Anda di halaman 1dari 13

Nama : Farug Human Maulana

NIM : 02022682327021

Mata Kuliah : Metode Pembuatan Akta

Perbedaan antara Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 dengan Undang-Undang

Revisi Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris :

UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004


SEBELUM DAN SETELAH REVISI TANGGAL 17 Desember 2013
FAKTOR PEMBEDA UUJN LAMA UUJN REVISI
PASAL 1 angka 1 Notaris adalah pejabat umum Notaris adalah pejabat umum
PENGERTIAN yang berwenang untuk yang berwenang untuk membuat
NOTARIS membuat akta otentik dan akta autentik dan memiliki
kewenangan lainnya kewenangan lainnya sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam dimaksud dalam Undang-Undang
Undang-Undang ini. ini atau berdasarkan
undang-undang lainnya.
PASAL 1 angka 2 Pejabat Sementara Notaris Pejabat Sementara Notaris adalah
PEJABAT adalah seorang yang untuk seorang yang untuk sementara
SEMENTARA sementara menjabat sebagai menjabat sebagai Notaris
NOTARIS Notaris untuk menjalankan untukmenjalankan jabatan dari
jabatan Notaris yang Notaris yang meninggal dunia.
meninggal dunia,
diberhentikan, atau
diberhentikan sementara
PASAL 1 angka 6 MPD Majelis Pengawas adalah Majelis Pengawas Notaris yang
suatu badan yang mempunyai selanjutnya disebut Majelis
kewenangan dan kewajiban Pengawasadalah suatu badan yang
untuk melaksanakan mempunyai kewenangan dan
pembinaan dan pengawasan kewajiban untuk melaksanakan
terhadap Notaris. pembinaan dan pengawasan
terhadap Notaris
PASAL 1 angka 8 Minuta Akta adalah asli Akta Minuta Akta adalah asli Akta
MINUTA AKTA Notaris yang mencantumkan tanda tangan
para penghadap, saksi, dan
Notaris, yang disimpan sebagai
bagian dari Protokol Notaris.

PASAL 3 SYARAT 1. Berumur paling sedikit 1) Berumur paling sedikit 27


MENJADI NOTARIS 27 (dua puluh tujuh) (dua puluh tujuh) tahun;
tahun 2) Telah menjalani magang atau
2. Telah menjalani magang nyata-nyata telah bekerja
atau nyata-nyata telah sebagai karyawan Notaris
bekerja sebagai karyawan dalam waktu paling singkat
Notaris dalam waktu 12 24 (dua puluh empat) bulan
(dua belas) bulan berturut-turut pada kantor
berturut-turut pada kantor Notaris atas prakarsa sendiri
Notaris atas prakarsa atau atas rekomendasi
sendiri atau atas Organisasi Notaris setelah
rekomendasi Organisasi lulus strata dua kenotariatan;
Notaris setelah lulus
strata dua kenotariatan.

PASAL 16 ayat (1) bertindak jujur, saksama, bertindak amanah, jujur,


huruf a mandiri, tidak berpihak, dan saksama, mandiri, tidak berpihak,
menjaga kepentingan pihak dan menjaga kepentingan pihak
yang terkait dalam perbuatan yang terkait dalam perbuatan
hukum; hukum;
PASAL 16 ayat (1) mengeluarkan Grosse Akta, melekatkan surat dan
huruf c Penambahan Salinan Akta, atau Kutipan dokumen serta sidik jari
Akta berdasarkan Minuta penghadap pada Minuta Akta;
Akta; (berubah menjadi huruf
d)
PASAL 15 ayat (10, 11, Tidak ada (10)Ketentuan sebagaimana
12, dan 13) dimaksud pada ayat (9) tidak
berlaku untuk pembuatan Akta
wasiat.
(11)Notaris yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a sampai
dengan huruf l dapat dikenai
sanksi berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pemberhentian sementara;
c. Pemberhentian dengan
hormat; atau
d. pemberhentian dengan tidak
hormat.
(12)Selain dikenai sanksi
sebagaimana dimaksud pada ayat
(11)pelanggaran terhadap
ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf j
dapat menjadi alasan bagi pihak
yang menderita kerugian untuk
menuntut penggantian biaya, ganti
rugi, dan bunga kepada Notaris.
(13)Notaris yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf n dapat
dikenai sanksi berupa peringatan
tertulis.

PASAL 16A Tidak ada 1. Calon Notaris yang sedang


melakukan magang wajib
melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) huruf a.
2. Selainkewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ,
calon Notaris juga wajib
merahasiakan segala sesuatu
mengenai Akta yang
dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh
guna pembuatan Akta.

PASAL 17 ayat (2) Tidak ada Notaris yang melanggar ketentuan


SANKSI RANGKAP sebagaimana dimaksud pada ayat
JABATAN (1) dapat dikenai sanksi berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat;
atau
d. pemberhentian dengan tidak
hormat.

PASAL19 Hanya 2 ayat : 1. Notaris wajib mempunyai


KEDUDUKAN 1. Notaris mempunyai hanya satu kantor, yaitu di
NOTARIS tempat kedudukan di tempat kedudukannya
daerah kebupaten atau 2. Tempat kedudukan Notaris
kota sebagai Pejabat Pembuat
2. Notaris mempunyai Akta Tanah wajib mengikuti
wilayah jabatan meliputi tempat kedudukan Notaris.
seluruh wilayah provinsi 3. Notaris tidak berwenang
dari secara berturut-turut dengan
tempatkedudukannya. tetap menjalankan jabatan di
Terdapat 4 ayat luar tempat kedudukannya.
4. Notaris yang melanggar
ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat
dikenai sanksi berupa:
A. peringatan tertulis;
B. pemberhentian sementara;
C. pemberhentian dengan hormat;
atau
D. pemberhentian dengan tidak
hormat.
PASAL 22 (1) Formasi Jabatan Notaris (1)Formasi Jabatan Notaris
FORMASI NOTARIS ditetapkan berdasarkan: ditetapkan berdasarkan:
a. kegiatan dunia usaha; a.kegiatan dunia usaha;
b. jumlah penduduk; dan/atau b.jumlah penduduk; dan/atau
c. rata-rata jumlah akta yang c.rata-rata jumlah Akta yang
dibuat oleh dan/atau di dibuat oleh dan/atau di hadapan
hadapan Notaris setiap bulan. Notaris setiap bulan.
(2) Formasi Jabatan Notaris
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat
mengenai Formasi Jabatan (1) merupakan pedoman untuk
Notaris sebagaimana menentukan kategori daerah.
dimaksud pada ayat (3)Ketentuan lebih lanjut
(1) diatur dalam Peraturan mengenai Formasi Jabatan Notaris
Menteri. dan penentuan kategori daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Menteri.
PASAL 33 (1) Notaris yang 1) Notaris yang menjalankan
CUTI NOTARIS menjalankan cuti wajib cuti wajib menyerahkan
DAN PENYERAHAN menyerahkan Protokol Protokol Notaris kepada
PROTOKOL Notaris kepada Notaris Notaris Pengganti
Pengganti.(2) Notaris 2) Notaris Pengganti
Pengganti menyerahkan menyerahkan kembali
kembali Protokol Notaris Protokol Notaris kepada
kepada Notaris setelah cuti Notaris setelah cuti berakhir.
berakhir.(3) Serah terima 3) Serah terima sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (1) dan ayat (2) ayat (2) dibuatkan berita
dibuatkan berita acara dan acara dan disampaikan
disampaikan kepada Majelis kepada Majelis Pengawas
Pengawas Wilayah. Wilayah.
4) Notaris yang melanggar
ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) dapat dikenai
sanksi berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Pemberhentian sementara;
c. Pemberhentian dengan
hormat; atau
d. Pemberhentian dengan tidak
hormat.

PASAL 33 (1) Syarat untuk dapat (1) Syarat untuk dapat diangkat
KETENTUAN diangkat menjadi Notaris menjadi Notaris Pengganti dan
MENJADI NOTARIS Pengganti, Notaris Pengganti Pejabat Sementara Notaris adalah
Khusus, dan Pejabat warga negara Indonesia yang
Sementara Notaris adalah berijazah sarjana hukum dan telah
warga negara Indonesia yang bekerja sebagai karyawan kantor
berijazah sarjana hokum dan Notaris paling sedikit 2 (dua)
telah bekerja sebagai tahun berturut-turut.
karyawan kantor Notaris (2) Ketentuan yang berlaku bagi
paling sedikit 2 (dua) tahun Notaris sebagaimana dimaksud
berturutturut. dalam Pasal 4, Pasal 15, Pasal 16,
(2) Ketentuan yang berlaku dan Pasal 17 berlaku bagi Notaris
bagi Notaris sebagaimana Pengganti dan Pejabat Sementara
dimaksud dalam Pasal 15, Notaris, kecuali Undang-Undang
Pasal 16, dan Pasal 17 ini menentukan lain.
berlaku bagi Notaris
Pengganti, Notaris Pengganti
Khusus, dan
Pejabat sementara Notaris,
kecuali Undang-Undang ini
menentukan lain.
PASAL 34 (1) Apabila dalam satu Dihapus
wilayah jabatan hanya
terdapat 1 (satu) Notaris,
Majelis PengawasDaerah
dapat menunjuk Notaris
Pengganti Khusus yang
berwenang untuk membuat
aktauntuk kepentingan
pribadi Notaris tersebut atau
keluarganya.
(2) Penunjukan sementara
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak disertai dengan
serahterima Protokol Notaris.
(3) Notaris Pengganti Khusus
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib diambil
sumpah/janjijabatan oleh
Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.
PASAL 48 (1) Isi akta tidak boleh diubah 1)Isi Akta dilarang untuk diubah
PERUBAHAN ISI atau ditambah, baik berupa dengan:
AKTA penulisan tindih, a. diganti;
penyisipan,pencoretan, atau b. ditambah;
penghapusan dan c. dicoret;
menggantinya dengan yang d. disisipkan
lain. e. dihapus; dan/atau
(2) Perubahan atas akta f. ditulis tindih.
berupa penambahan, (2)Perubahan isi Akta
penggantian, atau pencoretan sebagaimana dimaksud pada ayat
dalam akta hanyasah apabila (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan
perubahan tersebut diparaf huruf d dapat dilakukan dan sah
atau diberi tanda pengesahan jika perubahan tersebut diparaf
lain oleh penghadap,saksi, atau diberi tanda pengesahan lain
dan Notaris. oleh penghadap, saksi, dan
Notaris.
(3)Pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2)
mengakibatkan suatu Akta hanya
mempunyai kekuatan pembuktian
sebagai akta di bawah tangan dan
dapat menjadi alasan bagi pihak
yang menderita kerugian untuk
menuntut penggantian biaya, ganti
rugi, dan bunga kepada Notaris.
PASAL 49 (1)Setiap perubahan atas akta (1) Setiap perubahan atas Akta
dibuat di sisi kiri akta. sebagaimana dimaksud dalam
(2)Apabila suatu perubahan Pasal 48 ayat (2) dibuat di sisi kiri
tidak dapat dibuat di sisi kiri Akta.
akta, perubahan tersebut (2) Dalam hal suatu perubahan
dibuat padaakhir akta, tidak dapat dibuat di sisi kiri Akta,
sebelum penutup akta, dengan perubahan tersebut dibuat pada
menunjuk bagian yang diubah akhir Akta, sebelum penutup
atau dengan menyisipkan Akta, dengan menunjuk bagian
lembar tambahan. yang diubah atau dengan
(3) Perubahan yang dilakukan menyisipkan lembar tambahan.
tanpa menunjuk bagian yang (3)Perubahan yang dilakukan
diubah mengakibatkan tanpa menunjuk bagian yang
perubahan tersebut batal. diubah mengakibatkan perubahan
tersebut batal.
(4)Pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2)
mengakibatkan suatu Akta hanya
mempunyai kekuatan pembuktian
sebagai akta di bawah tangan dan
dapat menjadi alasan bagi pihak
yang menderita kerugian untuk
menuntut penggantian biaya, ganti
rugi, dan bunga kepada Notaris.
PASAL 50 (1) Apabila dalam akta perlu Jika dalam Akta perlu dilakukan
dilakukan pencoretan kata, pencoretan kata, huruf, atau
huruf, atau angka, hal angka, pencoretan dilakukan
tersebutdilakukan demikian sedemikian rupa sehingga tetap
rupa sehingga tetap dapat dapat dibaca sesuai dengan yang
dibaca sesuai dengan yang tercantum semula, dan jumlah
tercantumsemula, dan jumlah kata, huruf, atau angka yang
kata, huruf, atau angka yang dicoret dinyatakan pada sisi kiri
dicoret dinyatakan pada sisi Akta.
akta. (2) Pencoretan sebagaimana
(2) Pencoretan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah setelah diparaf
dinyatakan sah setelah diparaf atau diberi tanda pengesahan lain
atau diberitanda pengesahan oleh penghadap, saksi, dan
lain oleh penghadap, saksi, Notaris.
dan Notaris. (3) Dalam hal terjadi perubahan
(3) Apabila terjadi perubahan lain
lain terhadap perubahan terhadap pencoretan sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada dimaksud pada ayat (2),
ayat (2), perubahan itu perubahan itu dilakukan pada
dilakukan pada sisi akta sisikiri Akta sesuai dengan
sesuai dengan ketentuan ketentuansebagaimana
dalam Pasal 49. dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2).
(4) Pada penutup setiap akta (4) Pada penutup setiap Akta
dinyatakan jumlah perubahan, dinyatakan tentang ada atau tidak
pencoretan, dan penambahan adanya perubahan atas
pencoretan.

(5) Dalam hal


ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4), serta dalam Pasal
38 ayat (4) huruf d tidak
dipenuhi, Akta tersebut hanya
mempunyai kekuatan pembuktian
sebagai akta di bawah tangan dan
dapat menjadi alasan bagi pihak
yang menderita kerugian untuk
menuntut penggantian biaya, ganti
rugi, dan bunga kepada Notaris.
PASAL 66 PROSES (1) Untuk kepentingan proses (1)Untuk kepentingan proses
PENYIDIKAN, peradilan, penyidik, penuntut peradilan, penyidik, penuntut
PERADILAN, umum, atau hakim dengan umum, atau hakim dengan
PENUNTUTAN persetujuan Majelis Pengawas persetujuan majelis kehormatanN
Daerah berwenang: otaris berwenang:
a.mengambil fotokopi Minuta a. mengambil fotokopi Minuta
Akta dan/atau surat-surat Akta dan/atau surat-surat yang
yang dilekatkan pada dilekatkan pada Minuta Akta atau
MinutaAkta atau Protokol Protokol Notaris dalam
Notaris dalam penyimpanan penyimpanan Notaris; dan
Notaris; dan b. memanggil Notaris untuk hadir
dalam pemeriksaan yang
b. memanggil Notaris untuk berkaitan dengan Akta atau
hadir dalam pemeriksaan Protokol Notaris yang berada
yang berkaitna dengan akta dalam penyimpanan Notaris.
yangdibuatnya atau Protokol (2) Pengambilan fotokopi Minuta
Notaris yang berada dalam Akta atau surat-surat sebagaimana
penyimpanan Notaris. dimaksud pada ayat (1) huruf a,
(2) Pengambilan fotokopi dibuat berita acara penyerahan.
Minuta Akta atau surat-surat (3) Majelis kehormatan Notarisda
sebagaimana dimaksud pada lam waktu paling lama 30
ayat (1)huruf a, dibuat berita (tigapuluh) hari kerja terhitung
acara penyerahan. sejak diterimanya surat
permintaan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)wajib memberikan jawaban
menerima atau menolak
permintaan persetujuan.
(4) Dalam hal majelis kehormatan
Notaris tidak memberikan
jawaban dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), majelis kehormatan Notaris
dianggap menerima permintaan
persetujuan.
PASAL 66A TIDAK ADA 1) Dalam melaksanakan
pembinaan, Menteri membentuk
majelis kehormatan Notaris
2) Majelis kehormatan Notaris
berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri
atas unsur:
a. Notaris sebanyak 3 (tiga)
orang;
b. Pemerintah sebanyak 2 (dua)
orang; dan
c. ahli atau akademisi sebanyak 2
(dua) orang.
3)Ketentuan lebih lanjut mengenai
tugas dan fungsi, syarat dan tata
cara pengangkatan dan
pemberhentian, struktur
organisasi, tata kerja, dan
anggaran majelis kehormatan
Notaris diatur dengan Peraturan
Menteri.
PASAL 88 Pada saat Undang-Undang ini Pada saat Undang-Undang ini
mulai berlaku, permohonan mulai berlaku:
untuk diangkat menjadi a. Pengajuan permohonan
Notaris yangsudah memenuhi sebagai Notaris yang sedang
persyaratan secara lengkap diproses, tetap diproses
dan masih dalam proses berdasarkan Undang-Undang
penyelesaian, tetapdiproses Nomor 30 Tahun 2004 tentang
berdasarkan ketentuan Jabatan Notaris.
peraturan b. Masa magang yang telah
perundang-undangan yang dijalani calon Notaris tetap
lama. diperhitungkan berdasarkan
persyaratan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
PASAL 91A dan 91B Tidak ada Hanya berisi Pasal 91A
ketentuan penutup
Ketentuan mengenai tata cara
penjatuhan sanksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2),
Pasal 16 ayat (11) dan ayat (13),
Pasal 17 ayat (2), Pasal 19 ayat
(4), Pasal 32 ayat (4), Pasal 37
ayat (2), Pasal 54 ayat (2), dan
Pasal 65A diatur dalam Peraturan
Menteri….bagaimana ketentuan
sanksi terhadap pasal 82….catatan
(penjatuhan sanksi terhadap
organisasi tidak mungkin dengan
Peraturan Menter karna
Organisasi tsb ditetapkan dengan
UU)

Pasal 91B
Peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang ini harus
ditetapkan paling lama 1 (satu)
tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan.

Perubahan UUJN Lama ke UUJN baru, tidak menggambarkan suatu perubahan secara
filosofi dan norma dan teori hokum yang berlaku. Hal ini terlihat dari penyesuaian
dalam perubahan, terkesan tambal sulam, dan tidak bermakna sebagaimana perubahan
tersebut, terhadap jabatan Notaris sebagai pejabat yang ditunjuk oleh UU untuk
membuat akta-akta otentik, yang memiliki nilai otentisitas sebagai bukti yang
sempurna. Seharusnya dalam perubahan tersebut, harusnya memetakan segala
permasalahan yang sedang dijalankan oleh seorang Notaris.

Anda mungkin juga menyukai