Anda di halaman 1dari 4

Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani

Kebanyakan, tokoh-tokoh filsafat atau para filsuf ini berasal dari Yunani sebab ilmu pengetahuan tersebut
memang bersumber dari pemikiran Yunani Kuno. Para filsuf Yunani ini hidup sekitar abad Sebelum Masehi.
Meskipun mereka telah meninggal sudah ratusan tahun lamanya, tetapi pemikiran mereka turut berkontribusi
pada ilmu pengetahuan filsafat ini. Nah, berikut adalah tokoh-tokoh filsafat Yunani yang
perlu Grameds ketahui!

1. Socrates
Socrates hidup sekitar tahun 469-399 Sebelum Masehi. Beliau sangat menaruh perhatian pada manusia dan
menginginkan supaya para manusia yang ada di muka bumi ini mampu mengenali dirinya sendiri. Menurut
Beliau, jiwa manusia merupakan asas hidup yang paling mendalam sehingga berkaitan dengan hakikat manusia
sebagai penentu kehidupannya sendiri.

Berdasarkan pandangannya, dirinya tidak mempunyai niat untuk memaksakan orang lain untuk mau menerima
ajarannya, justru Beliau mengutamakan supaya orang lain dapat menyampaikan pandangan mereka sendiri.
Maka dari itu, Socrates menggunakan dialektika, yakni berupa berdialog dengan orang lain supaya orang lain
tersebut dapat mengemukakan atau menjelaskan pandangan serta idenya, sehingga kemudian dapat timbul
pandangan baru. Meskipun Socrates ini tidak pernah meninggalkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan
pandangannya tersebut, tetapi pandangan Beliau dikemukakan kembali oleh Plato yang menjadi salah satu
muridnya.

2. Plato
Grameds pasti sudah tidak asing lagi dengan nama tersebut yang bahkan dikenal sebagai filsuf terkenal
sepanjang sejarah. Plato yang hidup sejak 427-347 SM ini mengemukakan atas pendapatnya bahwa realitas yang
paling mendasar atau ide.

Beliau percaya bahwa alam yang kita lihat ini bukanlah realitas yang sebenarnya, sehingga terdapat adanya
dunia tangkapan indrawi atau dunia nyata, dan dunia ide. Untuk memasuki dunia ide, diperlukan adanya tenaga
kejiwaan yang besar dan untuk itu para manusia harus melakukan banyak hal, termasuk meninggalkan
kebiasaan hidupnya dan mengendalikan hawa nafsu. Beliau juga menyatakan bahwa jiwa manusia itu terdiri atas
tiga tingkatan, yakni akal budi, rasa atau keinginan, dan nafsu. Akal budi yang mana merupakan bagian
tingkatan jiwa tertinggi dapat digunakan untuk melihat ide dan menertibkan “tingkatan jiwa” bagian lain.

Apakah Grameds mengetahui bahwa Plato ini telah meninggalkan lebih dari 30 tulisan sastra yang tentu saja
mengandung keindahan dan kemurnian dalam setiap tulisannya. Plato pernah mendirikan sebuah sekolah dan
murid yang paling terkenal adalah Aristoteles.

3. Aristoteles
Aristoteles hidup sejak 384-322 Sebelum Masehi dan pernah menjadi murid terbaik dari Plato selama 20 tahun.
Aristoteles ini senang melakukan perjalanan jauh ke berbagai tempat dan sempat menjadi guru dari Pangeran
Alexander hingga dirinya menjadi Raja Alexander Yang Agung.

Sama halnya dengan gurunya, Plato, Beliau ini juga mendirikan sebuah sekolah bernama Lyceum. Aristoteles
dikenal sebagai pemikir yang kritis dengan banyak melakukan penelitian dan aktif mengembangkan
pengetahuan semasa hidupnya. Beliau paling banyak menaruh perhatian pada ilmu alam dan kedokteran.
Sebelum meninggal, Aristoteles telah meninggalkan banyak tulisan mengenai ilmu pengetahuan yang hingga
sekarang masih dijadikan landasan teori, mulai dari ilmu alam, masyarakat dan negara, sastra, kesenian, hingga
kehidupan manusia.

Tulisan milik Aristoteles yang paling terkenal adalah yang mengenai logika, disebut dengan analitika. Analitika
ini jika diterapkan pada zaman sekarang, bertujuan untuk mengajukan syarat-syarat yang harus dipenuhi
pemikiran sehingga dimaksudkan demi mencapai kebenaran.
4. Thales
Thales adalah tokoh filsuf yang berasal dari daerah Miletus, Yunani Kuno, dan diperkirakan telah hidup di
antara tahun 624-548 Sebelum Masehi. Beliau ini dianggap sebagai orang pertama yang berupaya mencari
jawaban atas pertanyaan tentang asal dari segala benda yang ada di alam semesta ini. Beliau tinggal di setiap
pulau dan setiap hari melihat lautan luas, sehingga pandangannya tersebut dapat muncul.

Thales pernah melakukan perjalanan hingga ke negeri Mesir dan menyaksikan bahwa air yang ada di Sungai Nil
dimanfaatkan oleh para penduduk, terutama untuk keperluan pertanian. Atas hal itulah, Beliau berpendapat
bahwa asal segala yang ada di dunia ialah air. Air yang senantiasa bergerak itu dipandangnya sebagai asas
kehidupan manusia. Pandangan Beliau memang benar adanya bukan? Sebab memang manusia tidak dapat hidup
tanpa bergantung pada air.

5. Anaximenes
Berbeda dengan Thales, Anaximenes yang hidup di antara tahun 585-528 Sebelum Masehi ini justru
berpandangan bahwa dasar kehidupan makhluk hidup di alam semesta ini adalah udara. Pandangan tersebut
dikemukakan berdasarkan landasan pemikiran bahwa manusia dan semua makhluk hidup itu bernapas, yakni
mengambil udara yang terdapat di alam semesta.

Udara memang sumber kehidupan semua makhluk hidup dan tanpa keberadaannya semua makhluk hidup yang
ada di muka bumi ini akan mati. Jadi, Beliau berpikir bahwa segala sumber kehidupan makhluk hidup adalah
udara.

6. Phytagoras
Jika mendengar atau membaca nama Beliau, Grameds pasti akan selalu teringat akan rumus matematika yang
namanya sama bukan? Nah, pencetus rumus matematika tersebut memang Phytagoras yang juga merupakan
tokoh filsuf terkenal. Phytagoras hidup di antara tahun 580-500 Sebelum Masehi di kota Kroton, Italia Selatan.

Selain menjadi tokoh filsuf yang berpandangan bahwa manusia harus melakukan pembersihan rohani supaya
jiwanya dapat memperoleh kebahagiaan, Beliau juga dikenal sebagai ahli matematika. Maka dari itu, Beliau
selalu mengajarkan kepada para muridnya bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini berasal dari bilangan atau
angka. Pandangannya tentang alam semesta bertitik pada bilangan.

Pandangan-Pandangan Dalam Filsafat


Dalam perkembangannya, muncul pandangan atau aliran yang menjadi dasar atau landasan manusia ketika
hendak melakukan suatu tindakan. Hingga sekarang, pandangan-pandangan tersebut masih dipraktikkan dalam
bidang ilmu apapun. Nah, berikut adalah pandangan-pandangan filsafat tersebut.

1. Idealisme
Istilah ‘Idealisme” ini dikemukakan oleh Plato sekitar 2400 tahun yang lalu. Grameds pasti sudah tahu bukan
jika Plato memiliki pemikiran bahwa realitas yang paling fundamental dan realitas yang tampak oleh indera
manusia adalah ide. Penekanan dalam pandangan ini idealis alam yang mana bersifat spiritual.

Orang-orang yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati kebudayaan dan tradisi, sebab mereka
memiliki pandangan bahwa nilai-nilai kehidupan tersebut mempunyai tingkat yang lebih dari sekadar ilmu
kelompok individu.

2. Humanisme
Sebenarnya, sejak zaman kuno hingga pertengahan abad ke-4 M, pendidikan yang ada di Yunani dan Romawi
memiliki tujuan membentuk manusia supaya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi negara
serta bangsa. Kemudian selanjutnya, di Eropa pada abad ke-5 hingga ke-14 juga terdapat pendidikan yang
bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup abadi dan mengatasi kebutuhan duniawi.
Pandangan humanisme ini sebenarnya memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanisme sosial.
Dalam humanisme individu, lebih mengutamakan adanya kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan
berbagai aktivitas yang menuntut kreativitas. Biasanya, pemikiran tersebut disalurkan melalui kesenian,
kesusastraan, musik, dan teknologi. Sementara dalam humanisme sosial, lebih mengutamakan pendidikan bagi
masyarakat secara keseluruhan untuk kesejahteraan sosial dan hubungan antar manusia.

3. Rasionalisme
Rasionalisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya berasal dari rasio (akal) manusia. Rene Descartes
dikenal sebagai Bapak Rasionalisme sekaligus tokoh filsuf modern. Selain itu ada juga tokoh John Locke yang
berpandangan mengenai adanya tabula rasa, artinya setiap manusia diciptakan sama, layaknya kertas kosong.
Dengan demikian, para manusia itu harus dilatih dan diberikan pendidikan supaya dapat menalar dan tidak
selamanya menjadi kertas kosong.
4. Empirisme
Empirisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya adalah pengalaman, sebab pengalaman selalu
memberikan kepastian yang diambil dari dunia nyata. Pandangan ini juga berpendapat bahwa suatu pernyataan
yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti.

5. Kritisisme
Pada abad ke-18, terdapat seorang tokoh filsuf bernama Emmanuel Kant yang berhasil menjembatani dua
pandangan yakni rasionalisme dan empirisme sehingga menjadi pandangan kritisime ini. Singkatnya, pandangan
ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu diuji sebab sudah memiliki batasan-batasan tersendiri antara
rasionalisme dan empirisme.

6. Konstruktivisme
Pandangan ini dikemukakan oleh Giambattista Vico pada tahun 1710, yang menyatakan bahwa pengetahuan
seseorang itu merupakan hasil konstruksi dari individu itu sendiri, melalui interaksi dengan objek, fenomena,
pengalaman, dan lingkungannya. Tokoh lain bernama E. Von Galsersfelf yang berasal dari University of
Massachusetts mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang dibentuk oleh individu tersebut sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya.

Cabang Ilmu Filsafat


Keberadaan ilmu filsafat ini tidak statis begitu saja, melainkan dinamis yang mana berkembang sedemikian rupa
hingga semakin rasional dan sistematis. Terlebih lagi, semakin berkembangnya zaman juga berkembang pula
pola pikir manusia. Nah, berikut adalah 6 cabang bidang studi dari filsafat.

1. Epistemologi
Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, atau ilmu).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang filsafat yang membahas pengetahuan. Dalam
epistemologi, yang menjadi pokok persoalan adalah berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.

2. Metafisika
Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang filsafat ini diperkenalkan oleh
Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda
yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat dikatakan juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat
yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. Metafisika dapat dibagi menjadi dua
hal, yakni:
a) Metafisika Umum atau Ontologi
Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pembahasan biasanya
dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang sesungguhnya dari penampilan atas
eksistensinya.
b) Metafisika Khusus
 Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan ketertiban yang paling fundamental dari
seluruh realitas.
 Teologi Metafisik, yakni pembahasan mengenai kepercayaan agama. Biasanya membahas mengenai
eksistensi dari Tuhan.
 Filsafat Antropologi, yakni yang membahas mengenai apa hakikat dari manusia dan bagaimana hubungan
alam dengan sesamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa cabang ini berupaya menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi, status, dan relasinya.
3. Logika
Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan
membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur normatif, serta kriteria yang sahih bagi
penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata
atau bahasa (verbal).

4. Etika
Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik dan buruknya tingkah
laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari segi perilakunya. Bahkan pada zaman
Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan amnusia. Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang
mana menentukan bagaimana patutnya manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan
apa atau siapa manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak.

5. Estetika
Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang dibahas mengenai keindahan
adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji keindahan dengan perasaan dan pikiran
manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah,
misalnya Babilonia, India, Mesir, China, hingga Yunani.
6. Filsafat Ilmu
Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam upaya mencari akar
persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut supaya lebih jelas dan
pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri,
misalnya filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu filsafat dan tokoh-tokoh terkenal yang hingga sekarang masih populer
sebagai filsuf sepanjang masa. Apakah Grameds pernah mempelajari pandangan dari salah satu tokoh-tokoh
filsuf tersebut?

Anda mungkin juga menyukai