Anda di halaman 1dari 6

GAS IV

ederhana
Konteks

Oleh:
1
A. HarisWatoni
Dini KurniaWati
Meta Juniastri
PENERBIT: YRAMA WIDYA

A. Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit


Istilah larutan tentunya tidak asing lagi bagi anda. Ketika Ananda melarutkan gula. Namun, tahu anda bahwa ada larutan yang bersifat menghantar listrik? larutan seper
disebut larutan Elektrolit. Seperti apakah larutan elektrolit itu?
Tidak perlu jauh-jauh untuk mencari contoh larutan elektrolit. Ya, karena larutan elektrolit ada di dalam tubuh kita sendiri. Darah dan cairan sel di tubuh manusia membe
system larutan elektrolit yang sangat diperlukan dalam metabolisme tubuh. Buktinya, keringat yang keluar dari tubuh manusia mengandung garam hasil ekskresi. Larutan g
tersebut merupakan larutan elektrolit. Itu lah sebabnya kita sering mendengar ada orang yang tersengat aliran listrik. Hal itu terjadi akibat adanya larutan elektrolit dalam tu
manusia.
Apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? Apa saja manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan? Anda dapat mengetahuinya dalam bab ini.
Berdasarkan kemampuanya menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit. Larutan elektrolit ad
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sementara itu, berdasarkan keku
menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dibagi menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat mempunyai kemam
menghantarkan listrik lebih tinggi dari pada elektrolit lemah.

B. Pengantar Mengenai Daya Hantar Listrik


TUGAS IV
MATA KULIAH: PPBA (KIMIA)
Dosen Pengampu: Dr. Florida Doloksaribu, M.Si

KELOMPOK III
1. Tiras Balyo
2. Penike Rerei
3. Anna K. Yeninar

Oleh:

Buku 3
Muchtaridi
PENERBIT: YUDHISTIRA

A. Larutan elektrolit dan nonelektrolit

Berdasarkan kemampuanya menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit. Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Sementara itu, berdasarkan kekuatan menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dibagi menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dan
elektrolit lemah. Elektrolit kuat mempunyai kemampuan menghantarkan listrik lebih tinggi dari pada elektrolit lemah.
1. Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dilakukan dengan pengujian menggunakan rangkaian listrik sederhana.
Jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit, maka lampu akan menyala. Lampu menyala merupakan ciri bahwa larutan tersebut dapat
menghantarkan arus listrik atau bersifat sebagai konduktor listrik. Akan tetapi, jika elektroda dicelupkan kedalam larutan non elektrolit, maka lampu tidak
akan menyala. Ketidakmampuan larutan elektrolit menyalakan lampu merupakan ciri bahwa larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Hal lain yang dapat diamati untuk membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit adalah ada tidaknya gelembung gas pada saat pengujiannya
menggunakan rangkaian listrik. Pada larutan elektrolit muncul gelembung gas, sedangkan larutan non elektrolit tidak menghasilkan gelembung gas.
Contoh larutan elektrolit adalah larutan natrium klorida (NaCl), larutan kalium hidroksida (KOH), larutan magnesium klorida (MgCl 2), larutan asam
sulfat (H2SO4), larutan ammonia (NH3), dan larutan asam cuka (CH 3COOH). Adapun contoh larutan non elektrolit adalah larutan etanol (C 2H5OH0), larutan
gula (C12H22O11), dan larutan urea (CO(NH2)2.
2. Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
Membedakan larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah juga dapat dilakukan dengan pengujian menggunakan rangkaian listrik sederhana.
Senyawa yang termasuk elektrolit kuat adalah asam kuat, basa kuat, dan garam dari asam kuat dan basa kuat. Contohnya H 2SO4, KOH, NaCl, dan
MgCl2. Sementara itu, senyawa yang termasuk elektrolit lemah adalah halide logam berat, asam dan basa organik dan H2O. Contohnya CH3COOH, NH3,
AgCl, PbCl2, dan H2O.

B. Sifat hantar listrik larutan elektrolit


Pada saat senyawa-senyawa seperti NaCl, HCL, dan H2SO4 dilarutkan dalam air, senyawa-senyawa tersebut akan terionisasi membentuk ion-ion. Adanya
ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
Semakin banyak jumlah ion yang terkandung dalam larutan elektrolit, maka akan semakin tinggi pila daya hantar listriknya. Sumber larutan elektrolit
adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Bagaimana reaksi ionisasi dari senyawa-senyawa elektrolit tersebut?
1. Reaksi ionisasi pada senyawa ion
Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut juga reaksi disosiasi. Senyawa ion tersusun atas ion positif (kation) dan ion negative (anion). Senyawa ion akan
terurai menjadi ion-ionnya ketika dilarutkan dalam air. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas. Amati contoh-contoh reaksi ionisasi!
K2Cl (s) -> 2K+ (aq) + SO42-(aq)
Ion-ion tidak selalu bebas sama sekali ketika senyawa ion terdisosiasi dalam air. Ion-ion tersebut akan dihalangi oleh molekul-molekul air sehingga
dikatakan akan terhidrasi. Hal tersebut ditandai dengan tulisan (aq) dibelakan lambing ion-ion tersebut. Misalnya, ionisasi padatan natrium klorida dalam air
dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut
NaCl (s) -> Na+ (aq) + Cl- (aq)
Selain dalam bentuk larutan, senyawa ion dalam bentuk lelehan juga dapat menghantarkan listrik pada saat meleleh, senyawa ion akan terurai menjadi
ion-ionnya yang bergerak bebas. Adapun padatan senyawa ion tidak dapat menghatrakn listrik karena ion-ion yang menyusunnya tidak dapat terurai. Dalam
bentuk padatan, ion-ion tidak dapat bergerak bebas.

2. Reaksi ionisasi pada senyawa kovalen


Ionisasi atau terbentuknya ion-ion dalam larutan tidak tidak terbatas untuk senyawa ion saja. Zat yang merupakan molekul kovalen yang bereaksi
dengan air juga akan menghasilkan ion-ion sehingga senyawa kovalen juga merupakan suatu elektrolit, contohnya adalah HCl. Jika gas HCl dilarutkan
dalam air, akan terjadi reaksi sebagai berikut.
HCl (aq) + H 2 O (aq) -> H3O+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi ionisasi pada senyawa kovalen terjadi karena adanya perpindahan proton atau ion hydrogen (H +) molekul HCl ke molekul air sehingga
menghasilkan ion hidronium (H3O+) dan ion klorida (Cl-). Jika HCl dilarutkan dalam air, akan menjadi reaksi kimia dan terurai menjadi ion-ion walaupun
HCl merupakan molekul netral. Berikut contoh contoh reaksi ionisasi senyawa kovalen lainya:
H3PO4 -> 3H+ + PO43-

H2SO4 -> 2H+ SO42-


3. Kekuatan larutan elektrolit
Kekuatan ionisasi suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (a). Nilai derajat ionisasi merupakan
perbandingan antara jumlah mol yang terionisasi dengan jumlah mol yang dilarutkan.
Derajat ionisasi elektrolit kuat adalah 1 atau mendekati 1, derajat ionisasi elektrolit lemah antara 0-1, sedangkan derajat ionisasi non elektrolit adalah 0.
Nilai tersebut menggambarkan sempurna atau tidaknya suatu reaksi ionisasi. Pada elektrolit kuat, ion-ion akan terionisasi sempurna. Elektrolit lemah hanya
terionisasi sebagian, sedangkan non elektrolit tidak terionisasi.
Sebagai contoh, larutan asam asetat merupakan elektrolit lemah. Hanya sebagian kecil dari molekul asam asetat yang terurai membentuk ion. Misalnya,
dalam larutan CH3COOH 1,0 mhanya sekitar 0,42% yang bereaksi. Sisanya masih tetap berbentuk molekul yang tidak bermuatan.
CH3COOH (aq)+ H2O (aq) -> H3O+(aq) = CH3COO- (aq)
Pada larutan asam asetat, molekul-molekul CH 3COOH akan berpindah ke molekul air dan menghasilkan H 3O+ serta CH3COO- akan tetapi, dalam
larutan tersebut terjadi pertemuan antara ion asetat (CH 3COO-0ndan ion hidronium (H3O+). Jika kedua ion tersebut bertemu, kemungkinan besar dari ion
H3O+ akan melepaskan protonnya ke ion CH3COO- untuk membentuk kembali molekul-molekul CH 3COOH dan H2o sehingga dalam larutan tersebut ada
dua reaksi yang berjalan bersamaan.
Nilai ionisasi dapat menjelaskan kekuatan nyala dan banyaknya gelembung pada uji daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit.
Elektrolit kuat akan memberikan daya hantar terbesar Karena mempunyai derajat ionisasi (a) sama dengan 1 atau mendekati 1.
Bagaimana jika ada dua atau lebih elektrolit kuat yang a-nya sama, larutan manakah yang daya hantarnya terbesar? Ternyata, daya hantar listrik larutan
elektrolitjuga dipengaruhi oleh konsentrasi larutan elektrolit dan jumblah ion dalam larutan elektrolit tersebut. Semakin besar hasilnya kali konsentrasi dan
jumblah ion, maka daya hantar akan semakin besar.
Bagaimana menentukan jumlah ion dari suatu molekul elektrolit yang terionisasi? Sebagai contoh, jumlah ion dari molekul K2SO4 yang terionisasi
adalah sebagai berikut.
K2SO4 -> 2K+ + SO42-
Jimblah ion K+ adalah 2 dan jumlah ion SO42- adalah 1. Jadi, sebuah molekul K 2SO4 yang terionisasi akan menghasilkan 3 ion. Elektrolit yang pada saat
molekulnya terionisasi menghasilkan 3 ion disebut elektrolit terner. Semnetara itu jika menghasilkan 2 ion disebut elektrolit biner, dan jika menghasilkan 4
ion disebut elektrolit kuartener.
4. Bagaimana larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
Pada saat electrode yang terhubung dengan rangkaian listrik dicelupkan kedalam larutan elektrolit, ion-ion yang bergerak bebas akan menuju elektrode
bermuatan. ion-ion positif akan menuju electrode negative (katode) dan ion-ion negative akan menuju electrode positif (anode).
Sebagai contoh, jika larutan dalam bejana diatas adalah larutan CuCl 2, maka dalam larutan akan terbentuk ion Cu2+ dan ion Cl- dengan reaksi sebagai
berikut.
CuCl2 (aq) -> Cu2+(aq) + 2Cl-(aq)
Ion-ion Cu2+ akan menuju katode, sedangkan ion-ion Cl - menuju kadoe. Pada anode, ion-ion Cl - akan melepaskan elektron sehingga terbentuk
gelembung gas Cl2. Reaksinya disebut reaksi oksidasi yang dapat kita tulis sebagai berikut.
2Cl- (aq) -> Cl2(g) + 2e_
Elektron yang dilepaskan dianode akan mengalir melalui kawat penghantar menuju katode pada katode, electron-elektron akan ditangkap oleh ion-ion
Cu2+ sehingga ion Cu2+ berubah menjadi atom Cu. Reaksinya disebut reaksi reduksi yang dapat kita tulis sebagai berikut.
Cu2+(aq) + 2e_ -> Cu(s)
Proses di atas akan terus berjalan sehingga terbentuk aliran elektron (arus listrik) dari anoda ke katoda. Aliran listrik ini akan terhenti jika semua ion
dalam larutan telah berubah menjadi partikel netral. Artinya, tidak ada lagi ion negatif yang dapat memberikan elektron dan ion positif yang dapat
menerima elektron.

Anda mungkin juga menyukai