Tugas Yuli Benang Merah UU Notaris
Tugas Yuli Benang Merah UU Notaris
30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris. Rampungnya revisi undang-undang ini disambut baik oleh para
notaris yang tergabung dalam Ikatan Notaris Indonesia
Kendati demikian, pro kontra atas undang-undang jabatan notaris yang baru tak terelakkan.
Berbagai rasa tumpah ruah. Ada yang suka, ada yang tidak. Ada yang puas dan ada yang
harus menelan rasa kecewa dan bingung. Masuk akal memang jika timbul pro kontra sebab
tak mungkin semua keinginan para anggota ditampung dalam satu undang-undang.
Salah satu pasal yang dianggap mengecewakan adalah soal jangka waktu magang notaris.
Para calon notaris sebagian tak menyukai masa magang menjadi 24 bulan. Calon notaris
berpikir tak ada guna magang selama 2 tahun. Hingga muncullah pemikiran bahwa
perpanjangan masa magang adalah salah satu bentuk moratorium terselubung.
Pasal lain yang sempat menyedot perhatian adalah ketentuan mengenai sidik jari. Terdengar
sederhana, tetapi tidak dalam praktiknya. Para notaris kebingungan jari-jari mana saja yang
harus diambil sidik jarinya dan bagaimana mekanisme penggunaan sidik jari secara
elektronik. Bahkan sempat terlontar jika notaris disamakan dengan pemeriksa para kriminal.
Selain pasal-pasal tersebut, banyak pasal yang berbeda antara ketentuan yang baru dengan
yang lama. Berdasarkan pengamatan hukumonline, ada 44 pasal yang mengalami
amandemen, baik berupa perubahan, penambahan, maupun penghapusan. Hal ini juga patut
diperhatikan sebab implikasi hukumnya menjadi berbeda. Coba simak di bawah ini pasal-
pasal yang perbedaannya cukup krusial antara ketentuan lama dengan yang baru
Masa Magang Notaris Pasal 3 huruf f Berubah menjadi 24 Baru bisa diangkat
menyatakan masa bulan menjadi notaris setelah
magang hanya 12 magang selama 2
bulan berturut-turut tahun berturut-turut.
pada kantor notaris.
Pelekatan Sidik Jari di Tidak diatur Diatur dalam Pasal 16 Notaris wajib
Minuta Akta ayat (1) huruf c melekatkan sidik jari
para penghadap di
minuta akta dengan
alasan keamanan.
Sidik jari yang diambil
cukup menggunakan
jempol kanan atau kiri.
Larangan rangkap Rangkap jabatan yang Rangkap jabatan yang Kewenangan Notaris
jabatan sebagai PPAT di larang adalah di luar di larang adalah di melakukan pekerjaan
atau Pejabat Lelang wilayah jabatan luar tempat kedudukan jabatan PPAT dan
Kelas II Notaris (Pasal 17 huruf Notaris Pejabat Lelang Kelas
g). (Pasal 17 ayat (1) II hanya boleh
huruf g). dilakukan di kabupaten
atau kota tempat
Notaris berkantor,
tidak boleh lagi
dilakukan untuk satu
Provinsi. Masalah ini
semakin diperkuat
dengan pasal
berikutnya, yaitu Pasal
19 angka 2, yaitu
tempat kedudukan
PPAT wajib mengikuti
tempat kedudukan
Notaris. Artinya,
notaris tidak boleh
membuka kantor
PPAT berbeda dengan
tempat kedudukan
kantor notarisnya.
Apabila dilanggar,
Notaris mendapatkan
sanksi.
Bentuk usaha yang Pasal 20 ayat (1) Diubah menjadi, Dengan perubahan dari
dijalankan notaris mengatur bahwa notaris dapat perserikatan perdata ke
Notaris dapat menjalankan persekutuan perdata,
menjalankan jabatannya dalam artinya seorang notaris
jabatannya dalam bentuk persekutuan dapat bergabung
bentuk perserikatan perdata. dengan beberapa
perdata. notaris membentuk
satu badan usaha dan
mengelolanya secara
bersama-sama secara
terus menerus dan
bertujuan mencari
keuntungan.
Revisi UU Nomor 5
Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik
Monopoli dan
Persaingan Usaha
Tidak Sehat berupaya
juga mengatur hal ini.
Bahasa Akta Bahasa akta yang Bahasa akta yang Penggunaan bahasa
sebagaimana diatur digunakan adalah digunakan adalah Indonesia dalam
dalam Pasal 43. bahasa Indonesia. wajib Bahasa ketentuan baru
Bahasa asing dapat Indonesia. Jika para semakin dipertegas
digunakan jika para pihak menghendaki, dengan kata wajib.
pihak menghendakinya akta dapat dibuat Akan tetapi, kewajiban
sepanjang undang- dalam bahasa asing. ini sedikit melunak
undang tidak dengan
menentukan lain. diperbolehkannya
penggunaan bahasa
asing jika para pihak
menghendakinya.
Terlebih lagi, untuk
pembuatan akta yang
menggunakan bahasa
asing ini tidak lagi
dibatasi dengan
koridor sepanjang
undang-undang tidak
menentukan lain.
Sehingga, akta apa saja
sepanjang para pihak
menghendaki dapat
menggunakan bahasa
asing.
Berhati-hatilah dengan
UU Nomor 24 Tahun
2009 tentang Bendera,
Bahasa, Lambang
Negara dan Lagu
Kebangsaan. Bisa jadi
kontrak yang dibuat
secara notaril
dimintakan
pembatalannya di
muka hakim.
Akibatnya banyak ketentuan dalam UU 2 Tahun 2014 yang justru menjadi pembatas dan membuat
notaris dalam praktiknya merasa was-was dalam menjalankan tugas dan fungsinya, terutama
terhadap notaris yang ingin berorganisasi, maupun notaris yang merasa perlu mendapatkan
perlindungan hukum dalam menjalankan tugas dan profesinya.