Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UUAP)
merupakan undang-undang yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan secara
umum. Salah satu aspek yang diatur dalam UUAP adalah upaya administratif, yaitu prosedur yang dapat ditempuh oleh orang atau badan hukum yang merasa dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN). Dalam hal upaya administratif, UUAP mengalami beberapa pergeseran perubahan dari pengaturan sebelumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (UU PTUN). Pergeseran perubahan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain: Aspek Subjek Dalam UUAP, subjek upaya administratif tidak hanya terbatas pada orang atau badan hukum, tetapi juga meliputi: Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Organisasi masyarakat (ormas) Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Penambahan subjek upaya administratif ini dimaksudkan untuk memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat untuk menyelesaikan sengketa tata usaha negara secara administratif. Aspek Objek Dalam UUAP, objek upaya administratif tidak hanya terbatas pada KTUN, tetapi juga meliputi: Tindakan Tata Usaha Negara (TTUN) Tindakan hukum Tata Usaha Negara (THTUN) Penambahan objek upaya administratif ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam menyelesaikan sengketa tata usaha negara. Aspek Prosedur Dalam UUAP, prosedur upaya administratif menjadi lebih sederhana dan efektif. Hal ini terlihat dari beberapa perubahan berikut: Jangka waktu pengajuan keberatan administratif menjadi lebih singkat, yaitu 14 hari sejak KTUN diterima oleh yang berkepentingan. Jangka waktu pemeriksaan keberatan administratif menjadi lebih singkat, yaitu 30 hari sejak keberatan administratif diterima oleh instansi yang mengeluarkan KTUN. Putusan keberatan administratif bersifat final dan mengikat, kecuali dalam hal putusan keberatan administratif tersebut dibatalkan oleh pengadilan. Perubahan prosedur ini dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian sengketa tata usaha negara secara administratif. Aspek Efektivitas UUAP juga memberikan beberapa pengaturan yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas upaya administratif, antara lain: Pembentukan Komisi Banding Tata Usaha Negara (Kabantar) untuk menangani banding administratif. Pemberian kewenangan kepada Kabantar untuk meminta keterangan dari instansi yang mengeluarkan KTUN atau dari pihak lain. Pemberian kewenangan kepada Kabantar untuk memanggil dan meminta keterangan dari pihak yang terkait dengan sengketa tata usaha negara. Pengaturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas penyelesaian sengketa tata usaha negara secara administratif. Secara umum, perubahan pengaturan upaya administratif dalam UUAP merupakan langkah yang positif. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memberikan akses yang lebih luas, kepastian hukum, dan efektivitas bagi masyarakat dalam menyelesaikan sengketa tata usaha negara secara administratif. Berikut adalah beberapa ulasan terkait komparasi/perbandingan pengaturan Upaya Administratif dalam UUAP: Persamaan Kedua undang-undang tersebut mengatur upaya administratif sebagai prosedur yang dapat ditempuh oleh orang atau badan hukum yang merasa dirugikan oleh suatu KTUN. Kedua undang-undang tersebut juga mengatur dua jenis upaya administratif, yaitu keberatan administratif dan banding administratif. Perbedaan Subjek upaya administratif: UUAP mengatur subjek upaya administratif yang lebih luas, yaitu tidak hanya terbatas pada orang atau badan hukum, tetapi juga meliputi BUMN, BUMD, ormas, dan LSM. Objek upaya administratif: UUAP mengatur objek upaya administratif yang lebih luas, yaitu tidak hanya terbatas pada KTUN, tetapi juga meliputi TTUN dan THTUN. Prosedur upaya administratif: UUAP mengatur prosedur upaya administratif yang lebih sederhana dan efektif, antara lain dengan mempersingkat jangka waktu pengajuan dan pemeriksaan keberatan administratif, serta memberikan kewenangan kepada Kabantar untuk meminta keterangan dari instansi yang mengeluarkan KTUN atau dari pihak lain. Efektivitas upaya administratif: UUAP memberikan beberapa pengaturan yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas upaya administratif, antara lain dengan pembentukan Kabantar dan pemberian kewenangan kepada Kabantar untuk meminta keterangan dari instansi yang mengeluarkan KTUN atau dari pihak lain. Secara umum, perubahan pengaturan upaya administratif dalam UUAP merupakan langkah yang positif. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memberikan akses yang lebih luas, kepastian hukum, dan efektivitas bagi masyarakat dalam menyelesaikan sengketa tata usaha negara secara administratif.