Anda di halaman 1dari 50

PROJEK PENGUATAN PROFIL

PELAJAR PANCASILA (P5)

KELOMPOK 1 E6
SMAN 1 PURWAKARTA
KAJIAN MENDALAM TENTANG

BULLYING
DALAM PERSPEKTIF KONTEKS SOSIAL DI LINGKUNGAN
SEKOLAH : EKSPLORASI FAKTOR PEMICU, DAMPAK DAN SOLUSI.

KELOMPOK 1
E6
KEISHA
ALIKA PUTRI
AGNI
NAILA ALIYATUL ANUGRAH
H. B. ALGIFARI
(Anggota) (Anggota)
FAJAR SAROY KAYLA AJENG
MAULANA ZIDAN DZAKIAH PRAMESTI
HIDAYAT RAMADHANI
(Anggota) (Anggota) (Anggota)
APA BULLYING?
ITU

KELOMPOK 1
E6
BULLYING

Bullying adalah perilaku yang


sengaja merugikan, menyakiti, atau
mempermalukan orang lain secara
berulang kali. Baik secara verbal,
fisik, maupun psikologis sehingga
korban merasa tertekan, trauma,
dan tak berdaya.

KELOMPOK 1
E6
BULLYING

Bullying kerap terjadi di antara


anak-anak, remaja, dan orang
dewasa. Hal ini kerap terjadi di
lingkungan sekolah.

KELOMPOK 1
E6
FAKTOR PEMICU

DAMPAK

SOLUSI
KELOMPOK 1
E6
FAKTOR PEMICU

KELOMPOK 1
E6
FAKTOR PEMICU

Keluarga yang kurang


harmonis

Faktor pergaulan

Rasa ingin mendominasi

Kurangnya pengawasan
KELOMPOK 1 sekolah
E6
FAKTOR PEMICU

Faktor keluarga menjadi penyebab salah satu timbulnya


perilaku bullying, dikarenakan adanya keluarga yang
kurang harmonis, tidak utuh, serta kurangnya
komunikasi antara orang tua dan seorang anak.

KELOMPOK 1
E6
FAKTOR PEMICU

Keluarga yang kurang


harmonis

Faktor Pergaulan

Rasa ingin mendominasi

Kurangnya pengawasan
KELOMPOK 1 sekolah
E6
FAKTOR PEMICU

Faktor pergaulan menjadi penyebab timbulnya perilaku


bullying, yang kerap terjadi diantara teman yang ingin
diakui, dengan tujuan untuk mempertahankan status
atau diterimanya di dalam suatu kelompok.

KELOMPOK 1
E6
FAKTOR PEMICU

Keluarga yang kurang


harmonis

Faktor pergaulan

Rasa ingin mendominasi

Kurangnya pengawasan
KELOMPOK 1
sekolah
E6
FAKTOR PEMICU

Keinginan untuk mendominasi menjadi faktor yang


bisa mendorong siswa untuk melakukan perilaku
bullying. Disebabkan oleh seseorang yang dominan,
dan merasa dirinya lebih kuat di antara
lingkungannya.

KELOMPOK 1
E6
FAKTOR PEMICU

Keluarga yang kurang


harmonis

Faktor pergaulan

Rasa ingin mendominasi

Kurangnya pengawasan
KELOMPOK 1 sekolah
E6
FAKTOR PEMICU

Kurangnya pengawasan sekolah juga menjadi


penyebab salah satu timbulnya perilaku bullying,
yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk
terlibat dalam perilaku bullying dikarenakan
kurangnya konsekuensi dari pihak sekolah.

KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

PELAKU KORBAN

KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

PELAKU
Kesulitan mengendalikan
Pertemanan Bermasalah
emosi

Beresiko menjadi pelaku


Peluang pendidikan dan karir kekerasan dalam lingkungan
yang terpengaruh sosial dan rumah tangga

Resiko hukum dan disiplin


Perkembangan empati terhambat

KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

Kesulitan mengendalikan emosi PELAKU


Kesulitan mengendalikan emosi adalah
kondisi di mana seseorang mengalami
kesulitan dalam mengatur, mengelola, atau
merespons emosi mereka secara tepat dan
seimbang. Hal ini dapat berdampak negatif
pada kesejahteraan mental dan hubungan
seseorang.
KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

PELAKU Peluang Pendidikan dan Karir yang Terpengaruh

Dalam beberapa kasus, catatan perilaku buruk


terkait pembullyan di sekolah atau tempat
kerja dapat mempengaruhi peluang pendidikan
atau karir pelaku di masa depan. Institusi
pendidikan dan perusahaan mungkin ragu
untuk menerima seseorang dengan rekam jejak
perilaku buruk.
KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

Perkembangan Empati Terhambat PELAKU


Terlibat dalam tindakan pembullyan bisa
menghambat perkembangan empati pelaku.
Mereka mungkin sulit memahami perasaan dan
perspektif orang lain, karena telah terbiasa
memperlakukan orang lain dengan tidak
menghormati.

KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

PELAKU Pertemanan Bermasalah

Dampak dari tindakan pembullyan bisa


merusak hubungan pertemanan. Teman-
teman pelaku mungkin merasa tidak
nyaman atau tidak suka dengan perilaku
mereka, sehingga hubungan menjadi tegang
atau bahkan berakhir.
KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

Beresiko menjadi pelaku PELAKU


kekerasan dalam lingkungan
sosial dan rumah tangga

Meskipun tidak semua pelaku bullying akan berakhir sebagai


pelaku kekerasan, ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi potensi peralihan dari perilaku pembullyan
menjadi perilaku kekerasan. Terlibat dalam bullying dapat
memperkuat persepsi bahwa kekerasan adalah cara yang
efektif untuk mengendalikan orang lain atau menunjukkan
dominasi. Ini bisa membentuk pandangan yang salah tentang
bagaimana mengatasi konflik dengan kekerasan. KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

PELAKU Resiko Hukum dan Disiplin

Tergantung pada seriusnya pembullyan dan


kebijakan sekolah, pelaku pembullyan bisa
menghadapi konsekuensi hukum atau
disiplin. Ini dapat mencakup hukuman
internal di sekolah, atau bahkan tindakan
hukum lebih lanjut.
KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

KORBAN
Prestasi Akademis Menurun Gangguan Psikososial

Pemikiran Bunuh Diri Isolasi Sosial

Trauma Jangka Panjang Kesehatan Fisik Menurun


KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

Prestasi Akademis Menurun


KORBAN
Korban pembullyan sering kesulitan berkonsentrasi di
sekolah, yang bisa mengakibatkan penurunan prestasi
akademis. Korban pembullyan seringkali mengalami stres
dan kecemasan yang tinggi akibat ancaman fisik atau
verbal dari para pelaku. Kondisi ini membuat korban sulit
berkonsentrasi dan fokus pada pelajaran, mengganggu
kemampuan mereka dalam memahami materi pelajaran
dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

KORBAN Pemikiran Bunuh Diri

Pembullyan dapat memicu atau memperburuk gangguan


mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Gangguan mental ini dapat memengaruhi pola pikir dan
membuat seseorang lebih rentan terhadap pikiran
bunuh diri. Dalam beberapa kasus, korban pembullyan
merasa begitu terjebak dalam perasaan putus asa
sehingga mereka merasa bunuh diri adalah satu-
satunya jalan keluar dari penderitaan yang mereka
KELOMPOK 1
alami.
E6
DAMPAK

Trauma Jangka Panjang


KORBAN
Pembullyan seringkali berlangsung dalam jangka waktu yang
lama dan bisa terjadi berulang kali. Intensitas dari
pengalaman ini bisa sangat mengganggu dan merusak
stabilitas emosional korban. Dampak pembullyan yang
berkepanjangan pada korban dapat mengakibatkan Post-
Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau Gangguan Stres
Pascatrauma dalam jangka panjang. PTSD adalah kondisi
kesehatan mental serius yang dapat memengaruhi seseorang
setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa-trauma,
seperti pembullyan yang berkepanjangan. KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

Gangguan Psikososial
KORBAN

Pembullyan dapat memicu berbagai gangguan emosi


seperti depresi, kecemasan, dan amarah yang tidak
terkendali. Ini bisa mengganggu perasaan korban. hal ini
dapat merusak kemampuan korban untuk menjalin
hubungan sosial yang sehat. Mereka mungkin memiliki
kesulitan dalam mempercayai orang lain atau merasa
tidak mampu membangun hubungan yang positif.
KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

KORBAN Isolasi Sosial

Isolasi sosial adalah respons alami terhadap tekanan


dan stres yang diakibatkan oleh pembullyan. Korban
cenderung mengisolasi diri dari teman-teman dan
lingkungan sosial mereka untuk menghindari pembullyan
lebih lanjut. Namun, isolasi sosial juga dapat
memperburuk dampak psikologis dan emosional,
sehingga sangat penting bagi korban untuk
mendapatkan dukungan dan bantuan yang mereka
butuhkan dalam mengatasi pengalaman pembullyan ini.
KELOMPOK 1
E6
DAMPAK

Kesehatan Fisik Menurun


KORBAN
Stres dan kecemasan yang diakibatkan oleh pembullyan
dapat mengganggu pola tidur korban. Tidur yang tidak
cukup atau tidur yang tidak berkualitas baik dapat
berdampak negatif pada kesehatan fisik secara
keseluruhan. Stres kronis akibat pembullyan dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hormon stres,
terutama kortisol, dapat menghambat fungsi sistem
kekebalan tubuh, membuat korban lebih rentan terhadap
infeksi dan penyakit. KELOMPOK 1
E6
SOLUSI

KELOMPOK 1
E6
SOLUSI PREVENTIF

Program pengembangan
karakter
(disiplin positif)

Program pendidikan Anti-


Bullying

Pengawasan orangtua

KELOMPOK 1
E6
KELOMPOK 1
E6

SOLUSI PREVENTIF

Program Pengembangan Karakter (Disiplin Positif)


Sekolah bekerja sama dengan orang tua dalam membangun karakter siswa dengan
mengintegrasikan nilai-nilai seperti kejujuran, empati, dan kerjasama. Ini dapat
membantu mencegah perilaku bullying.

Program Pendidikan Anti-Bullying


Sekolah dapat mengembangkan program pendidikan anti-bullying yang menyasar
seluruh siswa. Program ini harus mencakup pemahaman tentang apa itu bullying,
dampaknya, serta cara untuk mencegah dan menghindarinya.

Pengawasan dan Keterlibatan Orangtua


Orangtua harus diajak untuk terlibat aktif dalam upaya mencegah bullying. Sekolah
dapat mengadakan pertemuan rutin dengan orangtua untuk membahas masalah ini,
serta memberikan informasi tentang tanda-tanda bullying yang perlu diperhatikan di
rumah.
SOLUSI REPRESIF

Sanksi dan konsekuensi

Pelibatan pihak berwenang

Keterlibatan orang tua

KELOMPOK 1
E6
KELOMPOK 1
E6

SOLUSI REPRESIF

Sanksi dan konsekuensi


Sekolah harus memiliki kebijakan yang tegas terhadap pelaku bullying. Ini termasuk
sanksi yang sesuai, seperti hukuman disiplin atau penangguhan. Kebijakan ini harus
diterapkan secara adil dan konsisten.

Pelibatan pihak berwenang


Jika bullying melibatkan tindakan kriminal, sekolah harus berkolaborasi dengan pihak
berwenang, seperti kepolisian atau lembaga hukum, untuk mengambil tindakan hukum
yang sesuai.

Keterlibatan orangtua
Melibatkan orang tua korban dan pelaku dalam proses penyelesaian masalah. Mereka
harus diberikan informasi dan dukungan untuk membantu anak-anak mereka
mengatasi masalah ini.
SOLUSI KURATIF

Program restoratif

Konseling individual untuk


pelaku dan korban

Monitoring dan tindak lanjut

KELOMPOK 1
E6
KELOMPOK 1
E6

SOLUSI KURATIF

Program restoratif
Pendekatan yang dapat digunakan dalam menangani kasus bullying di sekolah.
Program ini bertujuan untuk memulihkan hubungan antara korban dan pelaku,
pertanggungjawaban, dan mencegah tindakan bullying di masa depan.

Konseling individual untuk pelaku dan korban


Menyediakan layanan konseling yang tersedia bagi korban bullying dan pelaku
bullying. Konselor dapat membantu siswa dalam mengatasi trauma dan
masalah emosional yang mungkin timbul akibat pengalaman bullying.

Monitoring dan tindak lanjut


Setelah insiden bullying terjadi, sekolah harus melakukan pemantauan terhadap
situasi dan tindak lanjut dengan melibatkan semua pihak terkait. Hal ini termasuk
memastikan bahwa pelaku tidak mengulangi perilaku tersebut dan memberikan
dukungan terus-menerus kepada korban.
STUDI KASUS

Sumber : Liputan 6

KELOMPOK 1
Menurut video tersebut, siswa kelas E46SD di Desa Sumberagung, Kecamatan
STUDI KASUS

Faktor pemicu?
Solusi?

Dampak?
KELOMPOK 1
E6
STUDI KASUS KELOMPOK 1
E6

Menurut video tersebut, siswa kelas 4 SD di Desa Sumberagung, Kecamatan


Pesanggaran, Banyuwangi, berinisial MR, ditemukan tewas bunuh diri
dengan cara gantung diri, korban tersebut ditemukan oleh ibunda MR di
dapur rumah sang ibu, dengan tali biru terikat di lehernya, menurut
keterangan ibu korban, sebelum kejadian, MR murung dan menangis saat
pulang sekolah.
STUDI KASUS
KELOMPOK 1
E6

Faktor pemicu

MR mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena kerap


mendapat perundungan mengenai ayahnya yang sudah tidak ada
sehingga ia selalu diolok-olok tidak punya ayah.
STUDI KASUS
KELOMPOK 1
E6

Dampak

Karena kerap dirundung karena tak punya ayah, korban sering tampak murung
sepulang sekolah. Dari perundungan ini pula korban depresi dan mengakhiri
hidupnya.
STUDI KASUS
KELOMPOK 1
E6

Solusi

Dari sumber- sumber yang kami cari tidak ada solusi yang tercantum mengenai
penyelesaian kasus ini. Akan tetapi, solusi yang seharusnya dilakukan oleh pihak sekolah,
yaitu menindak tegas para pelaku yang sudah melakukan perundungan seperti memberi
sanksi agar pelaku mendapatkan efek jera. Keluarga pelaku pun harus tegas dalam
membimbing para pelaku, agar para pelaku sadar betul bahwa tindakan yang mereka
lakukan merugikan banyak pihak dan dapat menyebabkan luka yang dalam bagi pihak
keluarga korban. dan meminta maaf kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
JANGAN BIARKAN KATA-KATA DAN PERBUATAN KASAR MERUSAK HIDUP
SESEORANG. BERSAMA KITA BISA MENGHENTIKAN BULLYING!

KELOMPOK 1
E6
TERIMA KASIH
KELOMPOK 1
E6
KELOMPOK 1
E6

Anda mungkin juga menyukai