Anda di halaman 1dari 22

Qur’an Surah Al-Hajj Ayat 41

&
Qur’an Surah Al-Fushilat Ayat 33

Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Dari Bapak Dosen Dr. Taufik Mukmin, M. Ed.
Tafsir Dakwah

DISUSUN

OLEH

Ahmad Padri ( 2216.0006 ) (BPI)


&
Firman Abisiwih ( 2227.0002 ) (KPI)
Tafsir Dakwah
Dr. Taufik Mukmin, M. Ed.
Semester 3

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI SAGAMA ISLAM
BUMI SILAMPARI

Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
”Al-Qur’an Surah Al-Hajj Ayat 41” untuk memenuhi tugas kelompok mata Tafsir
Dakwah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada: Bapak Dr. Taufik Mukmin, M. Ed sebagai dosen mata kuliah
Pengembangan Masyarakat Islam, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini
baik itu bantuan tenaga, pikiran, dan waktunya. Serta pihak-pihak lain yang belum
penulis sebutkan terima kasih atas bantuannya.
Penulis tahu bahwa makalah ini banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Lubuklinggau, 08 Oktober 2023
Atas Nama Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan Makalah ..................................................................... 4

BAB II Pembahasan
A. Tujuan Pendidikan ................................................................................. 5
B. Mufrodat (Kata) ..................................................................................... 5
C. Tafsir ...................................................................................................... 6
D. Aspek Terkait Dengan Tujuan Pendidikan............................................. 13
E. Fungsi Tujuan Pendidikan Islam ............................................................ 15
F. Macam-Macam Tujuan Pendidikan Islam ............................................. 16

Bab III
Kesimpulan ........................................................................................................ 18
Saran ................................................................................................................... 19
Daftar Pustaka .................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar


dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya
memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-
institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-
institusi tersebut masih belum memproduksi individu-individu yang beradab.
Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia
yang beradab, terabaikan dalam tujuan institusi pendidikan.

Pendidikan dipandang secara ekonomis dan dianggap sebagai sebuah investasi.


Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatnya diraih supaya
modal yang selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungan. Sistem pendidikan
seperti ini sekalipun akan memproduksi anak didik yang memiliki status
pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka
sebagai individu-individu yang beradab.

B. Rumusan Masalah

1. Tujuan Pendidikan ?
2. Mufrodat (Kata) Surah Al-Hajj ayat 41 ?
3. Tafsir Surah Al-Hajj ayat 41 ?
4. Aspek Terkait Dengan Tujuan Pendidikan?
5. Fungsi Tujuan Pendidikan Islam?
6. Macam-Macam Tjuan Pendidikan Islam ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan


2. Untuk mengetahui Mufrodat (Kata) Surah Al-Hajj ayat 41
3. Untuk mengetahui Tafsir Surah Al-Hajj ayat 41
4. Untuk mengetahui Aspek Terkait Dengan Tujuan Pendidikan
5. Untuk mengetahui Fungsi Tujuan Pendidikan Islam
6. Untuk mengetahui Macam-Macam Tjuan Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. TUJUAN PENDIDIKAN
(Q.S Al – Hajj Ayat 41)
‫ّٰن‬
‫َاَّلِذ ْيَن ِاْن َّم َّك ُهْم ِفى اَاْلْر ِض َاَقاُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا َتُو ا الَّز ٰك وَة َو َاَم ُرْو ا ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َنَهْو ا َع ِن‬
‫اْلُم ْنَك ِۗر َو ِهّٰلِل َعاِقَبُة اُاْلُم ْو ِر‬
‫ّٰن‬
‫َاَّلِذ ْيَن ِاْن َّم َّك ُهْم ِفى اَاْلْر ِض َاَقاُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا َتُو ا الَّز ٰك وَة َو َاَم ُرْو ا ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َنَهْو ا َع ِن‬
‫اْلُم ْنَك ِۗر َو ِهّٰلِل َعاِقَبُة اُاْلُم ْو ِر‬

Terjemahan Kemenag 2019


41. (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kemantapan (hidup) di bumi, mereka
menegakkan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.

B. MUFRADAT (Kata)

Dari beberapa Mufradat saya hanya mengambil


lafazh“menyuruh berbuat yang ma’ruf”dan tafsir yang
saya pakaidua tafsir, tafsir yang pertama adalah tafsir At-tahbari, dan yang kedua
tafsir Jalalain.menurut tafsir Ath- Thabari,lafaz Waamrubilma’rufi adalah
megajak manusia mengesakan Allah, menaati Allah, menaati-Nya dan hal hal
lainya yang dikenal oleh orang – orang beriman sebagai kebaikan . 1 sedangkan
menurut tafsir Jalalain (niscaya mereka mendirikan sholat , menuanikan zakat,
menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari pebuatan yang mungkar)
kalimat ayat ini menjadi2jawaban Syarath beserta jawabannya menjadi shilah dari
mashul, kemudian diperkirakan adanya lafzh Hum sebelumnya sebagai Mubtada.

1
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari. Tafsir Ath-Thabari.( Buku Islam
Rahmatan 2009). h. 563
2
Imam Jalalud-din Al- Mahalliy. Imam Jalalud-did As-Syuthi. Tafsir Jalalain. (C.V. sinar
baru bandung cet pertama 1990). h. 1387.
C. TAFSIR

1. Al-Quraan Majid An-Nuur


Mereka yang dipandang penolong Allah adalah mereka yang jika
Diberi kekuasaan dibumi ini akan menyelenggarakan empat yang menjadi dasar
pemerintah yang kuat, yaitu:
1. Mendirikan sembahyang dengan sempurna pada waktu-waktu yang
tertentukan dengan memenuhi semua syaratnya.
Sembahyang adalah tugas pertama dan utama bagi umat islam, serta merupakan
tali penghubung antara hamba dengan tuhannya. Sembahyang juga menyucikan
jiwa menguatkan roh, dan memperbaharui pengertian islam dan sebagai penawar
bagi segala penyakit. Mendirikan sembahyang menjadi simbol bagi kepatuhan
atas segalah perintah Allah.
2. Mengelurkan zakat.
3. Allah mewajibkan orang-orang yang kaya mengeluarkan sebagai
hartanya utuk orang fakir, karena dia menghendaki kewajiban bagi orang yang
berzakat dan orang fakir yang membangun pemerintahan atas dasar keadilan,
rahmat, rasa kasih sayang di antara sesama manusia
4. Menyuruh perbuatan makruf
5. Mencegah yang mungkar. Amar makruf dan mencegah mungkar adalah
sendi utama untuk 3memelihara kedaulatan suatu masayarakat (bangsa).
Keduanya juga merupakan penyampaian kritik yang bebas. Selain itu, kedua
fungsi ini juga sebagai dalil bahwa islam menghendaki kemerdekaan yang
mutlak yang diselumbungi oleh jiwa agama bagi semua pemeluknyaAllahlah
yang memiliki akibat dari semua pekerjaan. Dialaha yang memberi pahala dan
Dialah yang memberikan siksa di negeri akhirat. 4

2. Tafsir Al-azhar

3
Tenku Muhammad Hasbi ash – as ashiddieqhy, Tafsir Al-Quraanul Majid, PT.Pustaka
Rizki Putra h.
4
Al-Qur’anul Bayan. Jakarta : Bayan, 1996 h . 337
Dalam surat al Hajj ayat 41, yang artinya (yaitu) orang – orang yang apabila
kami kokohkan mereka dibumi” dapat diartikan telah kami tolong dan berhasil
perjuangan mereka melawan kedzaliman itu” mereka mendirikan sholat dan
memberikan zakat” Dengan susunan ayat ini bukanlah mereka mau mendirikan
sholat dan memberikan zakat “ dengan susunan ayat ini bukanlah berarti bahwa
mereka mau mendirikan shoalat dan kokoh dimuka bumi, atau setelah mereka
menghadapi musuh musuhnya bahkan sejak semula perjuangan keyakinan
keimanam pada tuhan itulah peganagan teguh mereka. Pada umumnya orang
shalih dan taat sembhayang lima waktu mereka kerjakan dengan tekun. Zakat
mereka berikan. Tetapi setelah kedudukan kokoh dimuka bumi prang muali
melalaikan agama.
” Dan mereka mencegah dari berbuat yang munkar” Artinya yang mungkar
adalah segala anjuran atau perbuatan yang masarakat bersama tidak senang
melihat atau menerimanya, Karena tidak sesuai dengan garis-garis kebenaran.
“Dan kepada Allah jualah akibat dari segala urusan “ artinaya Artinya walau
bagaimanapun keadaan yang dihadapi, baik ketika lemah yang menghendaki
kesabaran, atau menghadapi perjuangan yang amat sengit dengan musuh karena
mempertahankan ajaran Alah atau seketika kemenangan telah tercapai, sekali-kali
jangan lupa, bahwa keputusan terakhir adalah pada Allah SWT jual,

3. Tafsir Ibnu Katsir

Menurut Abu Al Aliyah, orang yang menyebutkan alam ayat ini iaah para
sahabat Muhammad SAW. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Utsman bin Affan,
dia berkata : “ Mengenai kamilah ayat,orang-orang yang jika kami teguhkan
kedudukan mereka dimuka bumi ini susunkan kami diusir dari kampung halaman
kami sendiri tanpa alasan yang benar, kecuali karna kami mengatakan bahwa
Tuhan kami adalah Allah, kemudian kami diteguhkan di bumi, lalu kami
mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan yang munkar, kepunyaan Allah kemudahan segala
perkara. Jadi ayat ini diturunkan berkenan dengan aku dan para sahabatku.5

Ash-Shahab bin Suwadah al Kindi berkata, “Aku mendengar Umar Bin


Abdul Aziz berkhutbah. Dia membaca ayat “Orang-orang yang kami teguhkan
kedudukan mereka dibumi, kemudian berkata.” Ketahuilah, ayat ini bukan hanya
ditujukan kepada pemimpin semata, namun ditujukan kepada pemimpin dan
rakyatnya. Ketahuilah, aku akan memberitahukan kepadamu kewajiban pemimpin
kepada rakyatnya dan kewajiban rakyat kepada pemimpinnya. Sesungguhnya
yang mejadi hak kamu dan kewajiban pemimpin ialah memperlakukan amu
dengan ketentuan Allah yang telah diwajibkan atasmu, memperlakukan sebagian
kamu karena sebagian yang lain dengan ketentuan Allah dan menunjukkan kamu
kepada jalan yang lurus sesuai dengan kemampuan pemimpin. Adapun kewajiban
kamu adalah mentaati pemimpin tanpa terpaksa dan tidak bertentangan antara
ketaatan perkataan dan perbuatan dengan ketaatan hati.

Zaid bin Aslam berkata, “ Dan kepada Alah lah kembali segala urusan
berarti pada sisi Allah lah pahala atas apa yang telah mereka lakukan

. Abu Bakar berkata : Maka tahulah aku Sesungguhnya aka nada peperangan.’
( Riwayat Ahmad At-Tarmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majjah

Munasabah ayat
Munasabah Q.S Al –hajj ayat 41. terdapat dalam Q.s al khafi : 110

5
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Juz XVII, Semarang: Toha Putra, 1993
h , 209-210
‫ُقْل ِاَّنَم ٓا َاَن۠ا َبَش ٌر ِّم ْثُلُك ْم ُيْو ٰٓح ى ِاَلَّي َاَّنَم ٓا ِاٰل ُهُك ْم ِاٰل ٌه َّو اِح ٌۚد َفَم ْن َك اَن َيْر ُج ْو ا ِلَق ۤا َء َر ِّب ٖه َفْلَيْع َم ْل َع َم اًل‬
ࣖ‫َص اِلًحا َّو اَل ُيْش ِر ْك ِبِعَباَد ِة َر ِّبٖٓه َاَح ًدا‬
‫ُقْل ِاَّنَم ٓا َاَن۠ا َبَش ٌر ِّم ْثُلُك ْم ُيْو ٰٓح ى ِاَلَّي َاَّنَم ٓا ِاٰل ُهُك ْم ِاٰل ٌه َّو اِح ٌۚد َفَم ْن َك اَن َيْر ُج ْو ا ِلَق ۤا َء َر ِّب ٖه َفْلَيْع َم ْل َع َم اًل‬
ࣖ‫َص اِلًحا َّو اَل ُيْش ِر ْك ِبِعَباَد ِة َر ِّبٖٓه َاَح ًدا‬
Terjemahan Kemenag 2019
110. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu
yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Siapa
yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan
tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya.

PENJELASAN AYAT
pendidikan sangatlah penting bagi manusia, pendidikan adalah salah satu
sarana bagi seseorang untuk menata hidupnya sedemikian rupa, tapi, dilihat dari
kenyataannya, pendidikan di zaman modern ini tidak mampu membuat kehidupan
social yang bermoral, apakah pendidikan sekarang sudah benar dan berkualitas?.
Telah banyak institusi-institusi yang bergerak di bidang pendidikan yang memiliki
fasilitas dan kualitas yang bagus, ternyata belum bisa menciptakan manusia-
manusia yang beradab. Ini dikarenakan institusi-institusi pendidikan banyak
menerapkan visi dan misi pragmatis yang dibawa dari Negara bagian barat. Tidak
ada lagi penanaman nilai-nilai spiritual, kebaikan dan bermoral didalam institusi
tersebut. Sekarang, institusi-institusi pendidikan kebanyakannya telah berubah
menjadi industry bisnis yang mengajarkan manusia untuk bekerja supaya
memperoleh kesenangan dan kemakmuran diri sendiri, perusahaan dan Negara,
sehingga nilai-nilai moral sebagai manusia tak pernah diajarkan.6
Kaum muslimin pun telah terkena dampak dari pengaruh hegemoni dunia
barat tersebut. Banyak kaum muslimin yang mempunyai tingkat pendidikan yang
tinggi, tetapi mereka tidak bisa menjadi muslim yang berakhlak mulia. Ini
dikarenakan institusi pendidikan tempat mereka belajar dahulu menerapkan visi
dan misi pragmatis. Inilah saatnya kita kembali kepada rujukan yang tidak ada

6
M.Quraisy Shihab, Tafsir Al Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002 h, 71-75
cacatnya yaitu Al-Qur’an. Al-Quran ternyata lebih memiliki system yang
komprehensif dan integritas dibandingkan system pendidikan dunia barat. Islam
mempunyai tujuan utama yaitu “mendapatkan ridho Allah S.W.T”, diharapkan
dengan diterapkan tujuan ini di dalam pendidikan, manusia bisa menjadi orang-
orang yang bermoral, mempunyai kualitas, dan bermanfaat, tidak hanya buat diri
sendiri tetapi juga buat keluarga, masyarakat, Negara, bahkan buat ummat
manusia sedunia dengan landasan mendapatkan ridho Allah SWT.7
Abdul Fatah Jalal menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang dapat dilihat
dari surat Al hajj ayat 41: “(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.
Ayat ini mengemukakan tentang tujuan pendidikan yang membentuk
masyarakat yang diidam-idamkan, yaitu mempunyai pemimpin dan anggota-
anggota yang bertakwa, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menegakkan
nilai-nilai ma’ruf (perkembangan positif) dalam masyarakat dan mencegah
perbuatan yang munkar.
Untuk itu hendaklah kita benahi pendidikan kita yang telah terpedaya
dengan system yang dibuat oleh dunia barat. Dari sekarang hendaklah kita pada
umumnya dan pendidik pada khususnya merubah tujuan pendidikan kita, yaitu
untuk “mendapatkan ridho Allah S.W.T. dan menjadi hamba Allah yang patuh
terhadap perintah-Nya”. apabila tujuan kita berlandaskan dengan ini, maka dunia
akan terjamin keselamatannya, dan manusia akan mempunyai moral yang
berakhlak mulia. Sehingga dapat kita capai tujuan akhir dari pendidikan seperti
yang dikatakan oleh Muhammad Athiyah al- Abrasyi, yaitu: Terbinanya akhlak
manusia. Manusia benar-benar siap untuk hidup didunia dan diakhirat. Ilmu dapat

7
Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Penerjamah Shihabudin,
Jakarta: Gema Insani, 2004, h,. 379.
benar-benar dikuasai dengan moral manusia yang mantap dan manusia benar-
benar terampil bekerja di dalam masyarak
Menurut para ulama
Abu ‘Aliyah berkata : Mereka adalah para sahabat Muhammad saw.
Athiyyah al- ‘Aufi berkata tentang ayat ini, seperti firman-nya: “Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-
amal shalih, bahwa dia seungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di
bumi.” (Qs. An-Nuur: 55 ). Dari firmanya : Wa lilaaHi’aakibatul Umuur. (dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan,) seperti Firman Allh Ta’ala ; Dan
kesudahan yang baik adalah bagi orang – orang yang bertakwa . (QS. Al-A’raaf:
128) .
Zaid bin Aslam berkata: Walillahi’aakibatul umuur (dan kepada Allah lah kembali
segala urusan ) dan disisi Allah lah pahala yang mereka kerjakan.”

D. Aspek terkait dengan tujuan pendidikan

Pengertian Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan pendidikan ialah suatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau
usaha pendidikan. Bila pendidikan berbentuk pendidikan forma, tujuan
pendidikan itu harus tergambar dalam suatu kurikulum. Pendidikan formal ialah
pendidikan yang disengaja, diorganisir dan direncanakan menurut teori tertentu,
dalam lokasi dan waktu yang tertentu pula, melalui suatu kurikulum.8
Tujuan pendidikan Islam ialah kepribadian Muslim, yaitu suatu kepribadian
yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran islam. Orang yang berkepribadian
Muslim dalam Al-Quran disebut “Muttaqun”. Karena itu pendidikan Islam berarti
juga untuk pembentukan manusia yang bertaqwa. Pendidikan tersebut sesuai
dengan pendidikan Nasional yang dituangkan dalam tujuan pendidikan nasional

8
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, 30.
yang akan membentuk manusia pancasila yang bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.9
Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Dan tujuan juga merupakan sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Maka, pendidikan
karena merupakan suatu usaha kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan
tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan
bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu
keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupannya.10
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya
“Educational Theory a Qur’anic Outlook”, bahwa pendidikan Islam bertujuan
untuk membentuk kepribadian sebagai kholifah Allah swt. Atau sekurang-
kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan
Islam menurutnya dibangun atas tiga komponen sifat dasar manusia yaitu: 1)
Tubuh 2) Ruh 3) Akal yang masing-masing harus dijaga.
1. Tujuan Pendidikan dalam arti luas.
Tujuan dalam arti luas, setiap pengalaman belajar dalam hidup dengan
sendirinya terarah (self-directed) kepada pertumbuhan. Tujuan pendidikan tidak
berada di luar pengalaman belajar, tetapi terkandung dan melekat didalamnya.
Misi atau tujuan pendidikan yang tersirat dalam pengalaman belajar memberi
hikmah tertentu bagi pertumbuhan seseorang. Dengan demikian, pendidikan
sebagai keseluruhan pengalaman belajar dalam hidup berada dalam harmoni
dengan cita-cita yang diharapkan oleh kebudayaan hidup. Dengan demikian,
dengan ditinjau dari tujuannya, maka pendidikan dalam arti luas adalah
pertumbuhan. Oleh karena setiap pengalaman belajar tersirat tujuan pendidikan
tertentu, dan pengalaman belajar yang sama tidak selamanya mempunyai tujuan
yang memberikan hikmah yang sama bagi setiap orang, serta pendidikan adalah
9
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, DAN PTAIS, Bandung:
Cv. Pustaka Setia, 2005, 19
10
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, 29.
keseluruhan pengalaman belajar yang beraneka ragam, maka jumlah tujuan dalam
pendidikan menjadi tidak terbatas (open-ended). Tujuan pendidikan tidak
ditentukan dari luar harus begini (atau begitu), akan tetapi ditentukan sendiri oleh
pengalam-pengalaman belajar yang beraneka ragam hikmahnya bagi pertumbuhan
yang mengandung banyak kemungkinan. Semuanya itu menyebabkan tujuan-
tujuan dalam keseluruhan pengalaman belajar menjadi tidak terbatas dan tidak
direkayasa dari luar prose yang terjadi dalam pengalaman-pengalam belajar itu
sendiri.
2. Tujuan Pendidikan dalam arti sempit.11
Dalam pengertian sempit, tujuan pendidikan tidak melekat bersatu dalam
setiap proses pendidikan, tetapi dirumuskan sebelum proses pendidikan
berlangsung, dengan demikian di luar proses pendidikan. Selain itu, rumusannya
membatasi diri pada penguasaan kemampuan-kemampuan tertentu yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas hidup kelak dikemudian hari.
Sehubungan dengan hal itu, maka pendidikan merupakan penyiapan seseorang
untuk dapat memainkan peranan secara tepat dalam melaksanakan tugas-tugas
hidupnya, baik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pekerja (occupation-
oriented), maupun tugas hidup sebagai manusia (training for life). Jadi jelas,
bahwa tujuan pendidikan terbatas atau dalam arti semit pada penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu yang sesuai dengan jenis peranan
professional dan sosial yang diharapkan dapat dimainkan dengan tepat.
3. Tujuan Pendidikan dalam arti luas terbatas.
Tujuan pendidikan dalam arti luas terbatas, mencakup tentang tujuan-
tujuan pendidikan yang bersifat sosial, yakni tujuan pendidikan yang
menggambarkan peranan pendidikan dalam memelihara dan membangun
kehidupan bersama dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata
lain, tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat sosial menyatakan fungsi atau
sumbangan hasil pendidikan dalam bentuk orang-orang terpelajar dalam usaha

11
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,
2002, 18-19.
memelihara dan membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian, tujuan-tujuan yang bersifat sosial merupakan tujuan-tujuan
pendidikan yang bersifat strategis atau makro.

E. Fungsi Tujuan Pendidikan Islam

Dalam kegiatan pengajaran harus mempunyai tujuan, karena setiap kegiatan


yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arah yang jelas. Tujuan yang
jelas dan berguna akan membuat orang terarah dan sungguh-sungguh. Semua
kegiatan harus berorientasi pada tujuannya. Segala daya dan upaya pengajaran
harus dipusatkan pada pencapain tujuan itu. Bahan pengajaran metode dan teknik
pelaksanaan kegiatan pengajaran, sarana dan alat yang dipergunakan harus dapat
menunjang tercapainya tujuan pengajaran harus berfungsi sebagai:12
1. Titik pusat perhatian dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pengajaran,
2. Penentu arah kegiatan pengajaran
3. Titik pusat perhatian dan pedoman dalam menyusun rencana kegiatan
pengajaran,
4. Bahan pokok yang akan dikembangkan dalam memperdalam dan
memperluas ruang lingkup pengajaran,
5. Pedoman untuk mencegah atau menghindari penyimpangan
kegiatan.Selain itu fungsi dari tujuan adalah:
a. Mengakhiri usaha
b. Mengarahkan usaha
c. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik
merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari
tujuan pertama.
d. Memberi nilai sifat dari usaha-usaha itu.

12
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif,
1990, 45-56.
F. Macam-macam Tujuan Pendidikan Islam

1. Tujuan umum
Tujuan Umum yaitu tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan. Baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi
aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, dll.
Tujuan umum pendidikan islam menurut al-abrasy yaitu:
Untuk mengadakan pembentukan akhlaq yang mulia.
a. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
b. Persiapan untuk mencaririzki dan pemeliharaan segi menfaat
atau yeng lebih terkenal dengan nama tujuan vocasional dan
profesional.
c. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan
keingintahuan dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.
d. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal, dan pertukangan
supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan tertentu agar
dapat ia mencari rizki dalam hidup disamping memelihara segi kerohanian
dan keagamaan
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus adalah perubahan-perubahan yang didingini yang
merupakan bagaian yang termasuk dibawah tiap tujuan umum pendidikan.
Dengan kata lain gabungan pengetahuan, keterampilan, pola-pola tingkahlaku,
sikap, nilai-nilai dan kebiasaan yang erkandung dalam tujuan akhir atau tujuan
umum pendidikan, yang tanpa terlaksananya maka tujuan akhir dan tujuan umum
juga tidak akan terlaksana dengan sempurna.
3. Tujuan Akhir
Tujuan Akhir yaitu bahwa pendidikan Islam berlangsung selama 13 hidup,
maka tujuan hidup terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula.
Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan
ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan.

13
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,.., 56.
Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan
akhirnya. Insan yang mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir
dari proses pendidikan Islam.
4. Tujuan sementara
Tujuan Sementara yaitu tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum
pendidikan formal.
5. Tujuan operasional
Tujuan Operasional yaitu tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Dalam tujuan
operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan
keterampilan tertentu. Misalnya, ia dapat berbuat, terampil melakukan, lancar
mengucapkan, mengerti, memahami, meyakini, dan menghayati adalah soal kecil.

BAB III

ASBABUN NUZUL

A. Pengertian Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul didefinisikan “sebagai suatu hal yang karenanya al-qur’an


diturunkan untuk menerangkan status hukumnya, pada masa hal itu terjadi, baik
berupa peristiwa maupun pertanyaan”, asbabun nuzul membahas kasus-kasus
yang menjadi turunnya beberapa ayat al-qur’an, macam-macamnya, sight
(redaksi-redaksinya), tarjih riwayat-riwayatnya dan faedah dalam
mempelajarinya.

Untuk menafsirkan qur’an ilmu asbabun nuzul sangat diperlukan sekali, sehingga
ada pihak yang mengkhususkan diri dalam pembahasan dalam bidang ini, yaitu
yang terkenal diantaranya ialah Ali bin madani, guru bukhari, al-wahidi , al-
ja’bar , yang meringkaskan kitab al-wahidi dengan menghilangkan isnad-
isnadnya, tanpa menambahkan sesuatu, syikhul islam ibn hajar yang mengarang
satu kitab mengenai asbabun nuzul.

Pedoman dasar para ulama’ dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwayat shahih
yang berasal dari rasulullah atau dari sahabat. Itu disebabkan pembaritahuan
seorang sahabat mengenai asbabun nuzul, al-wahidi mengatakan: “ tidak halal
berpendapat mengenai asbabun nuzul kitab, kecuali dengan berdasarkan pada
riwayat atau mendengar langsung dari orang-orang yang menyaksikan turunnya.
Mengetahui sebab-sebabnya dan membahas tentang pengertian secara
bersungguh-sungguh dalam mencarinya ”

TAFSIR AYAT DAKWAH Q.S FUSHSHILAT 33


A. Q.S Fushsilat 33-36: Keutamaan Berdakwah, Sifat Da’i Ilallah, Dan
Peringatan Terhadap Was-Was Setan.
‫َو َم ْن َاْح َس ُن َقْو اًل ِّمَّم ْن َدَعٓا ِاَلى ِهّٰللا َو َع ِم َل َص اِلًح ا َّو َقاَل ِاَّنِنْي ِم َن اْلُم ْسِلِم ْيَن‬

33. Dan siapakah yang lebih baik perkataannya[25] daripada orang yang
menyeru kepada Allah[26], mengerjakan kebajikan[27], dan berkata,
"Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)[28]?"

[25] Yakni tidak ada yang paling baik ucapannya, jalannya dan keadaannya.
[26] Yaitu dengan mengajarkan orang-orang yang tidak tahu, menasihati orang-
orang yang lalai dan berpaling serta membantah orang-orang yang batil, yaitu
dengan memerintahkan manusia beribadah kepada Allah dengan semua
bentuknya, mendorong melakukannya, menghias semampunya, melarang apa
yang dilarang Allah, memperburuk larangan itu dengan segala cara agar manusia
menjauhinya. Terutama sekali dalam hal ini (dakwah) adalah mengajak manusia
masuk Islam, agar mereka mengikrarkan Laailaahaillallah, menghiasnya,
membantah musuh-musuhnya dengan cara yang baik, melarang hal yang
berlawanan dengannya berupa kekafiran dan kemusyrikan, serta melakukan amar
ma’ruf dan nahi mungkar. Termasuk dakwah ilallahadalah membuat manusia
mencintai Allah dengan menyebutkan lebih rinci nikmat-nikmat-Nya, luasnya
kepemurahan-Nya, sempurnanya rahmat-Nya, serta menyebutkan sifat-sifat
sempurna-Nya dan sifat-sifat keagungan-Nya. Termasuk dakwah ilallah juga
adalah mendorong manusia mengambil ilmu dan petunjuk dari kitab Allah dan
sunnah Rasul-Nya. Termasuk pula mendorong manusia mengamalkan akhlak
Islam seperti berakhlak mulia, berbuat ihsan kepada manusia, membalas
keburukan dengan kebaikan, menyambung tali silaturrahmi dan berbakti kepada
kedua orang tua. Termasuk pula memberi nasihat kepada manusia pada musim-
musim tertentu di mana mereka berkumpul pada musim-musim itu dengan
dakwah yang sesuai dengan kondisi ketika itu dan lain sebagainya yang isinya
mengajak kepada semua kebaikan serta menakut-nakuti terhadap semua
keburukan.
Termasuk dakwah ilallah pula adalah mengumandangkan azan, karena di
dalamnya terdapat seruan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah.
[27] Di samping ia mengajak manusia kepada Allah, dia juga segera mengerjakan
perintah Allah dengan beramal saleh, amal yang membuat Allah ridha.
[28] Yakni termasuk orang-orang yang tunduk kepada perintah-Nya dan
menempuh jalan-Nya.
Tingkatan dakwah ini sempurnanya adalah bagi para shiddiqin, dimana mereka
mengerjakan sesuatu yang menyempurnakan diri mereka dan menyempurnakan
orang lain; mereka memperoleh warisan yang sempurna dari para rasul.
Sebaliknya, orang yang paling buruk ucapannya adalah orang yang menjadi
penyeru kepada kesesatan dan menempuh jalannya. Antara kedua orang ini
sungguh berjauhan tingkatannya, yang satu yang menyeru kepada Allah berada di
tingkatan yang tinggi, sedangkan yang satu lagi yang menyeru kepada kesesatan
berada di tingkatan yang bawah. Antara keduanya terdapat tingkatan-tingkatan
yang tidak diketahui kecuali oleh Allah dan semua tingkatan itu dipenuhi oleh
makhluk yang sesuai dengan keadaannya sebagaimana firman-Nya, “Dan masing-
masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang
dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan.” (Terj. Al An’aam: 132)

Arti kata ‫ َو َم ْن‬:dan siapa.jumlah pemakain ‫ َو َم ْن‬dalam AlQuran dipakai sebanyak


234 kali
Arti kata ‫ َأْح َس ُن‬:lebih baik. Jumlah pemakaian ‫ َأْح َس ُن‬dalam AlQuran dipakai
sebanyak 16 kali
Arti kata ‫ َق ْو اًل‬:perkataan.jumlah pemakain kata ‫ َق ْو اًل‬dalam AlQuran dipakai
sebanyak 17 kali
Arti kata ‫ ِّمَّم ن‬:dari siapa.jumlah pemakaian kata ‫ ِّمَّم ن‬dalam AlQuran dipakai
sebanyak 21 kali
Arti kata ‫ َدَع ا‬: berdoa,jumlah pemakaian kata ‫ َدَع ا‬dalam AlQuran dipakai
sebanyak 3 kali
Arti kata ‫ِإَلى‬: kepada,jumlah pemakain kata ‫ ِإَلى‬dalam AlQuran dipakai sebanyak
403 kali
Arti kata ‫ َو َع ِمَل‬: dan (ia) melakukan.jumlah pemakain kata ‫ َو َع ِمَل‬dalam AlQuran
dipakai sebanyak 11 kali
Arti kata ‫ َص اِلًحا‬: ia(lk) yang saleh.jumlah pemakain kata ‫ َص اِلًحا‬dalam AlQuran
dipakai sebanyak 36 kali
Arti kata ‫ َو َق اَل‬: dan (meraka berdua) mengucapkan.jumlah pemakain
kata ‫ َو َقاَل‬dalam AlQuran dipakai sebanyak 85 kali
Arti kata ‫ ِإَّنِني‬: sesunggunya aku.jumlah pemakaian kata ‫ ِإَّنِني‬dalam AlQuran
dipakai sebanyak 6 kali
Arti kata ‫ ِم َن‬: termaksud.jumlah pemakain kata ‫ ِم َن‬dalam AlQuran dipakai
sebanyak 691 kali
Arti kata ‫ اْلُم ْس ِلِم يَن‬: orang-orang yang berserah diri/patuh.jumlah pemakain
kata ‫ اْلُم ْس ِلِم يَن‬dalam AlQuran dipakai sebanyak 11 kali

BAB IV
KESIMPULAN
Dari deskripsi singkat di atas, dapat dipahami bahwa al-Qur’an telah
memberikan rambu-rambu yang jelas kepada kita tentang konsep pendidikan yang
komperehensif. Yaitu pendidikan yang tidak hanya berorientasi untuk
kepentingan hidup di dunia saja, akan tetapi juga berorientasi untuk keberhasilan
hidup di akhirat kelak. Karena kehidupan dunia ini adalah jembatan untuk menuju
kehidupan sebenarnya, yaitu kehidupan di akhirat.
Manusia sebagai insan kamil dilengkapi dua piranti penting untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu akal dan hati. Yang dengan dua piranti ini
manusia mampu memahami “bacaan” yang ada di sekitarnya. Fenomena maupun
nomena yang mampu untuk ditelaahnya. Karena hanya manusia makhluk yang
diberi kelebihan ini.
Pengetahuan yang telah didapat manusia sudah seyogyanya diorientasikan
untuk kepentingan seluruh umat manusia. Karena sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia seluruhnya. Namun, tidak
boleh dilupakan bahwa manusia juga hidup berdampingan dengan lingkungan,
sehingga tidak bisa serta merta kemajuan pengetahuan pengetahuan dan teknologi
malah menghancurkan dan merusak keseimbangan alam. Karena sudah menjadi
tugas manusia untuk melestarikan alam ini sebagai pengejawantahan kekhalifahan
manusia sekaligus bentuk ta’abbudnya kepada Allah swt.
Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu
kegiatan atau usaha. Sesuatu tujuan akan berakhir, bila tujuannya sudah tercapai.
Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai
untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir.
Tujuan pengajaran berfungsi sebagai:Titik pusat perhatian dan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pengajaran,Penentu arah kegiatan pengajarandan Titik
pusat perhatian dan pedoman dalam menyusun rencana kegiatan
pengajaran.Macam-macam Tujuan Pendidikan Islam terdiri daritujuan umum,
tujuan khusus, tujuan Akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional
Dan Untuk Kesimpulan Surah Al-Fusilat Sebagai berikut
a. Orang yang paling baik perkataan dan erbuatannya adalah orang yang:
1. Menyeru orang lain untuk memeluk agama Allah SWT.
2. Mengerjakanamal shaleh
3. Mengatakan : “aku berserah diri kepada Allah, Tuhan semesta alam”.
b. Tolaklah kejahatan dengan cara yang baik, mudah mudahan musuhmu itu
menjadi temanmu yang akrab
c. Sifat sabar dapat menahan marah dan saling memaafkan orang lain itu
hanyalah dipunyai oleh orang-orang yang bakal masuk surga.
d. Jika setan menggodamu mohonlah perlindungan kepada Allah.

Saran
Semoga Malakah Ini Dapat Menjadi Sarana Bertambahnya Ilmu Tentang
Pemberdayaan Pendidikan (Islam) dan Menjadi Bermafaat Dikemudian Hari
Untuk Saran Semoga Penulis Lebih Baik Lagi Dalam Membuat Karya-Karya
llmiah Lainnya. Aamiin

DAFTAR PUSTAKA

Ath-Thabari Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir At-thabari, Jakarta


pustaka Azzam ,2009

Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2001


Al-Maragi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maragi, Juz XVII, (Semarang:
Toha Putra, 1993)

Ar-Rifa’i, Muhammad Najib. Tafsir Ibnu Katsir. Jilid 3

Al-Qur’an Bayan

Hamka, Tafsir Al-Azhar ( Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982)

Imam Nawawi. Terjemah Riyadhus Shalihin. Jakarta : Pustaka


Amani. 1996.

Shihab, M.Quraisy, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)

Hidayatullah, Syarif. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Proyek


Pembinaan Perguruan Tinggi Agama. 1981.
Daradjat , Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011.
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, DAN
PTAIS. Bandung: Cv. Pustaka Setia. 2005.
Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT.
Al-Ma’arif. 1990.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat
Abdul Wahid, Ramli.1994.ulumul qur’an.Jakarta:Rajawali

Al-khattan, Manna’ khalil.2001.Studi ilmu-ilmu qur’an.Bogor:PT. Pustaka


litera antar nusa

Syadali, Ahmad.1997.Ulumul qur’an I.Bandung:CV. Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai