Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

LEGENDA DANAU KEMBAR


Alkisah pada masa lalu sumatera masih dikenal dengan nama andalas,hidup seseorang kakek tua atau
sering disebut inyik,inyik gadang bahan begitu ia dikenal oleh penduduk setempat.

Inyik gadang bahan bertubuh besar dan memiliki kapak yang hampir sama besar dengan badannya.
Meski sudah tua, ia bisa menebang pohon dengan sekali tebasan.

Inyik Gadang Bahan juga sangat kuat, hingga jika ia berjalan tanah disekitarnya ikut bergetar.
Dengan tubuh yang besar, ia tentu bisa makan sangat banyak.

Walau sudah tidak lagi muda , inyik gadang bahan masih giat bekerja, ia juga dikenal sebagai orang
tua yang ramah dan suka menolong

Diujung kampungnya, juga hidup seseorang nenek tua yang hidup sebatang kara.
Suatu waktu ketika inyik gadang bahan lewat,

Sang nenek terhuyung karena kepayahan bejalan.

Beruntung inyik Gadang Bahan segera menangkapnya agar tidak terjatuh. Ternyata sang nenek gemetar
saat mendengar langkah kaki Inyik Gadang Bahan.

Sang nenek lantas berterima kasih dan bertanya kemana gerangan inyik gadang bahan pergi
pagi-pagi sekali. Inyik gadang bahan menjawab bahwa ia akan mencari kayu bakar ke dalam hutan.

Seketika wajah sang nenek berubah, karena tiga hari ini ia mendengan suara dengkuran dari
dalam hutan saat malam datang.

Sang nenek meminta inyik gadang bahan untuk mengurungkan niatnya.

Inyik gadang bahan meminta sang nenek untuk tidak khawatir. Ia lantas berterima kasih atas
nasehat sang nenek dan melanjutkan perjalanan memasuki hutan.

Semakin jauh memasuki hutan, inyik gadang bahan semakin memikirkan perkataan sang nenek. Terlebih
sepanjang jalur yang biasa ia lewati terdapat pemandangan yang ganjil.
Tak seperti biasa, banyak pohon tumbang dan dahan yang berserakan. Dalam hati, inyik gadang bahan
bertanya-tanya apakah benar perkataan sang nenek tadi.

Ia lantas menggenggam kapaknya, sambil berjingkat untuk segera kembali kekampungnya. Namun baru
beberapa langkah, seekor naga yang besar menghadang didepannya.

Inyik Bahan mencoba tenang, dan mengajak sang naga berbicara. “mohon izin, naga yang baik. Aku
hendak kembali ke kampungku, “ujarnya.

Namun naga itu terlihat marah, inyik gadang bahan bahkan di semburnya dengan api. “kau mengganggu
daerah kekuasaanku, semua yang masuk hutan ini akan aku hanguskan, “kata sang naga.

Inyik gadang bahan tak gentar dan tetap tenang.”wahai naga, aku hanya ingin lewat. Sesampainya di
kampung pasti akan ku beritahu semua orang agar tak mengganggu hutan kekuasaanmu,”katanya lagi.

Namun ternyata naga itu tak punya niat baik, dan terus berusaha menyemburkan api ke arah inyik gadang
bahan.
Kini hampir seluruh hutan mulai terbakar karena semburan api sang naga.

Inyik gadang bahan berpikir keras bagaimana mengalahkan naga yang besar. Ia harus cepat sebelum
hutan benar-benar habis karena ulah sang naga.

“naga yang lapar, jangan buang tenagamu. Aku tahu caranya agar perutmu tetap kenyang dan bisa
bertempur dengan kekuatan penuh, “ kata inyik gadang bahan.

Sang naga tertarik dengan perkataan itu dan mulai mendengarkan. Di pasangnya telinga lebar-lebar
menunggu perkataan inyik gadang bahan.

“ di ujung barat hutan ada lembah yang berisi hewan ternak yang gemuk-gemuk. Engkau bisa pergi
kesana dan makan sepuasnya. Setelah engkau cukup kenyang, kita bisa bertarung kembalil, “ ujarnya.

Sang naga menngikuti perkataan inyik gadang bahan dan segera pergi kelembah tersebut karena merasa
sangat lapar. Namun karena terlalu sore, sang naga hanya menemukan seekor sapi saja di lembah itu.

Ternyata para penggembala sudah lebih dulu membawa hewan-hewan ternak mereka sebelum matahari
terbenam. Sontak sang naga yang merasa dibohongi kembali dipenuhi amarah.

Di tempat lain, inyik gadang bahan bergegas memadamkan api dihutan dan kembali kekampung. Ia
memberi tahu semua oerang tentang keberadaan naga yang jahat.

Inyik gadang bahan meminta warga tak menyalakan penerang pada malam hari.kemudian jika sang naga
datang, semua warga harus menyelamatkan diri ke dalam gua dikaki bukit yang ada di ujung kampung.

Malam pun tiba dan sang naga mulai terlihat terbang di sekitar kampung. Karena gelap, sang naga tak
melihat keberadaan kampung itu.

Naga yang marah menyemburkan api keberbagai arah. Akhirnya terlihat atap perkampungan yang ia cari
dari tadi.
“wahai warga kampung, terima lah nasibmu untuk menjadi santapanku !!!”kata naga sambil terbang
kearah kampung.

Inyik gadang bahan yang melihat hal itu segera memberi tanda. Kentongan pun dibunyikan agar warga
menyelamatkan diri.

Sementara naga mulai menyemburkan api dan menghancurkan perkampungan. Warga kampung yang
melihatnya menjerit-jerit dan menangis, terutama wanita dan anak-anak yang ketakutan.

Akhirnya inyik gadang bahan memutuskan untuk memancing sang naga beranjak dari kampung. Ia
menantang sang naga untuk mengejarnya ke lembah tempat padang pengembalan.

Sang naga yang diliputi amarah mengejarnya sambil terus menyemburkan api. Sampai di lembah, inyik
gadang bahan mendapat celah dan berhasil menebaskan kapak ke ekor sang naga.

Hal itu membuat inyik gadang bahan makin bersemangat untuk mengalahkan sang naga. Saat sang naga
lengah, akhirnya ia bisa menebaskan kapaknya ke bagian tubuhnya. Sang naga pun bisa dikalahkan.

Naga besar itu melikuk kesakitan dan banyak mengeluarkan darah. Darah itu menggenangi tanah,
dibagian kepala dan ekor sang naga.

Tempat naga meliukkan tubuhnya berubah menjadi dua buah cerukan yang sangat besar. Sementara bekas
genangan darah terisi air dan berubah menjadi dua buah danau.
Danau inilah yang kemudian dikenal sebagai danau Kembar di Sumatera Barat. Danau atas adalah tempat
kepala naga, sementara Danau Bawah adalah tempat ekornya.

Di dekat danau, padang penggembalaan tempat pertarungan terjadi dikenal dengan nama Alahan Panjang,
sementara lembahnya di kenal dengan nama Lembah Gumanti dari istilah lembah naga yang mati.

Alamat Danau Kembar: Terletak di nagari alahan panjang,kecamatan lembah gumanti, kabupaten solok,
provinsi sumatera barat, indonesia.

By: Anjar tri wibowo 

Anda mungkin juga menyukai