Anda di halaman 1dari 37

TIF25 - KRIPTOGRAFI

Landasan Matematika Kriptografi II

Pertemuan 4
Sub-CPMK
• Mahasiswa mampu untuk menjelaskan dasar-dasar matematika
yaitu Teori Informasi, Teori Bilangan, Aljabar Abstrak yang
diperlukan untuk mempelajari kriptografi (C2, A2)

Materi

1. Teori Informasi
2. Teori Bilangan
3. Aljabar Abstrak
1. Teori Informasi
1.1 Pengantar
• Teori informasi dipublikasikan pertama kali oleh Shannon pada
tahun 1984.

• Teori ini mendefenisikan jumlah informasi didalam pesan sebagai


jumlah minimum bit yang dibutuhkan untuk mengkodekan pesan.
1.2 Entropi
1.2 Entropi (Lanj.)
Contoh : Pesan X = „AABBCBDB‟
n = 4 (A, B, C, D)
p(A) = 2/8, p(B) = 4/8
p(C) = 1/8, p(D) = 1/8
H(x) = -2 2log (2/8) – 4 2log(4/8)
-1 2log (1/8) – 1 2log(1/8)
= 4+4+3+3 = 14 bit
– Entropi rata-rata = 14/4 =1,75 bit per simbol
1.2 Entropi (Lanj.)
• Entropi juga menyatakan ketidaktentuan (uncertainty) dari pesan.

• Contoh :
– Kriptografi “Y6RuPZ” menyatakan plainteks “MALE” atau FEMALE,
maka uncertainty pesan = 1.
– Kriptanalis harus mempelajari hanya 1 bit yang dipilih secara tepat
untuk menemukan plainteks.
– Entropi system kriptografi adalah ukuran ruang kunci ,K
– Misal, sitem kriptografi dengan kunci 64 bit mempunyai entropi 64 bit
– Makin besar entropi, makin sulit memecahkan cipherteks
1.3 Laju Bahasa
• Schneier (1996) mendefenisikan laju bahasa sebagai:
R= H(X)/N  N = Panjang pesan

• Laju mutlak didefenisikan sebagai:


R= log2 (L)  L = Jumlah karakter didalam Bahasa

• Redudansi Bahasa (D)


D = R-r
1.3 Laju Bahasa (Lanj.)
• Kriptanalisi menggunakan redudansi alami dari Bahasa untuk
mengurangi kemungkinan jumlah plainteks.

• Contoh : Kata “dan” dalam B.Indo redundan. Misalnya jika


didalam cipherteks banyak muncul kriptogram “FTY” maka
kemungkinan besar itu adalah dan.

• Semakin besar redudansi bahasa, makin mudah melakukan


kriptanalisis.
2. Teori Bilangan
2.1 Pengantar
• Teori bilangan merupakan teori yang memainkan peranan sangat
penting didalam kriptografi khususnya pada kriptografi kunci-
public.

• Bilangan yang digunakan adalah bilangan bulat (integer).


2.2 Bilangan Bulat
• Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan
decimal
– Misalnya : 8, 21, 8765, -34, 0

• Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil yang


mempunyai titik desimal,
– Misalnya : 8.0, 34.25, 0.02.
2.3 Sifat Pembagian pada
Bilangan Bulat
• Misalkan a dan b bilangan bulat, a  0.
a habis membagi b (a divides b) jika terdapat bilangan bulat c
sedemikian sehingga b = ac.

• Notasi: a | b jika b = ac, c  Z dan a  0.

Contoh :
4 | 12 karena 12/4 = 3 (bilangan bulat) atau 12 = 4  3.
Tetapi 4 | 13 karena 13/4 = 3.25 (bukan bilangan bulat).
2.4 Teorema Euclidean
• Teorema Euclidean
– Misalkan m dan n bilangan bulat, n > 0. Jika m dibagai dengan
n maka terdapat bilangan bulat unik q (quotient) dari r
(remainder) sehingga

m = nq+r
Dengan 0  r < n.
2.5 Greatest Common Divisor
(GDC)
• Misalkan a dan b bilangan bulat tidak nol

• Pembagian bersama terbesar (PBB – greatest common divisor


atau GCD) dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar d
sedemikian sehingga d|a dan d|b

• Dalam hal ini kita nyatakan bahwa PBB (a,b) = d


2.5 Greatest Common Divisor
(GDC) (Lanj.)
• Contoh :
Faktor pembagi 45: 1, 3, 5, 9, 15, 45;
Faktor pembagi 36: 1, 2, 3, 4, 9, 12, 18, 36;
Faktor pembagi bersama 45 dan 36: 1, 3, 9

 PBB (45, 36) = 9


2.6 Algoritma Euclidean
• Tujuan : untuk mencari PBB dari dua buah bilangan bulat

• Penemu : Euclides, seorang matematikawan Yunani yang


menuliskan algoritmanya tersebut didalam bukunya yang terkenal
Element
2.6 Algoritma Euclidean (Lanj.)
• Cara kerja algoritma Euclidean:

1. Jika b=0 maka a adalah PBB (a,b);stop. Jika tidak (yaitu b≠0)
lanjutkan ke Langkah 2.
2. Bagilah a dengan b dan misalkan r adalah sisanya
3. Ganti nilai a dengan nilai b dan nilai b dengan nilai r, lalu ulang
kembali langkah 1
2.6 Algoritma Euclidean (Lanj.)
• Contoh:
• Misalkan a=80, b= 12 dan
dipenuhi syarat a≥b maka PBB
(80,12) dihitung dengan
algoritma Euclidean sbb:

• Sisa pembagian terakhir


sebelum 0 adalah 4, maka
PBB (80,12) =4
2.7 Kombinasi Lanjar
• PBB dari dua buah bilangan buat a dan b dapat dinyatakan sebagai
Kombinasi Lanjar (Linear Combination) dari a dan b yaitu :

• PBB(a,b) = ma+nb

• Contoh:
– PBB (80,12) = 4
– 4 = (-1).80+7.12.
2.7 Kombinasi Lanjar (Lanj)
• Algoritma untuk menemukan kombinasi lanjar dari dua buah
bilangan sama dengan PBB nya adalah dengan melakukan
substitusi secara mundur pada algoritma Euclidean.
2.8 Relatif Prima
• Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima jika PBB
(a,b) = 1

• Contoh :
(i) 20 dan 3 relatif prima sebab PBB(20, 3) = 1.
(ii) 7 dan 11 relatif prima karena PBB(7, 11) = 1.
(iii) 20 dan 5 tidak relatif prima sebab PBB(20, 5) = 5  1.
2.8 Relatif Prima (Lanj.)
• Jika a dan b relatif prima, maka terdapat bilangan bulat m dan n
sedemikian sehingga
ma + nb = 1
• Contoh :
– Bilangan 20 dan 3 adalah relatif prima karena PBB(20, 3) =1, atau
dapat ditulis
2 . 20 + (–13) . 3 = 1 (m = 2, n = –13)
– Tetapi 20 dan 5 tidak relatif prima karena PBB(20, 5) = 5  1
sehingga 20 dan 5 tidak dapat dinyatakan dalam m . 20 + n . 5 = 1.
2.9 Aritmetika Modulo
• Misalkan a dan m bilangan bulat (m > 0). Operasi a mod m
(dibaca “a modulo m”) memberikan sisa jika a dibagi dengan m.

• Notasi: a mod m = r sedemikian sehingga


a = mq + r, dengan 0  r < m.

• m disebut modulus atau modulo, dan hasil aritmetika modulo m


terletak di dalam himpunan : {0, 1, 2, …, m – 1}.
2.9 Aritmetika Modulo (Lanj)
• Contoh :Beberapa hasil operasi dengan operator modulo:
(i) 23 mod 5 = 3 (23 = 5  4 + 3)
(ii) 27 mod 3 = 0 (27 = 3  9 + 0)
(iii) 6 mod 8 = 6 (6 = 8  0 + 6)
(iv) 0 mod 12 = 0 (0 = 12  0 + 0)
(v) – 41 mod 9 = 4 (–41 = 9 (–5) + 4)
(vi) – 39 mod 13 = 0 (–39 = 13(–3) + 0)
2.9 Aritmetika Modulo (Lanj)
• Penjelasan untuk (v): Karena a negatif, bagi |a| dengan m
mendapatkan sisa r‟. Maka a mod m = m – r‟ bila r‟  0. Jadi |–
41| mod 9 = 5, sehingga –41 mod 9 = 9 – 5 = 4.
3. Aljabar Abstrak
3.1 Pengantar
• Aljabar abstrak (abstact algebra) adalah cabang matematika yang
mempelajari struktur aljabar seperti grup, cincin, medan, ruang
vector, dan aljabar.

• Aljabar abstrak mengkaji struktur aljabar dan sifat-sifatnya.

• Istilah aljabar abstrak digunakan untuk membedakan dengan


aljabar elementer yang diajarkan disekolah untuk memanipulasi
rumus bilangan riil.
3.2 Grup
• Grup (G,*) terdiri dari himpunan G bersama-sama dengan operasi
biner * pada G (yaitu GxG G) yang memenuhi empat aksima
berikut :
a) Tertutup : operasi biner * menghasilkan nilai didalam G
b) Asosiatif : untuk semua a,b,c didalam G, (a*b)*c=a*(b*c)
c) Elemen identitas : terdapat elemet identitas e sedemikian
sehingga untuk semua a didalam G maka berlaku e*a = a*e
=a.
d) Elemen balikan : untuk semua a didalam G
3.3 Cincin
• Cincin (R, +, x) terdiri dari himpunan R bersama-sama dengan
dua operasi biner + dan x sedemikian sehingga memenuhi
aksioma berikut:
a) (R,+) adalah grup abelian
b) Operasi perkalian bersifat asosiatif
c) Terdapat elemen identitas perkalian
d) Operasi x bersifat distributive terhadap penjumlahan.

• Sebuah cincin dikatakan cincin komutatif jika berlaku axb = bxa


untuk semua a, b, € R
3.4 Medan
• Medan F adalah sebuah cincin komutatif dimana setiap elemen
tidak nol mempunyai balikan perkalian.

• Secara sederhana medan adalah tempat dimana kita


mendapatkan operasi seperti penjumlahan dan perkalian.

• Sebuah medan disebut berhingga (finite field) jika himpunanya


memiliki jumlah eleme yang berhingga.
3.4.1 Medan Berhingga
3.4.2 Medan Galois (Galois Field)
Kesimpulan
• Teori Informasi mendefenisikan jumlah informasi didalam pesan
sebagai jumlah minimum bit yang dibutuhkan untuk
mengkodekan pesan.

• Entropi adalah ukuran yang menyatakan jumlah informasi didalam


pesan.

• Kriptanalisi menggunakan redudansi alami dari Bahasa untuk


mengurangi kemungkinan jumlah plainteks.
Kesimpulan (Lanj.)
• Teori bilangan merupakan teori yang memainkan peranan sangat
penting didalam kriptografi khususnya pada kriptografi kunci-
public.

• Aljabar abstrak (abstact algebra) adalah cabang matematika yang


mempelajari struktur aljabar seperti grup, cincin, medan, ruang
vector, dan aljabar.

Anda mungkin juga menyukai