Alat...................................................................................8

3.2.2 Bahan................................................................................8

3.3 Metode Percobaan............................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................

4.1 Bakteri..............................................................................................

BAB V PENUTUP.............................................................................................

iii
5.1 Kesimpulan.......................................................................................

5.2 Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

LAMPIRAN............................................................................................................

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Uang......................................................................................3
Gambar 2. Bakteri...................................................................................4
Gambar 3. Jamur....................................................................................5

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. ..........................................................................................................

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. .....................................................................................................

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan manusia akan harta benda pada umumnya adalah uang pada
umumnya kami benar-benar tidak dapat menyangkal hal itu. Sejak zaman kuno, orang
membutuhkan uang untuk memfasilitasi transaksi dan pertukaran. Gunakan cara
moneter mereka meninggalkan sistem pertukaran yang rumit dan membingungkan,
uang adalah salah satu penemuan terbesar manusia sepanjang peradaban.Uang
menempati posisi yang sangat strategis dalam sistem perekonomian global, sehingga
tidak mudah untuk menggantikannya dengan alat komunikasi lainnya. Sejarah telah
membuktikannya, uang itu ada peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya
dalam bidang perekonomian. Uang membuat segalanya lebih mudah dan singkat waktu
transaksi pertukaran barang dan jasa. Perdagangan yang menguntungkan bekerja secara
efisien dan efektif, uang merupakan alternatif transaksi yang lebih mudah dibandingkan
sistem barter yang rumit, sehingga tidak efisien dan tidak sesuai dengan sistem
perekonomian modern (Takiddin, 2014).
Uang merupakan alat transaksi yang sering dipakai untuk pemabayaran, tetapi
tidak semua uang itu asli karna uang bisa di palsukan. Peredaran uang palsu terus
meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan ini disebabkan oleh mudahnya memperoleh
informasi cara pembuatan uang palsu di internet dan perkembangan teknologi saat ini,
apalagi dengan berkembangnya teknologi printer berwarna membuat tugas pelaku
kejahatan pembuatan uang palsu menjadi lebih mudah (Sani et al, 2016).
Selain dari segi bentuknya, terdapat juga dari segi legalitasnya, sesuatu dapat
dikatakan sebagai uang apabila dinyatakan sah oleh pemerintah sebagai alat
pembayaran dan terdapat undang-undang yang mengatur tentang uang tersebut
(Sholihah,2014).

Uang kertas maupun uang logam dapat terkontaminasi mikroorganisme dari


udara bebas (kotor), tangan kotor yang memegangnya, terkontaminasi oleh tetesan saat

1
batuk (droplet), bersin, menyentuh tangan yang sebelumnya terkontaminasi mikroflora
dari tubuh, menghitung uang kertas menggunakan air liur, dan dari tempat penyimpanan
uang yang tidak steril. Oleh karena itu, dimungkinkan permukaan uang terdapat banyak
bakteri patogen penyebab penyakit. Pecahan uang yang lebih kecil nilainya memiliki
kontaminasi yang lebih tinggi dikarenakan pecahan yang lebih kecil nilainya banyak
digunakan dan dipertukarkan berkali-kali diantara semua kelas ekonomi (Sugito &
Slamet, 2018). Oleh karena itu pada penelitian ini kami ingin mengidentifikasi bakteri
dan jamur pada uang.

1.2. Rumusan masalah

1. Bagaimana cara pencemaran Bakteri dan Jamur pada uang

2. Bagaimana penyebab terjadinya cemaran pada uang

3. Bagaimana dampak cemaran bakteri dan jamur pada manusia

1.3. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui pencemaran bakteri dan jamur pada uang


2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya cemaran pada uang
3. Untuk mengetahui dampak cemaran bakteri dan jamur pada manusia

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uang

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) uang adalah alat tukar atau
standar pengukur nilai (kesatuan hitung) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu
negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan
gambar tertentu. Menurut beberapa ahli ekonom, uang merupakan sesuatu yang bisa
dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk pembayaran pembelian
barang, jasa dan aset berharga lainnya serta dapat digunakan untuk pembayaran utang.
Menurut salah satu sumber, Uang adalah alat kemudahan bagi manusia dalam usahanya
untuk mencapai kesejahteraan hidup yang optimal. Hal ini dikarenakan uang memiliki
beberapa kegunaan yaitu sebagai alat penukar, pengukur nilai, satuan penghitung dan
juga sebagai penimbun kekayaan (Store of Value). Dari beberapa definisi yang telah
dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang mempunyai ciri dapat
diterima umum, dapat digunakan sebagai alat tukar, pengukur nilai dan sebagai alat
penimbun kekayaan dan yang terpenting dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
Maka, itu sudah dianggap uang baik itu terbuat dari logam, kertas atau benda
lainnya(Indrawan, 2022).

Gambar 1 : Uang

Sumber :

google.com

Dalam kehidupan, uang memiliki banyak fungsi. Dari beberapa definisi uang
yang telah terpapar di atas, uang memiliki tiga fungsi dasar yaitu sebagai satuan hitung,
alat penukar/ alat transaksi dan juga sebagai penyimpan nilai atau alat penimbun
3
kekayaan (store of value).5 Namun seiring berkembangnya zaman, fungsi uang menjadi
semakin bertambah. hal ini dibuktikan dari banyaknya pendapat dari para ahli ekonomi
mengenai fungsi dari uang yang merupakan sebuah fungsi turunan. Berikut beberpa
fungsi turunan dari uang; sebagai standar pembayaran di masa mendatang (standar of
demand payment)(Indrawan, 2022).

Menurut beberapa penelitian, banyak bakteri yang ditemukan telah diisolasi pada
mata uang kertas seperti Citrobacter sp., Mycobacterium lapiae, Salmonella sps,
Shigella sps, Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeroginosa.
Kebanyakan hasil isolat adalah flora normal kulit manusia; namun, beberapa contohnya,
S. aureus dan P. aeroginosa dapat menjadi patogen oportunistik. Organisme ini mungkin
menemukan jalur entri ke mata uang kertas melalui mekanisme kulit dan tangan ke
tangan (Indrawan, 2022). Adanya mikroorganisme patogen seperti E. coli,
Pseudomonas sps, Klebsiella sps, Streptococcus sps dan Staphylococcus sps, yang
diketahui bertanggung jawab atas penyakit diare, penyakit pada rongga mulut,
pneumonia, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, dll. Studi yang
dilakukan oleh Alwakeel dan Nasser di Arab Saudi pada tahun 2011, melaporkan bahwa
mata uang kertas juga terkontaminasi dengan jamur yang meliputi Aspergillus niger, A.
flavus, Candida sps, Penicillium sps dan Rhizopus sps. Selain itu, survei tagihan mata
uang di Mesir untuk kontaminasi jamur mengungkapkan kemampuan mata uang kertas
untuk terinfeksi oleh berbagai genus dan spesies jamur seperti Aspergillus flavus, A.
niger dan Penicillium sps, Alternaria tenuis, Trichoderma sps, Fusarium sps dan
Trichoderma viride, A paraziticus dan Sporotrichum sps.

2.2 Bakteri

Bakteri berasal dari kata latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopis) dan kebanyakan
uniselular ( bersel tunggal ), degan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus atau
inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kroloplas (Andries et al.,
2014).

4
Gambar 2: Bakteri Salmonella sp
Sumber: google.com

Bakteri berbentuk bulat dapat dibedakan atas beberapa kelompok berdasarkan


pengelompokan selnya, yang merupakan salah satu sifat yang penting dalam
identifikasinya, yaitu :

a Diplokoki : sel berpasangan ( dua sel)

b Streptokoki : rangkaian sel membentuk rantai panjang atau

pendek c Tetrad : empat sel membentuk persegi panjang

d Stapilokoki : kumpulan sel yang tidak beraturatn seperti buah

Sarcinae : kumpulan sel berbentuk kubus terdiri dari 8 sel atau lebih dari sel atau lebih

Berdasarkan kemampuan menimbulkan penyakit bakteri ada dua jenis yakni


pathogen dan apatogen. Pathogen adalah bakteri yang dapat menimbulkan penyakit baik
melalui invasi langsung atau mencemari makanan. Sedangkan bakteri apatogen adalah
tidak berpotensi menimbulkan penyakit, bahkan ada yang menguntungkan bagi
manusia. Berdasarkan kebutuhab terhadap oksigen bakteri dibagi menjadi tiga yakni
aerob, anaerob, dan fakultatif anaerob. Aerob mikroorganisme yang tidak memerlukan
oksigen untuk hidup dan dapat hidup baik dalam keadaan terdapat oksigen maupun
tidak (Abidin et al., 2015).

5
2.3 Jamur

Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup
dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan
senyawa pati dari organisme lain. Zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari
proses pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme.

Gambar 3 Jamur
Sumber : google.com

Jamur dalam bahasa Inggris disebut mushroom termasuk golongan fungi. Jamur
hidup diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik), dengan sifat hidup heterotrop
(organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit (organisme yang
hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi atau sampah) (Abidin et al., 2015)

Jamur merupakan organisme yang mempunyai inti sel, dapat membentuk spora,
tidak berkrolofil, terdapat benang – benang tunggal atau benang – benang yang
bercabang dengan dinding selulosa atau khitin(Abidin et al., 2015). Jamur benang atau
biasa disebut jamur merupakan organisme anggota Kingdom Fungi dan tubuh jamur
berupa benang yang disebut hifa, sekumpulan hifa disebut miselium. Miselium dapat
mengandung pigmen dengan warna merah, ungu, kuning, coklat, dan abu-abu. Jamur
juga membentuk spora berwarna hijau, biruhijau, kuning, jingga, serta merah muda.
Warna-warna tersebut dapat menjadi ciri khas spesies jamur.

Jamur benang pada umumnya bersifat aerob obligat, pH pertumbuhan berkisar


antara 2 - 9, suhu pertumbuhan berkisar 10 - 35ºC. Jamur memiliki potensi bahaya bagi
kesehatan manusia atau hewan. Organisme ini dapat menghasilkan berbagai jenis toksin
yang disebut mikotoksin. Aflatoksin merupakan nama sekelompok senyawa yang

6
termasuk mikotoksin, yang bersifat sangat toksik. Aflatoksin diproduksi terutama oleh
jamur Aspergillus sp.(Maskur, 2018)

7
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada bulan Oktober di Laboratorium Mikrobiologi


Jurusan Ilmu Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo.

3.2 Alat Dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Rak tabung reaksi,
tabung reaksi, inkubator, autoclave, laminarair flow, cawan petri, timbangan
analitik, string hotplate, erlenmenyer, cawan porselin, dan pipet.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Sampel uang,


aquades, aluminium foil, alkohol, media Media Nutrient Agar (NA), dan
media Potato Dextrose Agar (PDA)

3.3 Metode Percobaan

Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode deskriptif untuk
memeriksa cemaran mikroba pada uang yang sering dipakai untuk transaksi dengan
mengambil sampel pada uang kemudian dilakukan penilitian kurang dari 24 jam
setelah pengambilan sampel. Hasil penilitian akan dibandingkan dengan spesifikasi
mutu.

3.4. Parameter Uji

3.4.1. Parameter Uji Bakteri

a. Semua peralatan disterilkan dengan menggunakan autoclave pada tekanan 15 psi


selama 15 menit pada suhu 121°C.

8
b. Ditimbang NA sesuai kebutuhan (menggunakan rumus perhitungan agar) kemudian
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan diberi aquades sebanyak (x) ml setelah itu
dihomogenkan menggunakan magnet putar dan disterilkan dengan autoclave pada
tekanan 15 psi dengan suhu 121°C selama 15 menit.
c. Disiapkan larutan pengencer aqudes, kemudian dimasukan dalam tabung reaksi
sebanyak 9 ml masing-masing untuk pengenceran tingkat kemudian ditutup dengan
aluminium foil. Semua larutan pengenceran disterilkan dengan autoclave pada suhu
121°C tekanan 15 psi selama 15 menit.
d. Sampel hancurkan dan timbang 1 gram secara aseptis kemudian dimasukkan ke
dalam 9 ml aquades steril sehingga diperoleh larutan dengan tingkat pengenceran
10. Dari pengenceran 10¹ dipipet 1 ml ke dalam tabung reaksi 2 kemudian
dihomogenkan sehingga diperoleh pengenceran 10⁻²
e. Dari setiap pengenceran diambil 1 ml pindahkan ke cawan petri steril yang telah
diberi kode untuk tiap sampel pada tingkat pengenceran tertentu.
f. Semua cawan petri dituangkan secara aseptis NA sebanyak 15 ml -20 ml. Setelah
penuangan, cawan petri digoyang perlahan-lahan sambil diputar 3 kali ke kiri, ke
kanan, lalu ke depan, ke belakang, kiri dan kanan, kemudian didinginkan sampai
agar mengeras.
g. Setelah NA padat dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu kamar
(27,5°C -29,8°C) dengan posisi terbalik, Setelah masa inkubasi berakhir, dilakukan
perhitungan jumlah bakteri dan jumlah bakteri yang diperoleh dikalikan dengan
pengenceran Perhitungan jumlah koloni menggunakan rumus sebagai berikut:
N= Σ
(1xn1)+(0.1 x n2)x d
Keterangan Rumus :
N = Total Bakteri
Σ =Jumlah Bakteri
n1 = Pengenceran Pertama yang dapat di hitung
n2 = Pengenceran berikutnya yang dapat dihitung
d = Faktor Pengenceran

9
3.4.2 Parameter Uji Jamur

a. Semua peralatan disterilkan dengan menggunakan autoclave pada tekanan 15


psi selama 15 menit pada suhu 121°C.

b. Ditimbang PDA sesuai kebutuhan (menggunakan rumus perhitungan agar)


kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan diberi aquades sebanyak (x) ml
setelah itu dihomogenkan menggunakan magnet putar dan disterilkan dengan
autoclave pada tekanan 15 psi dengan suhu 121°C selama 15 menit.

c. Disiapkan larutan pengencer aqudes, kemudian dimasukan dalam tabung reaksi


sebanyak 9 ml masing-masing untuk pengenceran tingkat kemudian ditutup
dengan aluminium foil. Semua larutan pengenceran disterilkan dengan autoclave
pada suhu 121°C tekanan 15 psi selama 15 menit.

d. Sampel hancurkan dan timbang 1 gram secara aseptis kemudian dimasukkan ke


dalam 9 ml aquades steril sehingga diperoleh larutan dengan tingkat pengenceran
10. Dari pengenceran 10¹ dipipet 1 ml ke dalam tabung reaksi 2 kemudian
dihomogenkan sehingga diperoleh pengenceran 10⁻²

e. Dari setiap pengenceran diambil 1 ml pindahkan ke cawan petri steril yang telah
diberi kode untuk tiap sampel pada tingkat pengenceran tertentu.

f. Semua cawan petri dituangkan secara aseptis PDA sebanyak 15 ml -20 ml.
Setelah penuangan, cawan petri digoyang perlahan-lahan sambil diputar 3 kali ke
kiri, ke kanan, lalu ke depan, ke belakang, kiri dan kanan, kemudian didinginkan
sampai agar mengeras.

g. Setelah PDA padat dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu
kamar (27,5°C -29,8°C) dengan posisi terbalik, Setelah masa inkubasi berakhir,
dilakukan perhitungan jumlah bakteri dan jumlah bakteri yang diperoleh dikalikan
dengan pengenceran Perhitungan jumlah koloni menggunakan rumus sebagai
berikut:

1
4. N= Σ
5. (1xn1)+(0.1 x n2)x d
6. Keterangan Rumus
:
7. N = Total Bakteri
8. Σ =Jumlah Bakteri
9. n1 = Pengenceran Pertama yang dapat di hitung
10. n2 = Pengenceran berikutnya yang dapat dihitung
11. d = Faktor Pengenceran

1
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Aini, L. Q., & Abadi, A. L. (2015). Pengaruh Bakteri Bacillus sp.
DAN Pseudomonas sp. TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR
PATOGEN
Sclerotium rolfsii Sacc. PENYEBAB PENYAKIT REBAH SEMAI
PADA TANAMAN KEDELAI. Jurnal HPT, 3(1), 1–10.

Andries, J. R., Gunawan, P. N., & Supit, A. (2014). UJI EFEK ANTI BAKTERI
EKSTRAK BUNGA CENGKEH TERHADAP BAKTERI
Streptococcus mutans SECARA IN VITRO. E-GIGI, 2(2).
https://doi.org/10.35790/eg.2.2.2014.5763

Indrawan, P. N. (2022). Kontaminasi Bakteri Pada Uang Kertas : Systematic Review.


Archive of Community Health, 8(3), 496.

Sani, K., Wahyu Winarno, W., & Fauziati, S. (2016). Analisis Perbandingan Algoritma
Classification Untuk Authentication Uang Kertas (Studi Kasus: Banknote
Authentication). Jurnal Informatika, 10 (1), 1130 – 1139.
Sugito & Sutriswanto. (2018). Perbedaan Kontaminasi Bacteria Staphylococcus sp. di
Denominasi Uang Kertas Rupiah di Warung Jalan Adi Sucipto Kota Pontianak.
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa, 1: 167–171.
Sholihah, Nur Lailatus. (2014). Tinjauan Fiqih Muamalah terhadap Uang Digital
Bitcoin dengan Studi pada DSN-MUI dan Perusahaan ARTABIT. Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Takiddin. (2014). Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam. SALAM: Jurnal Filsafa Dan
Budaya Hukum, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai