Di susun oleh:
1. Syaidah : 230340
Daun tanaman serai berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat,
panjang, runcing dan memiliki bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin
runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas. Daunnya juga memiliki tepi
yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman serai tersusun sejajar dan letaknya
tersebar pada batang. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm sedangkan lebarnya
kirakira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah
daunnya berbulu halus (Arzani dan Riyanto, 1992).
Tanaman serai mengandung minyak esensial atau minyak atsiri. Minyak
atsiri dari daun serai rata-rata 0,7% (sekitar 0,5% pada musim hujan dan dapat
mencapai 1,2% pada musim kemarau). Minyak sulingan serai wangi berwarna
kuning pucat. Bahan aktif utama yang dihasilkan adalah senyawa aldehid
(sitronelol-C10H6O) sebesar 30-45%, senyawa alkohol (sitronelol-C10H20O dan
geraniol-C10H18O) sebesar 55-65% dan senyawa-senyawa lain seperti geraniol,
sitral, nerol, metal, heptonon dan dipentena (Khoirotunnisa, 2008).
2.3 Pengeringan
Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan hingga
mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat
aktifitas biologis dan kimia Menurut Hasibun (2005),Pengeringan merupakan
penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses
pengeringan produk pangan bergantung pada struktur bahan beserta parameter
pengeringan: kadar air, dimensi produk, suhu medium pemanas, berbagai laju
perpindahan pada permukaan dan kesetimbangan kadar air. Laju pengeringan
suatu bahan yang dikeringkan antara lain ditentukan oleh sifat bahan tersebut
seperti densitas yang tinggi, kadar air awal, serta hubungannya dengan
kesetimbangan kadar air pada kondisi pengeringan (Anon., 2012).
Pengawetan ikan dengan pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar
air dalam daging ikan sampai batas tertentu. Disamping itu juga bertujuan untuk
menghambat atau menghentikan mikroba dan kegiatan enzim yang dapat
menyebabkan kebusukan.
2.4 Kaldu Bubuk
Kaldu adalah produk yang diperoleh dari daging atau daging unggas
dengan cara memasak bahan yang kaya protein dan air atau tanpa penambahan
bumbu, lemak yang dapat dimakan, natrium klorida dan rempah-rempah untuk
meningkatkan rasa (SNI, 1996). Kaldu yang masih berbentuk cair akan cepat
mengalami kerusakan, oleh sebab itu dibuatlah kaldu dalam bentuk instan. Proses
pengeringan dapat dilakukan dengan peralatan tradisional atau modern (Meidiana,
2008). Pada penelitian ini akan dibuat kaldu bubuk dari ekstrak ikan nike ini
diharapkan dapat diterima oleh masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan uji
organoleptik (aroma, warna, rasa, tekstur) pada produk yang diperoleh. (Setyiasi
dkk, 2013).
Kaldu sebagai produk olahan yang sering dimanfaatkan sebagai bahan
penyerta pada masakan tertentu untuk memperbaiki cita rasa, aroma, kelezatan
ataupun kenampakan dari suatu masakan. Penggunaan kaldu semakin praktis
karena tidak perlu merebus daging atau tulang bersama rempah dalam waktuyang
lama, untuk menghasilkan kaldu cair cukup dengan menambahkan air panas pada
kaldu bubuk instan sehingga kaldu dapat disajikan dengan cepat dan mudah.
Kaldu bubuk juga memiliki nilai kandungan gizi dengan jumlah rata-rata sebagai
berikut pada tiap kandungannya, kandungan air 19,01%, Abu 24,60%, Lemak
36,61%, Protein 58,90% dan Karbohidrat 94,02%.
Daun sereh
Penirisan
Air penghancuran
penyaringan
filtrat
ikan nike
penghalusan
pencampuran
pengeringan
pengayakan
Parameter uji