Tugas Filsafat Dan Etika Dakwah Jonadi Ibn Hasan
Tugas Filsafat Dan Etika Dakwah Jonadi Ibn Hasan
Tugas Merangkum Penerapan Etika Pada Cabang Ilmu Lain Yang Masih Dalam Penerapan
Umat/Sosial/manusia
Etika santri ketika didalam dan luar pesantren apakah sama Ketika Diterapkan
Etika santri ketika berada di dalam dan di luar pesantren dapat memiliki perbedaan.
Ketika berada di dalam pesantren, santri diharapkan untuk mentaati aturan dan tata tertib yang
berlaku di lingkungan pesantren, seperti menghormati kyai dan ustadz, serta menjalani
kehidupan kolektif dan mandiri. Mereka juga diharapkan untuk mengikuti kegiatan pendidikan
dan ibadah dengan penuh ketaatan terhadap ajaran agama dan tata tertib pesantren .
Sementara ketika berada di luar pesantren, santri diharapkan untuk tetap
mempertahankan etika yang mereka pelajari di pesantren, seperti sikap menghormati sesama,
kemandirian, dan ketaatan terhadap ajaran agama. Namun, di luar pesantren, mereka juga
dihadapkan pada lingkungan yang lebih luas dan beragam, sehingga mereka perlu menerapkan
etika tersebut dalam konteks yang lebih umum, termasuk dalam interaksi dengan masyarakat
luas dan dalam kegiatan sehari-hari di luar pesantren .
Dengan demikian, meskipun prinsip-prinsip etika yang diterapkan di dalam dan di luar
pesantren memiliki kesamaan, namun konteks dan tuntutan lingkungan di dalam dan di luar
pesantren dapat mempengaruhi cara santri menerapkan etika tersebut.
Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren, (Jakarta: Ditjen Bimas, 1983), h.8 Muhammad
Tholchah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosial-Budaya, (Jakarta: Galasa Nusantara, 1987),h.
103-104.
Penerapan etika di daerah pesantren tidak selalu menjadi penghalang dalam proses
modernisasi. Sebaliknya, pesantren dapat memainkan peran penting dalam modernisasi
pendidikan dengan memadukan nilai-nilai etika dengan perkembangan zaman. Pesantren yang
menerapkan etika secara konsisten dapat menjadi basis yang kuat untuk memodernisasi sistem
pendidikan dengan mempertahankan nilai-nilai tradisional yang baik sambil mengadopsi
teknologi dan metode pembelajaran yang lebih modern. Dengan demikian, penerapan etika di
pesantren tidak selalu menjadi penghalang, tetapi dapat menjadi landasan yang kuat untuk
memodernisasi pendidikan di daerah pesantren
Pengamalan etika dalam daerah pesantren dan moderasinya dapat dilihat dari upaya
pesantren dalam memadukan nilai-nilai tradisional dengan perkembangan zaman. Pesantren
menerapkan etika dengan mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, dan keagamaan
dalam pendidikan, sambil mengadopsi teknologi dan metode pembelajaran yang lebih modern.
Pesantren juga menerapkan prinsip-prinsip seperti kebebasan terpimpin, kolektivitas, dan
mengatur kegiatan bersama sebagai bagian dari penerapan etika dalam budaya pesantren [1][2]
[3][4].
Selain itu, modernisasi pendidikan pesantren juga merupakan upaya untuk menciptakan
lembaga pendidikan yang mempunyai identitas kultural yang lebih sejati sebagai konsep
pendidikan masyarakat Indonesia baru. Modernisasi pendidikan pesantren juga mencakup
revitalisasi paradigma pendidikan pesantren, menyelaraskan antara ilmu pengetahuan dan iman,
menghilangkan dualisme pendidikan, mereformasi sistem pendidikan, dan membuat kurikulum
yang lebih jelas [5].
Dengan demikian, pengamalan etika dalam daerah pesantren dan moderasinya dapat
dilihat dari upaya pesantren dalam memadukan nilai-nilai tradisional dengan perkembangan
zaman, serta dalam upaya modernisasi pendidikan pesantren untuk menciptakan lembaga
pendidikan yang mempunyai identitas kultural yang lebih sejati
Berdasarkan kutipan yang diberikan, kesimpulan dari buku ini adalah bahwa pesantren
memiliki peran penting dalam pendidikan Islam di Indonesia. Pesantren memegang identitas
kultural yang sejati dan memiliki nilai-nilai universalitas Islam. Modernisasi sistem pendidikan
pesantren merupakan upaya untuk mempertahankan eksistensi pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam yang mandiri dan bebas dari pengaruh pendidikan Barat-Eropa. Upaya
modernisasi pendidikan pesantren di Indonesia diharapkan dapat menciptakan lembaga
pendidikan yang memadukan keindonesiaan, keislaman, dan keilmuan. Revitalisasi pesantren
melibatkan pemahaman kebijakan, perencanaan, penghargaan dan hukuman, evaluasi, sistem
kendali, dan transformasi kultur. Diperlukan perubahan dalam sistem pendidikan pesantren,
termasuk perencanaan, organisasi, staf, koordinasi, pelaporan, dan anggaran. Revitalisasi juga
melibatkan revolusi dalam pola pengajaran, kepemimpinan, dan lingkungan belajar, serta
penyelarasan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keislaman. Dalam upaya mengintegrasikan
pendidikan Islam dengan ilmu pengetahuan modern, perlu dilakukan modernisasi pesantren
dengan memadukan sistem pendidikan tradisional dan modern, memperbarui kurikulum, dan
melakukan manajemen pengelolaan pendidikan yang baik. Ini akan membantu menciptakan
generasi ulama yang memiliki pengetahuan yang kuat dan integralistik.
Moderasi dalam etika sangat penting karena dapat membantu individu untuk mencapai
keseimbangan dalam perilaku dan tindakan mereka. Moderasi membantu seseorang untuk
menghindari perilaku ekstrem atau berlebihan, serta mempromosikan sikap tengah dan bijaksana
dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan adanya moderasi, individu dapat menghindari
perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, serta dapat mempertahankan nilai-nilai
moral dan etika yang baik.
Selain itu, moderasi juga dapat membantu dalam membangun hubungan yang harmonis
dengan orang lain, karena individu yang memiliki sikap moderat cenderung lebih terbuka
terhadap perbedaan pendapat dan lebih mampu untuk berkomunikasi secara efektif. Dengan
demikian, moderasi dalam etika dapat membantu individu untuk menjalani kehidupan yang
seimbang dan harmonis.
Pesantren menjadi sebab yang tepat dalam pendidikan etika karena pesantren memiliki
peran penting dalam membentuk karakter dan moralitas individu. Pesantren tidak hanya
memberikan pendidikan agama, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai etika, seperti kedisiplinan,
kepatuhan, dan penghargaan terhadap sesama. Selain itu, pesantren juga mendorong para
santrinya untuk menjalani kehidupan yang seimbang antara aspek spiritual dan materi, serta
mengajarkan nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan
demikian, pesantren memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk etika dan
moralitas generasi muda di Indonesia