Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN SDM LANJUTAN TENTANG

“DISIPLIN KERJA”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen SDM Lanjutan

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :


Dr. Muchtar Ahmad, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Rahma Yusuf (931421112)
Shanda Khayrunnisah (931421025)
Rivaldi Karim (931421159)

KELAS B
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah meng-
Anugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah Mata Kuliah
Manajemen SDM Lanjutan ini dengan baik. Makalah ini berisi tentang “Disiplin Kerja”.
Makalah ini kami susun dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya :
Bapak Dr. Muchtar Ahmad, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah Manajemen
SDM Lanjutan. Oleh karena itu, kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan
pikirannya yang telah diberikan.
Dalam penyusunan Makalah ini, kami menyadari bahwa hasil dari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat
memberikan setitik bagi kami sebagai penulis dan semua pihak yang mungkin membaca
tugas saya ini.

Gorontalo, 14 September 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3. Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
2.1. Definisi ............................................................................................................................. 3
2.2. Jenis-jenis Disiplin Kerja ................................................................................................... 4
2.3. Indikator Disiplin Kerja ..................................................................................................... 5
2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja ............................................................. 6
2.5. Peran Disiplin Kerja Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja ................................................ 7
2.6. Peran Kedisiplinan Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan ............................................. 8
2.7. Upaya Untuk Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan ...................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 11
3.2. Saran ................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. Manusia
di dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya. Artinya sumber daya atau
penggerak dari suatu organisasi. Penggerak dari sumber daya yang lainnya, yaitu sumber
daya alam maupun teknologi.
Kedudukan sumber daya manusia yang sangat penting tersebut untuk mencapai tujuan
dunia kerja yang semakin profesional dalam suatu organisasi. Tujuan dalam suatu
organisasi dapat tercapai dengan baik tergantung dari faktor manusia yang berperan
dalam merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan organisasi. Ketersediaan
Sumber Daya Manusia sangat dibutuhkan karena diyakini bahwa ada rasio-rasio tertentu
yang menjadi pedoman untuk penyelesaian suatu kegiatan ataupun pekerjaan, jumlah
SDM sangat menentukan dalam perhitungan efektif dan efisiennya penyelesaian
pekerjaan, ketidak tepatan dalam penyediaan SDM dapat mengakibatkan tidak efisien dan
efektifnya penyelesaian pekerjaan.
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah manusia yang mempunyai
keterampilan, kemampuan, dan etos kerja yang tinggi. Setiap lembaga atau instansi
memerlukan pegawai yang memiliki kepribadian tinggi dan memiliki kemampuan serta
kecakapan dalam mengambil keputusan. Penerapkan disiplin bertujuan agar kedisiplinan
dapat ditingkatkan oleh para pegawai dilembaga atau instansi tersebut memiliki
produktivitas yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran SDM tidak
mungkin dipisahkan dari tujuan perusahaan atau instansi, baik pemerintah maupun
swasta. Salah satu bentuk optimalisasi pengelolaan SDM adalah kedisiplinan kerja.
Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai.
Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi Pegawai
dalam menciptakan tata tertib yang baik di instansi. Selain itu instansi sendiri harus
mengusahakan agar peraturan itu bersifat jelas, mudah dipahami dan berlaku bagi semua
Pegawai. Kinerja yang bagus dari usaha kerja sama (antar individu) berhubungan de
pelaksanaan yang dapat mencapai suatu tujuan dalam suatu sistem, dan hal itu ditentukan
dengan suatu pandangan dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem itu sendiri.

1
Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak
melanggar. Dalam hal seorang karyawan melanggar peraturan yang berlaku dalam
organisasi, maka karyawan bersangkutan harus sanggup menerima hukuman yang telah
disepakati. Masalah disiplin para peserta organisasi baik dia atasan maupun bawahan
akan memberikan corak terhadap kinerja organisasi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalahnya adalah :
1. Bagaimana peran disiplin kerja dalam meningkatkan motivasi kerja?
2. Bagaimana peran kedisiplinan kerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui peran disiplin kerja dalam meningkatkan motivasi kerja.
2. Untuk mengetahui peran kedisiplinan kerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.3. Definisi
Disiplin kerja sangatlah penting bagi suatu perusahaan atau instansi pemerintah
dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Tanpa adanya disiplin kerja yang baik sulit
bagi suatu perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan
kepadanya.
Kedisiplinan merupakan fungsi sumber daya manusia yang keenam dari fungsi
operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin banyak
disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin
kerja karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan mencapai hasil kerja yang optimal.
Hasibuan (2019:193), “kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.
Latainer dalam Sutrisno (2019:87) mengartikan “disiplin sebagai suatu kekuatan yang
berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan
diri dengan sukarela pada keputusan, peraturan, dan nilai-nilai yang tinggi dari pekerjaan
dan perilaku”.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja. semangat kerja,
dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap
manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang
manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin
baik.
Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan tersebut
diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para pegawai, bekerja sesuai dengan
prosedur, sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efisien serta dapat
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu bila karyawan tidak menggunakan aturan-
aturan yang ditetapkan dalam perusahaan, maka tindakan disiplin merupakan langkag
terakhir yang bisa diambil terhadap seorang pegawai yang performa kerjanya dibawah
standar.

3
2.2. Jenis-Jenis Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan karyawan menaati semua peraturan
organisasi/perushaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan demikian, disiplin
kerja merupakan suatu alat yang digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan
pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah perilaku mereka mengikuti aturan main
yang ditetapkan. (Sinambela, 2018).
Mangkunegara (2017:129) menyatakan ada dua bentuk disiplin kerja yang harus
diperhatikan dalam mengarahkan karyawan untuk mematuhi aturan, yaitu :
a. Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan
mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri”.
b. Disiplin korektif, adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan
suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan
pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pegawai yang melanggar disiplin perlu
diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku”.
Hartatik (2018:190) mengemukakan beberapa jenis-jenis disiplin kerja, diantaranya
yaitu: “(1) disiplin diri, (2) disiplin kelompok, (3) disiplin preventif, disiplin korektif, dan
(5) disiplin progresif”.
Dari pendapat Hartatik jenis-jenis disiplin kerja tersebut dapat dijadikan sebagai
pedoman untuk mengarahkan, mengatur serta mendidik karyawan agar tidak melakukan
pelanggaran kerja sehingga tujuan dapat dicapai dengan maksimal, yaitu :
1. Disiplin Kerja
Disiplin diri memiliki peran yang sangat besar untuk mencapai tujuan organisasi.
Melalui disiplin diri, karyawan akan bertanggung jawab, dapat mengatur dirinya sendiri
serta akan menghargai dirinya sendiri dan orang lain. Penanaman nilai-nilai disiplin dapat
berkembang apabila didukung dengan situasi lingkungan yang kondusif.
2. Disiplin Kelompok
Suatu kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang optimal jika masingmasing
anggota kelompok memberikan peran sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.
Hal itu dapat terjadi jika setiap karyawan menanamkan disiplin kelompok. Karyawan
dibiasakan bertindak dengan cara berdisiplin. Kebiasaan bertindak disiplin ini merupakan
awal terbentuknya kesadaran.
3. Disiplin Preventif

4
Disiplin preventif merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk
menciptakan sikap dan iklim organisasi, dimana semua anggota organisasi dapat
menjalankan dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan atas kemauan sendiri. Displin
preventif mendorong sikap disiplin diri karyawan untuk dapat menjaga sikap tanpa
adanya paksaan.
4. Disiplin Korektif
Disiplin korektif merupakan suatu upaya untuk memperbaiki dan menindak
karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Hal ini dilakukan
untuk mencegah karyawan melakukan perbuatan yang tidak baik atau melanggar
peraturan pada organisasi tersebut.
5. Disiplin Progresif
Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap
pelanggaran yang berulang. Hukuman untuk disiplin progresif yang akan diberikan
kepada karyawan seperti teguran secara lisan oleh atasan, di skorsing atau bahkan juga
akan diberhentikan atau dipecat.
Adanya disiplin kerja dilakukan agar setiap karyawan patuh dan taat terhadap
peraturan perusahaan. Karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib perusahaan
dalam bekerja akan diberikan sanksi secara bertahap sesuai dengan kesalahan yang
diperbuat. Sanksi tersebut mulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat. Tujuan
pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki karyawan yang melanggar aturan,
memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada yang melanggar.

2.3. Indikator Disiplin Kerja


Menurut A fandy. Didalam disiplin kerja juga ada indikator beserta aspek yang akan
digunakan dalam menilai sikap disiplin kerja karyawan, untuk itu simak pembahasan
indikator beserta aspek disiplin kerja dibawah ini, yakni;
1. Tepat Waktu
Tepat waktu disini diartikan bahwa anda dapat menilai karyawan dari bagaimana
disiplin dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, meliputi kehadiran dan
kepatuhan karyawan melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan benar. Misalnya,
perusahaan menetapkan jam kerja pada pukul 07.00 wib s/d 16.00 wib, maka sebagai
karyawan harus hadir dan selesai sesuai jam kerja yang telah ditentukan. Selain itu, jika
perusahaan membetikan tugas yang harus diselesaikan, maka karyawan harus
menyerahkan tugas harus tepat waktu.

5
2. Taat Terhadap Peraturan Dalam Perusahaan
Karyawan yang disiplin harus taat terhadap peraturan dalam perusahaan. Peraturan
maupun tata tertib harus dibuat agar tujuan suatu perusahaan dapat dicapai dengan baik.
Untuk itu dibutuhkan sikap kesetiaan dari karyawan terhadap komitmen yang telah
ditetapkan pada perusahaan. Kesetiaan disini diartikan patuh dan taat dalam
melaksanakan perintah dari atasan dan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan. Serta
ketaatan karyawan dalam menggunakan kelengkapan pakaian seragam yang telah
ditentukan organisasi atau perusahaan.
3. Tanggung Jawab Dalam Bertugas
Seorang karyawan harus memiliki tanggung jawab dalam bertugas. Salah satu wujud
sebagai tanggung jawab karyawan yakni penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang
sebaik-baiknya, sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan lancar. Serta
adanya kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
sebagai seorang karyawan yang dapat dihandalkan.

2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja


Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan
suatu organisasi, menurut Hasibuan (2012:195-198) indikator kedisiplinan yaitu :
1. Tujuan dan kemampuan.
Tujuan yang ingin di capai oleh suatu organisasi harus jelas dan di tetapkan secara
ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Akan tetapi jika tujuan itu di
luar kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhannya dan
kedisiplinannya akan rendah.
2. Teladan pimpinan.
Pimpinan teladan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, karena
pimpinan di jadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Jika teladan pimpinan
kurang baik atau pimpinan tidak disiplin maka para bawahannya akan kurang disiplin
juga. Oleh karena itu pimpinan harus menyadari bahwa perilakunnya akan di contoh atau
di teladani oleh bawahannya.
3. Balas jasa.
Pada dasarnya balas jasa (gaji dan kesejahteraan) dapat mempengaruhi kedisiplinan
karyawan. Karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawa terhadap
instansi atau organisasi. Balas jasa berperan penting untuk kedisiplinan karyawan ,artinya
semakin besar balas jasa semakin baik kedisiplinan karyawan.

6
4. Keadilan.
Keadilan yang di jadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa, pengakuan
maupun hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik.
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan. Karena ego dan sifat
manusia yang selalu merasa dirinya penting dan ingin di perlakukan sama dengan
manusia lainnya.
5. Pengawasan melekat (Waskat).
Pengawasan melekat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan,
karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan
dari atasannya. Jadi, pengawasan melekat menuntut adanya kebersamaan aktif antara
atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
6. Sanksi (Hukuman).
Sanksi atau hukuman berpaeran penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan,
karena dengan sanksi atau hukuman yang semakin berat maka karyawan akan semakin
takut untuk melanggar peraturan-peraturan dan sikap atau perilaku ketidak disiplinan
akan berkurang. Sanksi atau hukuman hendaknya bersifat mendidik dan menjadi alat
motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam organisasi.
7. Ketegasan.
Seorang pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap
bawahannya yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi atau hukuman yang telah di
tetapkan sebaliknya apabila seorang pimpinan kurang tegas dan tidak menghukum
karyawan yang tidak disiplin,maka sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan
bawahannya bahkan sikap kurang disiplin karyawan semakin banyak, karena mereka
beranggapan bahwa peraturan dan sanksi hukuman tidak berlaku lagi.
8. Hubungan Kemanusiaan.
Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi
serta meningkat vertikal maupun horizontal di antara semua bawahannya. Hubungan
kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut memotivasi dan
menciptakan kedisiplinan yang baik bagi organisasi.

2.5. Peran Disiplin Kerja Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja


Menurut Siswanto (2011) salah satu cara untuk mengukur motivasi kerja karyawan
adalah dengan menggunakan: Teori pengharapan (expectancing theory). Teori
pengharapan mengemukakan bahwa adalah bermanfaat untuk mengukur sikap para

7
individu guna membuat diagnosis permasalahan motivasi. Pengukuran semacam ini dapat
membantu manajemen sumber daya manusia mengerti mengapa para karyawan terdorong
untuk bekerja atau tidak, apa yang merupakan kekuatan motivasi di berbagai bagian
dalam perusahaan dan berapa jauh berbagai cara pengubahan dapat efektif demi
memotivasi kinerja. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja yaitu bahwa apabila pekerja
mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan pribadinya, maka mereka harus
meningkatkan kinerja. Meningkatnya kinerja pekerja akan meningkatkan pula kinerja
organisasi. Dengan demikian, meningkatnya motivasi pekerja akan meningkatkan kinerja
individu, kelompok, maupun organisasi (Wibowo, 2016:321). Pegawai yang puas dengan
apa yang diperoleh atau apa yang dapat dicapai dari hasil dan lingkungan kerja akan dapat
berperan banyak dibandingkan dengan pegawai yang memiliki motivasi rendah
(Wahyudin dan Yulianto,2007:276).Dengan demikian pegawai yang mempunyai motivasi
kerja yang tinggi akan mendorong pegawai tersebut bekerja lebih semangat dan akan
memberikan kontribusi yang positif terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
dan nlebih bergairah dalam bekerja dalam hal ini tentunya akan meningkatkan kinerja
pegawai.

2.6. Peran Kedisiplinan Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan


Kedisiplinan memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja
karyawan dalam sebuah organisasi. Ini karena kedisiplinan menciptakan lingkungan kerja
yang terstruktur, efisien, dan produktif. Berikut adalah beberapa cara di mana
kedisiplinan dapat membantu meningkatkan kinerja karyawan:
1. Pencapaian Target
Kedisiplinan membantu karyawan untuk menjalankan tugas-tugas mereka sesuai
dengan jadwal dan target yang telah ditetapkan. Dengan mengikuti jadwal dan mematuhi
tenggat waktu, karyawan dapat lebih mudah mencapai hasil yang diharapkan.
2. Peningkatan Efisiensi
Kedisiplinan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih efisien. Mereka
cenderung menghindari pemborosan waktu dan sumber daya yang tidak perlu, sehingga
meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
3. Ketepatan Waktu
Kedisiplinan juga mencakup ketepatan waktu. Karyawan yang tiba tepat waktu untuk
pekerjaan, pertemuan, dan proyek-proyek akan memastikan bahwa proses kerja berjalan
lancar dan tidak terhambat oleh keterlambatan.

8
4. Tanggung Jawab
Kedisiplinan mengajarkan karyawan untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas dan
tindakan mereka. Mereka tahu bahwa mereka harus mematuhi peraturan dan pedoman
perusahaan, serta menghindari pelanggaran yang dapat merugikan organisasi.
5. Pengembangan Keterampilan
Kedisiplinan mendorong karyawan untuk berkomitmen pada peningkatan diri.
Mereka cenderung lebih rajin dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.
6. Pengendalian Stres
Dengan mengikuti tata tertib dan prosedur yang ditetapkan, karyawan dapat
mengurangi tingkat stres dalam pekerjaan mereka. Ini dapat membantu mereka tetap
fokus dan produktif.
7. Kinerja yang Konsisten
Kedisiplinan membantu menjaga kinerja karyawan agar tetap konsisten dari waktu ke
waktu. Ini penting untuk mencapai hasil yang baik dalam jangka panjang.
8. Budaya Kerja yang Sehat
Kedisiplinan adalah salah satu elemen yang membangun budaya kerja yang sehat.
Ketika seluruh tim dan organisasi menerapkan prinsip-prinsip kedisiplinan, hal ini dapat
menciptakan lingkungan di mana kinerja yang tinggi dihargai dan diapresiasi.
Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan melalui kedisiplinan, manajemen perlu
memastikan bahwa aturan dan pedoman organisasi dijalankan secara konsisten,
memberikan umpan balik yang konstruktif, memberikan pelatihan jika diperlukan, dan
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kedisiplinan. Selain itu, manajemen juga
harus memperhatikan kebutuhan individu dan memberikan pengakuan yang layak atas
pencapaian mereka dalam mencapai kedisiplinan yang lebih tinggi.

2.7. Upaya Untuk Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan


Perkembangan suatu perusahaan sangat erat berkaitan dengan disiplin kerja para
karyawannya. Karyawan yang disiplin akan menentukan kemajuan perusahaan. Maka,
hendaknya perusahaan melakukan evaluasi kinerja karyawan secara berkala sebab kinerja
karyawan adalah kunci keberhasilan perusahaan.
Untuk mewujudkan hal itu Human Resource (HR) perlu melakukan upaya untuk
meningkatkan disiplin kerja karyawannya, yaitu:

9
1. Komunikasi yang Jelas
Pastikan semua aturan, kebijakan, dan harapan terkait disiplin kerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada semua karyawan. Hal ini mencakup jadwal kerja, kinerja yang
diharapkan, dan konsekuensi pelanggaran aturan.
2. Berikan Umpan Balik
Berikan umpan balik secara teratur kepada karyawan mengenai kinerja mereka. Jika
mereka melanggar aturan atau kurang disiplin, berbicaralah dengan mereka secara pribadi
untuk memberikan saran dan tindakan perbaikan yang diperlukan.
3. Kebijakan yang Adil
Pastikan kebijakan terkait disiplin kerja adil dan konsisten. Perlakukan semua
karyawan dengan cara yang sama, dan terapkan sanksi atau insentif sesuai dengan
pelanggaran atau kinerja yang baik.
4. Pengembangan Karyawan
Berikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan untuk membantu mereka
meningkatkan keterampilan mereka. Karyawan yang merasa mereka dapat berkembang
dalam pekerjaan mereka cenderung lebih disiplin.
5. Peningkatan Lingkungan Kerja
Pastikan lingkungan kerja nyaman dan kondusif bagi produktivitas. Karyawan yang
merasa nyaman dan dihargai cenderung lebih disiplin.

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kedisiplinan merupakan fungsi sumber daya manusia yang keenam dari fungsi
operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin banyak
disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin
kerja karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan mencapai hasil kerja yang optimal.
Latainer dalam Sutrisno (2019:87) mengartikan “disiplin sebagai suatu kekuatan yang
berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan
diri dengan sukarela pada keputusan, peraturan, dan nilai-nilai yang tinggi dari pekerjaan
dan perilaku”.
Oleh karena itu bila karyawan tidak menggunakan aturan-aturan yang ditetapkan
dalam perusahaan, maka tindakan disiplin merupakan langkag terakhir yang bisa diambil
terhadap seorang pegawai yang performa kerjanya dibawah standar.
Seorang pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap
bawahannya yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi atau hukuman yang telah di
tetapkan sebaliknya apabila seorang pimpinan kurang tegas dan tidak menghukum
karyawan yang tidak disiplin,maka sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan
bawahannya bahkan sikap kurang disiplin karyawan semakin banyak, karena mereka
beranggapan bahwa peraturan dan sanksi hukuman tidak berlaku lagi.
Pegawai yang puas dengan apa yang diperoleh atau apa yang dapat dicapai dari
hasil dan lingkungan kerja akan dapat berperan banyak dibandingkan dengan pegawai
yang memiliki motivasi rendah. Dengan demikian pegawai yang mempunyai motivasi
kerja yang tinggi akan mendorong pegawai tersebut bekerja lebih semangat dan akan
memberikan kontribusi yang positif terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
dan nlebih bergairah dalam bekerja dalam hal ini tentunya akan meningkatkan kinerja
pegawai.
3.2. Saran
Agar disiplin kerja semakin meningkat maka perusahaan hendaknya lebih fokus
terhadap pemberian motivasi karyawan seperti halnya :
1. Perlunya prosedur atau standar kerja yang ada yang bisa di implementasikan
oleh karyawan. Caranya dengan membuat prosedur atau standar kerja yang
mampu dipahami dan di implementasikan oleh semua karyawan.

11
2. Perlu diterapkan pemberian pengarahan kepada karyawan agar dapat bekerja
sesuai aturan dan standar kerja yang diharapkan oleh organisasi.
3. Perlunya peningkatan pengawasan melekat dari segenap pimpinan kepada
karyawan
4. Perusahaan harus lebih baik lagi dalam menegakkan kedisiplinan kepada seluruh
keryawan perusahaan, baik atasan maupun bawahan secara adil.
5. Perusahaan harus lebih meninjau kembali upaya-upaya yang harus dilakukan agar
lingkungan kerja yang tercipta sesuai dengan keinginan karyawan serta memberikan
kenyamanan dan keamanan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Arif. M, Maulana. T, & Lesmana. T. M. (2020). Pengaruh Disiplin Kerja dan Kemampuan
Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Humaniora. Vol. 4, No. 1, April
2020 : 106-119. Available online at www.jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora. ISSN
2548-9585 (Online).
Putra. G. S & Fernos Jhon. (2023). Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Perindustrian Kota Padang. Jurnal
Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 3 Nomor 2 Juli
2023. DOI Issue : 10.46306/vls.v3i2.
J. J. (2018). Peran Motivasi Kerja Dalam Memoderasi Pengaruh Konpensasi Dan Disiplin
Keria Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Manajement And Business.
Mutmainah, S. (2018). Upaya Mengkatkan Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara Yang
Dikelurahan Tambarangan Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin. Ilmu
Administrasi Publik.
Maharani. A, Tanjung. H, & Pasaribu. F. (2022). Pengaruh Kemampuan Kerja, Motivasi Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli
Serdang. Maneggio : Jurnal Ilmiah Magister Manajemen. Volume 5, Nomor 1, Maret
2022. e-ISSN: 2623-2634.
Wahab, W. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Keria Laryawan Pada Pt.
Indomas Rezeki Jaya Kabupaten Pelalawan. Jurnal Sistem Ekonomi dan Bisnis.
Soemarsono, S.Sos., MM. (2018). SDM (Sumber Daya Manusia. Pilar Penting Atas
Keberhasilan dan Kegagalan Organisasi. KPPN Palang karaya Berita . (Online).
Available at : https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/palangkaraya/id/data-publikasi/berita-
terbaru/2825-sdm-sumber-daya-manusia-pilar-penting-atas-keberhasilan-dan-
kegagalan-organisasi.html
Radika, KC. (2022). Cara Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan. Hadirr. Available at :
https://www.hadirr.com/blog/disiplin-kerja-terhadap-kinerja-karyawan/
Ayu Ernawati, W. (2019). Peran Komitmen Prganisasi Dalam Memediasi Pengaruh Disiplin
Kerja, Mltivasi Keria, Dan Self Efficacy Terhadap Kinerja Pegawai. Economic
Education.
Fandy, A. (2021, Juli 28). 3 Indikator Disiplin Kerja. Sodexo. Available at:
https://www.sodexo.co.id/indikator-disiplin kerja/

13

Anda mungkin juga menyukai